Sholat dhuha jam 7 pagi apakah boleh?

Moeslimchoice - Shalat dhuha merupakan salah satu salat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Islam. Shalat dhuha dilaksanakan sebagai salah satu bentuk sedekah bagi organ tubuh sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut, “Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua rakaat.” (HR. Muslim)

Berita Terkait

Rezeki Harus Dijemput, Bukan Ditunggu

Agar Rezeki Lancar, Lakukan Ini..

Shalat Dhuha Sebaiknya Rutin atau Sekali-sekali Saja?


Sedangkan dari Abu Buraidah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dalam diri manusia terdapat 360 ruas tulang, wajib bagi semua orang untuk mensedekahi setiap ruas tulangnya.” Para sahabat bertanya: “Siapakah yang mampu melakukan hal itu, wahai Nabi Allah?” Beliau bersabda: “Menutupi ludah di masjid dengan tanah, menyingkirkan sesuatu dari jalan (bernilai sedekah). Jika kamu tidak bisa mendapatkan amalan tersebut maka dua rakaat Dhuha menggantikan (kewajiban)mu.” (HR. Abu Daud)

Tak hanya itu, shalat dhuha juga dapat menjadi sarana bagi umat Islam untuk memohon kemudahan rezeki. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadist berikut ini, “Shalat dhuha itu mendatangkan rezeki dan menolak kemiskinan dan tidak ada yang memelihara salat kecuali hanya orang-orang yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi)

Shalat dhuha dapat dilaksanakan mulai dari pagi hari hingga sebelum datangnya adzan dhuhur. Meskipun demikian, umat Islam hendaknya lebih berhati-hati agar tidak melaksanakan salat dhuha di waktu-waktu yang diharamkan. Lalu sebenarnya kapan saja waktu-waktu diharamkannya pelaksanaan salat dhuha?

Pertama, waktu yang diharamkan untuk melaksanakan shalat dhuha adalah ketika sesudah shubuh hingga matahari terbit. Tepatnya yaitu sekitar pukul 06.00 hingga pukul 07.30 pagi, waktu ini bisa berubah tergantung kesesuaian dengan waktu terbitnya matahari.

Waktu tersebut merupakan waktu-waktu yang diharamkan untuk melakukan shalat sunnah.

Dari Ibnu Abbas berkata, “Datanglah orang-orang yang diridhai dan ia ridha kepada mereka yaitu Umar, ia berkata bahwasanya Nabi SAW melarang salat sesudah shubuh hingga matahari bersinar, dan sesudah ashar hingga matahari terbenam.” (HR. Bukhari)

Kemudian dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan shalat dhuha (pada waktu yang belum begitu siang), maka ia berkata, “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa salat dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama. Karena sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Salatnya orang-orang yang kembali kepada Allah adalah pada waktu anak-anak unta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari.” (HR. Muslim)

Sedangkan dari Ibnu Umar berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Apabila sinar matahari terbit maka akhirkanlah (jangan melakukan) shalat hingga matahari tinggi. Dan apabila sinar matahari terbenam, maka akhirkanlah (jangan melakukan) shalat hingga matahari terbenam’.” (HR. Bukhari).

Selanjutnya waktu kedua yang diharamkan untuk melakukan shalat dhuha adalah ketika memasuki waktu matahari berada di atas kepala kita hingga tergelincirnya matahari. Tepatnya mulai pada sekitar pukul 11.30 hingga pukul 12.15 (tergantung waktu tergelincirnya matahari).

Demikianlah dua waktu dimana salat dhuha menjadi haram untuk dilakukan. Yaitu pada saat shubuh hingga matahari terbit tepatnya pukul 06.00 hingga pukul 07.30 pagi. Kemudian waktu yang kedua yaitu saat memasuki waktu matahari di atas kepala kita hingga tergelincirnya matahari, tepatnya pukul 11.30 hingga pukul 12.15. Sebab pada saat itu setan sedang mengikuti waktu-waktu tersebut.

 

Wallahu a’lam.

 

tirto.id - Sholat dhuha adalah salat yang dikerjakan pada waktu duha, setelah matahari terbit hingga sebelum tergelincir. Karena adanya waktu-waktu terlarang, umat Islam perlu mengetahui batas waktu sholat dhuha.

Salat duha dikerjakan minimal 2 rakaat, sedangkan yang paling utama adalah yang terbanyak, 8 rakaat. Salat ini sebaiknya dilakukan dengan 2 rakaat sekali salam.

Kedudukan salat duha istimewa karena salat ini diwasiatkan oleh Nabi Muhammad saw. kepada Abu Hurairah. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah berwasiat tiga hal, "yang pertama puasa tiga hari setiap bulan, yang kedua dua rakaat duha (setiap hari), dan yang ketiga salat witir sebelum tidur".


Keutamaan salat duha adalah, orang yang mengerjakannya berpeluang mendapatkan ampunan Allah atas dosa-dosanya pada masa lalu. Nabi Muhammad menyampaikan, “Siapa yang membiasakan diri (untuk menjaga) salat duha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (H.R. At-Tirmizi).

Waktu Salat Duha


Seperti dikitip dari "Waktu Shalat Dhuha dalam Kajian Fiqih" oleh M Tatam Wijaya di NU online, Syekh Hasan bin ‘Ammar dalam kitab Maraqil Falah, menyebutkan duha adalah nama waktu yang diawali dengan naiknya matahari hingga sebelum tergelincir.

Syekh Muhammad bin Abdullah Al-Kharasyi Al-Maliki dalam Syarh Mukhtashar Khalil, menerangkan terdapat tiga waktu antara terbit hingga tergelincirnya matahari.

Yang pertama, adalah dhohwah, yaitu waktu saat matahari terbit hingga naik. Kedua, waktu duha, yaitu waktu ketika naiknya matahari hingga tepat di atas langit. Ketiga, waktu dhaha yang dimulai sejak habis waktu duha hingga tergelincir matahari.

Waktu salat duha penting untuk diketahui, karena terdapat waktu-waktu khusus kala umat Islam dilarang mengerjakan salat. Waktu-waktu itu adalah (1) setelah salat subuh sampai matahari naik sekitar satu anak panah, (3) waktu matahari tepat di atas kepala sampai waktu zuhur, (4) waktu matahari berwarna kekuningan (setelah asar) sampai terbenamnya matahari.

Dari ketiga waktu tersebut, yang berkaitan dengan salat duha adalah waktu pertama dan kedua. Diriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Amir al-Juhani, "Tiga waktu yang Rasulullah saw. melarang kami untuk salat dan menguburkan orang mati: Ketika matahari terbit sampai naik (sedikit), ketika matahari berada titik tertinggi sampai tergelincir, dan ketika matahari condong untuk terbenam sampai terbenam" (H.R. Muslim).

Baca juga: Salat Duha: Bacaan Niat, Jumlah Rakaat, dan Keutamaannya


Lalu, kapan tepatnya waktu duha, ketika naiknya matahari hingga tepat di atas langit ini? Terkait hal ini, umat Islam dapat memantau jadwal imsakiyah.

Waktu awal duha adalah waktu syuruq (terbitnya matahari) ditambah 15 hingga 20 menit. Misalnya, jika waktu syuruq (terbit) adalah pukul 05.53, maka setelah ditambah 20 menit waktu duhanya adalah pukul 06.13.

Demikian pula menentukan waktu akhir salat duha, yaitu sekitar 15 menit sebelum salat zuhur.

Cara lainnya adalah melihat bayangan suatu benda. Jika panjang bayangan sudah sama dengan tinggi bendanya, maka berarti sudah masuk waktu duha. Hanya saja, cara terakhir ini sangat bergantung pada cuaca dan kondisi matahari sehingga kurang praktis atau tidak dapat dipakai sewaktu-waktu.


Baca juga artikel terkait SHOLAT DHUHA atau tulisan menarik lainnya Febriansyah

(tirto.id - Sosial Budaya)

Kontributor: Febriansyah
Penulis: Febriansyah
Editor: Fitra Firdaus
Penyelaras: Ibnu Azis

Apakah boleh sholat dhuha jam 7 pagi?

Dengan kata lain, sholat dhuha sudah bisa dilaksanakan saat matahari menampakkan sinarnya. Waktu tersebut kurang lebih pada pukul 07.00 WIB. Waktu afdhal pelaksanaan sholat dhuha adalah pukul 8-9 pagi.

Apakah jam 6 sudah bisa sholat dhuha?

Mulai jam 6 pagi itulah umat Islam sudah boleh melaksanakan sholat dhuha. Yang perlu diingat adalah tidak diperbolehkan untuk melaksanakan sholat dhuha tepat saat matahari terbit atau ketika waktu syuruq.

Sholat dhuha di mulai dari jam berapa?

Waktu sholat dhuha dimulai setelah matahari terbit secara utuh. Menurut para ulama adalah 15 menit setelah matahari syuruq (terbit) karena posisinya mulai meninggi. Maka, jam sholat dhuha yaitu dimulai sekitar jam 08.00 pagi.

Sholat Jam 6 pagi sholat apa?

Sholat syuruq adalah sholat sunnah yang dikerjakan sejak matahari terbit atau setelah terlewatnya waktu yang dilarang untuk sholat. Ibadah sunnah ini dapat dikerjakan dalam dua rakaat diawali dengan membaca niat sholat syuruq.