Makalah penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari

Makalah penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF LARUTANDALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARIKelompok1.Ade Nur Selviani2.Ajeng Putri S.3.Asri Astuti4.Kurnia Puji Astuti1

LAPORAN KIMIA PEMANFAATAN SIFAT KOLIGATIF LARUTN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Nama : NIS : MADRASAH ALIYAH ISLAMIYAH UJUNGPANGKAH 2019 i DAFTAR ISI COVER DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1 B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 1 C. TUJUAN ...................................................................................................... 2 D. MANFAAT .................................................................................................. 2 BAB II .................................................................................................................... 3 KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................. 3 A. PENGERTIAN SIFAT KOLIGATIFAN LARUTAN ................................. 3 B. Sifat koligatifan larutan nonelektrolit ............................................................ 3 C. Sifat Koligatifan Larutan Elektrolit ............................................................... 6 BAB III ................................................................................................................... 7 PEMANFAATAN KOLIGATIF DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI .............. 7 A. PENERAPAN PENURUNAN TEKANAN UAP ....................................... 7 B. PENERAPAN PENURUNAN TITIK BEKU ............................................. 8 D. PENERAPAN TEKANAN OSMOSIS ..................................................... 10 BAB IV ................................................................................................................. 13 PENUTUP ............................................................................................................ 13 A. KESIMPULAN .......................................................................................... 13 B. SARAN ...................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14 ii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pembelajaran Kimia kali ini, kami tepatnya pada semester 5 di beri materi tentang sifat koligatif larutan. Di mana memiliki pengertian sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlaurt, namun tergantung pada jumlah partikel zat terlarut. Ternyata hal ini sangat mmenarik,. Dalam kehidupan sehari-hari prinsip dari sifat koligatif laruan telah di gunakan dalam berbagai bidang kehidupan. Misalnya industry. Cara membuat es putar, menerapkan prinsip penurunan titik beku. Lalu dalam bidang industry, pertanian, lingkungan hidup. Dan masih banyak lagi. Dalam laporan ini kami akan membahas mengenai hal-hal apa saja yang terdapat dalam kegiatan sehari-hari yang merupakan penerapan sifat koligatif larutan, dan kaitannya dengan 4 sifat koligatif larutan. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa saja penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari? 2. Apa keterkaitan peristiwa-peristiwa tersebut terhadap 4 sifat larutan koligatif? 1 C. TUJUAN Untuk mengetahui penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari dan kaitannya dengan 4 sifat koligatif larutan. D. MANFAAT 1. Menambah ilmu pengetahuan 2. Menambah kemampuan bekerjasama 3. Menambah pengalaman. 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENGERTIAN SIFAT KOLIGATIFAN LARUTAN Sifat koligatifan larutan merupakan sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut,tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Sifat koligatifan larutan terbagi atas dua jenis, yaitu : 1. Sifat koligatifan larutan elektrolit. 2. Sifat koligatifan larutan non elektrolit. Sifat koligatifan larutan juga meliputi : 1. Penurunan tekanan uap 2. Kenaikan titik didih 3. Penurunan titik didih 4. Tekanan osmosis B. Sifat koligatifan larutan nonelektrolit 1. Penurunan Tekanan Uap Zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu pada suhu tertentu. Tekanan ini tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat akan menyebabkan penurunan tekanan uap karena zat yang terlarut 3 tersebut mengurangi bagian dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang. Persamaan penurunan tekanan uap dapat di tulis : ^P = P0 – P Keterangan : Po = tekanan uap zat cair murni P = tekanan uap larutan Pada tahun 1878, Marie Francois Roult seorng kimiawan Prancis melakukan percobaab mengenai asal tekanan uap jenuh larutan, sehingga ia menyimpulkan tekanan uap jenuh larutan samadengan fraksi mol pelarut di kalikan dengan tekanan uap jenuh pelarut murni. Persaman penurunan tekanan uap dapat ditulis dan di kenal dengan hukum Roult dengan persamaan : P = Po x Xp, atau ^P = Po x Xt 2. Kenaikan Titik Didih Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih. Pada suhu ini, tekanan uap zat cair sma dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal ini menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih zat cair dapat di ukur pada tekanan 1 atmosfer. Dari hasil penelitian titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murni.Hal ini disebabkan adanya partikel- partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi peristiwa penguapan partikel- 4 partikel pelarut. Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni di sebut kenaikan titik didih yang dinyatakan dengan (^Tb). Persamaan kenaikan titik didih sebagi berikut : ^Tb = m . Kb ^Tb = a/Mr . 1000/p .Kb ^Tb = Tb larutan – Tb pelarut 3. Penurunan Titik Beku Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkantitk beku larutan lebih kecil dari pada titik beku pelarutnya. Persamaan penurunan titk beku sebagai berikut : ^Tf = m . Kf ^Tf = a/Mr . 1000/p . Kf ^Tf = Tf pelarut – Tf pelarut Keterangan : Kf = konstanta penurunan titik beku. 4. Tekanan Osmotik Tekanan osmotic adalah gaya yang di perlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut yang melalui selaput semipermiabel ke dalm larutan. Membran semipermiabel adalah suatu selaput yang dapat di lalui molekul- molekul pelarut dan tidak dapat dilalui oleh zat terlarut. Persamaan tekanan osmotic sebagai berikut : Pi = M . R . T 5 Keterangan : Pi = tekanan osmotic M = molaritas larutan R = tetapan gas (0.082) T = suhu mutlak C. Sifat Koligatifan Larutan Elektrolit Pada konsentrasi yang sama, sifat koligatifan larutan elektrolit memiliki nilai yang lebih besar dari pada sifat koligatifan larutan elektrolit. 6 BAB III PEMANFAATAN KOLIGATIF DI KEHIDUPAN SEHARIHARI Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif larutan meliputi tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik. Sifat koligatif terutama penurunan titik beku dan tekanan osmosis memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa penerapan penurunan titik beku dapat mempertahankan kehidupan selama musim dingin. Penerapan tekanan osmosis ditemukan di alam, dalam bidang kesehatan, dan dalam ilmu biologi. Berikut ini penjelasan mengenai penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari. A. PENERAPAN PENURUNAN TEKANAN UAP Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi. Pada saat berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam karena konsentrasi zat terlarutnya yang sangat tinggi. Hal ini tentu saja, dapat dimanfaatkan sebagai sarana hiburan atau rekreasi bagi manusia. Penerapan prinsip yang sama dengan laut mati dapat kita temui di beberapa tempat wisata di Indonesia yang berupa kolam apung. 7 B. PENERAPAN PENURUNAN TITIK BEKU 1. Membuat Campuran Pendingin Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0oC. Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es putar. Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air. Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan mencampurkan garam dapur dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu. Pada pencampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu, campuran bahan pembuat es putar dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat dari bahan stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga campuran membeku. 2. Antibeku pada Radiator Mobil Di daerah beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol. Di daerah beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan, maka radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air radiator diharapkan titik beku air dalam radiator menurun, dengan kata lain air tidak mudah membeku. 3. Antibeku dalam Tubuh Hewan 8 Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub, memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup. Darah ikan-ikan laut mengandung zat-zat antibeku yang mempu menurunkan titik beku air hingga 0,8oC. Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai 1,9oC karena zat antibeku yang dikandungnya dapat mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain serangga , ampibi, dan nematoda. Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi mengandung glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda mengandung gliserol dan trihalose. 4. Antibeku untuk Mencairkan Salju Di daerah yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju terjadi, jalanan dipenuhi es salju. Hal ini tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk mengatasinya, jalanan bersalju tersebut ditaburi campuran garam NaCL dan CaCl2. Penaburan garam tersebut dapat mencairkan salju. Semakin banyak garam yang ditaburkan, akan semakin banyak pula salju yang mencair. 5. Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr) Pengukuran sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada konsentrasi zat terlarut. Dengan 9 mengetahui massa zat terlarut (G) serta nilai penurunan titik bekunya, maka massa molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan. D. PENERAPAN TEKANAN OSMOSIS 1. Mengontrol Bentuk Sel Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut isotonik. Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lain disebut hipotonik. Sementara itu, larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi daripada larutan lain disebut hipertonik. Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik ke dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami kerusakan. 2. Mesin Cuci Darah Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi menggunakan metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea melalui membran semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada di dalam darah. 3. Pengawetan Makanan Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur digunakan untuk mengawetkan makanan. 10 Garam dapat membunuh mikroba penyebab makanan busuk yang berada di permukaan makanan. 4. Membasmi Lintah Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya. 5. Penyerapan Air oleh Akar Tanaman Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap oleh tanaman melalui akar. Tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi daripada air di sekitar tanaman sehingga air dalam tanah dapat diserap oleh tanaman. 6. Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya. Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup 11 besar, air secara spontan akan merembes dari air murni ke dalam air asin. Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas. 12 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Dalam kehidupan sehari-hari, banyak hal yang memiliki prinsip koligatif larutan berdasarkan 4 sifat koligatif larutan. Hal-hal tersebut sangat membantu kehidupan manusia, terutama kelangsungan hidupnya. B. SARAN 1. Dalam pembuatan laporan hendaknya seluruh anggota kelompok saling bekerjasama dengan baik. 2. Memberikan pemaparan yang jelas dalam melaporkan hasil kegiatan. 13 DAFTAR PUSTAKA Justiana, Sandri dan Muchtaridi.2009.Chemistry for Senior High School Year XII.Jakarta: Yudistira. Purba, Michael.2007. Kimia untuk SMA kelas XII Semester 1. Jakarta: Erlangga. http://indonesiakutercinta.wordpress.com/2010/08/13/penggunaan-sifat-koligatiflarutan/

14