Sebutkan 4 faktor yang mempengaruhi interaksi sosial di masyarakat menurut soerjono soekanto

Dalam Hukum Gerak Newton, pada poin hukum ketiga dikatakan bahwa “Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang sama besar dan berlawanan arah: atau gaya dari dua benda pada satu sama lain selalu sama besar dan berlawanan arah.”

Nah, di dunia sosiologi juga hampir sama. Setiap aksi (perilaku/tindakan) yang kita lakukan akan menghasilkan reaksi dari orang lain. Apa sih hubungan antara tindakan dan interaksi sosial ini? Coba deh kta simak kategori tindakan sosial di bawah ini.

Tindakan sosial instrumental

Tindakan sosial instrumental adalah tindakan yang bersifat rasional atau masuk akal. Tujuan tindakan ini dipertimbangkan secara matang untuk mencapai tujuan yang sudah diperhitungkan. Misalnya, ketika membeli gadget, kita akan mempertimbangkan terlebih dahulu jenis, spesifikasi, hingga harganya.

Tindakan sosial berorientasi nilai

Tindakan sosial berorientasi nilai dilakukan karena tindakan tersebut dianggap baik dan benar di mata masyarakat, namun tujuan dari tindakan tersebut tidak terlalu diperhitungkan. Contohnya, menggunakan tangan kanan ketika memberi atau menerima sesuatu karena masyarakat menganggap penggunaan tangan kanan lebih sopan dibandingkan tangan kiri.

Tindakan sosial tradisional

Tindakan sosial tradisional dilakukan tanpa perhitungan yang matang, namun karena kebiasaan yang sudah ada di lingkungan masyarakat. Selain itu, tidak ada rencana dalam melakukan tindakan ini, karena hanya meniru atau mengulang tindakan yang telah dilakukan sebelumnya. Misalnya, kebiasaan balimau masyarakat Minangkabau yang dilakukan saat menyambut bulan Ramadhan.

Tindakan afektif

Tindakan afektif adalah tindakan irasional yang terjadi secara spontan. Sebagian besar tindakan ini didorong oleh perasaan dan emosi, tanpa perhitungan yang matang. Misalnya, tindakan seorang ibu yang langsung memeluk anaknya yang sedang menangis, karena tindakan tersebut merupakan ungkapan kasih sayang yang dilakukan tanpa perlu pertimbangan sebelumnya.

Nah, tindakan sosial ini menjadi dasar terjadinya interaksi sosial. Interaksi sosial sangat erat kaitannya dengan naluri manusia untuk menjadi satu dengan manusia lain dan keinginan untuk bersatu dengan lingkungannya.

Interaksi sosial tidak terjadi secara spontan, namun didasari oleh faktor-faktor tertentu. Menurut ahli Sosiologi Soerjono Soekanto, terdapat beberapa faktor yang mendasari interaksi sosial, yaitu:

1. Imitasi

Imitasi adalah tindakan meniru orang lain, baik sikap, tingkah laku, maupun penampilan fisiknya. Imitasi ini bisa menjadi hal yang positif kalau hal yang ditiru tersebut merupakan hal yang baik di mata masyarakat. Sebaliknya, apabila hal yang ditiru tersebut merupakan hal negatif, tentunya akan dinilai buruk di mata masyarakat. Misalnya, meniru penampilan penyanyi yang memakai dandanan dan perhiasan yang berlebihan akan menimbulkan reaksi yang negatif di lingkungan sosial.

2. Sugesti

Sugesti adalah pengaruh atau pandangan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain, sehingga ada proses saling mempengaruhi dan menerima pandangan tersebut secara ataupun tidak, tanpa berpikir panjang. Misalnya, calon presiden yang melakukan kampanye untuk menyakinkan masyarakat untuk memilihnya pada saat pemilu.

3. Identifikasi

Identifikasi yaitu kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain, umumnya orang yang diidolakan. Identifikasi adalah bentuk lanjutan dari proses imitasi dan sugesti yang memiliki pengaruh yang sangat kuat. Contohnya, seorang penggemar K-pop yang sangat mengidolakan Irene Red Velvet, kemudian mulai mengubah penampilannya agar mirip dengan idolanya tersebut, mulai dari cara berpakaian, model rambut, dan make up.

4. Simpati

Simpati adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain sehingga ingin mengerti pihak lain untuk semakin memahaminya. Misalnya, ketika mendapatkan broadcast mengenai berita tentang anak hilang melalui aplikasi Whatsapp, sikap simpati yang muncul adalah meneruskan pesan tersebut ke orang lain agar anak tersebut segera ditemukan.

5. Empati

Mirip dengan simpati. Namun, pada empati kita benar-benar merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan orang lain. Misalnya, seorang ibu yang kehilangannya karena penyakit kanker akan mengikuti komunitas dengan latar belakang anggota yang sama sebagai sarana berbagi informasi dan penggalangan dana sebagai bentuk dukungan materil dan moril untuk orang-orang yang memiliki nasib yang sama.

6. Motivasi

Mirip dengan sugesti namun lebih rasional. Motivasi memberikan pengaruh kepada orang lain namun tetap dapat diterima secara lebih kritis, rasional dan bertanggung jawab. Misalnya, ketika dipuji oleh guru karena mendapatkan nilai yang bagus, kita akan lebih termotivasi untuk giat belajar agar nilai kita tetap bagus.

Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor di atas, interaksi sosial harus memenuhi dua syarat, yaitu kontak dan komunikasi.

Kontak sosial terbagi atas tiga jenis, yaitu:

  1. Antar individu, misalnya kontak antara orangtua dan anak
  2. Antar kelompok, seperti dua perusahaan yang melakukan kerjasama bisnis
  3. Antar individu dan kelompok, misalnya seorang guru yang menerangkan materi pelajaran kepada murid di kelas.

Selain itu, kontak sosial juga dapat dilihat dalam dua bentuk, yaitu kontak primer dan kontak sekunder. Kontak primer atau langsung terjadi tanpa bantuan perantara apapun. Sebaliknya, kontak sekunder terjadi melalui perantara seperti telepon atau e-mail.

Komunikasi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu verbal dan non verbal. Komunikasi verbal dilakukan dengan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh kedua belah pihak yang saling berkomunikasi. Sementara komunikasi non verbal dilakukan menggunakan kode tertentu, seperti kode morse atau bahasa isyarat.

Agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar, ada beberapa komponen yang harus dipenuhi, yaitu:

  1. Pengirim, yaitu pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain
  2. Komunikan, yaitu pihak yang menerima pesan
  3. Pesan, isi atau maksud yang disampaikan oleh pengirim kepada komunikan
  4. Umpan balik atau respon yang diberikan komunikan terhadap pesan yang disampaikan

Lalu, apa tujuan dari interaksi sosial? Interaksi sosial memiliki tujuan untuk menciptakan keteraturan sosial. Keteraturan sosial ini tercipta melalui 4 urutan, yaitu:

  1. Tertib, apabila masyarakat bertindak sesuai dengan nilai serta norma yang berlaku
  2. Order, nilai dan norma yang ada dipahami, diakui, dan dipatuhi sepenuhnya oleh masyarakat
  3. Keajegan dan keteraturan yang sifatnya tetap dan terus menerus secara otomatis
  4. Pola, bentuk, dan warna interaksi sosial

Membahas materi sosiologi tentang tindakan dan interaksi sosial ini sebenarnya bisa lebih lama dikarenakan hal ini berhubungan dengan kehidupan dan sudah pasti dekat dengan kita.

Nah, materi Tindakan dan Interaksi Sosial ini bisa kamu pelajari lebih mendalam di aplikasi Pahamify, loh! Pahamify punya banyak fitur yang dapat membuat proses belajar jadi seru sehingga kamu bisa memahami materi jadi lebih mudah. Download aplikasi Pahamify supaya kamu bisa belajar dengan gratis dan tetap #BelajarSeruDiRumah.

Penulis: Alivia Awin

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interkasi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya didalam amasyarakat.

Secara harfiah interaksi berarti tindakan (action) yang berbalasan antarindividu atau antarkelompok. Tindakan saling mempengaruhi ini seringkali dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol atau konsep-konsep.

Jadi, pengertian interaksi sosial, yaitu hubungan timbal balik yang dinamis antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok baik dalam kerja sama, persaingan, ataupun pertikaian. Interaksi sosial melibatkan proses-proses sosial yang bermacammacam, yang menyusun unsur-unsur dinamis dari masyarakat, yaitu proses-proses tingkah laku yang dikaitkan dengan struktur sosial.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Interaksi Sosial

  1. Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial.
  2. Homans ( dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya.
  3. Menurut Gillin dan Gillin tidak semua hubungan sosial dapat dikatakan interaksi sosial. Suatu hubungan sosial dikatakan interaksi sosial jika terdapat dua syarat yang terpenuhi. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi (communication).

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Stratifikasi Sosial – Bentuk, Ciri, Pembentukan & Manfaat Hingga Kerugiannya | Ayoksinau.com

Ada Faktor-Faktor Yang dapat Mempengaruhi Interaksi Sosial diantara nya yaitu sebgai berikut :

  1. Sugesti. Sugesti merupakan sesuatu proses pemberian pandangan atau pengaruh oleh seseorang

    terhadap orang lain dengan cara tertentu sehingga pandangan atau pengaruh tersebut diikuti tanpa berpikir panjang.

  2. Imitasi. Imilati merupakan proses belajar seseorang dengan cara meniru atau juga  mengikuti perilaku orang lain. Melalui proses imitasi seseorang bisa mempelajari nilai dan norma dalam masyarakat,

    dan dapat juga menyimpang oleh nilai dan norma yang berlaku.

  3. identifikasi Identifikasi merupakan proses identifikasi berawal oleh rasa kekaguman seseorang pada tokoh idolanya .

    Kekaguman tersebut lah yang mendorong seseorang untuk menjadikan dirinya sama/mirip atau identik dengan tokoh tersebut.

  4. Simpati
    simpati merupakan Sekilas simpati tampak sama dengan identifikasi karena menuntun seseorang untuk memosisikan diri terhadap keadaan orang lain. Hanya saja dalam simpati faktor perasaan memang memegang peranan utama. Rasa ketertarikan seseorang .
  5. Motivasi Motivasi merupakan dorongan yang mendasari seseorang guna melakukan perbuatan berdasarkan pertimbangan rasionaitis. Motivasi dalam diri seseorang dapat timbul disebabkan faktor atau pengaruh oleh orang lain

    sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain.

  6. Empati Empati adalah rasa haru seseorang ketika seseorang melihat orang lain

    mengalami sesuatu yang menarik perhatian. Empati ialah  kelanjutan oleh rasa simpati yang berupa perbuatan nyata untuk mewujutkan.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian dan Macam Kebutuhan Dasar Manusia

Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri – ciri interaksi sosial, antara lain (p. 23) :

  1. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
  2. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
  3. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
  4. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Modernisasi : Tujuan, Ciri, dan Dampaknya Pada Dunia Usaha

Menurut Gillin dan Gillin tidak semua hubungan sosial dapat dikatakan interaksi sosial. Suatu hubungan sosial dikatakan interaksi sosial jika terdapat dua syarat yang terpenuhi. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi (communication).

  1. Kontak Sosial (social contact)
    Kontak sosial lebih menunjuk pada suatu hubungan sosial yang bersifat langsung. Sebagai contohnya, sentuhan, percakapan, maupun tatap muka. Namun, seiring dengan perkembangan zaman serta majunya teknologi saat ini telah memungkinkan terjadinya kontak sosial yang bersifat tidak langsung. Di mana pihak-pihak yang bersangkutan menggunakan media perantara untuk melakukan kontak sosial seperti e-mail, SMS, telepon, dan lain-lain.
  2. Komunikasi (communication)
    Komunikasi terjadi setelah kontak sosial berlangsung. Pada umumnya komunikasi mengacu pada proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara langsung maupun melalui alat bantu agar orang lain memberikan tanggapan atau respons tertentu.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Sosial, Cakupan Sosial dan Faktor-Faktor Sosial | Ayoksinau.com

Interaksi sosial yang terjadi dapat bersifat positif dapat pula bersifat negative. Interaksi sosial positif disebut pula sebagai interaksi sosial asosiatif. Sedangkan interaksi sosial negative disebut juga interaksi sosial disosiatif. Interaksi sosial asosiatif mengarah pada persatuan karena interaksi yang terjadi antara individu atau kelompok yang terlibat didalamnya mengarah pada persatuan. Interaksi sosial disosiatif mengarah pada “perpecahan” karena interaksi yang terjadi antara individu atau kelompok yang terlibat didalamnya mengarah pada perpecahan. Dengan demikian terdapat dua bentuk interaksi sosial yang sifatnya berlawanan, yaitu interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif.

Bentuk-bentuk proses asosiatif, antara lain.

a. Kerja sama

Kerjasama adalah proses saling mendekati dan bekerja sama antar individu, antara individu dan kelompok, dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan bersama. Kerjasama dapat kita temukan pada semua kelompok umur, mulai anak-anak sampai orang dewasa. Pada hakikatnya, kerja sama timbul apabila :

  • Orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan- kepentingan yang sama.
  • Masaing-masing pihak menyadari bahwamereka hanya mungkin memenuhi kepentingan-kepentingan mereka tersebut melalui kerja sama.

b. Akomodasi

Akomodasi adalah usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan. Akomodasi dilakukan dengan tujuan tercapainya kestabilan dan keharmonisan dalam kehidupan. Misalnya, perkelahian antara dua orang siswa di sekolah. Guru dapat menjadi perantara untuk mendamaikan kedua siswa setelah guru mempelajari penyebab terjadinya perkelahian. Adapun tujuan akomodasi sebagai berikut :

  • Mengurangi pertentangan antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan faham.
  • Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer.
  • Memungkinkan terwujudnya kerjasama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan.
  • Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya lewat perkawinan campuran.

c. Asimilasi

Asimilasi merupakan bentuk proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan diantara orang-orang atau kelompok manusia. Mereka tidak lagi merasa sebagai kelompok yang berbeda sebab mereka lebih mengutamakan kepentingan dan tujuan yang akan dicapai bersama.

Proses asimilasi timbul bila terdapat hal-hal berikut :

  • Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaan nya.
  • Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu lama.
  • Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.

Proses disosiatif merupakan kebalikan dari peruses asosiasif. Bila pada proses sosial asosiatif lebih menekankan bentuk kerjasama, proses sosial disosiatif lebih ditekankan pada bentuk persaingan atau perlawanan. Terdapat tiga bentuk interaksi disosiatif yaitu persaingan, kontravensi, dan pertentangan.

a. Persaingan

Persaingan adalah suatu proses sosial yang terjadi di mana individu atau kelompoks aling bersaing untuk berlomba atau berkompetisi mencari keuntungan melalui bidang-bidang tertentu dengan menggunakan cara-cara yang terbuka dan adil. Misalnya, persaingan antara dua juara kelas di satu sekolah untuk membuktikan siapa yang layak mendapat bintang sekolah. Kedua juara kelas itu akan belajar dengan sungguh-sungguhuntuk mencapai gelar tersebut. Persaingan yang terjadi antara dua orang tersebut merupakan persaingan pribadi. Ada juga persaingan yang bersifat kelompok, misalnya persaingan antara Persipura Jayapura dan Persib Bandung dalam memperebutkan tempat du putaran Final Liga Indonesia.

b. Pertentangan

Pertentangan adalah suatu proses sosial dimana seseorang atau kelompok dengan sadar atau tidak sadar menentang pihak lain yang disertai ancaman atau kekerasan untuk mencapai tujuan atau keinginannya.

Pertentangan dapat timbul karena  :

  • Perbedaan pendapat, prinsip, aturan antar individu,
  • Perbedaan adat-istiadat dan kebudayaan,
  • Perbedaan kepentingan politik, ekonomi, dan sosial ,
  • Perubahan sosial, disorganisasi, dan disintegrasi.

c. Kontravensi

Kontravensi ialah bentuk interaksi sosial yang berada diantara persaingan dan pertentangan. Kontravensi ditandai dengan gejala adanya ketidak puasan terhadap seseorang atau sesuatu. Sikap tersebut dapat terlihat jelas atau tersembunyi. Sikap tersembunyi tersebut dapat berbuah menjadi kebencian, akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.

Hubungan antar individu dimaksudkan agar seluruh komponen sosial berjalan dengan baik dan dinamis. Akan tetapi hubungan yang diharapkan adalah hubungan antar individu maupun kelompok yang bersifat positif bukan yang  bersikap negative yang dapat mengakibatkan perpecahan. Dalam hal itu, kita harus senantiasa menjaga hubungan yang harmonis dengan sesame, baik keluarga, teman, maupun warga masyarakat agar tercipta kerukunan dan kenyamanan hidup yang hakiki.