Seni yang menggunakan media tubuh dan gerak disebut

Seni yang menggunakan media tubuh dan gerak disebut

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Mengutip dari Serupa, Seni tarii adalah cabang seni yang mengungkapkan keindahan, ekspresi, hingga makna tertentu melalui media gerak tubuh yang disusun dandiperagakan sedemikian rupa untuk memberikan penampilan dan pengalaman yang menyenangkan atau menumbuhkan horison baru bagi penontonnya.

Seni yang menggunakan media tubuh dan gerak disebut

Ada dua hal yang paling mendasar dalam tari, yaitu gerak dan ritme. Seorang seniman dari Jerman, Curt Sachs, mendefinisikan tari sebagai gerak yang ritmis. Selain Curt Sachs, beberapa tokoh tari juga memberi definisi tantang seni tari. Semuanya mengandung unsur gerak dan ritme. 

Berikut ini adalah definisi seni tari dari beberapa tokoh terkemuka.

Menurut GBPH Suryodiningrat, tokoh tari terkemuka dari Yogyakarta, mendefinisikan bahwa tari sebagai gerakan-gerakan seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu.

Kemudian Sudarsono, tokoh tari yang juga dari Yogyakarta, mendefinisikan tari sebagai ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak ritmis yang indah. 

Kamaladevi, tokoh tari dari India, mengatakan tari adalah gerakan tubuh yang lama-kelamaan terlihat mengarah pada bentuk-bentuk tertentu. 

Dari definisi yang ada di atas, semuanya mengandung kata gerak. Kenapa? Karena gerak merupakan unsur utamanya seni tari. Selain gerak, ada unsur lagi yang menjadi pelengkap dan memperindah gerak, yaitu ritme/irama. 

Dari kombinasi kedua unsur inilah, sehingga seni tari bisa dikatakan bahwa tari adalah susunan gerak anggota tubuh manusia yang ekspresif, indah dan berirama, juga selaras dengan musik. Ditambah dengan tata rias dan busana yang harmonis. 

Menari dapat dilakukan dengan menggerakkan bagian tubuh manapun, meski beberapa tarian menekankan pada gerakan bagian tubuh tertentu. Misalnya, ada tarian yang hanya berfokus pada gerakan tangan, kaki, kepala, badan, bokong atau bahu.

Penari dapat mengekspresikan keinginan mereka secara bebas melalui bagian tubuh mana pun. Dalam menari, gerakan anggota badan biasanya berhubungan dengan pola lantai. Untuk lebih jelasnya lihat di bawah ini:

Kepala dapat menghasilkan berbagai bentuk gerakan, seperti gerakan leher, ekspresi wajah, dan mata (gerakan dan arah pandangan mata). Tarian-tarian di pulau Jawa banyak menggerakan gerak kepala (dikenal dengan pacak gulu), seperti gerak pada kepala ke depan secara cepat dengan cara memanjangkan leher kemudian ditarik kembali ataupun gerak menoleh dengan variasi. Tolehan kepala dengan 'mematahkan' leher disebut coklekan.

Selain gerakan kepala, ekspresi wajah, seperti senang, sedih, marah, semangat, dll, juga didapat dari kepala. Ekspresi mata menambah kekuatan pada ekspresi wajah yang ditampilkan. Misalnya, tatapan marah, sorot mata berwibawa atau sorot mata yang memancarkan kesedihan dan kegembiraan. Wajah dan mata juga bisa menggambarkan ketakutan, kecemasan dan kebingungan.

Saat penari menggerakkan tubuhnya, tariannya terlihat sangat indah. Misalnya saat tubuh membungkuk ke kiri dan ke kanan, mendorong perut ke kiri dan ke kanan, dan kontraksi otot perut pada tari modern. Ada juga ngeseh di Bali, gitek dalam bahasa Sunda, mengangkat bahu dengan gaya tari Jawa Timur dan sebagainya.

Tangan adalah ekstremitas dengan beberapa perubahan gerakan. Kemungkinan menari tanpa gerakan tangan sangat kecil. Di sisi lain, ada beberapa tarian yang dinamai dengan gerakan tangan, seperti Tari Saman dan Tari Seribu Tangan.

Dalam tarian ini, tangan memainkan peran yang sangat penting, dan gerakan lainnya hanya saling melengkapi.

Seorang penata tari dari Yogyakarta pernah membuat tari yang terinspirasi dari pose dan atau gerak telapak dan jari-jari tangan. Dari dua pose ngruji, Indiartari Kussnowari membuat sebuah tarian bernama tari Putri Ngruji. Dari gerak sembah, dibuatlah tari Sembah yang disusun oleh Pulung. Dipadukan dengan gerak anggota badan lain, gerak ngruji dan sembah menjadi tarian yang amat indah. 

Kaki adalah bagian yang sangat penting dari tarian, karena merupakan dasar dari semua kekuatan tarian. Dimana kaki bergerak dari sana akan mengingat tarian. Ada berbagai teknik untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam menari, seperti bergerak, berjalan, berlari kecil/trisig, melompat, meloncat, berjingkat, nyreseg, (bergeser ke depan dalam posisi jongkok), dan lain-lain. 

Jika penari hanya berdiam diri saja tidak ada perubahan posisi, atau menghadap arah, maka tariannya akan membosankan. Namun, ada pengecualian untuk tari Saman dan Janger Kedua tarian ini seolah-olah tidak berubah posisi atau tempat, tetapi sangat enerjik karena ritme gerakannya berubah dari lambat ke cepat, lalu berhenti.

Jika arah dan arah berubah, tarian akan lebih menarik. Perpindahan ini disebut pola lantai. Saat penari bergerak, ia akan membentuk garis imajiner di lantai panggung, yang bisa berbentuk lingkaran, atau garis lurus, vertikal atau diagonal di latar belakang.

Garis ini dilihat dari depan. Saat menari, penari tidak tahu bahwa ia harus selalu menghadap ke depan, dan ia dapat menghadap ke sudut depan, sisi kiri dan kanan, atau bahkan ke belakang.

Seni tari adalah cabang seni yang mengungkapkan keindahan, ekspresi, hingga makna tertentu melalui media gerak tubuh yang disusun dan diperagakan sedemikian rupa untuk memberikan penampilan dan pengalaman yang menyenangkan atau menumbuhkan horison pemikiran baru bagi penontonnya.

Untuk memastikan kesahihan pengertian seni tari di atas, berikut adalah beberapa pengertian seni tari menurut para ahli.

Kuswarsantyo

Kuswarsantyo (2012, hlm. 17) berpendapat bahwa seni tari adalah salah satu cabang seni yang cara pengungkapannya menggunakan bahasa gerak tubuh.

Suryadiningrat

Suryadiningrat dalam (Mulyani, 2015, hlm. 49) mengungkapkan bahwa seni tari ialah gerak tubuh manusia yang disusun sedemikian rupa untuk diselaraskan dengan irama musik, serta memiliki maksud tertentu.

Kussudiardjo

Kussudiardjo dalam (Aprilina, 2014, hlm. 3) mengungkapkan bahwa tari merupakan keindahan bentuk anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa yang harmonis.

Pekerti

Tari adalah wujud ekspresi pikiran, perasaan, kehendak, dan pengalaman manusia yang ciri utama medianya menggunakan unsur utama gerak dilengkapi unsur-unsur pendukungnya sehingga membentuk struktur yang disebut dengan tari (Pekerti, 2014, hlm. 7).

Dapat disimpulkan bahwa definisi seni tari adalah cabang seni yang mengungkapkan ekspresi, pikiran, perasaan, kehendak, pesan, daya estetis (keindahan), atau pengalaman manusia yang dibawakan menggunakan media gerak tubuh dan unsur-unsur pendukungnya seperti musik iringan, dan pentas.

Unsur Unsur Seni Tari

Seperti yang telah disampaikan di atas, unsur tari tidak hanya terdiri dari gerak tubuh saja. Terdapat unsur pendukung lain yang dapat meliputi musik, busana, tata rias, dab. Unsur Unsur Seni Tari menurut Pekerti (2014) terdiri dari beberapa unsur utama dan unsur pendukung. Berikut adalah penjabaran dan penjelasan masing-masing unsur menurut Pekerti.

Unsur Utama Seni Tari  (Unsur Dasar)

Unsur utama dari seni tari terdiri dari: a) gerak, b) ruang, c) waktu. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai unsur-unsur utama seni tari tersebut.

Gerak

Gerak adalah unsur utama tari yang terjadi karena adanya tenaga dan suatu keinginan untuk bergerak pada tubuh. Terdapat dua jenis gerak, yakni: 1. Gerak nyata (representasional) yang menirukan aktivitas sehari-hari, 2. Gerak maknawi, yang merupakan gerakan mengandung makna yang bisa jadi tidak menirukan aktivitas gerak manusia sehari-hari.

Biasanya gerak nyata adalah gerakan dasar sehari-hari yang diperhalus dan dirombak sedemikian rupa sehingga tidak tampak menjadi gerak biasa lagi. Sementara gerak maknawi menjelma dari gerak nyata yang dikaitkan dengan suatu ungkapan atau ekspresi yang ingin disampaikan.

Ruang

Ruang dalam seni tari adalah tempat untuk bergerak yang secara harfiah merupakan pentas atau panggung untuk menari. Namun tari juga mengenal ruang imajinatif yang tercipta melalui proses kreatif gerakan tari. Contoh sederhananya adalah bagaimana gerakan pantomim dapat memberikan kesan terdapat kaca di sekitar mereka, padahal nyatanya tidak ada. Ruang imajinatif juga dapat mengacu pada ruang abstrak sebagai batasan atau ranah pergerakan pada suatu koreografi. Misalnya, dengan sengaja beberapa tari hanya bergerak melingkar membentuk “ruang” elips pada suatu koreografi.

Waktu

Waktu dalam seni tari dapat memberikan dampak yang diinginkan sesuai dengan cara pengendaliannya. Waktu dalam seni tari bergantung pada tiga aspek, yaitu: 1) Tempo, yaitu cepat lambatnya gerakan, 2) Ritme , panjang atau pendeknya ketukan, 3) Durasi, lamanya penari dalam melakukan gerak.

Gerakan cepat dan pendek akan memberikan kesan agresif atau memberikan energi semangat yang lebih. Sementara gerakan lambat dengan durasi ketukan yang panjang akan memberikan efek melankolis dan luhur.

Tenaga

Selain ketiga unsur dasar tari menurut Pekerti di atas, Sekarningsih & Rohayani (2006, hlm. 9-11) berpendapat bahwa terdapat unsur tenaga dalam tari. Tenaga dalam tari adalah kekuatan yang mengawali, mengendalikan dan menghentikan gerak.

Berbagai perubahan terhadap estetika, ekspresi, dan penghayatan dapat terjadi oleh penggunaan tenaga yang berbeda dalam gerak tari. Beberapa penggunaan tenaga tari meliputi beberapa aspek, yakni sebagai berikut.

  1. Intensitas, berkaitan dengan banyak tidaknya penggunaan tenaga sehingga menghasilkan tingkat ketegangan yang berbeda.
  2. Aksen/tekanan, kecepatan pergantian tenaga yang dilepaskan. Misalnya, perubahan penggunaan tenaga yang dilakukan secara tiba-tiba akan menghasilkan kontras yang lebih kuat.
  3. Kualitas, merupakan efek gerak yang dihasilkan akibat dari cara penggunaan tenaga seperti: gerak mengayun, gerak perkusi, gerak bergetar, gerak lamban, dan gerak menahan.

Unsur Pendukung Tari

Melanjutkan pendapat Pekerti (2014) unsur-unsur pendukung seni tari adalah sebagaimana dijelaskan pada uraian berikut ini.

Desain lantai / Pola Lantai Seni Tari

Desain lantai atau disebut juga dengan pola lantai seni tari merupakan garis-garis imajiner lantai yang akan dilalui oleh penari. Garis ini terbagi menjadi dua macam, yakni garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus dapat menghasilkan sub bentuk lain seperti V, segitiga, T, dsb. Sementara garis lengkung dapat menjadi spiral, lingkaran, lengkung ular, dsb.

Desain atas

Desain atas yang dimaksud adalah desain yang dibuat oleh anggota badan yang berada di atas lantai. Terdapat bermacam desain atas yang memberikan kesan yang berbeda bagi pemirsa. Formasi dalam tari yang dilakukan oleh grup adalah salah satu contoh sederhananya.

Desain musik

Desain musik tidak hanya berfungsi sebagai pengiring tarian saja. Musik dalam tari dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni: 1) sebagai pengiring tari, 2) sebagai ilustrasi, 3) sebagai ilustrasi yang membantu penciptaan suasana.

Desain dramatis

Desain dramatis merupakan tahapan-tahapan emosional untuk mencapai puncak atau klimaks dalam seni tari. Tahapan emosional tersebut diperlukan agar tarian menjadi menarik dan tidak monoton. Melalui tahapan tersebut penonton dapat merasakan plot yang berubah secara rancu dari awal hingga puncaknya.

Dinamika

Dinamika adalah berbagai perubahan yang terjadi dalam tari karena adanya variasi. Variasi dalam dinamika dapat ditentukan melalui berbagai rekayasa unsur dasar tari seperti tempo dalam gerak, perubahan intensitas tenaga, dsb.

Tema

Tema adalah ide pokok yang menjadi persoalan yang ingin dibawakan dalam tari. Misalnya tema cinta, kepahlawanan, isu sosial, dsb. Tema juga dapat diangkat dari berbagai peristiwa yang pernah terjadi seperti sejarah atau cerita fantasi seperti cerita rakyat dan legenda.

Tata rias, tata rambut, dan tata busana tari

Tubuh adalah bagian utama yang tampil dalam pentas seni tari. Oleh karena itu, menjaga, memperindah, atau merekayasa penampilan tubuh penari menjadi salah unsur penunjang yang penting. Tata rias dan tata rambut harus dibuat senyaman mungkin untuk menyokong pergerakan penari.

Tata rias, busana dan rambut harus dipastikan aman dan kuat terhadap berbagai gerakan dan tenaga yang akan dikeluarkan oleh penari.

Perihal tata rias, terdapat tiga jenis tata rias wajah, yakni: 1) Rias korektif, yang hanya menjaga penampilan saja, 2) Rias fantasi, menyokong tema fantasi yang misalnya menirukan makhluk tertentu,  3) Rias karakter, untuk membuat penari sesuai dengan karakter yang diinginkan.

Tata pentas

Tema pentas merupakan penataan pentas atau panggung untuk menyokong pagelaran tari. Pentas dilengkapi benda-benda dan alat yang berhubungan dengan tari, dan seperangkat benda-benda tersebut disebut setting. Background seni tari atau latar belakang yang digunakan di pentas juga dapat memberikan dampak tertentu jika direkayasa sedemikian rupa untuk menyokong pagelaran seni tari.

Tata cahaya

Tata cahaya adalah seperangkat penataan cahaya untuk pentas. Penataan cahaya disusun sebagai penerangan, memperkuat suasana tari, memperjelas pergerakan atau adegan tari.

Tata suara

Tata suara adalah penataan seperangkat alat sumber bunyi yang menghasilkan musik iringan tari. Apabila suatu tarian diiringi dengan alat musik yang dimainkan secara langsung, maka unsur ini dibutuhkan. Meskipun tari menggunakan alat rekam untuk memainkan musik, tata suara tetap diperlukan untuk memastikan rekaman suara dapat berjalan dengan baik.

Fungsi Seni Tari

Fungsi seni tari menurut Soedarsono  (dalam Sekarningsih & Rohayani, 2006, hlm. 9-11) adalah sebagai berikut.

  1. Fungsi Seni Tari sebagai Sarana Upacara Ritual dan Adat
    Seni tari untuk upacara ritual dan adat harus mengikuti dan memenuhi kaidah-kaidah turun temurun yang telah menjadi tradisi dari suatu adat tertentu. Pelaksanannya pun biasanya diselenggarakan pada saat tertentu dan biasanya oleh dan bersama orang-orang tertentu pula.
  2. Fungsi Tari sebagai Hiburan
    Seni tari sebagai sarana hiburan biasanya digunakan untuk memeriahkan suasana pesta perkawinan, pembukaan acara besar seperti sea games, inagurasi lembaga, pesta budaya, dsb.
  3. Fungsi Tari sebagai Tontonan
    Berarti tari yang memang dipertunjukkan yang pelaksanaannya dipersiapkan untuk dinikmati. Bisa jadi suatu pagelaran menyajikan seni tari secara khusus. Bisa jadi suatu lembaga menggelarnya untuk menunjukkan kebolehan peserta didiknya hingga suatu grup tari menyelenggarakannya untuk meraih atau memanjakan penggemarnya.
  4. Fungsi Tari sebagai Pendidikan
    Seni tari sebagai suatu keterampilan yang membutuhkan banyak konsentrasi dan waktu untuk menguasainya dapat menjadi pelatihan pendidikan. Peserta didik tidak hanya menjadi memiliki keterampilan menari saja, namun terlatih secara fisik dan psikis dalam menghadapi tantangan untuk mempelajari seni tari.
  5. Fungsi Seni Tari sebagai Wujud Rasa Syukur
    Syukuran, peringatan hari-hari besar nasional, hingga peresmian gedung atau suatu instansi yang baru dibangun sering dimeriahkan oleh seni tari sebagai wujud rasa syukur atas tercapainya suatu target.

Konsep Seni Tari

Konsep utama dari seni tari adalah nilai keindahannya. Terkadang beberapa ahli juga menyebut bahwa nilai keindahan ini merupakan unsur unsur seni tari pula. Apapun namanya, semua hal ini masih dipayungi oleh konsep seni tari secara umum.

Berikut adalah nilai keindahan seni tari yang merupakan bagian dari unsur dan konsep seni tari seperti yang diungkapkan oleh Sekarningsih & Rohayani (2006, hlm. 5).

  1. Wiraga
    Merupakan ungkapan fisik dari awal hingga akhir menari. Kemampuan wiraga berarti: a) Hafal gerakan tari yang menuntut daya ingat dan latihan yang berulang-ulang untuk menguasainya, b) Teknik, penguasaan keterampilan dalam mengungkapkan berbagai kualitas gerakan, pose, keselarasan gerak, hingga pengendalian tenaga yang dituntut oleh koreografi, c) Ruang, merupakan tuntutan penguasaan dalam mengetahui di mana menempatkan tubuh pada setiap gerak di dalam ruang.
  2. Wirasa
    Pada dasarnya wirasa berarti kemampuan penari untuk menghayati atau menjiwai tarian yang dibawakannya. Kemampuan penari akan menentukan bagaimana karakter atau tema hingga pesan yang ingin dibawakan tarian akan tersampaikan pada penontonnya.
  3. Wirama
    Kepekaan penari terhadap irama musik yang mengiringi tarian. Kepekaan irama akan membuat tarian dan irama menjadi lebih menyatu dalam setiap ungkap geraknya.
  4. Harmoni
    Merupakan kepaduan interelasi secara keseluruhan penari terhadap tari yang dibawakannya. Kesatuan tari dari wiraga, wirasa, dan wirama akan terasa sangat padu jika dibawakan oleh penari yang memiliki kepekaan harmoni yang baik. Berbagai unsur pendukung lain seperti tata musik, pola lantai, desain panggung, dsb juga akan membantu membawa harmoni pada puncaknya.

Jenis Jenis Seni Tari

Sebelum memecahnya lebih jauh, secara umum seni tari terbagi menjadi tiga kelompok besar. Kelompok tersebut mengacu pada masa dan karakteristik struktur tari. Berikut adalah penjabarannya.

Seni Tari Tradisional

Seni tari tradisional adalah seni tari yang telah mengalami perjalanan yang cukup panjang dan memiliki nilai-nilai masa lampau yang dipertahankan secara turun temurun dan memiliki hubungan ritual atau adat istiadat (Sekarningsih & Rohayani, 2006, hlm. 5).

Sementara itu, Hidayat (2005, hlm. 14) berpendapat bahwa tari tradisional juga dapat dipahami sebagai tata cara yang berlaku di suatu lingkungan etnik atau adat tertentu yang bersifat turun temurun.

Dapat disimpulkan bahwa seni tari tradisional adalah seni tari yang telah berkembang dari masa ke masa dengan wktu yang cukup lama di suatu daerah atau etnik tertentu sehingga memiliki nilai-nilai masa lampau yang dijaga turun-temurun.

Ragam Gerak Tari Tradisional

Meskipun begitu, terdapat beberapa gerak tari tradsional yang serupa tapi tak sama, seperti pada tari tradisional Jawa. Seperti apa yang diungkapkan oleh Yoyok & Siswandi (2007, hlm. 66) bahwa tari tradisional di Jawa memiliki ragam aneka gerak sebagai berikut.

Ragam Gerak Tangan
  1. Nyemprit, merupakan posisi ujung ibu jari yang bertemu dengan ujung jari telunjuk.
  2. Ulap-ulap, menggerakan tangan di atas kepala.
  3. Ngithing, yaitu posisi ujung ibu jari bertemu dengan ujung jari tengah.
  4. Ukel, memutar pergelangan tangan dalam posisi jari nginthing.
  5. Ledhang, merupakan gerakan tangan melambai seperti orang tengah berjalan.
Ragam Gerak Kaki
  1. Lumakso, gerak kaki seperti orang yang sedang berjalan.
  2. Slisik, gerak kaki berjalan dengan ujung telapak kaki (jinjit).
  3. Kengser, merupakan gerakan kaki bergeser ke samping dengan bentuk gerakan menggeser ujung telapak kaki dan tumit yang dibuka tutup secara bergantian.

Contoh Seni Tari Tradisional

Sementara itu, contoh seni tari tradisional meliputi:

  1. Tari Bedhaya Ketawang, berasal dari Jawa Tengah digunakan sebagai upacara penobatan Raja dan hari ulang tahun Raja.

    Seni yang menggunakan media tubuh dan gerak disebut
    gambar seni tari bedhaya ketawang dari jawa timur @christoopherlee

  2. Tari Seblang, tarian asal Banyuwangi (Jawa Timur) yang digunakan sebagai upacara ritual kesuburan.

    Seni yang menggunakan media tubuh dan gerak disebut
    tari seblang dari jawa tengah @sanggar_setaman_sman1lmj

  3. Tari Mapeliang, tarian Sulawesi sebagai tari upacara kematian.
  4. Tari Seru Kaju No Gawi, berasal dari Nusa Tenggara Timur yang dilaksanakan pada acara pembangunan rumah.

    Seni yang menggunakan media tubuh dan gerak disebut
    tari gawi dari nusa tenggara timur

  5. Tari Merak, berasal dari Jawa Barat, digunakan untuk ritual penyambutan tamu agung dalam acara besar seperti pernikahan.

    Seni yang menggunakan media tubuh dan gerak disebut
    gambar seni tari merak dari jawa barat @podjamild

Baca juga: Seni Rupa Tradisional & Pengertian, Ciri, Sejarah & Contoh

Seni Tari Modern

Seni tari modern adalah seni tari yang sudah tidak terikat oleh aturan atau adat-istiadat suatu daerah tertentu. Tari modern cenderung bebas dan meninggalkan berbagai tradisi menari untuk mengembangkan saya seni tari ke tahap yang lebih lanjut (tidak melulu turun-temurun).

Tari modern sarat akan budaya populer. Misalnya bagaimana tari modern sering digunakan untuk menjadi latar bagi konser penyanyi tunggal atau bagaimana sebuah band akan bernyanyi sambil menari di atas panggung.

Seni Tari Kontemporer

Boleh dikatakan bahwa seni tari kontemporer adalah puncak pengembangan seni tari pada masa ini. Namun karena merupakan puncak pencarian pada konteks masa sekarang bentuknya pun masih radikal. Terkadang banyak gerakan yang eksperimental dan masih belum dipahami oleh masyarakat.

Untuk memahami seni kontemporer ada baiknya untuk memahami seni kontemporer secara umum terlebih dahulu. Artikel mengenai seni kontemporer dapat di simak pada tautan di bawah ini.

Baca juga: Seni Rupa Kontemporer: Pengertian, Sejarah, Ciri & Contoh

Referensi

  1. Aprilina, F.A.D. (2014). Rekonstruksi tari kuntulan sebagai salah satu identitas kesenian kabupaten tegal. JST Jurnal Seni Tari Universitas Negeri Semarang. 3(1), 1-8.
  2. Kuswarsantyo. (2012) Pelajaran tari: image dan kontribusinya terhadap pembentukan karakter anak. Joged Jurnal Seni Tari Institut Seni Yogyakarta 3(1), 17.
  3. Sekarningsih, F., Rohayani, Heny. (2006). Kajian lanjutan pembelajaran tari dan drama I. Bandung: UPI Press.
  4. Mulyani, N. (2016). Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava Media.
  5. Pekerti, Widia dkk. (2014). Metode pengembangan seni. Jakarta: Universitas Terbuka Press.