Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS yang meranggas pada pohon jati saat musim kemarau. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Masukkan juga jumlah kata dan atau huruf yang sudah diketahui untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Gunakan tanda tanya ? untuk huruf yang tidak diketahui. Contoh J?W?B b. Analisislah peranan jaringan internet dalam mendukung proses belajar mandiri pemustaka dengan menggunakan e-learning! PT Mandiri Bersama merupakan perusahaan yang menjual furniture perkantoran. Sebagai WajibPajak Badan mempunyai kewajiban untuk memotong PPh. Pada 2018 … Hukum perdata merupakan hukum yang mengatur kepentingan perseorangan, sehingga karakternya bersifat private. Terkait dengan sistematika hukum perdata … Dalam merencanakan pembelajaran IPS SD seyogiannya harus berdasarkan pemikiran kritis dan relefan, berdasarkan hal tersebut model pembelajaran apa yan … Dalam mempersiapkan pembelajaran pada umumnya guru membuat rencana program pengajaran atau RPP, Salah satu pendekatan yang sering di gunakan adalah pe … Pertanyaan: a. Berdasarkan diagram tersebut saudara diminta untuk menganalisis keterkaitan antara konsep dan sejarah.b. Berikan contoh pelaksanaan pem … Social studies are the social sciences simplified pedagogical purposes” Berr, Barth dan Shermis: 1977 Pendapat di atas mengartikan bahwa social studie … apakah disalah satu nilai ulangan di atas kkm bisa naik kelas? 4. Jelaskan pemikiran bangsa Indonesia tentang Proklamasi 17 Agustus 1945 ? Sebut dan jelaskan 3 konsep suasana dari puisi rumpun alang-alang karya w.s rendra Klikhijau.com – Berjalanlah ke hutan atau di kebun yang ada pohon jati saat musim kemarau. Apa yang paling terlihat dan terasa di kaki? Hal paling menonjol adalah pemandangan pohon jati yang menggugurkan daunnya. Daun yang berguguran akan mongering dan bila terinjak kaki akan mengeluarkan bunyi: kriuk-kriuk. Sepintas terlihat betapa pohon jati itu mengalami kekalahan oleh panas matahari akibat kemarau. Bahkan, seolah memberi tanda bahwa pohon itu akan mati. Benarkah pohon jati yang gugur daunnya di musim kemarau akan mati? Artikel ini akan membahas tentang fakta di balik pohon jati yang menggugurkan daunnya. Pemahaman ini amat menarik sebagai bagian dari literasi tanaman dan bagaimana kita mengambil makna berharga dari alam. KLIK INI: Menghilang Lebih dari Seabad, Burung Hantu Ini Kembali Muncul Mengapa pohon jati menggugurkan daun?Pohon jati termasuk pohon idaman yang ditanam karena potensi kayunya yang sangat baik. Kayu jati memang sangat baik untuk kebutuhan pembangunan rumah, meubel dan lainnya. Inilah alasan mengapa pohon ini banyak ditanam, selain sifatnya yang memang mudah tumbuh. Perihal pohon jati yang menggugurkan daunnya di musim kemarau ternyata bukanlah pertanda bahwa pohon itu akan mati. Namun, sebuah proses atau upaya adaptasi demi bertahan hidup. Sejatinya cara alami pada pohon ini tidak saja ditunjukkan pohon jati, tetapi juga pada pohon akasia, mahoni, petai dan pohon albasiar. Jadi, adaptasi pohon jati dengan menggugurkan dedaunnya justru berfungsi untuk mengurangi penguapan air. Menurut Asih Kusumaningsih, SP.,M.Sc., dalam artikelnya di Ilmubudidaya, cadangan air pohon jati pada bagian akarnya hanya bertahan hingga musim kemarau usai. Faktanya, saat kemarau tiba, cadangan air berkurang. Inilah yang membuat pohon jati beradaptasi dengan menggugurkan daunnya. Selain itu, saat kemarau, penguapan akan terjadi dengan frekuensi tinggi. Proses ini akan membuat cadangan air pohon jati bakal habis bila tak menggugurkan daunnya. Jadi, pohon jati justru akan mati di musim kemarau bila tak menggugurkan dedaunnya. KLIK INI: Puspa, Pohon Berbunga Indah yang Bisa Berdamai di Segala Kondisi Apa dampaknya peristiwa ini?Dedaun pohon jati yang berguguran akan menutupi permukaan tanah. Hal ini akan memengaruhi proses pertumbuhan tanaman lain, terlebih masa pelapukan dedaun jati membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain itu, dedaun yang berguguran bisa memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Daun jati kering sangat mudah terbakar apalagi saat musim kemarau. Ada banyak kasus kebakaran lahan akibat daun kering, sementara aktivitas masyarakat di kebun atau di hutan justru semakin tinggi. Jadi, perlu kehati-hatian tinggi saat beraktivitas di kebun yang ada pohon jatinya. Hindari melakukan aktivitas membakar dan pastikan api yang dinyalakan sudah benar-benar padam saat meninggalkan lokasi. Fakta menarik perihal pohon jatiSejumlah ahli botani mengatakan, jati berasal dari Burma. Lalu menyebar ke Semenanjung India, Muangthai, Filipina, dan Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran tanaman ini sangat dominan di Asia. Selain di wilayah tersebut, jati juga ditemukan di Srilangka (sejak 1680), Tiongkok (awal abad ke-19), Bangladesh (1871), Vietnam (awal abad ke-20), dan Malaysia (1909). Faktanya, jati memang sangat mudah tumbuh di wilayah yang beriklim tropis. KLIK INI: Lewat Pohon Ara, Yudhistira Menggugat Walikota Berbeda dengan tanaman lainnya yang akan bertumbuh maksimal jika curah hujan tinggi, jati justru lebih cocok ditanam di daerah tandus dengan curah hujan rendah. Inilah satu daya tariknya tanaman ini. Karena bisa ditanam tanpa intervensi apa pun dan menunggunya bisa berkembang secara alami di alam. Sebagai contoh, kayu Jati yang ditanam di Jawa Timur dan Jawa Tengah lebih baik dari Jawa Barat karena di Jawa Barat sangat tinggi curah hujannya. Selain kayunya yang sangat berkualitas tinggi, daun jati juga bisa digunakan sebagai alternatif pembungkus makanan ramah lingkungan. Di beberapa daerah, daun jati digunakan sebagai pembungkus tempe, pembungkus daging bahkan dipakai sebagai pembungkus oleh penjual ikan. Kayu jati tergolong kayu berkualitas tinggi. Hal ini karena kayu ini mengandung minyak dan endapan di dalam sel–sel kayunya. Berkat kandungan istimewa ini maka kayu jati sangat awet digunakan meski tanpa divernis. KLIK INI: Mengenal Pohon, Tipe-tipe Pohon dan Fakta Penting di Baliknya! Kayu jati termasuk kayu yang sangat legendaris di Jawa. Istilah meubel Jepara misalnya yang sangat populer menunjukkan betapa legendarisnya kayu ini. Sejak zaman Majapahit kayu jati sudah dikenal dan dimanfaatkan di Jawa. Rumah-rumah tradisional Jawa, misalnya rumah joglo Jawa Tengah, berbahan kayu jati. Pada masa Perang Dunia Kedua, orang Jawa umumnya telah memanfaatkan kayu jati untuk bahan bangunan. Jati bahkan dimanfaatkan dalam pembuatan kapal–kapal niaga dan kapal perang. Dalam sejarahnya daerah yang tak jauh dari hutan jati di pantai Utara Jawa pernah menjadi sentrum galangan kapal antara lain Tuban, Pasuruan, Tegal hingga Juwana. Fakta menarik lainnya adalah petualang Tomé Pires pada awal abad ke-16 mencatat bah galang kapal di masanya ada di Jepara dan Rembang. Demikianlah pembahasan mengenai fakta di balik bergugurannya dedaun jati dan fakta menarik lainnya perihal tanaman ini. Semoga bermanfaat! KLIK INI: Kenali 151 Tumbuhan Obat Beserta Nama Latinnya |