Puasa pada tanggal 9 dzulhijjah disebut juga puasa

Makassar - Puasa Dzulhijjah dilakukan pada 1-8 Dzulhijjah sesuai dengan kalender Islam. Sementara jadwal awal pelaksanaan puasa Dzulhijjah menurut penanggalan Masehi jatuh pada tanggal 1 Juli 2022.

Awal pelaksanaan Dzulhijjah ini diperoleh setelah pemerintah menetapkan 1 Dzulhijjah 1443 H melalui sidang isbat pada Rabu (29/6/2022).

"Dari 86 titik, tidak ada satu yang melaporkan melihat hilal sebagaimana yang dilaporkan oleh karenanya berdasarkan hisab posisi hilal seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk. Akan tetapi belum memenuhi MABIMS serta laporan hilal juga tidak terlihat. Secara mufakat 1 Zulhijah jatuh pada hari Jumat tanggal 1 Juli 2022," ujar Wamenag Zainut Tauhid dikutip dari detikNews, Kamis (30/6/2022).

Puasa Dzulhijjah adalah puasa sunnah di bulan Dzulhijjah sebelum hari Arafah dan Idul Adha. Puasa ini dilakukan selama delapan hari pada hari-hari pertama bulan Dzulhijjah.

Berikut jadwal, niat dan keutamaan puasa Dzulhijjah yang dirangkum detikSulsel dari berbagai sumber:

Jadwal dan Niat Puasa Dzulhijjah

Puasa Dzulhijjah harian dilakukan pada hari hari ke-1 sampai ke-7 bulan Dzulhijjah. Puasa Dhulhijjah juga boleh dikerjakan kapan saja sepanjang bulan Dzulhijjah. Ibadah ini merupakan amalan yang dapat dilakukan dari awal bulan Dzulhijjah hingga sebelum hari raya Idul Adha.

Pelaksanaan puasa Dzulhijjah dilandaskan dari salah satu riwayat hadits yang dikisahkan oleh Hafshah bin Umar bin Khattab RA. Puasa di bulan Dzulhijjah bahkan disebut sebagai amalan yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW.

عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعُهُنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِيَامَ عَاشُورَاءَ وَالْعَشْرَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ

Artinya: Dari Hafshah RA, ia berkata, "Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW yaitu, puasa Asyura, puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum Subuh," (HR Ahmad dan An Nasa'i).

Niat puasa Dzulhijjah dilaksanakan dari hari pertama bulan Dzulhijjah sampai hari ketujuh. Berikut niat puasa Dzulhijjah:

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an adaa'i syahri Dzilhijjah sunnatan lillaahi ta'aalaa".

Artinya: Saya niat puasa sunnah di bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah Ta'ala.

Setelah puasa Dzulhijjah disunnahkan pula melanjutkan dengan puasa Tarwiyah di hari kedelapan dan adalah puasa Arafah di hari kesembilan.

Adapun niat puasa Tarwiyah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghadin 'an adaai sunnati yaumit Tarwiyyati lillaahi ta'aalaa".

Artinya: Aku niat puasa sunnah Tarwiyah besok hari karena Allah.

Sementara puasa Arafah dilakukan sehari sebelum Idul Adha atau pada 9 Dzulhijjah. Puasa ini bertepatan dengan ibadah wukuf jemaah Haji di Padang Arafah.

Adapun niat puasa Arafah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghadin 'an adaa i sunnati Arofah Lillaahi Ta'aalaa".

Artinya: Aku niat puasa sunnah Arafah besok hari karena Allah.

Keutamaan Puasa Dzulhijjah

Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang didalamnya terdapat banyak keutamaan. Banyak peristiwa besar yang menjadi momentum sejarah pergerakan umat Islam terjadi di bulan ini.

Sehingga puasa Dzulhijjah sangat dianjurkan untuk dikerjakan dengan imbalan pahala berlipat ganda. Pada pelaksanaan puasa Dzulhijjah terdapat hari-hari besar yang mengikut keutamaannya.

Pada tanggal 1 Dzulhijjah merupakan hari dimana Allah mengampuni Nabi Adam AS di Arafah. Maka, jika melakukan puasa Dzulhijjah di hari ini maka akan diampuni dosa-dosanya.

Pada tanggal 2 Dzulhijjah adalah hari Allah mengabulkan doa Nabi Yunus AS dan mengeluarkannya dari perut ikan nun. Maka orang yang melaksanakan puasa Dzulhijjah di hari itu sama seperti beribadah dan berpuasa satu tahun tanpa maksiat.

Kemudian pada tanggal 3 Dzulhijjah Allah mengabulkan doa Nabi Zakaria AS. Maka orang yang melakukan puasa Dzulhijjah di hari itu akan dikabulkan doanya.

Sementara tanggal 4 Dzulhijjah Nabi Isa AS dilahirkan. Jika melaksanakan puasa Dzulhijjah pada hari ini maka akan dihilangkan kesusahan dan dikumpulkan bersama orang mulia di hari kiamat.

Selanjutnya pada tanggal 5 Dzulhijjah Nabi Musa AS dilahirkan dan dimuliakan munajatnya. Sehingga orang yang melaksanakan puasa Dzulhijjah di hari itu akan terlepas dari sifat munafik dan siksa kubur.

Dilanjutkan pada tanggal 6 Dzulhijjah Allah membukakan pintu kebaikan semua nabi. Sehingga bagi orang yang melaksanakan puasa Dzulhijjah di hari itu akan dipandang Allah dengan penuh rahmat dan kasih sayang.

Sementara pada tanggal 7 Dzulhijjah pintu neraka jahanam dikunci dan tidak akan dibuka sebelum berakhir pada 10 Dzulhijjah. Maka orang yang melaksanakan puasa Dzulhijjah di hari itu akan dihindarkan dari 30 pintu kemelaratan dan kesukaran dan dibukakan 30 pintu kemudahan untuknya.

Selain itu, pada tanggal 8 Dzulhijjah yakni waktu pelaksanaan puasa Tarwiyah memiliki keistimewaan yakni menghapus dosa yang dibuat tahun lalu. Sedangkan tanggal 9 Dzulhijjah yakni waktu pelaksanaan puasa Arafah memiliki keutamaan mendatangkan kemuliaan bagi yang menjalankannya.

Simak Video "Bikin Laper: Kapurung Khas Makassar yang Segar dan Mengenyangkan"



(tau/nvl)

Jakarta -

Puasa Dzulhijjah adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada 9 hari pertama bulan Dzulhijjah. Berikut bacaan niat puasa Dzulhijjah beserta jadwalnya.

Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan yang memiliki keutamaan untuk menjalankan ibadah. Seperti puasa sunnah, memperbanyak bacaan sholawat, berdoa, hingga amalan kebajikan lainnya.

Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa 10 hari bulan Dzulhijjah adalah hari yang agung di sisi Allah SWT. Dari Ibnu Umar ra, Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ

Artinya: "Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah)." (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir)

Bahkan, dalam hadits lain dikatakan bahwa tidak ada amal yang lebih utama daripada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah. Dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak ada amal yang lebih utama daripada sepuluh hari bulan Dzulhijjah. Mereka (para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah?" Beliau menjawab. "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki keluar dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah kemudian ia tidak kembali membawa sesuatu." (HR. Abu Dawud dan lainnya)

Dalam bulan ini, Rasulullah SAW mengerjakan amalan berupa puasa 9 hari menjelang Idul Adha.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ

Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari Asyura (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari Senin dan Kamis." (HR. Abu Dawud)

Puasa yang dilakukan pada hari ke-8 disebut puasa Tarwiyah. Sedangkan, puasa yang dilakukan pada hari ke-9 disebut puasa Arafah. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa puasa Arafah akan menghapuskan dosa satu tahun yang telah berlalu dan yang akan datang.

Abu Qatadah ra. berkata, "Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, kemudian beliau menjawab bahwa puasa itu melebur dosa satu tahun yang telah berlalu dan yang akan datang." (HR. Muslim)

Lantas, kapan jadwal puasa Dzulhijjah menjelang Idul Adha 2021?

1. Jadwal Puasa Bulan Dzulhijjah

1 Dzulhijjah 1442 H jatuh pada hari Minggu, 11 Juli 2021. Berikut jadwal puasa bulan Dzulhijjah menjelang Idul Adha 2021:

1 Dzulhijjah 1442 H : Minggu, 11 Juli 20212 Dzulhijjah 1442 H : Senin,12 Juli 20213 Dzulhijjah 1442 H : Selasa,13 Juli 20214 Dzulhijjah 1442 H : Rabu, 14 Juli 20215 Dzulhijjah 1442 H : Kamis, 15 Juli 20216 Dzulhijjah 1442 H : Jumat, 16 Juli 20217 Dzulhijjah 1442 H : Sabtu, 17 Juli 20218 Dzulhijjah 1442 H : Minggu, 18 Juli 2021 (Puasa Tarwiyah)

9 Dzulhijjah 1442 H : Senin, 19 Juli 2021 (Puasa Arafah)

2. Niat Puasa Dzulhijjah

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memulai sesuatu dengan niat. Berikut niat puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah lengkap Arab, latin, dan terjemahnya:

a. Puasa Dzulhijjah (11-17 Juli 2021)

Arab: نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala.

b. Niat Puasa Tarwiyah (18 Juli 2021)

Arab: نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta'ala.

c. Niat Puasa Arafah (19 Juli 2021)

Arab: نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala

Artinya : Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta'ala.

(erd/erd)

tirto.id - Puasa Dzulhijjah hari 1-7, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah hukumnya apa dalam agama Islam?

Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang istimewa dalam kalender Hijriah, selain Ramadan dan Muharram. Selain salah Idul Adha, memotong hewan kurban dan ibadah haji, sejumlah amalan sunah pun bisa dikerjakan pada bulan Dzulhijjah.

Di antara amalan-amalan sunah itu, adalah puasa Tarwiyah dan Arafah yang dianjurkan bagi umat Islam untuk dilaksanakan pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah.

Selain itu, puasa Dzulhijjah juga sunah dikerjakan pada sembilan hari pertama Dzulhijjah.

Puasa pada tanggal 9 dzulhijjah disebut juga puasa

Hukum Puasa Dzulhijjah

Puasa pada sembilan hari di awal bulan Dzulhijjah juga diyakini memiliki keistimewaan. Dalam Al-Qur'an surah Al-Fajr ayat 1 dan 2, Allah SWT berfirman bahwa:

وَالْفَجْرِ .وَلَيَالٍ عَشْرٍ

Artinya: "Demi waktu subuh. Dan sepuluh malam."

Dikutip dari NU Online, menurut Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan sejumlah ulama salaf serta kontemporer, yang dimaksud "sepuluh malam" dalam ayat di atas adalah "sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah."

Pendapat di atas didasarkan pula pada hadis riwayat Imam Bukhari berikut, yang artinya:

"Dari Ibnu Abbas dengan kualitas hadis marfu': Tidak ada hari-hari di mana amal sholih lebih disukai Allah SWT pada hari itu daripada hari-hari ini, maksudnya 10 hari Dzulhijjah. Kemudian para sahabat bertanya, ‘Dan bukan pula jihad, ya Rasulullah?’ Rasul lalu menjawab, ‘Dan tidak pula jihad di jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar membawa diri dan hartanya kemudian ia pulang tak lagi membawa apa-apa," (HR Bukhari 969).

Dalam hadis lain yang juga diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas dan tercatat di dalam Sunan At-Tirmidzi, disebutkan:

"Rasulullah SAW berkata: Tiada ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti sepuluh hari ini," (HR At-Tirmidzi).

Hadits di atas menunjukkan bahwa amal sholeh pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah sangat dianjurkan atau sunah.

Kembali mengutip NU Online, Hengki Ferdiansyah dalam artikel "Ini Keutamaan Puasa Sembilan Hari di Bulan Dzulhijjah" menulis bahwa Mayoritas ulama memakai hadis tersebut sebagai dalil hukum kesunahan puasa pada sembilan hari awal bulan Dzulhijjah. Puasa yang dimaksud adalah selama 9 hari, sejak 1 Dzulhijjah (termasuk Arafah dan Tarwiyah). Sebab, tanggal 10 Dzulhijjah atau saat Idul Adha merupakan hari terlarang untuk berpuasa.

Keutamaan Puasa Dzulhijjah

Di antara 10 hari pertama pada bulan Dzulhijjah, terdapat tiga hari yang dianggap paling istimewa. Pertama, tanggal 8 Dzulhijjah yang dinamakan dengan yaumu tarwiyah (hari tarwiyah).

Berikutnya adalah tanggal 9 Dzulhijjah. Hari ini disebut dengan yaumul arafah (hari arafah). Dan, yang ketiga ialah tanggal 10 Dzulhijjah atau yaumun nahr.

Meskipun demikian, seperti disebutkan dalam artikel karya Ulil H berjudul "Fadhilah Puasa di Bulan Dzulhijjah" yang dilansir NU Online, masing-masing dari tujuh hari lain pada awal Dzulhijjah juga mempunyai keistimewaan. Berdasarkan sejumlah hadis, keutamaan masing-masing hari pada 10 hari awal bulan Dzulhijjah adalah sebagai berikut.

1 Dzulhijjah

Pada hari ini, Nabi Adam diampuni Allah SWT setelah memohon pengampunan karena memakan buah kuldi yang ada di dalam surga.

2 Dzulhijjah

Pada hari ini, Nabi Yunus AS diselamatkan Allah SWT setelah beberapa hari berada di dalam perut ikan Nun. Saat di perut ikan, Yunus AS terus bertasbih dan beribadah kepada Allah SWT.

3 Dzulhijjah

Hari dikabulkannya doa Nabi Zakariya AS, yakni dikaruniai anak dengan nama Yahya.

4 Dzulhijjah

Hari kelahiran Nabi Isa AS.

5 Dzulhijjah

Hari kelahiran Nabi Musa AS.

6 Dzulhijjah

Hari kemenangan bagi para nabi dalam berjuang mengajarkan ketauhidan.

7 Dzulhijjah

Hari ditutupnya pintu neraka jahanam.

8 Dzulhijjah

Disebut hari Tarwiyah. Dalam bahasa Arab, "tarwiyah" berarti "proses berpikir", dan pada hari itu, Nabi Ibrahim merenung soal mimpinya menerima perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya sendiri, Ismail.

9 Dzulhijjah

Disebut hari Arafah. Hari Arafah juga berkaitan dengan riwayat pensyariatan kurban. Pada hari ini, Nabi Ibrahim AS memahami makna mimpinya sebagai wahyu dari Allah SWT. Adapun kata "Arafa" dalam bahasa Arab artinya mengetahui.

10 Dzulhijjah

Hari ini disebut yaumun nahr dan waktu penyembelihan hewan kurban. Pada hari ini, diharamkan berpuasa.

Bacaan Niat Puasa Dzulhijjah, Arafah dan Tarwiyah

Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah dilaksanakan seperti puasa sunah lainnya. Umat Islam yang menjalankan ibadah sunah ini diharuskan tidak melakukan semua hal yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga matahari terbenam. Selain itu, mereka yang menjalankan puasa ini juga perlu membaca niat.

1. Niat puasa sunah pada tanggal 1-7 Dzulhijjah

نويت صوم شهر ذى الحجة سنة لله تعالى

Bacaan latin: Nawaitu shauma syahri Dzilhijjati sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: Saya niat berpuasa sunnah di bulan Dzulhijjah karena Allah Taala.

2. Niat puasa sunah tanggal 8 Dzulhijjah atau puasa tarwiyah

نويت صوم التروية سنة لله تعالى

Bacaan latinnya: Nawaitu shaumal tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala.

Artinya: Saya niat berpuasa sunah Tarwiyah karena Allah SWT.

3. Bacaan niat puasa tanggal 9 Dzulhijjah atau puasa Arafah

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

Bacaan latinnya: Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati yauma Arafah lillahi ta‘ala.

Artinya: Saya berniat puasa sunah Arafah esok hari karena Allah SWT.

Sebagaimana puasa sunah lainnya, membaca niat puasa Arafah ini juga boleh dilaksanakan pada siang hari, sejauh yang menjalankan ibadah ini belum makan, minum dan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa lainnya sejak terbit fajar hingga waktu Zuhur.

Bacaan niat puasa Arafah jika diucapkan pada siang hari adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

Bacaan latinnya: Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnati Arafah lillahi ta'ala.

Artinya: Saya berniat puasa sunnah Arafah pada hari ini karena Allah SWT.

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Anjuran memperbanyak amal saleh di bulan Dzulhijjah terdapat dalam beberapa hadits. Misalnya hadits riwayat Ibnu ‘Abbas yang ada di dalam Sunan At-Tirmidzi:

src="https://aurum.tirto.id/gold/lg.php?bnnid=0&cgnid=0&znnid=243&loc=https://tirto.id/puasa-dzulhijjah-dan-keutamaan-bulan-kurban-hari-raya-idul-adha-fSK4&referer=https://www.google.com/&cb=0e3c0d6e0b" width="0" height="0" alt="" /

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر

Artinya, “Rasulullah SAW berkata: Tiada ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti sepuluh hari ini,” (HR At-Tirmidzi).

Hadits di atas menunjukkan melakukan amalan apa pun di sepuluh hari pertama Dzulhijjah sangat dianjurkan. Tetapi, kebanyakan ulama menggunakan hadits di atas sebagai dalil anjuran puasa sembilan hari pada awal Dzulhijjah.

Sementara Ibnu Majah memberi judul bab hadis di atas dengan puasa sepuluh hari atau shiyamul ‘asyr yang artinya, secara tidak langsung Ibnu Majah selaku perawi menjadikan hadits itu sebagai dalil kesunahan puasa.

Oleh sebab itu, Ibnu Hajar dalam Fathul Bari mengatakan:

واستدل به على فضل صيام عشر ذي الحجة لاندراج الصوم في العمل

Artinya, “Hadits ini menjadi dalil keutamaan puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, karena puasa termasuk amal saleh.”

Kendati disebutkan puasa sepuluh hari dalam hadits di atas, ini bukan berarti pada tanggal 10 Dzulhijjah juga dianjurkan puasa.

Justru tanggal 10 Dzulhijjah dilarang berpuasa karena bertepatan dengan Idul Adha.

An-Nawawi sebagaimana dikutip Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi menjelaskan:

والمراد بالعشر ها هنا الأيام التسعة من أول ذي الحجة

Artinya, “Yang dimaksud sepuluh hari di sini ialah sembilan hari, terhitung dari tanggal satu Dzulhijjah.”

Berdasarkan pendapat An-Nawawi ini, siapa pun disunahkan untuk beramal sebanyak-banyaknya di bulan Dzulhijjah khususnya puasa sembilan hari di awal bulan.

Baca juga:

  • Yang Perlu Diwaspadai saat Salat Idul Adha & Protokol Kesehatannya
  • Tata Cara Puasa Sunah Sebelum Idul Adha dan Makna Hari Raya Kurban

Baca juga artikel terkait IDUL ADHA atau tulisan menarik lainnya Beni Jo
(tirto.id - ben/add)


Penulis: Beni Jo
Editor: Addi M Idhom
Kontributor: Beni Jo

Subscribe for updates Unsubscribe from updates