Seni rupa merupakan hasil tanggapan pengalaman manusia dalam bentuk

You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 19 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 24 to 26 are not shown in this preview.

Pengertian Seni Rupa 2 Dimensi dan Seni Rupa 3 Dimensi – Seni rupa adalah hasil interpretasi dan tanggapan pengalaman manusia dalam bentuk visual dan rabaan. Seni rupa merupakan seni yang cara pengungkapannya diwujudkan dalam bentuk rupa. Unsur dasar seni rupa antara lain unsur garis, warna, bidang, tekstur, gelap terang, dan titik. Berdasarkan dimensinya, seni rupa dibagi menjadi 2 yaitu seni rupa dua (2) dimensi dan seni rupa tiga (3) dimensi.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai pengertian seni rupa 2 dimensi dan seni rupa 3 dimensi beserta contohnya. Semoga dengan artikel ini wawasan kita mengenai seni rupa bisa bertambah.

Seni rupa merupakan hasil tanggapan pengalaman manusia dalam bentuk
Seni Rupa 2 Dimensi dan 3 Dimensi

Karya seni rupa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu karya seni rupa 2 dimensi dan seni rupa 3 dimensi. Kedua jenis karya seni rupa tersebut berbeda, mulai dari segi pengertian hingga contohnya. Lantas apa yang dimaksud seni rupa 2 dimensi itu? Apa yang dimaksud seni rupa 3 dimensi itu?

Seni Rupa 2 Dimensi

Seni rupa dua dimensi adalah sebuah karya seni rupa yang memiliki dua sisi saja, yakni sisi panjang dan lebar. Seni rupa dua dimensi tidak mempunyai ruang darena tidak mempunyai unsur ketebalan. Jadi, seni rupa dua dimensi tidak bisa dinikmati dari semua sisi, melainkan hanya bisa dinikmati melalui sisi saja. Adapun beberapa contoh seni rupa 2 dimensi yaitu meliputi:

Lukisan
Lukisan adalah karya seni yang proses pembuatannya dilakukan dengan memulaskan cat menggunakan alat kuas lukis, pisau palet, atau peralatan lain.

Seni Grafis
Seni grafis adalah cabang seni rupa dengan bentuk 2 dimensi yang proses pembuatannya menggunakan teknik cetak.

Contoh Seni Rupa 2 Dimensi Lainnya:

Seni Rupa 3 Dimensi

Pengertian seni rupa 3 dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar, dan tinggi, atau karya yang memiliki volume dan menempati ruang. Seni rupa 3 dimensi bisa dinikmati melalui berbagai sisi, lain halnya dengan seni rupa 2 dimensi yang hanya bisa dinikmati melalui satu sisi saja. Hal ini dikarenakan seni rupa 3 dimensi memiliki dimensi panjang, lebar, dan tinggi sehingga bisa dinikmati dari berbagai sisi. Adapun contoh seni rupa 3 dimensi yaitu meliputi:

Anyaman
Anyaman adalah sebuah seni rupa yang dibuat menggunakan bahan seperti kayu rotan, bambu, atau bahan sintetis. Kegiatan menganyam adalah mengatur bahan dasar yang saling tindih atau menyilang. Contoh anyaman 3 dimensi adalah caping (topi petani), tudung nasi, atau tempat nasi.

Patung
Menurut KBBI, patung adalah tiruan bentuk hewan, manusia, atau sebagainya dengan cara dipahat pada batu, kayu, atau bahan lainnya. Contoh seni rupa 3 dimensi patung bersejarah adalah patung Martha Christina Tiahahu di Maluku dan juga patung Dewa Wisnu di Bali.

Contoh Seni Rupa 3 Dimensi Lainnya:

  1. Kerajinan keramik
  2. Kriya logam

Nah, mungkin hanya ini saja yang dapat saya tuliskan mengenai pengertian seni rupa 2 dimensi dan pengertian seni rupa 3 dimensi. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan kita semua mengenai seni rupa. Terima kasih.

Seni rupa merupakan hasil tanggapan pengalaman manusia dalam bentuk

@

November 2018 0 175 Report

1.karya seni rupa merupakan interpretasi dan tanggapan pengalaman manusia yang diwujudkan dalam bentuk ... a.sikap b.visual c.benda d.kepuasan 2. Berikut ini yang termasuk fungsi seni rupa secara sosial kemasyarakatan adalah.. a. untuk penerangan b.arsitektur c. interior bangunan d. media renungan 3. Lukisan Aquarel menggunakan media atau bahan utama yaitu.. a.air b. pasir c. kaca d. kertas 4. Unsur yang paling sederhana dalam seni rupa adalah... a.rasa b.ukuran c.warna

d. garis

Seni Rupa Seni rupa merupakan hasil interpretasi dan tanggapan pengalaman manusia dalam bentuk visual dan rabaan. Seni rupa berperanan dalam memenuhi tujuan-tujuan tertentu dalam kehidupan manusia maupun semata-mata memenuhi kebutuhan estetik. Karya seni rupa dapat menimbulkan berbagai kesan (indah, unik, atau kegetiran) serta memiliki kemampuan untuk membangkitkan pikiran dan perasaan. Dengan memahami makna tentang bentuk-bentuk seni rupa, akan diperoleh rasa kepuasan dan kesenangan. Seni rupa dapat dibedakan menjadi seni rupa murni, seni kriya, dan desain. Jenis-jenis seni rupa ini menunjukkan proses pembuatan dan bentuk karya yang dihasilkan, serta nama pembuatnya, yaitu seniman, kriyawan, dan desainer. Seni murni menekankan pada ungkapan pikiran dan perasaan, meliputi seni lukis, seni patung, dan seni grafis. Seni kriya menekankan pada keterampilan teknik pembuatan karya, dengan hasil berupa karya kriya fungsional dan nonfungsional. Seni kriya menggunakan berbagai teknik dan media tertentu, misalnya kriya kayu, kriya logam, dan kriya tekstil. Desain menunjukkan proses pembuatan karya yang maksud dan tujuannya telah ditentukan lebih dahulu. Karya desain merupakan rancangan gambar, benda, atau lingkungan yang didasarkan pada persyaratan-persyaratan tertentu. Seniman atau kriawan dapat bekerja secara mandiri, sedangkan desainerbekerja untuk keperluan klien. Pembelajaran seni rupa di sekolah mengembangkan kemampuan siswa dalam berkarya seni yang bersifat visual dan rabaan. Pembelajaran seni rupa memberikan kemampuan bagi siswa untuk memahami dan memperoleh kepuasan dalam menanggapi karya seni rupa ciptaan siswa sendiri maupun karya seni rupa ciptaan orang lain. Melalui pengalaman berkarya, siswa memperoleh pemahaman tentang berbagai penggunaan media, baik media untuk seni rupa dwimatra maupun seni rupa trimatra. Dalam berkarya seni rupa, siswa belajar menggunakan berbagai teknik tradisional dan modern untuk mengeksploitasi sifat-sifat dan potensi estetik media. Melalui seni rupa, siswa belajar berkomunikasi melalui gambar dan bentuk, serta mengembangkan rasa kebanggaan dalam menciptakan ungkapan pikiran dan perasaannya. Dalam pembelajaran seni rupa, peranan seni murni, kriya, maupun desain bersifat saling melengkapi dan saling berkaitan. Pembelajaran seni rupa dapat dilakukan dengan pendekatan studio, misalnya studio seni lukis, seni patung, seni grafis, dan kriya. Pembelajaran seni rupa dapat juga dipisahkan menjadi kegiatan pembelajaran seni rupa murni, kriya, dan desain. Materi pokok seni rupa meliputi aspek apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni. Apresiasi seni rupa berarti mengenal, memahami, dan memberikan penghargaan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap karya seni rupa. Materi apresiasi seni pada dasarnya adalah pengenalan tentang konsep atau makna, bentuk, dan fungsi seni rupa. Apresiasi seni rupa dapat mencakup materi yang lebih luas, yaitu pengenalan seni rupa dalam konteks berbagai kebudayaan. Materi pelajaran apresiasi seni pada pendidikan Dasar dan Menengah meliputi pengenalan terhadap budaya lokal, budaya daerah lain, dan budaya mancanegara, baik yang bercorak primitif, tradisional, klasik, moderen, maupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk-bentuk seni rupa, materi apresiasi juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial, budaya, dan sejarah di mana karya seni rupa dihasilkan serta makna-makna dan nilai-nilai pada seni rupa tersebut. Pembahasan konsep seni rupa meliputi struktur bentuk dan ungkapan (ekspresi) dalam seni murni dan hubungan bentuk, fungsi, dan elemen estetik dalam seni rupa terapan. Pembahasan tentang media seni rupa meliptui ciri-ciri media, proses, dan teknik pembuatan karya seni rupa. Selain itu, apresiasi seni juga perlu memberikan pemahaman hubungan antara seni rupa dengan bentuk-bentuk seni yang lain, bidang-bidang studi yang lain, serta keberadaan seni rupa, kerajinan, dan desain sebagai bidang profesi. Berkarya seni rupa pada dasarnya adalah proses membentuk gagasan dan mengolah media seni rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau gambaran-gambaran yang baru. Untuk membentuk gagasan, siswa perlu dilibatkan dalam berbagai pendekatan seperti menggambar, mengobservasi, mencatat, membuat sketsa, bereskperimen, dan menyelidiki gambar-gambar atau bentuk-bentuk lainnya. Selain itu, siswa juga perlu dilibatkan dalam proses pengamatan terhadap masalah pribadi, realitas sosial, tema-tema universal, fantasi, dan imajinasi. Mengolah media pada dasarnya adalah menggunakan bahan dan alat untuk menyusun unsur-unsur visual seperti garis, bidang, warna, tekstur, dan bentuk. Dalam mengolah media, siswa perlu diperkenalkan dengan teknik penggunaan berbagai bahan, dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan maupun kelebihan-kelebihannya. Dalam menyusun bentuk, siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan bentuk sehingga menjadi gaya yang bersifat pribadi. Dalam kritik seni, siswa dilibatkan dalam pembahasan karya sendiri maupun karya teman atau orang lain. Pembahasan karya seni rupa di sini merupakan proses analisis kritis, meliputi deskripsi, analisis, interpretasi, dan penilaian. Unsur yang dianalisis adalah gaya, teknik, tema, dan komposisi karya seni rupa. Melalui kegiatan ini, siswa dapat mengasah keterampilan pengamatan visualnya. Pembelajaran kritik seni rupa memberikan pengenalan dan latihan menggunakan bahasa dan terminologi seni rupa untuk mendeskripsikan dan memberikan tanggapan terhadap karya seni rupa. Tanggapan ini berkaitan dengan sifat-sifat sensoris karya seni rupa, seperti aspek-aspek taktil (rabaan), spasial (keruangan), dan kinestetik (gerak). Pembelajaran kritik seni juga melatih kemampuan untuk memahami makna-makna yang disampaikan melalui simbol-simbol visual, bentuk-bentuk, dan metafora.

Selain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian karya seni rupa. Materi penyajian karya seni meliputi penyajian secara lisan di kelas dan pameran di lingkungan kelas, sekolah, bahkan juga di masyarakat. Materi pokok pameran adalah seleksi, pemajangan karya, dan publikasi. Materi pameran juga mencakup kegiatan pengorganisasian pameran, meliputi perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi pameran.


Page 2