Selalu berdoa dalam berusaha karena Allah adalah Zat yang

Selalu berdoa dalam berusaha karena Allah adalah Zat yang

Cara Allah mengabulkan doa hamba-Nya /Zonapriangan.com/arrahmah.com

GALAMEDIA - Doa merupakan 'senjata' bagi orang muslim. Allah menganjurkan hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya. Allah berjanji untuk mengabulkan doa mereka.

Dalam beberapa ayat dalam Al-Qur'an, dikutip Galamedia dari laman islam.nu.or.id, Allah memerintahkan mereka untuk mengajukan permohonan. Berikut ini adalah anjuran doa dalam Surat Al Baqarah ayat 186:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
Artinya, "Jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang-Ku, maka (jawablah), ‘Aku dekat. Aku akan mengabulkan permohonan orang yang berdoa jika ia memohon kepada-Ku.'

Baca Juga: Berkaca pada Kasus Presiden Trump Positif Covid-19, Ini Pentingnya Isolasi Mandiri

Adapun berikut ini kami kutip anjuran doa dalam Surat Ghafir ayat 60: وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Artinya, "Tuhanmu berkata, ‘Memohonlah kepada-Ku, niscaya Kukabulkan permohonanmu.'"

>

Selain ayat Al-Qur’an, anjuran doa juga banyak ditemukan dalam hadits-hadits Rasulullah SAW. Tetapi yang perlu diingat bahwa pengabulan doa dapat terjadi dengan beberapa bentuk dan cara sebagai keterangan Syekh Ibrahim Al-Baijuri sebagai berikut:

واعلم أن الإجابة تتنوع
Artinya, “Ketahuilah, pengabulan doa manusia (ijabatud du‘a) diwujudkan dalam berbagai bentuk."

Baca Juga: Terbaru, Harga Emas Hari Ini, Sabtu 3 Oktober 2020, Wow Harga Antam Batik Naik Fantastik

Berikut ini adalah beberapa cara Allah mengabulkan doa para hamba-Nya:

Sabtu, 25 April 2020 | 08:39 WIB
Oleh : AB

Selalu berdoa dalam berusaha karena Allah adalah Zat yang

Fuad Mahbub Siraj.

Oleh: Fuad Mahbub Siraj*

Salah satu keutamaan yang terdapat dalam bulan Ramadan adalah doa yang mustajab. Doa adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya. Doa adalah rohnya ibadah. Tanpa doa ibadah tidak berarti apa-apa.

Al-Qur’an memberikan penjelasan bahwa orang-orang yang taat melakukan ibadah senantiasa mengadakan pendekatan kepada Allah dengan memanjatkan doa yang disertai keikhlasan hati yang mendalam. Sebuah doa akan cepat dikabulkan apabila disertai keikhlasan hati dan berulang kali dipanjatkan. Hal ini banyak ditegaskan dalam ayat Al-Qur’an, diantaranya,“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri (tadharu’) dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut akan tidak diterima dan penuh harapan untuk dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ar’af : 55-56)

Secara mendasar, doa merupakan penghancuran nilai-nilai egoisme kemanusiaan yang selalu identik dengan kesombongan, keangkuhan dan merasa bahwa setiap keberhasilan adalah jerih payah sendiri tanpa menganggap adanya campur tangan Allah SWT sebagai Zat Pengatur. Keberhasilan selalu diidentikkan dengan kecerdasan kognitif semata. Kesuksesan selalu dipahami sebagai jerih payah sendiri. Di sinilah celah tipuan setan untuk menggiring kita menjadi manusia yang mengingkari nilai ketuhanan.

Dengan berdoa, manusia diajarkan tentang satu hal: sebagai makhluk Allah kita memiliki sangat banyak kekurangan dan kelemahan. Tanpa bantuan Sang Khalik, kita tidak akan bisa memahami setiap kejadian di muka bumi ini.

Di bulan Ramadan, Allah menjanjikan satu keutamaan, yakni doa pada bulan Ramadan adalah doa yang mustajab atau doa yang akan dikabulkan oleh Allah. Lalu, muncul pertanyaan: apakah setiap doa di bulan Ramadan akan dikabulkan oleh Allah? Jawabnya: tidak.

Doa yang dikabulkan Allah adalah doa-doa yang sesuai dengan sunatullah Allah di alam atau doa-doa yang sesuai dengan ketentuan Allah di alam. Seorang mahasiswa yang ingin melaksanakan ujian akhir dan kemudian berdoa kepada Allah agar ia bisa lulus ujian dengan nilai yang baik, tetapi ia hanya bermain saja, maka doanya tidak akan dikabulkan oleh Allah.

Doa yang sesuai dengan sunatullah Allah di alam adalah ketika ia berdoa diiringi dengan belajar, maka insyaallah doanya akan dikabulkan oleh Allah. Seorang laki-laki yang belum menikah berdoa kepada Allah agar ia diberi anak yang saleh, maka doanya tidak akan pernah dikabulkan oleh Allah karena sunatullahnya adalah menikah terlebih dahulu dan kemudian berdoa agar Allah memberikan anak yang saleh.

Oleh karena itu, Allah menjanjikan kepada manusia bahwa Allah akan mengabulkan doa manusia jika doa tersebut sesuai dengan sunatullah Allah di alam. Artinya kita diminta oleh Allah untuk berusaha semaksimalnya dan kemudian kita akhiri dengan tawakal dan berdoa kepada Allah.

Dalam Islam, kita juga dilarang untuk mendoakan saudara kita dengan doa-doa yang jahat. Doakanlah saudara-saudara kita dengan doa yang baik. Nabi ketika berkunjung ke Thaif dilempari batu sampai berdarah dan bahkan Jibril tidak tega melihatnya sehingga ingin melemparkan Bukit Uhud kepada orang-orang tersebut. Namun, nabi melarangnya dengan mengatakan bahwa dirinya diutus bukan sebagai tukang kutuk melainkan sebagai rahmat al-‘alamin dan nabi pun mendoakan mereka semoga diberikan hidayah oleh Allah dan diampuni dosa-dosanya.

Semoga kita juga diberikan hidayah oleh Allah dan diampuni semua dosa-dosanya. Amin.

*Staf Pengajar Universitas Paramadina Jakarta

Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini


Selalu berdoa dalam berusaha karena Allah adalah Zat yang

Almunawwar.or.id – Adalah sebuah janji yang tidak akan pernah di ingkari bagi orang mukmin yang selalu memanjatkan doa di setiap waktunya dan senantiasa beristiqomah untuk bisa menjalankan apa yang selama ini menjadi sebuah kewajiban bahkan juga dari sunnah dan anjuran dalam pelaksanaannya.

Meskipun hal tersebut sangatlah sulit untuk bisa di kembalikan pada diri, namun harapan yang begitu besar seolah menjadi tumpuan untuk bisa melakukan dan meraih apa yang terbaik untuk menggapai kesuksesan dunia dan akhirat dengan segala daya kemampuan berusaha dan berdoa.

Tiada lelah untuk kedua hal tersebut adalah laksana nilai kehambaan yang begitu murni, ikhlas dan patut untuk di jadikan sebagai landasan kita berbuat dan beramal dalam menjalankan tugas hidup ini. Karena dengan berdoa dan berikhtiyar semaksimal mungkin itu akan membukakan jalan menuju kesuksesan.

Itulah sebabnya agama selalu menganjurkan bahkan memerintahkan untuk selalu senantiasa optimis dalam menghadapi semua permasalahan hidup ini, jangan pernah putus harapan dan putus asa apalagi putus dari mengharapkan rahmat dan ampunan, ridho dari Alloh S.W.T.

Syech Ibnu Atthoillah memberikan nasehat didalam kitab Hikamnya :

لَا يَكُنْ تَأَخُّرُ أَمَدِ الْعِطَاءِ مَعَ الْإِلْحَاحِ فِي الدُّعَاءِ مُوْجِبًا لِيَأُسِكَ فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الْإِجَابَةِ فِيْمَا يَخْتَارُهُ لَكَ لَا فِيْمَا تَخْتَارُ لِنَفْسِكَ وَفِي الْوَقْتِ الَّذِيْ يُرِيْدُ لَا فِي الْوَقْتِ الَّذِيْ تُرِيْدُ.

Artinya : “Janganlah engkau putus asa karena tertundanya pemberian, padahal engkau telah mengulang-ulang doa. Allah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang Dia pilih untukmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri, dan pada saat yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau ingini”.

Untuk itulah senantias berprasangka dengan baik kepada Alloh S.W.T adalah cara paling indah dan mesti dilakukan ketika sebuah harapan menjadi hal yang paling di inginkan, tentunya dengan selalu melaksanakan apa yang menjadi sebuah perintahnya.

Sebab berdoa dan berusaha dengan sepenuh jiwa adalah sebuah nilai ibadah. Bahkan dikatakan sebagai ruhnya ibadah. Orang yang hidupnya tidak dilewati dengan berdoa maka ia adalah makhluk yang sombong. Padahal perilaku sombong adalah termasuk bagian sifat penghuni jahanam.

Maka ingatlah sebagaimana Sabda Rasulallah Saw:
Yang artinya : “Tidak ada seorang muslim yang berdoa melainkan akan dikabulkan, ada kalanya disegerakan didunia, ada kalanya disimpankannya untuknya di akhirat. Dan ada kalanya digunakan untuk menghapuskan dosa-dosanya sesuai dengan kadar doa yang ia ucapkan selama ia tidak berdoa untuk dosa atau memutuskan tali persaudaraan”.

Jangan pernah pesimis atas di kabulkannya sebuah doa tersebut, hanya saja kita perlu intropkesi dan muhasabah diri sebelum memohon sebuah doa yang selalu di panjatkan di kala kita berkeluh kesah dalam menghadapi permasalahan hidup yang justru akan menguatkan keimanan kita jika mampu melampauinya.

Membangun jiwa dan optimis mampu meraih yang terbaik untuk masa depan sehingga bisa keluar dari semua masalah yang di anggap rumit oleh kita merupakan suatu hal yang lebih real, lebih indah bahkan lebih nyata lagi dalam mewujudkan sebuah keinginan dan harapan yang selama ini di inginkan.

Ingatlah janji Alloh S.W.T itu tidak akan pernah di ingkari, pastinya di kabulkan hanya saja kapan dan bagaimana caranya itu adalah hak preogratifnya Alloh S.W.T yang maha mengetahui atas segala hal yang baik dan buruk bagi semua hambanya.

Dalam surat Ae Ra’d ayat 31 Alloh S.W.T berfirman yang artinya “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan aku kabulkan” itu merupakan sebuah janji yang mutlak tidak mungkin diingkari oleh Allah Swt. karena sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji .

Sebab Allah S.W.T akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya. Namun demikian, terkabulnya doa tidaklah terikat dengan kemauan si hamba akan tetapi lebih terikat dengan kehendak dan rencana Allah. Karena Allah Maha Mengetahui akan kondisi hamba-hamba-Nya,

Dan terkadang Allah menolak permintaan seorang hamba, karena memang yang terbaik adalah tidak terkabulnya doa itu. Dalam konteks ini, ketika Allah menolak suatu doa sebenarnya secara tersirat memberi, sebagaimana dikatakan oleh syaikh Atha’, ”Ketika Allah menolak sebuah permintaan sebenarnya memberi dan ketika memberi sebenarnya menolak.” Untuk memperkuat pandangan ini, coba hayati dan simaklah ayat berikut ini :

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Artinya :”Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Karena ingatlah untuk mewujudkan semua yang menjadi keinginan itu butuh proses usaha dan kesungguhan dalam meraihnya, jangankan kita sebagai manusia biasa yang penuh dengan dosa, para nabi juga selalu berusaha dengan sepenuh jiwa dan keimanan dalam dirinya dengan penuh pengharapan dari Alloh S.W.t.

Nah sebagai penyemangat jiwa, berikut suri tauladan dari para nabi yang mungkin bisa menjadi contoh terbaik dalam mewujudkan apa yang selama ini sangat di inginkan oleh kita semua dalam menyatakan sebuah keyakinan sebuah proses hidup ini.

Sebagai suri tauladan kita dapat temukan beberapa kisah para nabi dan rasul yang berdoa untuk mendapatkan hajat dan keinginan mereka. Seperti:

1. Nabi Adam Alaihi Salam
Bapak para manusia memohon ampunan karena telah mendzalimi dirinya memakan buah khuldi di surga. Saat diturunkan didunia, setiap hamparan tanah tak terlepas dari tetesan air mata penyesalan beliau. Doa beliau:

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنْ الْخَاسِرِينَ

Artinya : “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al-A’raf: 23)

2. Nabi Ibrahim Alaihi Salam
Bapak para nabi mendoakan tanah suci makkah sebagai tanah yang diberkati oleh Allah, sehingga walau pun terdiri dari tanah yang tandus dan berbatuan, tetapi selalu dilimpahi rahmat dari berbagai buah-buah.

رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنْ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

Artinya : “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” (Albaqoroh: 126)

3. Nabi Musa Alaihi Salam
Nabi yang telah menyelamatkan bani Israil dari kukungan Firaun di mesir, pada saat beliau mendapat kesusahan untuk berdakwah karena cacat pada lidahnya, maka ia berdoa:

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي، وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي، وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي، يَفْقَهُوا قَوْلِي

Artinya : “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku (QS. Thoha: 25-28)

4. Nabi Sulaiman Alaihi Salam
Seorang yang mendapat kenikmatan dunia yang luar biasa, yang memiliki kekuasaan atas jin, manusia, binatang, angin dan air masih mampu mengucapkan doa.

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ .

Artinya :”Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS. An-Naml: 19)

Masih banyak doa-doa yang diucapkan para nabi dalam al-Quran, yang tentunya bila kita mau mentadaburi nya kita akan menjadi malu. Alangkah sombongnya kita, alangkah angkuhnya kita, alangkah malangnya diri kita yang telah menyia-nyiakan waktu dan umur kita dari perbuatan doa kepada Allah sedang para Nabi pun berdoa.

Dan alangkah lebih indahnya apabila di setiap kita berusaha sekecila apapun itu harus di awali pula dengan selalu berdoa dan memohon yang terbaik dari Alloh S.W.T agar mampu menjadi nilai sebuah ibadah sebagai wujud nyata dalam meraih keridhoannya di dunia dan di akhirat kelak.

Wallohu A’lamu Bishowaab
Semoga Bermanfaat.

Sumber: almunawwar.or.id

piss-ktb.com