Rasul yang mendapat tantangan yang sangat berat dari kaum quraisy

Nabi Muhammad yang mulanya mendapat perintah Allah berdakwah secara sembunyi-sembunyi kemudian diperintah oleh Allah untuk berdakwah secara terang-terangan. Saat Rasulullah berdakwah secara terang-terangan, maka gangguan kaum kafir Quraisy juga semakin nampak. Orang-orang kafir Quraisy melakukan segala upaya demi terhentinya dakwah Rasulullah SAW dan padamnya syiar Islam. Namun atas pertolongan Allah, syiar Islam semakin berkembang dan pemeluk Islam semakin banyak. Janji Allah tentang Islam dan syiar Islam termaktub dalam Al-Qur’an yang artinya:

“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, sementara Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukainya. Dialah Yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar untuk Dia menangkan atas segala agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” (QS at-Taubah: 32-33).

Diantara usaha-usaha orang-orang kafir Quraisy dalam menghalangi dakwah Nabi SAW dan tersebarnya dakwah Islam antara lain:

1. Penghinaan, ancaman dan siksaan secara fisik kepada Rasulullah SAW.

Orang-orang kafir Quraisy Makkah menghina Nabi Muhammad dan menyebut beliau sebagai orang gila, tukang sihir, si anak celaka dan sebagainya sebagai penghinaan kepada beliau. Abu Jahal melemparkan kotoran unta di atas tubuh Rasulullah kala beliau sedang bersujud dalam shalat beliau di Masjidil Haram. Sedangkan dalam kesempatan yang lain, Abu Jahal membuat jebakan lubang yang sangat dalam di depan rumah Rasulullah, namun jebakan tersebut justru mengenai Abu Jahal sendiri. Dan yang lebih gila lagi ialah keinginan orang-orang kafir Quraisy untuk membunuh Rasulullah SAW. Kejadian ini terjadi menjelang hijrah Rasulullah SAW ke Madinah, namun Allah senantiasa melindungi Nabi Muhammad SAW dari gangguan orang-orang kafir Quraisy.

2. Penghinaan, ancaman dan siksaan terhadap para pengikut Rasulullah SAW

Saat orang-orang kafir gagal dalam membunuh karakter Rasulullah SAW dengan fitnah, dan mereka juga gagal menghentikan dakwah Rasulullah, mereka mengalihkan gangguan kepada para pengikut Nabi Muhammad SAW yang berasal dari kalangan budak dan lemah. Tujuannya agar para pengikut Rasulullah tersebut mau kembali ke barisan kaum kafir dan menyembah berhala. Namun, “mimpi” mereka hanya berisi pepesan kosong belaka.

Diantara para sahabat yang menerima siksaan dari kaum kafir Quraisy ialah sahabat Bilal bin Rabah yang disiksa dengan ditelentangkan di padang pasir saat siang hari dan dadanya ditindih dengan batu besar. Sahabat Khabab bin Al-Arat sekujur tubuhnya ditempeli besi panas. Bahkan sahabat Yasir dan istrinya, Sumayyah menjadi syuhada pertama dalam Islam.

3. Tawaran harta, tahta dan wanita

Orang-orang kafir Quraisy mengutus Utbah bin Rabi’ah menemui Rasulullah kemudian menawarkan harta sebanyak apapun yang Rasulullah mau lalu menawari Rasulullah menjadi pemimpin Makkah dan juga menawarkan wanita-wanita tercanti di seluruh Arab agar Rasulullah menghentikan dakwah beliau. Semua tawaran tersebut ditolak oleh Rasulullah SAW, karena beliau diutus ke dunia bukanlah untuk mengejar harta, tahta dan wanita.

4. Membujuk Nabi SAW untuk saling bertukar sesembahan

Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas terkait asbabun nuzul Surat Al Kafirun ini. Bahwa Walid bin Mughirah, Ash bin Wail, Aswad bin Abdul Muthalib dan Umayyah bin Khalaf menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka mengatakan, “Wahai Muhammad, marilah kami menyembah Tuhan yang kamu sembah dan kamu menyembah Tuhan yang kami sembah. Kita bersama-sama ikut serta dalam perkara ini. Jika ternyata agamamu lebih baik dari agama kami, kami telah ikut serta dan mengambil keuntungan kami dalam agamamu. Jika ternyata agama kami lebih baik dari agamamu, kamu telah ikut serta dan mengambil keuntunganmu dalam agama kami.”

Penawaran seperti itu adalah penawaran yang bodoh dan konyol serta mereka tak mengetahui hakikat ajaran Islam yang sangat menentang setiap ajaran yang ingin mempersekutukan Allah dengan sesuatu. Maka Allah pun menurunkan Surat Al Kafirun sebagai jawaban tegas bahwa Rasulullah berlepas diri dari agama mereka.

5. Membujuk dan memprovokasi Abu Thalib

Orang-orang kafir Quraisy merasa frustasi saat melakukan gangguan kepada Nabi dan para sahabat beliau yang sangat gigih memegang ajaran Islam. Orang-orang Quraisy mendekati Abu Thalib yang merupakan paman sekaligus pelindung Nabi Muhammad dalam berdakwah. Mereka berharap Abu Thalib, yakni orang yang sangat disegani dan dicintai Rasulullah mau mendukung mereka dalam menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW. Orang-orang kafir Quraisy membawa seorang pemuda yang gagah dan ganteng untuk ditukarkan dengan Rasulullah. Hal tersebut sangat menyinggung perasaan Abu Thalib dan menolak tawaran orang-orang kafir Quraisy.

6. Menghasut Masyarakat Makkah

Orang-orang kafir Quraisy berusaha menghalangi orang-orang Makkah yang ingin mendengarkan dakwah Nabi SAW, bahkan mengancam membunuh mereka. Namun hal itu tak menyurutkan keinginan masyarakat Makkah untuk mendengar dakwah Nabi SAW walau dengan sembunyi-sembunyi.

7. Mengasingkan dan memboikot Bani Hasyim dan Bani Muthallib

Saat orang-orang kafir Quraisy telah mengalami kebuntuan dalam menghentikan dakwah Nabi SAW dengan ancaman, mereka mulai melakukan pengasingan dan pemboikotan. Mereka bersepakat membuat surat pengumuman yang ditempel di Ka’bah yang berisi tentang larangan untuk melakukan jual-beli, pernikahan dan tolong menolong dengan Nabi Muhammad, keluarga serta para pengikut beliau. Diriwayatkan, yang menulis penyataan itu ialah Manshûr bin ‘Ikrimah yang didoakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar celaka sehingga sebagian jemarinya lumpuh. Ada juga yang mengatakan bahwa penulisnya ialah Nadhr bin Hârits, ada yang mengatakan Thalhah bin Abu Thalhah, dan ada pula yang mengatakan Bagiid bin ‘Amir bin Hasyim bin Abdud-Daar.

Pemboikotan ini berlangsung selama 3 tahun dan berakhir dengan robeknya surat pengumuman itu karena di makan rayap kecuali tulisan yang terdapat lafazh nama Allah Azza wa Jalla. Dampak dari pemboikotan ini ialah kelaparan yang sangat dialami oleh kaum muslim. Bahkan tak lama setelah pemboikotan dan pengasingan dicabut, Khadijah istri Nabi SAW dan Abu Thalib paman Nabi SAW wafat karena selain usia yang telah tua, juga beratnya beban yang ditanggung saat pemboikotan.

8. Mempengaruhi pemimpin negara-negara tetangganuntuk menolak Islam dan kaum muslimin

Saat Makkah dirasa sudah taka man bagi kaum muslimin, maka sebagian kaum muslimin yang dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib saudara Ali bin Abi Thalib melakukan perjalanan hijrah ke Negeri Habasyah yang saat itu dipimpin oleh Raja Negus/Najasyi yang beragama Nasrani. Di negeri Habasyah kaum muslimin mendapatkan ketenangan dan perlindungan dari raja yang adil tersebut. Kaum kafir Quraisy merasa sangat marah atas perhatian yang diberikan kepada kaum muslimin. Mereka segera mengutus Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabiah ke Habasyah untuk menjemput kaum muslimin pulang ke Makkah dan kembali mendapatkan siksaan dari kaum kafir Quraisy.

Mereka menghasut Raja Najasyi dengan berbagai fitnah, namun karena Raja Najasyi selain adil dan bijaksana, beliau juga sangat alim sehingga segala fitnah yang dilancarkan Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabiah tak membuat Raja Najasyi terpengaruh dan tetap memberi perlindungan kepada kaum muslim selama yang kaum muslim inginkan.

Tantangan dan rintangan yang diterima kaum muslim di zaman Nabi sebenarnya tidak berbeda jauh dengan yang dialami kaum muslim di zaman ini. Sehingga layaklah jika kita belajar kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dalam menghadapi setiap ujian. Dan akhirnya, marilah kita kembalikan segala hasil dari setiap usaha kita sebagai kaum muslim kepada Allah SWT dan senantiasa berdoa agar dimudahkan segala urusan kita. Aamiin.

Jakarta -

Nabi Muhammad SAW menerima wahyu kerasulan pertama kali saat menjelang usia 40 tahun. Wahyu datang melalui Malaikat Jibril di Gua Hira pada suatu malam. Ada yang menyebut peristiwa itu terjadi pada 17 Ramadhan 13 tahun sebelum hijriyah.

Setelah peristiwa malam tersebu, Muhammad suami Khadijjah binti Khuwailid itu sempat mengalami pergulatan batin selama beberapa hari. Hingga kemudian setelah tenang, putra Abdullah bin Abdul Muthalib pergi ke Kakbah.

Dalam perjalanan ke Kakbah Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Waraqah bin Naufal, sepupu Siti Khadijjah. Kepada Waraqah, Muhammad menceritakan semua peristiwa yang dia alami di Gua Hira.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Waraqah sebelumnya juga mendengar cerita senada dari Khadijjah. Waraqah meyakinkan bahwa Muhammad adalah Nabi yang diutus Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak umat.

Kepada Muhammad, Waraqah mengingatkan agar berhati-hati. Sebab saat menyampaikan wahyu Allah SWT, nantinya Muhammad bisa saja mendapat penolakan dari kaum kafir Quraisy. "Pastilah kau (Muhammad) akan didustakan orang, akan disiksa, akan diusir dan akan diperangi. Kalau sampai pada waktu itu aku masih hidup, pasti aku akan membela yang di pihak Allah dengan pembelaan yang sudah diketahui-Nya pula," kata Waraqah kepada Nabi Muhammad SAW seperti dikutip Tim Hikmah detikcom dari buku Sejarah Hidup Nabi Muhammad karya Muhammad Husain Haekal.

Nabi Muhammad SAW, sang Penghulu Rasul itu pun terbayang akan perjuangan menyampaikan wahyu Allah SWT kepada kaum Quraisy. Mengajak kaum kafir Quraisy beriman kepada Allah SWT ketika itu bukan hal yang mudah.

"Mereka kaum Quraisy sangat kuat mempertahankan kebatilan itu. Mereka bersedia berperang dan mati untuk itu," kata Muhammad Husain Haekal dalam bukunya.


Disebutkan dalam sejumlah Sirah Nabawiyah, di awal kenabian Nabi Muhammad SAW terpaksa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3 tahun. Sampai kemudian turun wahyu Allah SWT, Surat Asy-Syua'ra ayat 214 sampai 216.


وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ . وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ . فَإِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ


Latin-Arab : Wa anżir 'asyīratakal-aqrabīn. Wakhfiḍ janāḥaka limanittaba'aka minal-mu`minīn. Fa in 'aṣauka fa qul innī barī`um mimmā ta'malụn


Artinya: "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan" (QS. Asy-Syua'ra': 214-216)

Turun juga Al Quran Surat Al-Hijr ayat 94

فَٱصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْمُشْرِكِينَ

Latin - Arab: Faṣda' bimā tu`maru wa a'riḍ 'anil-musyrikīn

Artinya: Maka sampaikanlah olehmu (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.

Nabi Muhammad SAW kemudian memulai dakwah dengan terang-terangan dimulai dari keluarga terdekat yakni kalangan Bani Hasyim. Namun di antara kelarga Bani Hasyim hanya Ali bin Abu Thalib yang mau beriman kepada Allah SWT. Sementara Abu Thalib melindungi dakwah Muhammad namun belum mau mengucap syahadat.

Setelah itu, dakwah terang-terangan Nabi Muhammad selalu mendapat pertentangan dari kaum Quraisy. Bahkan, para pemuka Quraisy menuduh Nabi Muhammad gila dan sempat melemparkan kotoran ke tubuh Nabi. Termasuk yang menentang dakwah Nabi Muhammad SAW adalah sang paman, Abu Jahal dan Abu Lahab.

Bersama kaum kafir Quraiys Abu Jahal dan Abu Lahab menentang habis-habisan dakwah Rasulullah dan mengintimidasi pengikutnya. Mereka khawatir ajaran yang dibawa Muhammad bisa merusak agama nenek moyang kaum Quraisy yakni menyembah berhala.

Mereka pun melakukan segala cara untuk menolak dakwah Rasulullah dengan mencoba membunuhnya. Kaum Quraisy membujuk Abu Talib dengan memberikan sejumlah uang tebusan untuk membiarkan Nabi Muhammad dibunuh.

Rencana pembunuhan dilakukan dengan melibatkan orang di luar suku Quraisy sehingga tidak akan memecah perang saudara. Abu Talib yang mendengar hal itu pun melihat tanda keseriusan Quraisy dalam memerangi dakwah Nabi Muhammad.

Ia pun bergegas memanggil semua keluarga Bani Hasyim dan memberi tahu rencana suku Quraisy. Mereka pun berupaya melindungi Rasulullah dari segala teror yang direncanakan.

Kesulitan yang dihadapi oleh Rasulullah ternyata juga terjadi pada keluarga Bani Hasyim. Kaum Quraisy diketahui memboikot segala jual-beli, pernikahan dan hubungan sosial dengan Bani Hasyim sehingga mengakibatkan mereka kesulitan mendapatkan bahan pangan.

Kaum Quraisy berharap dengan adanya pemboikotan tersebut bisa membuat Bani Hasyim menyerahkan Rasulullah untuk dibunuh. Untuk itu, Abu Thalib memerintahkan seorang dari Bani Hasyim tidur di ranjang Rasulullah sehingga menyerupai Nabi Muhammad.

Setelah berbagai kesulitan yang dialami Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya di Makkah, turunlah perintah hijrah. Awalnya tujuan hijrah adalah ke negeri Habasyah atau Ethiophia. Namun turun perintah agar umat Islam hijrah ke Madinah.

(pay/erd)