Ilustrasi persilangan monohibrid. Foto: Freepik Dalam ilmu genetika, pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya dapat terjadi melalui persilangan monohibrid maupun dihibrid. Kedua persilangan ini termasuk ke dalam prinsip-prinsip genetika yang dikenal sebagai Hukum Mendel. Apa yang dimaksud dengan Hukum Mendel? Hukum Mendel adalah teori pewarisan sifat yang ditemukan oleh Gregor Johnn Mendel pada 1866. Teori ini secara sederhana menjelaskan tentang sistem untuk menganalisis sifat-sifat genetik suatu makhluk hidup. Mengutip buku Biologi Kelompok Pertanian oleh Deden Abdurahman, Hukum Mendel ini merupakan penelitian yang dilakukan oleh Gregor Johnn Mendel pada 1822-1844 tentang sifat genetika kacang kapri. Selama melakukan penelitian, Mendel membagi kacang kapri tersebut ke dalam beberapa kelompok. Mulai dari berdasarkan tinggi tanaman seperti panjang dan pendeknya, hingga warna biji kacangnya. Nuri Handayani menjelaskan dalam buku Kantong Biologi SMA, Mendel memilih kacang kapri sebagai objek penelitiannya karena memiliki beberapa sifat khusus, yaitu:
Hukum Mendel ditemukan oleh Johan Gregor Mendel melalui percobaan pada kacang kapri pada 1822-1844. Hasil temuannya ini kemudian dicatat pada Natural Science Society of Brunn di Austria pada 1866. Dalam penemuannya, Gregor membagi Hukum Mendel menjadi dua bagian, yakni Hukum Mendel 1 dan 2. Apa yang dimaksud Hukum Mendel 1 dan 2? Mengutip Buku Kantong Biologi SMA oleh Nuri Handayani, Hukum Mendel 1 dan 2 adalah sebagai berikut:
Teori yang dikemukakan Mendel dalam penelitiannya ini pun termasuk dalam persilangan monohibrid dan dihibrid. Lantas, jelaskan apa yang dimaksud dengan persilangan monohibrid! Simak uraian artikel ini untuk mengetahui jawabannya. Ilustrasi persilangan monohibrid. Foto: FreepikPersilangan dua individu dengan satu sifat beda dinamakan persilangan monohibrid. Mengutip buku Genetika Belajar Genetika dengan Mudah & Komprehensif oleh Elya Nusantarai, sifat yang dimaksud, yaitu warna bunga yang disilangkan, bentuk biji, tinggi tanaman, dan lain-lain. Persilangan antara tanaman berbunga merah dan berbunga putih, atau tanaman tinggi dan tanaman pendek, merupakan contoh persilangan dengan satu sifat beda. Berdasarkan sifat keturunan yang dihasilkannya, persilangan monohibrid dikelompokkan menjadi persilangan monohibrid dominan penuh dan dominan tidak penuh (kodominan atau intermediat). Berikut penjelasan mengenai persilangan monohibrid dominan penuh dan tidak penuh sebagaimana dihimpun dari buku IPA Terpadu (Biologi, Kimia, Fisika) terbitan PT Grafindo Media Pratama: 1. Persilangan monohibrid dominan penuh Suatu persilangan monohibrid dinamakan dominan penuh jika keturunannya mempunyai sifat yang sama dengan salah satu induknya. Sebagai contoh, kacang ercis berbunga merah (MM) disilangkan dengan kacang ercis berbunga putih (mm), maka akan menghasilkan keturunan berupa kacang ercis berbunga merah dengan genotipe Mm. Sifat warna putih yang tidak muncul pada F₁ disebabkan warna merah dominan terhadap warna putih. Kacang ercis F₁ (Mm) yang disilangkan dengan sesamanya akan menghasilkan kacang ercis berbunga merah dan berbunga putih dengan perbandingan 3 : 1 atau 75 persen : 25 persen. 2. Persilangan monohibrid dominan tidak penuh Mengapa semua keturunan pertama persilangan antara bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) warna merah dan warna putih ternyata berbunga merah muda? Alasannya karena persilangan gen penentu warna merah (M) sama-sama kuat dengan gen penentu warna putih (m). Artinya, gen penentu warna merah (M) tidak dominan terhadap putih (mm) dan warna putih (m) tidak resesif terhadap merah (M). Akibatnya, keturunan memiliki perpaduan sifat di antara kedua warna induk tersebut, yaitu merah muda. Gen penentu sifat warna merah pada bunga pukul empat tersebut disebut kodominan atau semidominan. Ada pun keturunan yang mempunyai sifat perpaduan kedua induknya itu disebut sifat intermediat. Ilustrasi persilangan dihibrid. Foto: FreepikSelain persilangan monohibrid, ada pula persilangan dihibrid. Menukil buku IPA Terpadu (Biologi, Kimia, Fisika) terbitan PT Grafindo Media Pratama, persilangan dengan dua sifat berbeda dinamakan persilangan dihibrid. Seperti halnya persilangan monohibrid, persilangan ini juga dibagi menjadi dihibrid dominan penuh dan dihibrid dominan tidak penuh. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari buku Sumber Belajar Kemdikbud: 1. Persilangan dihibrid dominan penuh Salah satu percobaan dihibrid yang dilakukan Mendel adalah persilangan antara kacang kapri berwarna bulat kuning dengan kacang kapri biji keriput berwarna hijau. Saat keduanya disilangkan, semua keturunannya menghasilkan biji bulat berwarna kuning. Selanjutnya, Mendel kembali mencoba menyilangkan hasil dari percobaan tersebut dengan kacang kapri bulat warna kuning. Hasilnya, Mendel mendapatkan empat varian warna yang berbeda. Varian tersebut adalah kombinasi dari dua sifat berbeda yang disilangkan, yaitu biji bulat kuning, biji bulat hijau, biji keriput kuning, dan biji keriput hijau dengan rasio 9 : 3 : 3 : 1 dari semua kacang yang dihasilkan. Namun, jika terjadi penyimpangan, perbandingan tersebut akan berubah menjadi 9 : 3 : 4 : 9 : 7 atau 12 : 3 : 1. 2. Persilangan dihibrid dominan tidak penuh Persilangan dihibrid dominan tidak penuh dinamakan pula persilangan dihibrid intermediat. Ciri persilangan jenis ini adalah jika sifat individu hasil persilangan tidak sama dengan salah satu sifat induknya. Sebagai contoh, tanaman semangka berbiji banyak dan berasa manis (BBMM) disilangkan dengan semangka berbiji sedikit dan berasa hambar (bbmm), maka akan menghasilkan semangka berbiji sedang dan berasa sedang (BbMm). Sifat semangka seperti ini berbeda dengan kedua induknya. |