Sikap keteladanan yang dicontohkan oleh nabi yahya a.s. adalah

Jakarta -

Nabi Yahya alaihissalam merupakan putra dari Nabi Zakaria. Allah SWT pun mengisahkan kehidupan nabi Yahya dan hikmahnya dalam Al Quran. Seperti apa?

Kisah nabi Yahya ditulis dalam Al Quran di surat Maryam. Dalam surat Allah berfirman bahwa Nabi Yahya merupakan anak yang dididik baik sejak kecil. Ia bahkan terpelihara dari perbuatan syirik dan maksiat.

Arab: يٰيَحْيٰى خُذِ الْكِتٰبَ بِقُوَّةٍ ۗوَاٰتَيْنٰهُ الْحُكْمَ صَبِيًّاۙ وَّحَنَانًا مِّنْ لَّدُنَّا وَزَكٰوةً ۗوَكَانَ تَقِيًّا ۙ

Latin: yā yaḥyā khużil-kitāba biquwwah, wa ātaināhul-ḥukma ṣabiyyā
wa ḥanānam mil ladunnā wa zakāh, wa kāna taqiyyā

Artinya: Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh." Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak, dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa"

Selain itu, Kisah Nabi Yahya juga dikisahkan merupakan anak yang taat kepada kedua orang tuanya. Ia juga tak sombong dan durhaka kepada yang melahirkannya.

Hanya saja, ketika dewasa Nabi Yahya yang merupakan utusan Allah SWT dibunuh oleh Raja Herodes. Hal itu lantaran, Nabi Yahya menyampaikan larangan Allah untuk menikahi anak tirinya sendiri.

Mendengar larangan itu, Raja Herodes marah dan membunuhnya. Tak hanya itu, Raja juga ingin membunuh Nabi Zakaria namun atas izin Allah SWT Nabi Zakaria bersembunyi di dalam sebuah pohon.

Kebingungan melihat hal itu, para petugas yang mencari Nabi Zakaria menilai bahwa Nabi Zakaria memiliki sihir. Dibelahnya pohon tersebut dan ditemuka Nabi Zakaria meninggal di dalamnya.

Kisah Nabi Yahya difirmankan Allah SWT dalam Al Quran. Allah berfirman bahwa Nabi Yahya dan Zakaria meninggal dalam keadaan sahid karena menegakkan agama Allah.

Arab: وَسَلٰمٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوْتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا

Latin: wa salāmun 'alaihi yauma wulida wa yauma yamụtu wa yauma yub'aṡu ḥayyā

Artinya: Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali.

Nah, semoga kisah Nabi Yahya bisa menambah iman kita ya!

(pay/erd)

Artikel ini mengulas kisah hidup nabi Yahya AS, putra nabi Zakariyya AS. Sifat-sifat kenabiannya sarat akan teladan baik yang patut dicontoh. Allah Swt. menurunkan kepadanya 5 perintah yang harus dilaksanakan olehnya dan umatnya.

Beritaku.id, Kisah Para NabI dan Rasul – Segala hal yang ada di dunia adalah ciptaan Allah SWT. Keberadaan semua makhluk adalah kehendak dari sebab yang tidak berpenyebab.

Oleh Riska Putri (Penulis Kisah Para Nabi Dan Rasul)

Allah SWT tidak memiliki anak, tidak pula Ia di peranakkan. Namun Ia menciptakan manusia sebagai gambaran diri-Nya. Memberikan wujud relatif kepada manusia berdasarkan wujud-Nya yang hakiki.

Sikap keteladanan yang dicontohkan oleh nabi yahya a.s. adalah

Dengan demikian, jelas bahwa di ciptakannya manusia oleh Allah SWT tidak nihil dari tujuan. Apakah tujuan tersebut?

Sikap keteladanan yang dicontohkan oleh nabi yahya a.s. adalah

Dalam berbagai literatur, di sebutkan bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk menjadi khilafah. Sebagai khilafah, yang memiliki arti pemimpin, manusia di ciptakan untuk menjadi roda kemudi jalannya dunia, membawakan keteraturan pada dunia melalui anugerah berupa akal budi pada pikiran.

Sikap keteladanan yang dicontohkan oleh nabi yahya a.s. adalah

Di sisi lain, akal budi tanpa pengetahuan adalah sia-sia. Allah SWT adalah Tuhan yang maha mengetahui, pengetahuan-Nya meliputi semua hal yang ada di alam semesta.

Sikap keteladanan yang dicontohkan oleh nabi yahya a.s. adalah
Ilustrasi Dakwah

Permasalahannya, bagaimanakah pengetahuan ini di sampaikan kepada manusia? Untuk itulah Allah SWT kemudian memilih manusia pilihan, untuk mengemban tugas sebagai nabi.

Nabi merupakan orang-orang pilihan yang bertugas menyampaikan syari’at. Berkomunikasi dengan Allah SWT melalui perantaraan malaikat-Nya, memberikan rute kehidupan pada manusia agar tidak salah mengambil jalan.

Salah satu dari ratusan nabi tersebut adalah nabi Yahya AS. Siapakah beliau? Simak penjelasannya di artikel ini.

Nama Kaum dan Lokasi Dakwah Nabi Yahya

Nama Yahya AS di sebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak lima kali, dan kisahnya di sebutkan dalam surah Ali ‘Imran ayat 39, Maryam ayat 7 dan ayat 12-15, serta Al-Anbiya’ ayat 89-90.

Lahir dari pasangan nabi Zakariyya AS dan Elisyeba, Beliau merupakan bagian anggota Suku Lewi dari bangsa Bani Israil. Beliau mendapatkan mandat untuk meneruskan dakwah yang sebelumnya di laksanakan oleh para pendahulunya, seperti nabi Musa AS dan ayahnya sendiri, nabi Zakariyya AS.

Sikap keteladanan yang dicontohkan oleh nabi yahya a.s. adalah
Ilustrasi Nabi Zakkariya Yang Memiliki Seorang Putra Di Usia Yang Sangat Tua

Nabi Yahya AS berdakwah kepada kaum Bani Israil pada masa Kekaisaran Romawi kedua, di bawah pimpinan Kaisar Tiberius (berkuasa 14-37M).

Beliau di tugaskan untuk berdakwah di Provinsi Iudaea (sekarang Palestina), yang saat itu tengah di rundung kezaliman prefek (Wali Negeri) bernama Pontius Pilatus.

Dalam berdakwah, Beliau di kenal sebagai pribadi yang sangat tegas. Tiada omong kosong yang dapat menggentarkan hatinya, melainkan hanya rasa takut pada azab Allah SWT yang bisa menggerakan dirinya.

Baca Juga Beritaku: Dakwah Nabi dan Rosul: Perbedaan, Jenis, dan Lokasi

Kelahiran dan Kisah Kelahiran hingga Wafat Nabi Yahya

Dalam Al-Qur’an, di kisahkan bahwa nabi Zakkariya AS merupakan wali dan penjaga Maryam bin Imran, yang merupakan ibunda dari nabi Isa AS sekaligus sepupu istrinya, Elisyeba.

Maryam bin Imran sendiri adalah seorang wanita yang begitu di cintai Allah SWT, yang sejak lahir telah di karunia berbagai mukjizat.

Salah satu bentuk mukjizat tersebut adalah Allah SWT menghidangkan buah-buahan yang bukan musimnya kepada Maryam, melalui perantaraan malaikat Jibril.

Nabi Yahya AS pada suatu hari melihat hal tersebut saat mengunjungi Maryam di ruang ibadahnya, kemudian bertanya dari manakah buah-buahan itu berasal.

Maryam lalu menjawab bahwa buah-buahan itu adalah pemberian Allah SWT, ganjaran atas kesalehannya.

Melihat hal tersebut, hatinya yang tengah di rundung kekhawatiran tertegun, ia kemudian pergi ke ruang ibadahnya untuk berdoa kepada Allah SWT.

Di dalam ruang ibadahnya, nabi Zakariyya AS berdoa dengan suara lembut, memohon belas kasihan Allah SWT untuk menganugerahkan seorang putra baginya.

Keinginannya untuk memiliki putra di dasari kekhawatiran atas kerabatnya sepeninggal dirinya.

Ia khawatir bahwa kerabatnya tidak mampu mengurus dan memandu Bani Israil untuk menegakkan hukum-hukum Allah, dan tergelincir pada kemurtadan.

Doanya kemudian di jawab oleh Allah SWT. Saat bertugas untuk membakar ukupan di dalam Baitul Maqdis, nabi Zakkariya AS di datangi oleh malaikat Jibril.

Awalnya Nabi Zakkariya Tidak Percaya Akan Dikaruniai Seorang Anak

Jibril membawakan kabar bahwa nabi Zakkariya AS akan di karuniai seorang anak yang kuat dan berkuasa seperti nabi Ilyas AS.

Awalnya, nabi Zakariyya AS tidak mempercayai hal tersebut. Alasannya karena saat itu ia telah berusia senja (77 atau 92 tahun), dan istinya adalah seorang wanita mandul.

Malaikat Jibril kemudian membalas bahwa nabi Zakkariya AS tidak akan bisa berbicara sampai anaknya lahir, karena dia tidak percaya dengan kabar yang di bawa oleh sang malaikat.

Benar saja, nabi Zakkariya AS kemudian kehilangan kemampuannya untuk berbicara, menjadi bisu hingga puteranya lahir ke dunia.

Pada mulanya, kerabat nabi Zakariyya AS hendak menamai anak itu Zakariyya, sebagaimana nama bapaknya. Hal ini di tolak oleh ibundanya, Elisyeba, yang ingin memberinya nama Yahya.

Kerabatnya membalas bahwa tidak ada yang memiliki nama seperti itu di keluarga besar mereka. Lalu di turunkanlah ayat yang menyatakan bahwa nama tersebut adalah pemberian dari Allah SWT.

Al-Qur’an surah Maryam ayat 7 berbunyi yang artinya “Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya”. Hal ini merujuk pada pemberian nama “Yahya” oleh Allah SWT kepada putera semata wayang nabi Zakariyya AS.

Meskipun seruan dan dakwah Beliau tidak di sebutkan dalam Al-Qur’an, sebuah hadits meriwayatkan bahwa pada suatu hari nabi Yahya AS mengumpulkan Bani Israil di Baitul Maqdis sampai penuh sesak.

Disana, beliau menyampaikan lima hal untuk di laksanakan, yaitu:

  1. Hanya menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain.
  2. Shalat.
  3. Puasa.
  4. Sedekah.
  5. Berdzikir.

Ketegasan Dalam Berdakwah Dan Makam Nabi Yahya AS

Dalam berdakwah, nabi Yahya AS terkenal sangat tegas, tak ada yang di takutinya selain murka Allah SWT. Hal ini membawanya bertentangan dengan Herodes Antipas, tetrark (semacam Gubernur) kawasan Galilea dan Perea.

Beliau di ketahui mengecam Herodes yang menikahi keponakannya sendiri, Herodias. Karena hal ini, Herodes kemudian memerintahkan prajuritnya untuk menangkap dan memenjarakan nabi Yahya AS.

Namun, Herodes juga menyuruh para penjaga penjara untuk menjaga baik-baik keselamatan nabi Yahya AS di tahanan, karena ia mengetahui bahwa Beliau adalah orang baik.

Herodes bahkan menentang keinginan istirnya, Herodias, yang menginginkan kematian nabi Yahya AS.

Hingga saat perayaan ulang tahun Herodes, ia berjanji akan mengabulkan permintaan Herodias di hadapan khalayak ramai.

Herodias yang merasa di beri angin, kemudian menyampaikan bahwa ia menginginkan kepala nabi Yahya di suguhkan kepadanya di atas nampan.

Herodes yang kadung berjanji di depan umum, tidak bisa menjilat ludahnya sendiri. Dengan terpaksa ia memerintahkan prajuritnya untuk memenggal kepala nabi Yahya AS, kemudian menyuguhkannya pada Herodias.

Mendengar kabar kematian nabi Yahya AS, murid-muridnya mendatangi istana Herodes untuk mengambil jenazahnya, kemudian menguburkannya.

Terdapat beberapa tempat yang di yakini sebagai makam nabi Yahya AS, sebagai berikut:

  • Masjid Nabi Yahya di desa Sebastia, provinsi Tepi Barat, Palestina. Di yakini sebagai tempat di makamkannya tubuh Beliau.
  • Masjid Agung Umayyah, Damaskus, Syria. Di yakini sebagai tempat di makamkannya kepala nabi Yahya AS.
  • Beberapa tempat lain yang di klaim menyimpan bagian tubuh nabi Yahya AS:
  • Biara Ortodoks Serbia Cetinje, Montenegro.
  • Istana Topkapi, Istanbul,
  • Skete Prodromos, Gunung Athos.
  • Gereja Apostolik Armenia Santo Yohanes, Chinsurah, Benggala Barat.

Sifat dan Ciri Kepribadian Nabi Yahya

Dalam literatur Islam, di katakan bahwa nabi Yahya AS merupakan sosok berhati lembut. Saking lembut hatinya, beliau tidak sanggup menyebut surga dan neraka ketika sedang berdakwah.

Hal ini di karenakan, setiap kali mengingat tentang surga dan neraka, Beliau akan menangis. Hatinya tersentuh atas nikmat surga yang di janjikan pada orang-orang soleh, lalu juga di cekam rasa takut dan sedih mengingat siksa neraka yang niscaya.

Sifat lainnya dari nabi Yahya AS adalah zuhud atas dunia. Beliau menyadari bahwa dunia bersifat fana, sejatinya dunia tak lebih dari tempat persinggahan semata.

Sejak kecil, Beliau juga terkenal akan sifat welas asihnya terhadap sesama makhluk ciptaan Allah SWT. Oleh karena sifatnya ini, nabi Yahya AS dijuluki Al-Hanan.

Ketika beranjak remaja, nabi Yahya AS kerap mengungkapkan rasa sayangnya kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya. Beliau mencintai segenap makhluk tanpa kecuali, baik itu manusia, burung-burung, gunung, gurun, hingga binatang buas sekalipun tak luput dari rasa cintanya.

Dikisahkan bahwa suatu ketika, nabi Yahya AS berjalan melewati sebuah hutan. Di tengah jalan, ia berjumpa dengan segerombolan serigala.

Namun saking fokusnya berdzikir menyebut nama Allah SWT, beliau tidak menyadari keberadaan para serigala yang lapar.

Gerombolan serigala itu menyadari bahwa yang mereka temui adalah Yahya AS, sang Al-Hanan yang rela kelaparan demi memberi makan binatang liar.

Mereka kemudian mengurungkan niat menyerang nabi Yahya AS, perlahan mengurungkan diri kembali ke pelukan hutan, dengan senyap agar tidak mengganggu dzikir nabi Yahya AS.

Dikatakan pula bahwa Beliau merupakan sesosok manusia yang tidak pernah melakukan dosa.

Bahkan ketika ia berjumpa dengan iblis, sang iblis justru memberikan nasihat kepada Yahya AS agar tidak makan berlebihan, supaya ia bisa salat dengan khusyu.

Baca Juga Beritaku: Kisah Mukjizat Dari 25 Nabi Dan Rasul Islam

Mukjizat Nabi Yahya

Sebagaimana nabi-nabi Allah SWT lainnya, nabi Yahya AS juga menerima mukjizat sebagai bukti kenabiannya.

Mukjizat pertama yang di terima oleh nabi Yahya AS, adalah kelahirannya. Seperti di sebutkan sebelumnya, Beliau lahir ketika ayahnya, nabi Zakkariya AS, telah berusia senja.

Selain itu, ibundanya juga di katakan sebagai wanita mandul, yang secara logika tidak mungkin mengandung.

Mukjizat kedua yang di terima oleh nabi Yahya AS, adalah kemampuan untuk mengetahui syari’at serta memutuskan perkara sejak ia masih kecil. Beliau terkenal sangat rajin dan gemar membaca.

Kecerdasan yang di milikinya, tidak membuat nabi Yahya AS menjadi jumawa. Sebaliknya, ia semakin takut dan beriman kepada Allah SWT, karena mengetahui esensi eksistensi manusia yang sesungguhnya.

Nabi Yahya AS juga di berikan mukjizat berupa pengetahuan tentang rahasia-rahasia agama. Melalui pengetahuannya ini, Beliau mengenalkan jalan kebenaran pada ummatnya, menghindarkan mereka dari perbuatan-perbuatan bathil.

Kemudian di gabungkan dengan kecerdasannya, nabi Yahya AS memiliki kemampuan untuk menyelesaikan persoalan di antara manusia.

Memutus pertikaian dengan lemah lembut, tanpa menyisakan perasaan negatif di hati yang bersangkutan.

Selain mukjizat, nabi Yahya AS juga menerima janji Allah SWT. Allah Azza Wajalla menjanjikan Yahya AS keselamatan di tiga waktu penting dalam kehidupannya.

Yang pertama, keselamatan di hari kelahirannya. Kedua, keselamatan di hari kematiannya. Dan terakhir, keselamatan di hari kebangkitannya di Padang Mahsyar.

Keteladanan Nabi Yahya

Selain sebagai penyampai syari’at, para nabi Allah SWT juga bertugas sebagai contoh bagaimana seorang manusia harusnya berlaku. Perilaku terpuji para nabi dan rasul disebut dengan akhlak mahmudah atau akhlak karimah.

Sepatutnya perilaku terpuji para nabi dan rasul yang di kisahkan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku terpuji tersebut niscaya membawakan dampak positif dalam kehidupan kita, memberikan kebahagiaan baik di dunia maupuk di akhirat kelak.

Sifat-sifat terpuji yang dapat di teladani dari nabi Yahya AS, antara lain:

  1. Sifat Zuhud.
  2. Al-Hanan (menyayangi semua makhluk).
  3. Sifat rendah hati.
  4. Berani menjalankan perintah Allah SWT, meskipun di rundung ancaman dan marabahaya.
  5. Tidak pernah menyekutukan Allah SWT.
  6. Tidak pernah berbuat perbuatan syirik.
  7. Berbakti kepada kedua orang tua.
  8. Berhati lembut.
  9. Tidak pernah takabur.
  10. Tawadhu.

Demikian kisah keteladanan nabi Yahya AS, semoga dapat menyentuh hati dan menjangkau sanubari. Membawakan kelegaan pada hati yang di rundung gelisah akan hari esok yang tidak jelas.

Berdoalah dengan suara lembut dan sungguh-sungguh, sebagaimana nabi Zakariyya AS berdoa memohon keturunan.

Serta percayakanlah semua keresahan hati pada Allah Azza Wajalla, sebagaimana nabi Yahya AS mempercayakan seluruh kehidupannya pada Sang Pencipta.

Baca Juga Beritaku: Daftar dan Sejarah Singkat Rasul, Pada Kisah 25 Nabi Wajib Dalam Islam

Daftar Pustaka

  1. Kasher, Aryeh dan Eliezer Witztum. 2007. King Herod: A Persecuted Persecutor: A Case Study in Psychohistory and Psychobiography. Berlin: Walter de Gruyter.
  2. Al-Mubarakpuri, Shaykh Safiur-Rahman. 2003. Tafsir Ibn Kathir (Abridged) Volume 10. Riyadh: Darussalam.
  3. Q.S. Ali ‘Imran: 39.
  4. Q.S. Maryam: 7.
  5. Q.S. Maryam: 12-15.
  6. Q.S. Al-Anbiya’: 89-90.
  7. Elliot, Stuart. “Lost Worlds: Knights Templar” Amazon Prime Video, video dokumenter dalam The History Channel, diunggah oleh Amazon.com Services LLC. https://www.amazon.com/Lost-Worlds-Season-1/dp/B00WQQLASC. Diakses pada 09 Februari 2021.
  8. Wibisono, Alga. 2020. Mukjizat yang Diterima 25 Nabi & Rasul dalam Islam, Sebagaimana Disebutkan dalam Alquran. Jawa Timur: Tribun Jatim. Diakses pada 09 Februari 2021.