Show
tirto.id - Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia tak bisa begitu saja lepas dari norma ataupun peraturan yang berlaku di masyarakat. Namun, tidak selamanya berbagai norma dan aturan di masyarakat akan ditaati oleh setiap individu. Jika saja, seluruh anggota masyarakat mentaati norma dan aturan tersebut, tentu kehidupan akan selalu aman dan damai. Fenoma ketidakpatuhan individu-individu dalam suatu masyarakat terhadap norma dan aturan yang berlaku bisa ditemukan di semua tempat. Gejala sosial ini kerap dianggap sebagai perilaku menyimpang. Disebut juga penyimpangan sosial, tema ini menjadi perhatian dalam studi sosiologi dan antropologi. Definisi perilaku menyimpang lainnya bisa dilihat dari berbagai sudut pandang. Merujuk pada buku Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan (2004: 83-84), Marshall B. Clinard dan Robert F. Meier yang menulis Sociology of Deviant Behavior, menjelaskan bahwa pengertian perilaku menyimpang dapat dipahami setidaknya dari empat sudut pandang. Pertama, secara statistikal, definisi perilaku menyimpang adalah segala perilaku yang bertolak dari suatu tindakan yang bukan sebagaimana umumnya, atau jarang dilakukan. Kedua, secara absolut, pengertian perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai bentuk penyimpangan oleh mayoritas anggota suatu masyarakat.Ketiga, menurut para kaum reaktivis, perilaku menyimpang dipahami sebagai gejala sosial yang terjadi akibat reaksi dari masyarakat atau agen kontrol sosial terhadap tindakan yang dilakukan seseorang. Keempat, secara normatif, perilaku menyimpang didefinisikan sebagai perilaku yang melanggar norma-norma sosial yang ada di suatu masyarakat.Macam-macam Bentuk Perilaku Menyimpang & ContohnyaBentuk perilaku menyimpang juga beragam. Berdasarkan sifatnya, bentuk perilaku menyimpang dibagi menjadi dua, yakni penyimpangan yang berdampak positif terhadap sistem masyarakat, dan sebaliknya, penyimpangan berakibat negatif atau buruk terhadap sistem sosial.Selain itu, bentuk perilaku menyimpang pun bisa dirumuskan menjadi tiga, dari segi jumlah pelakunya. Ketiganya ialah: penyimpangan yang dilakukan seorang individu tanpa camur tangan orang lain; penyimpangan yang dilakukan bersama-sama oleh suatu kelompok; dan penyimpangan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi rapi yang mematuhi norma-norma berbeda dari masyarakat umum.Adapun macam-macam bentuk penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang beragam. Dalam Modul Antropologi yang dilansir Kemendikbud, dijelaskan bahwa macam-macam bentuk perilaku menyimpang adalah sebagai berikut.1. Penyimpangan primer Merupakan penyimpangan yang bersifat sementara dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan seseorang. 2. Penyimpangan sekunder Perilaku yang dilakukan secara khas dengan memperlihatkan perilaku menyimpang. 3. Penyimpangan individu Penyimpangan yang dilakukan individu dengan melakukan tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku. Contoh bentuk perilaku menyimpang ini: anak yang durhaka kepada orang tuanya, seseorang yang berbua asusila, pejabat/pegawai yang melakukan korupsi; penggunaan obat terlarang, mabuk-mabukan, menipu, dan sebagainya.4. Penyimpangan kelompok Penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok dengan melakukan tindakan menyimpang dari norma yang berlaku.Contoh bentuk penyimpangan jenis ini: perkelahian antargang atau antarkelompok siswa, perampokan, pemberontakan sekelompok rakyat terhadap pemerintahnya, aktivitas perdagangan obat-obat terlarang, prostitusi, penonton sepak bola atau musik yang mengamuk, dan sebagainya. 5. Penyimpangan situasional Penyimpangan yang disebabkan pengaruh bermacam kekuatan social diluar individu serta memaksa individu tersebut untuk berbuat menyimpang.Contoh bentuk perilaku menyimpang ini: tindakan pencurian akibat kondisi ekonomi yang mendesak atau kemiskinan. 6. Penyimpangan sistemik Sistem tingkah laku yang disertai organisasi social khusus, status social, peranan, nilai, norma serta moral tertentu yang semuanya berbeda dengan situasi umum. Contoh bentuk perilaku menyimpang ini: perdagangan obat-obat terlarang yang dilakukan oleh sindikat kelas kakap.7. Penyimpangan seksual Bentuk perilaku yang digunakan untuk mendapat kepuasan melalui penyimpangan seksual. Contoh bentuk perilaku menyimpang jenis ini adalah:
Pengertian Penyimpangan Sosial – Dalam hidup sehari-hari, terdapat aturan atau norma yang harus kita patuhi untuk menjaga ketentraman serta kedamaian bersama. Namun, seringkali kita juga melihat bahwa banyak orang-orang yang bertindak diluar norma yang ada dan menyebabkan kegaduhan dan kerugian bagi pihak lain. Fenomena atau gejala sosial yang sering terjadi ini dianggap merupakan suatu perilaku menyimpang atau yang kita kenal dengan penyimpangan sosial. Dimana orang yang melanggar norma tersebut, seringkali sadar akan perbuatannya tersebut namun tetap melakukannya karena suatu dorongan. Berikut pembahasan mengenai penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat. A. Pengertian Penyimpangan SosialPenyimpangan Sosial atau perilaku menyimpang merupakan suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan seseorang maupun suatu kelompok yang tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku di suatu lingkungan masyarakat maupun kelompok yang telah menyepakati aturan atau norma sosial tersebut. Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan penyimpangan sosial sebagai suatu tingkah laku, perbuatan, maupun tanggapan individu kepada kelompok atau lingkungan masyarakat yang bertentangan dengan norma dan juga hukum yang berlaku di lingkungan tersebut. Menurut Profesor Robert M.Z.Lawang yang merupakan profesor ahli sosiologis, perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial dapat didefinisikan sebagai segala tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang ada dan berlaku pada suatu sistem sosial, hal tersebut dapat menimbulkan usaha para pihak yang memiliki wewenang untuk mengatasi dan memperbaiki hal tersebut. Bruce J. Cohen juga menyatakan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial merupakan setiap perilaku seseorang atau individu sebagai bentuk atau hasil ketidak berhasilan dalam menyesuaikan diri dengan norma atau peraturan yang berlaku dalam masyarakat maupun kelompok di lingkungan tersebut. Menurut Marshall B. Clinard dan Robert F. Meier yang menjelaskan bahwa perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial memiliki empat sudut pandang bagaimana cara kita memahami hal tersebut. Hal ini dibahas dalam buku mereka yaitu, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan yang dirilis pada tahun 2004. Berikut empat sudut pandang yang mereka maksud.
B. Bentuk dan Contoh Penyimpangan SosialPerilaku menyimpang atau penyimpangan sosial dapat dibagi menjadi dua berdasarkan sifat dan juga perilaku. Penjelasan mengenai bentuk penyimpangan sosial sebagai berikut. 1. Penyimpangan berdasarkan sifatTerbagi menjadi dua macam, yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan negatif. Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak positif terhadap kehidupan sosial karena memiliki unsur-unsur yang berinovatif, ide-ide yang dibuat juga kreatif serta memperkaya wawasan masyarakat. Penyimpangan ini juga terarah pada nilai yang ingin dicapai bersama atau kepentingan sosial dan seringkali dianggap sesuatu yang ideal dalam masyarakat. Penyimpangan positif ini biasanya akan diterima karena merupakan bentuk penyesuaian akan perkembangan zaman.
Salah satu contoh dari penyimpangan positif adalah emansipasi wanita, dimana dengan berkembangnya zaman seorang wanita dapat memiliki karier sendiri dan tidak perlu mengandalkan orang lain. Wanita juga zaman dulu digambarkan sebagai seseorang yang bekerja di dapur atau mendampingi suami, namun dengan berkembangnya zaman stigma seperti itu sudah tidak ada lagi. Selain itu, kemunculan berbagai aplikasi pencarian jodoh dimana yang sebelumnya merupakan sesuatu hal yang kurang baik, sekarang menjadi sesuatu yang normal dilakukan oleh setiap orang. b. Penyimpangan NegatifMerupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak negatif terhadap sistem sosial karena memiliki unsur-unsur yang sifatnya merendahkan dan selalu menyebabkan hal-hal buruk terjadi seperti pencurian, perampokan, hingga pemerkosaan.
Seseorang yang mengalami kejadian buruk tersebut dapat terkena luka bukan hanya secara fisik, namun juga mental. Seperti halnya yang dibahas dalam Buku Pelecehan Seksual dan Pedofilia yang memaparkan mengenai trauma yang ada dibawah alam bawah sadar tiap korban. Penyimpangan negatif juga bisa dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya yaitu, penyimpangan primer atau primary deviation dan penyimpangan sekunder atau secondary deviation. Berikut penjelasannya.
2. Penyimpangan berdasarkan perilakuDibagi menjadi tiga macam, yaitu penyimpangan individual, penyimpangan kelompok, dan penyimpangan campuran. a. Penyimpangan Individual atau individual deviationMerupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya hanya dilakukan oleh satu orang atau individu yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan. Contoh dari penyimpangan individual adalah ketika seorang siswa di sekolah menyontek ketika mengerjakan ujian, baik kepada teman maupun membuat contekan pribadi. Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan dan biasanya didasari perasaan dan juga dorongan secara kolektif. Contoh dari penyimpangan kelompok adalah para siswa SMA atau Sekolah Menengah Akhir secara bergerombolan mengadakan balapan motor liar yang mengganggu lalu lintas jalan raya. c. Penyimpangan Campuran atau combined deviationMerupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh seseorang atau individu yang merupakan bagian dari suatu kelompok yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan. Contoh dari penyimpangan campuran adalah ketika seseorang yang memutuskan untuk bergabung ke organisasi atau kelompok ekstrimis agama, sehingga pandangan individu sudah tertutup dengan nilai-nilai yang ditanam oleh organisasi tersebut, sehingga dapat merugikan orang lain ataupun kelompok agama yang berbeda dengannya. Dalam terjadinya penyimpangan sosial terdapat faktor-faktor yang mendorong hal tersebut, yaitu:
1. Perubahan nilai dan norma sosialSemakin berkembangnya zaman seringkali terdapat beberapa kelompok masyarakat tidak dapat mengikuti perkembangan tersebut, sehingga nilai atau norma yang mereka miliki menjadi berbeda dari yang lain dan sering dikelompokkan sebagai perilaku menyimpang. Contohnya adalah, dengan semakin banyaknya orang-orang yang menyuarakan pendapat mereka mengenai emansipasi wanita, tetap ada beberapa kelompok yang tidak setuju dengan opini-opini tersebut. Sehingga yang tadinya kelompok tersebut merupakan mayoritas, dengan perubahan zaman yang ada mereka menjadi minoritas dan dianggap sebagai penyimpangan sosial. 2. Proses sosialisasi yang tidak sempurnaMerupakan penyimpangan yang terjadi kepada seorang individu karena kurangnya edukasi ataupun sosialisasi mengenai norma yang baik dan benar. Seperti pada contohnya adalah, ketika seorang anak yang kurang diberikan pengetahuan oleh orang tuanya, hal mana yang baik dan hal mana yang seharusnya dihindari. Keluarga sebagai agen sosialisasi utama yang dapat sangat menentukkan penilaian dari anak tersebut, jadi ketika anak tersebut tidak memiliki nilai atau norma yang dia pahami dengan baik, nilai-nilai menyimpang dapat dengan mudah ditanamkan ke diri anak tersebut karena kurang informasi mengenai hal itu. 3. Teori LabellingMerupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang ataupun individu terlebih dahulu sudah dibentuk stigma atau cap negatif dari orang-orang ataupun kelompok disekitarnya. Seperti pada contohnya, dalam suatu lingkungan masyarakat, terdapat stigma dimana orang yang memiliki tato merupakan orang jahat atau orang yang kurang baik, padahal hal tersebut belum tentu benar. Namun, karena sudah ada stigma tersebut, membuat segala hal yang dilakukan individu tersebut menjadi negatif dan mendorongnya untuk tidak peduli akan nilai dan norma yang ada karena apapun perbuatannya akan selalu dianggap sebagai suatu hal yang negatif. Di Indonesia sendiri dengan adanya keberagaman suku bangsa, ras, agama, kelompok serta golongan membuat timbulnya berbagai stigma tertentu yang dapat menimbulkan konflik seperti halnya yang dibahas dalam buku Sistem Sosial Indonesia karya Nasikun. 4. Teori AnomieMerupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang maupun kelompok tidak memiliki nilai dan norma yang dapat dipegang dan dijadikan suatu pedoman dalam hidup di sebuah lingkungan masyarakat sehingga memiliki kemungkinan untuk melakukan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial. Seperti pada contohnya, ketika seseorang yang baru pindah ke suatu daerah yang tidak memiliki batasan-batasan, ketika di tempatnya dahulu orang tersebut harus pulang sebelum jam sepuluh malam, sekarang setelah berpindah tempat tidak ada peraturan yang mengatur mengenai jam pulang, sehingga dia tidak mengetahui batasan yang membuatnya melakukan penyimpangan sosial. 5. Teori Differential AssociationMerupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang atau individu dapat dipengaruhi untuk melakukan perilaku menyimpang jika terus menerus berinteraksi dengan individu lain yang memiliki sifat menyimpang. Seperti pada contohnya, ketika seorang yang selalu masuk sekolah tepat waktu bergaul dengan siswa lain yang sering tidak masuk sekolah dengan berbagai alasan. Hal tersebut dapat merubah perspektif siswa yang tadinya rajin dan menganggap bolos merupakan suatu hal yang buruk, menjadi memiliki pemikiran kalau bolos atau tidak masuk sekolah merupakan hal yang tidak terlalu buruk sesuai dengan pemikirannya. Terdapat tiga faktor yang menyebabkan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial menurut Casare Lombroso yang merupakan kriminolog Italia serta pendiri dari Mazhab Kriminologi Positivis Italia, yaitu faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor sosiologis. Penjelasan untuk ketiga faktor penyebab perilaku menyimpang sebagai berikut:
Dimana seorang individu yang sudah melakukan penyimpangan sosial akan sulit untuk berubah karena tidak memiliki norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat dan harus mempelajari kembali bagaimana untuk tidak melakukan penyimpangan sosial. D. Dampak dari perilaku penyimpangan sosialSetiap pelanggaran yang dilakukan akan menimbulkan konsekuensi, baik hal tersebut mengubah sesuatu menjadi lebih baik maupun buruk. Begitu pula dengan penyimpangan sosial, dengan adanya perilaku tersebut akan menimbulkan dampak-dampak di tengah lingkungan masyarakat tersebut. Dengan adanya perilaku menyimpang dari ebrbagai norma yang ada di sistem sosial, akan terjadi pula perubahan di lingkungan sekitarnya. Seperti halnya yang dibahas dalam buku Perilaku Menyimpang: Tinjauan Sosiologis dibawah ini. Berikut beberapa dampak yang diberikan dengan adanya perilaku penyimpangan sosial:
KesimpulanBerdasarkan penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa penyimpangan sosial terbagi menjadi berbagai bentuk yang beragam, dari yang dapat memberikan dampak positif hingga dampak negatif ke masyarakat sekitar. Dengan mempelajari tentang penyimpangan sosial kita jadi mengerti bahwa hal tersebut bukan hanya merugikan diri sendiri tapi juga merugikan orang lain. Namun, walaupun seseorang telah melakukan penyimpangan sosial atau sikap menyimpang bukan berarti individu tersebut tidak dapat berubah, jika orang tersebut memiliki keinginan dan mengakui kesalahan yang telah dilakukannya maka kita sebagai orang-orang yang ada di sekitarnya harus dapat membantunya menjadi pribadi yang lebih baik. Nah, seperti itulah penjelasan mengenai penyimpangan sosial yang ada, beserta pengertian, bentuk, penyebab, dan contohnya yang diharapkan dapat membantu Grameds mendapatkan informasi. Baca juga artikel terkait “Penyimpangan Sosial” : Jika Grameds memiliki ketertarikan untuk mempelajari mengenai ilmu sosial yang ada di tengah masyarakat saat ini, kamu bisa mempelajarinya dengan membaca referensi-referensi yang ada di internet maupun buku yang hanya bisa kamu dapatkan di www.gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu berusaha untuk menyediakan informasi terbaik dan terbaru untuk kamu. Penulis: Andrew
|