Kependudukan Jepang di Indonesia memang terbilang singkat, hanya 3,5 tahun tetapi menyisakan kenangan buruk yang mendalam bagi rakyat Indonesia. Kala itu penguasa Jepang bersikap semena-mena dan menyengsarakan rakyat Indonesia, sehingga memicu kebencian rakyat terhadap Jepang. Bahkan di sebagian wilayah Indonesia, rakyat memilih angkat senjata untuk mengusir keberadaan Jepang di Indonesia. Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Pendudukan Jepang pun pecah. Show Saat itu, perlawanan bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang di Indonesia bisa dikategorikan menjadi 3, yaitu melalui perjuangan yang berbentuk organisasi, gerakan bawah tanah, dan perlawanan bersenjata. Perjuangan Organisasi Perlawanan bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang dilakukan oleh tokoh-tokoh nasionalisme yang memanfaatkan organisasi pembentukan Jepang sebagai alat pemersiap kemerdekaan Indonesia. Beberapa organisasi yang digunakan antara lain: Ini merupakan organisasi yang memperbolehkan para anggotanya untuk berbicara di depan umum. Oleh karena itu, para tokoh nasionalisme memanfaatkan kesempatan acara rapat besar maupun acara radio yang diselenggarakan oleh organisasi Putera dengan mengarahkan rakyat untuk mempersiapkan kemerdekaan dan mengkoordinasikannya. Ini merupakan bagian dari Jawa Hokokai. Barisan Pelopor ini diketuai oleh Ir. Soekarna dan beberapa pahlawan nasionalisme yang menjadi anggotanya. Chuo Sangi In merupakan salah satu organisasi yang dimanfaatkan para tokoh nasionalisme dalam pembentukan organisasi Barisan Pelopor untuk kepentingan Indonesia. Gerakan Bawah Tanah Selain melalui gerakan organisasi, rakyat Indonesia melawan kependudukan Jepang di Indonesia dengan gerakan bawah tanah yaitu gerakan yang dilakukan secara diam-diam dan rahasia. Dimana, gerakan ini dipraktikkan di dalam organisasi bentukan Jepang tanpa sepengetahuan pihak Jepang. (Baca juga: Kedatangan Jepang ke Indonesia) Secara umum, kegiatan bawah tanah yang dilakukan oleh para pejuang nasional guna melawan pendudukan Jepang di Indonesia memiliki beberapa tujuan seperti saling membagi informasi dan menjaga nasionalisme, mempersiapkan kekuatan untuk kemerdekaan Indonesia, menyempurnakan semangat dan persiapan untuk kemerdekaan Indonesia, serta mendapatkan informasi perkembangan Perang Asia Timur Raya dari radio. Adapun beberapa contoh gerakan bawah tanah yang mengupayakan perlawanan terhadap pendudukan Jepang di Indonesia antara lain :
Perlawanan Bersenjata Perlawanan bersenjata merupakan perlawanan bangsa Indonesia secara terbuka terhadap pendudukan Jepang di Indonesia. Perlawanan ini ditandai dengan perang antara Bangsa Indonesia terhadap Jepang secara terbuka dan mengakibatkan korban di kedua belah pihak. Ada beberapa contoh bentuk perlawanan bersenjata yang terjadi di Indonesia antara lain :
Perlawanan ini dipimpin oleh seorang guru mengaji bernama Tengku Abdul Jalil, yang dipicu karena tindakan Jepang yang sewenang-wenang dan gagalnya perundingan, Jepang menyerang Cot Plieng. Tengku Abdul Jalil dan para pahlawan tanpa nama yang mengikutinya pun gugur.
Perlawanan ini di pimpin oleh anak bupati Blitar yaitu Supriyadi, yang dipicu karena banyaknya masalah dengan Jepang maka Supriyadi dan teman-temannya melakukan pemberontakan terhadap Jepang meskipun pada akhirnya harus menelan kekalahan.
Perlawanan ini di pimpin oleh Perwira Giyugun T Hamid, yang dipicu akan kekejaman Jepang terhadap rakyat dan terlebih lagi kepada Prajurit Indonesia.
Perlawanan ini dipimpin oleh regu (budanco) Kusaeri dan kawan-kawannya. Pada 25 April 1945, Jepang mengetahui rencana perlawanan tersebut, sehingga Kusaeri di hukum mati tetapi digagalkan karena di desak oleh sekutu.
Perlawanan ini di latarbelakangi dengan amarah rakyat dikarenakan romusha dan penyetoran bahan pangan kepada Jepang yang secara terus menerus. Perlawanan ini, dilakukan secara spontan sehingga Jepang dengan mudah menghentikannya. Perlawanan di Kalimantan yang dipimpin oleh pemimpin suku Dayak yaitu Pangsuma. Perlawanan Kalimantan termasuk ke dalam perang Gerilya yang berlangsung lama dan berpindah-pindah.
Perlawanan ini dipimpin oleh pimpinan gerakan koreri yaitu L. Rumkoren.
Rakyat Papua tersebut mendapatkan bantuan dari pasukan penyusup sekutu sehingga rakyat papua mendapatkan senjata.
Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap pendudukan Jepang adalah 1. Perlawanan di Aceh 2. Perlawanan di Singaparna (Tasikmalaya) 3. Perlawanan di Indramayu 4. Perlawanan di Kalimantan 5. Pemberontakan PETA PembahasanHai teman-teman BrainlyLovers...!!! Sekarang kita akan membahas perlawanan rakyat terhadap pendudukan Jepang di Indonesia. Selamat belajar...!!! 1. Perlawanan di Aceh Nama perlawanan : Perlawanan rakyat Aceh Tokoh : Tengku Abdul Jalil Latar Belakang : Pada 9 Februari 1942, Jepang datang ke Aceh, karena Jepang bersikap baik dan menghormati kepercayaan, adat istiadat dan tokoh Aceh. Karena perlakuan baik Jepang rakyat Aceh tidak segan membantu dan ikut serta program Jepang dalam membangun Aceh. Akan tetapi setelah program Jepang terwujud, Jepang justru berbalik merendahkan rakyat Aceh. Pada akhirnya rakyat Aceh melakukan perlawanan kepada Jepang. Proses perlawanan : Perlawanan rakyat Aceh dipimpin oleh tengku Abdul Jalil, yang merupakan guru Mengaji di Cot Plieng. Jepang berusaha membujuk agar berdamai, tapi ditolak oleh Tengku Abdul Jalil. Hingga serangan Jepang pertama Jepang di Cot Plieng pada 10 November 1942 namun gagal, begitu pula serangan ke dua juga gagal. Dan serangan ketiga Jepang berhasil memadamkan perlawanan rakyat Aceh. Akhir Perlawanan : Tengku Abdul Jalil gugur saat sedang melakukan ibadah pada serangan jepang yang ketiga. 2. Perlawanan di Singaparna (Tasikmalaya) Nama perlawanan : Perlawanan rakyat Singaparna. Tokoh : K.H Zainal Mustafa. Latar Belakang : Jepang memaksa rakyat Singaparna untuk melakukan upacara Seikeirei (menghormati Dewa Matahari dengan cara membungkuk menghadap matahari). Proses perlawanan : Karena upacara Seikerei dianggap menyekutukan Allah, K.H Zainal Mustafa yang merupakan pimpinan pesantren Sukmnah di Singaparna, munyuruh semua santri untuk mempertebal keimanan dan dilatih bela diri. Karena penolakan masyarakat Singaparna, Jepang melakukan tindakan tegas dengan menyerang pesantren Sukamnah dan melakukan penangkapan kepaada K.H Zainal Mustafa. Kekalahan perlawanan rakyat Singaparna tak dapat dihindarkan karena kalah dalam persenjataan. Akhir perlawanan : Rakyat yang melakukan perlawanan ditangkap lalu dipenjarakan di Tasikmalaya,lalu dipindah ke Jakarta, sedangkan K.H Zainal Mustafa dihukum mati dan dimakamkan di Ancol. 3. Perlawanan di Indramayu Nama Perlawanan : Perlawanan rakyat Indramayu. Tokoh : Kyai Arsyad. Latar Belakang : Kewajiban rakyat Kaplongan yang harus menyetor padi ke Jepang dan hanya 2 gendeng (10 kg) untuk disimpan. Proses perlawanan : Karena rakyat tidak berani untuk menolak aturan Jepang dan keberanian rakyat muncul ketika Kyai Arsyad dengan terang-terangan menolak aturan Jepang tesebut. Sehingga terjadi perang antara rakyat Kaplongan melawan Jepang yang dibantu oleh polisi dan tentara pribumi. Lalu munculah perlawanan rakyat diperbatasan Kecamatan Sindang dan loh Bener, Desa Cimpedet Arahan, Bugis Anjatan, dan peralwanan kecil yang sporadis lainya, Akhir perlawanan : Dengan bantuan Kyai Abas, Jepang mengundang tokoh perlawanan tersebut didalam sebyah pertemuan, tapo yang terjadi adalah semua tokoh perlawanan ditangkap pada saat memasuki Cirebon. 4. Perlawanan di Kalimantan Barat. Nama perlawanan : Perlawanan rakyat Dayak. Tokoh : Pang Suma, Pang Rafi, Pang Iyo, dan Djampi. Latar belakang : Masuknya 2 perusahaan Nomura (pertambangan) dan Sumitomo (perkayuan), karena kebijakkan Romusha banyak tenaga kerja tewas. Penangkapan kelurga kerajaan, hal tersebut membuat rakyat Dayak membenci Jepang. Proses perlawanan : Terbunuhnya 2 perwira Jepang, membuat Jepang melakukan ekpedisi yang dipimpin oleh Letnan Takeo Nagatani.Akan tetapi rakyat Dayak mengumpulkan kekuatan untuk melawan Jepang yang dipimpin Pang Suma, Pang Rati, Pamg Iyo dan Djampi Ekspedisi ini disergap di Umbuan Kunyil, dan Letnan Takeo Nagatani terbunuh oleh Pang Suma. Pang Suma dan rakyat Dayak Merebut Meliau kemudian menetap di Meliau. Akhir Perlawanan : Untuk mempertahankan Meliau Pang Suma dan Panglima Adat Dayak berjuang habis-habisan dalam menghalau serangan Jepang, dan pada akhirnya Pang Suma dan Panglima Adat lainya gugur di pertempuran mempertahankan Meliau. 5. Pemberontakan PETA di Blitar dapat dilihat pada gambar yang dilampirkan.Pelajari Lebih Lanjut1. Kajian tentang dampak positif dan negatif pendudukan Jepang di Indonesia bisa coba cek brainly.co.id/tugas/22014644 2. Kajian tentang latarbelakang dan proses pendudukan Jepang di Indonesia bisa coba cek brainly.co.id/tugas/22612697 3. Kajian tentang pentingnya pulau Iwojima bagi Jepang dan Sekutu bisa coba cek brainly.co.id/tugas/21035855 Detail JawabanKelas : 11 Mata Pelajaran : Sejarah Bab 4 : Masa Pendudukan Jepang di Indonesia Kode : 11.3.2004 Kata Kunci : Pemberontakan PETA, Soeprijadi, Perlawanan Rakyat Dayak, Perlawanan Rakyat Aceh, Perlawanan Rakyat Singaprana,Perlawanan Rakyat Indramayu. |