Saat tidur tidak bisa bergerak dan berbicara

tribun-nasional.com – Pernahkah kamu mengalami ” ketindihan ” saat tidur?

Pada seseorang yang ketindihan ketika tidur, mereka sudah dalam kondisi sadar namun badan terasa kaku, dada sesak, dan tidak mampu membuka mata. Hal ini dinamakan kelumpuhan tidur ( sleep paralysis ).

Sleep paralysis sering dikaitkan dengan kejadian mistis karena ketindihan makhluk halus .

Beberapa orang yang berada dalam kondisi sleep paralysis melihat seolah-olah ada bayangan hitam di depan mereka, walau faktanya tidak ada.

Jadi, apa itu sleep paralysis? Benarkah ada hubungannya dengan kejadian mistis?

Definisi sleep paralysis

Sleep paralysis adalah kondisi di mana seseorang merasa sadar namun tidak bisa bergerak, yang terjadi ketika mereka melewati tahapan antara terjaga dan tidur.

Selama masa transisi itu, kita tidak dapat bergerak atau berbicara selama beberapa detik hingga beberapa menit. Sebagian orang bahkan merasakan tekanan atau tercekik.

Sleep paralysis bisa terjadi bersamaan dengan gangguan tidur lain seperti narkolepsi , kebutuhan yang sangat kuat untuk tidur akibat masalah pada kemampuan otak yang mengatur jadwal tidur.

Kapan sleep paralysis terjadi?

Ketindihan atau kelumpuhan yang dialami saat kita tertidur dikenal sebagai hypnagogic atau predormital sleep paralysis.

Jika terjadi saat kita ingin bangun tidur, itu disebut hypnopompic atau postdormital sleep paralysis.

Proses hypnagogic sleep paralysis

Saat tertidur, tubuh kita akan menjadi rileks secara perlahan. Kesadaran mulai berkurang, sehingga kita tidak menyadari perubahan pada tubuh.

Namun, jika kita tetap tersadar saat tidur, kemungkinan kita tidak dapat bergerak atau berbicara.

Proses hypnopompic sleep paralysis

Selama tidur, tubuh beralih antara tidur REM (rapid eye movement) dan tidur non-REM. Satu siklus tidur REM dan tidur non-REM berlangsung sekitar 90 menit.

Tidur non-REM terjadi lebih dulu selama lebih kurang 75 persen dari total waktu tidur kita. Dalam siklus ini, tubuh menjadi rileks dan memulihkan diri.

Setelah akhir siklus tersebut, kita memasuki tidur REM di mana mata bergerak cepat dan mengalami mimpi, sedangkan otot-otot tidak diaktifkan.

Jika kita sadar sebelum siklus REM berakhir, tubuh kita tidak bisa bergerak dan mulut tidak dapat berbicara.

Faktor yang memicu ketindihan saat tidur

Sekitar 4 dari 10 orang mengalami sleep paralysis. Kondisi ini bisa ditemui sejak anak menginjak masa remaja.

Baik pria maupun wanita dari segala rentang usia dapat merasakan ketindihan saat tidur.

Faktor lain yang mungkin terkait dengan sleep paralysis meliputi:

  • Kurang tidur
  • Jadwal tidur yang berubah
  • Kondisi mental seperti stres atau gangguan bipolar
  • Tidur telentang
  • Masalah tidur seperti narkolepsi atau kram kaki di malam hari
  • Penggunaan obat-obatan tertentu
  • Penyalahgunaan zat

Mendiagnosis sleep paralysis

Umumnya sleep paralysis tidak perlu memerlukan perawatan.

Namun, bicarakan dengan dokter jika kita memiliki salah satu dari masalah berikut:

  • Merasa cemas tentang gejala sleep paralysis
  • Gejala sleep paralysis membuat kita kelelahan di siang hari
  • Gejala sleep paralysis menyebabkan kita sulit tidur di malam hari

Terkadang, dokter juga akan menanyakan beberapa hal ini kepada penderita sleep paralysis:

  • Meminta pasien untuk menggambarkan gejala dan membuat buku harian tidur selama beberapa minggu
  • Mendiskusikan riwayat kesehatan, termasuk gangguan tidur atau riwayat keluarga dengan gangguan tidur
  • Merujuk pasien ke spesialis tidur untuk evaluasi lebih lanjut
  • Meneliti tidur malam atau tidur siang pasien demi memastikan pasien tidak memiliki gangguan tidur lainnya

Mengobati sleep paralysis

Seperti yang sudah disinggung, sebagian besar orang tidak perlu mengobati sleep paralysis.

Tetapi, mengatasi masalah mendasar seperti narkolepsi bisa membantu jika kita merasa cemas atau tidak bisa tidur nyenyak.

Caranya:

  • Memperbaiki kebiasaan tidur dengan tidur 6-8 jam per malam
  • Menggunakan obat antidepresan sesuai resep dokter untuk membantu mengatur siklus tidur
  • Mengobati masalah kesehatan mental yang dapat menyebabkan kelumpuhan tidur
  • Mengobati gangguan tidur seperti narkolepsi atau kram kaki

Bobo.id - Teman-teman pernah mengalami ketindihan saat tidur?

Ketindihan ditandai dengan kondisi tubuh kaku dan tidak bisa digerakkan, padahal kita dalam kondisi sadar dan bangun tidur.

Saat mengalami ketindihan, kita tidak bisa berbicara dan bergerak.

Selain itu, selama ketindihan sering kali kita merasa sesak, merasa bising, sulit bernapas, dan berkeringat.

Tak salah, banyak yang menghubungkan ketindihan dengan hal-hal berbau horor, misalnya kita sedang diganggu hantu.

Tapi, sebenarnya ketindihan bisa dijelaskan secara ilmiah, kok.

Penyebab Ketindihan

Dalam bahasa medisnya, ketindihan ini disebut dengan sleep paralysis.

Untuk mengetahui penyebab ketindihan, kita perlu memahami empat fase tidur terlebih dulu, ya.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Gejala Sleep Apnea, Mendengkur Bisa Sebabkan Bahaya Ini

Tidur pada dasarnya dapat dibagi dalam empat fase, yakni tahapan tidur paling ringan (setengah sadar), tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam, dan rapid eye movement (REM).

Fase tidur inilah yang bisa menjadi dasar proses terjadinya ketindihan atau kelumpuhan tidur.

- Pertama, seseorang dari keadaan sadar (saat hendak tidur) akan beralih ke fase tidur paling ringan, tapi kemudian tiba-tiba langsung melompat ke fase REM (mimpi).

Dua tahap tidur pun terlewati, yakni tidur lebih dalam dan tidur paling dalam.

Gelombang otak alhasil tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya karena kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur.

- Kedua, otak mendadak terbangun dari tahap REM, sedangkan tubuh masih dalam keadaan tidur paling dalam.

Seseorang bisa merasa sangat sadar, tetapi tubuh tidak bisa bergerak atau digerakkan.

Otak yang tiba-tiba sadar pun dapat mengalami halusinasi, bisa jadi berupa bayangan menyeramkan di sekitar tempat tidur.

Bayangan itu bisa juga berupa tekanan pada dada dan sehingga sulit bernapas. Halusinasi inilah yang menyebabkan kita seolah-olah melihat bayangan menyeramkan.

Baca Juga: Pernah Merasa Tidak Nyaman dan Ingin Marah Setelah Bangun Tidur? Ketahui Penyebab dan Cara Mencegahnya

- Ketiga, seseorang akan merasa panik dan ketakutan adanya halusinasi tersebut. Akan tetapi, tubuh yang masih dalam keadaan tidur paling dalam hanya bisa mengalami kesadaran di bagian tubuh atas, yakni mata dan telinga.

Sementara, tubuh bagian bawah terasa sulit digerakan. Otak manusia masih terjaga, namun karena anggota tubuh sedang tidur, otak hanya dapat membuat indera tertentu terjaga, seperti mata yang masih dapat melirik dan telinga dapat mendengar.

- Keempat, setelah beberapa menit terjadi kombinasi proses halusinasi dan tubuh tidak bisa digerakkan, biasanya akan ada sedikit rasa dingin yang menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh.

Perlahan, ujung kaki atau tangan bisa digerakkan kembali dan halusinasi mengerikan menghilang.

Jadi, ketindihan secara sederhana dapat terjadi karena seseorang bangun di tengah fase REM dalam tidur.

Ketindihan adalah kelumpuhan tidur yang ditandai transisi tubuh ke atau dari tidur REM tidak selaras dengan otak.

Mengatasi Ketindihan

Ada beberapa faktor yang bisa memicu ketindihan, di antaranya posisi tidur, terlalu lelah, kurang tidur, jadwal tidur yang berubah-ubah, sedang tertekan, perasaan cemas, dan suhu ruangan yang tidak sesuai.

Nah, untuk mengatasi ketindihan ini kita harus menghindari faktor-faktor yang memicu ketindihan.

Baca Juga: Sering Marah dan Merasa Tidak Nyaman saat Bangun Tidur? Mungkin Kamu Mengalami Sleep Inertia!

Berikut ini contoh-contoh cara mengatasi ketindihan:

- Gerakkan ujung jari kaki dan tangan perlahan-lahan sampai kita bisa menggerakkan bagian tubuh lainnya.

- Tetap tenang dan tidak panik.

- Tarik napas panjang dan dalam.

- Saat sudah tersadar, ubah posisi tidur dan buat badan serileks mungkin.

Teman-teman, itulah penyebab ketindihan dan cara mengatasi ketindihan.

Ketindihan atau sleep paralysis memiliki penjelasan medis, kok.

Saat mengalami ketindihan, jangan berpikiran yang buruk dulu, ya.

Usahakan untuk tetap tenang dan tidak panik saat mengalami ketindihan.

----

Kuis!

Sebutkan 4 fase dalam tidur!

Petunjuk: Cek halaman 2!

Tonton video ini juga, yuk!

----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Saat tidur tidak bisa bergerak dan berbicara

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Video Pilihan

Apa penyebab tidak bisa bergerak saat tidur?

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami sleep paralysis, antara lain: Kurang tidur. Sering begadang dan jadwal tidur yang berubah-ubah akibat jet-lag misalnya dapat memicu terjadinya sleep paralysis. Gangguan mental.

Apa yang harus dilakukan jika terkena sleep paralysis?

Cara Mengatasi Sleep Paralysis.
Pastikan waktu tidur tercukupi. Kualitas tidur yang buruk dapat memicu sleep paralysis. ... .
2. Lakukan meditasi. ... .
Perbaiki posisi tidur. ... .
Kurangi stres. ... .
Kurangi konsumsi minuman berkafein. ... .
6. Hindari konsumsi minuman beralkohol. ... .
7. Ciptakan ruang tidur yang nyaman..

Kenapa sleep paralysis menakutkan?

Sebab, sleep paralysis atau lumpuh tidur atau ketindihan disebabkan oleh fase tidur yang tak sempurna dan cukup sering terjadi, sehingga menyebabkan gejala yang menakutkan, termasuk halusinasi.

Apakah sleep paralysis itu berbahaya?

Melansir dari Medical News Today, sleep paralysis tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan kecemasan. Kecemasan inilah yang bisa membahayakan mental seseorang. Kondisi ini bisa terjadi bersamaan dengan gangguan tidur lainnya, seperti narkoleps.