Perbedaan rukun dan fardhu wudhu

Sebagai syarat sah shalat, tentunya ada rukun wudhu yang yang harus dilengkapi. Sebab, jika tidak berurutan atau ada bagian dari rukun wudhu yang terlewat, bisa saja wudhu dan shalatnya tidak sah dilakukan.

Dilansir NU Online dalam fikih, wudhu disebut sebagai penyuci yang dapat menghilangkan hadas. Berbeda dengan tayamum yang tidak berfungsi sebagai penghilang hadas, tetapi hanya syarat diperbolehkannya shalat.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Maskara Waterproof yang Tak Hilang Usai Wudhu

Syarat Sah Wudhu

Foto: Learnsreligion.com/Gettyimages

Terkait dengan wudhu, penelitian Procedia – Social and Behavioral Sciences yang dilakukan di Malaysia menyimpulkan, pelaksanaan wudhu di Malaysia tercermin dari perilaku manusia dan hanya sistem wudhu yang dapat mengontrol kebiasaan mereka untuk mengurangi penggunaan air saat menjalankan wudhu.

Air juga menjadi salah satu pertimbangan dalam syarat sah wudhu. Ada beberapa syarat sah wudhu lainnya, yakni:

  • Menggunakan air suci untuk berwudhu. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya air itu suci, tidak ada yang dapat menajiskannya.” (HR Tirmidzi).
  • Air yang digunakan adalah air halal dan bukan air curian. Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil…” (QS An-Nisa: 29).
  • Membersihkan benda-benda yang dapat menghalangi air menyentuh kulit, seperti cat kuku, dan sebagainya. Dalam sebuah riwayat diceritakan: “Ada seseorang yang berwudhu dan meninggalkan satu tempat di kakinya (tidak dibasuh), kemudian Nabi SAW melihatnya, maka beliau bersabda: ‘Kembali dan perbaiki wudhumu, maka dia kembali kemudian dia shalat’.” (HR Muslim).

Baca Juga: Tata Cara Mandi Junub setelah Berhubungan, Moms dan Dads Wajib Tahu!

ADVERTISEMENT

Rukun Wudhu

Foto: Dreaminterpretation.co

Ada beberapa rukun wudhu, di antaranya:

1. Niat

Jika seseorang membasuh anggota wudhu dengan niat untuk mengurangi rasa panas atau untuk membersihkannya, maka tidak dianggap sebagai orang yang berwudhu. Ini yang bisa menjadi landasan dilafazkannya niat.

Rasulullah SAW berkata: “Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan…“ (HR Muttafaqun Alaihi)

Meski letak niat sebenarnya ada di dalam hati, ada beberapa orang yang mempercayai bahwa melafalkan niat akan menghadirkan kekhusyukan saat melakukan sesuatu. Jika Anda termasuk di dalamnya, maka dapat membacakan niat wudhu berikut ini:

“Nawaitul wudhuu'a li raf'll hadatsil ashghari fardhal lilaahi ta'aalaa." Artinya: “Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadas kecil, fardhu karena Allah Ta’ala.”

2. Membasuh Wajah

Batasan wajah adalah bagian atas kening tempat tumbuhnya rambut sampai bagian dagu. Area itulah yang menjadi batasan wajah yang harus terkena air saat berwudhu. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah wajahmu, dan tanganmu sampai dengan siku, dan usaplah kepalamu dan basuhlah kakimu sampai kedua mata kaki.” (QS Al-Maidah: 6).

Ini juga termasuk berkumur-kumur dan Istinsyaq atau memasukkan air ke hidung. Ada juga hadis yang menggambahkan bahwa: “Merupakan kebiasaan (Nabi SAW) jika beliau akan berwudhu,

beliau mengambil segenggaman air kemudian beliau basuhkan (ke wajahnya) sampai ke tenggorokannya kemudian beliau menyela-nyela jenggotnya.” Kemudian beliau mengatakan: ‘Demikianlah cara berwudhu yang diperintahkan Robbku kepadaku’.” (HR Abu Dawud).

3. Membasuh Kedua Tangan Hingga Siku

Sebenarnya, tidak ada aturan khusus terkait cara membasuhnya. Boleh dari ujung jari kemudian ke arah siku atau juga sebaliknya dari siku menuju ujung jari tangan. Yang terpenting adalah meratakan air pada kedua tangan.

Dalam sebuah Hadis, Rasulullah SAW bersabda: “…Kemudian beliau membasuh tangannya yang kanan sampai siku sebanyak tiga kali, kemudian membasuh tangannya yang kiri sampai siku sebanyak tiga kali…” (HR Muttafaqun Alaihi).

Baca Juga: Ini Cara Benar Mandi Wajib setelah Haid, Moms Wajib Tahu!

4. Mengusap Kepala

ADVERTISEMENT

Mengusap kepala ini juga termasuk beberapa bagian dari kepala dan juga bagian lainnya yakni mengusap kedua telinga. Rasulullah SAW bersabda: “Kemudian beliau membasuh mengusap kepala dengan tangannya,

(dengan cara) menyapunya ke depan dan ke belakang. Beliau memulainya dari bagian depan kepalanya ditarik ke belakang sampai ke tengkuk kemudian mengembalikannya lagi ke bagian depan kepalanya.” (HR Muttafaqun Alaihi).

Para ulama Syafi’iyah juga membolehkan usapan sebagian kepala walaupun hanya beberapa rambut saja yang kena usapan. Tidak harus semua bagian kepala terkena usapan air. Hal ini berdasarkan salah satu riwayat:

“Dari sahabat al-Mughirah bin Syu’bah RA, Sesungguhnya Rasulullah SAW berwudhu dan mengusap ubun-ubunnya saja dan imamahnya.” (HR Muslim).

Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW hanya mengusap bagian depan kepalanya saja yaitu ubun-ubunnya. Beliau tidak mengusap seluruh kepalanya. Artinya mengusap sebagian kepala itu sudah mencukupi menurut ulama Syafi’iyah.

5. Mencuci Kedua Kaki hingga Mata Kaki

Dalam hal ini, yang dibasuh adalah bagian telapak kaki beserta kedua mata kakinya. Tidak harus membasuh sampai ke betis atau lutut. Diwajibkan pula membasuh apa-apa yang ada pada anggota badan ini seperti rambut dan lainnya.

Dalam lanjutan hadis, Rasulullah SAW bersabda: “…Kemudian beliau membasuh kedua kakinya hingga dua mata kaki…” (HR Muttafaqun Alaihi).

6. Tertib

Yang dimaksud tertib sebagai bagian dari rukun wudhu adalah melakukan gerakan wudhu yang dilakukan secara berurutan. Anggota tubuh yang sudah disebutkan di atas yaitu wajah, kedua tangan, kepala dan kaki harus diusap secara berurutan dan tidak boleh dibolak-balik.

Misalnya ada orang berwudhu membasuh kaki dulu baru membasuh tangan maka wudhunya tidak sah karena tidak tertib atau tidak berurutan. Dan tidak dibenarkan adanya jarak yang panjang antara satu anggota wudhu dengan anggota wudhu lainnya.

“Ada seseorang yang berwudhu lantas bagian kuku kakinya tidak terbasuh, kemudian Nabi SAW melihatnya dan bersabda: ‘Ulangilah, perbaguslah wudhumu.’. Lantas ia pun mengulangi dan kembali shalat.” (HR Muslim).

Demikianlah beberapa rukun wudhu yang akan menyempurnakan shalat. Lakukan secara berurutan dan dengan tartib agar tidak ada bagian anggota tubuh yang terlewat.

Sumber

  • //www.sciencedirect.com/science/article/pii/S187704281304617X
  • //islam.nu.or.id/post/read/81222/mengenal-rukun-wudhu
  • //saintif.com/rukun-wudhu/
  • //wahdah.or.id/syarat-syarat-sah-dan-rukun-wudhu/

Wudhu atau wudu secara bahasa berarti bersih dan indah. Adapun secara syariat artianya membersihkan seluruh anggota tubuh dari kepala hingga ujung kaki untuk membersihkan hadas kecil.

Sebagai syarat sah terlaksananya ibadah shalat, berwudhu tidak boleh diremehkan atau dipandang sebelah mata. Ada rukun wajib wudhu yang perlu diketahui. Bila wudhu tidak sah maka akan berpengaruh pada salat yang berpotensi tidak diterima oleh Allah SWT.

Pentingnya wudhu juga dijelaskan dalam Al Qur'an dalam Surat Al-Maidah ayat 6 yang artinya:

" Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur."

Selain syarat yang tercantum dalam Al Qur'an, Nabi Muhammad SAW juga bersabda yang diriwayatkan oleh Muslim:

"Tidaklah sholat itu diterima apabila tanpa wudhu".

Advertising

Advertising

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Ahmad Abu Daud dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW juga bersabda:

"Tidak ada sholat bagi orang yang tidak punya wudhu"

Syarat dan Rukun Wajib Wudhu

Mengutip buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap karya Moh Rifai, dituliskan ada enam syarat wajib yang harus dilakukan agar wudhu menjadi sah:

1. Niat wudhu

Menurut Madzhab Syafi'i hukum niat ada dua, wajib dan sunah. Niat yang hukumnya wajib dilafadzkan bersamaan saat membasuh wajah. Sementara itu, niat yang hukumnya sunah adalah yang dilafadzkan sebelum wudhu dimulai. Sehingga Anda bisa memilih untuk melafadzkan di lisan atau hanya secara batin.

2. Membasuh wajah

Bagian wajah yang dibasuh meliputi tempat tumbuhnya rambut sampai batas ujung kedua rahang bawah. Sementara untuk lebarnya antara kedua telinga. Dapat dipahami bahwa yang dimaksud wajah di sini secara keseluruhan, termasuk alis, bulu mata, jambang dan semua yang ada di sekitar wajah.

3. Membasuh kedua tangan hingga siku

Selanjutnya membasuh kedua tangan beserta siku. Membasuh dilakukan dengan berurutan dari bagian kanan dilanjutkan bagian kiri.

4. Mengusap sebagian kepala

Sebagian kepala yang dimaksudkan adalah bagian depan rambut hingga atas. Untuk perempuan cukup mengusap bagian kepala saja tidak sampai ujung rambut.

5. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki

Bagian kaki yang dibasuh mulai dari telapak kaki hingga mata kaki. Sementara itu untuk bagian betis hingga lutut tidak wajib hukumnya.

6. Tertib

Tertib adalah melakukan rukun wudhu secara berurutan, artinya mendahulukan mana yang harus dahulu, dan mengakhirkan mana yang harus diakhirkan.

Bacaan Niat hingga Setelah Berwudhu

1. Berniat Sebelum Wudhu

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul wudhuu-a liraf'll hadatsil ashghari fardhal lilaahi ta'aalaa

Artinya: "Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil fardu karena Allah".

2. Membasuh Kedua Telapak Tangan

اللَّهُمَّ احْفَظْ يَدِيْ مِنْ مَعَاصِيْكَ كُلِّهَا

 Allâhumma ihfadh yadi min ma'âshîka kullahâ

Artinya: "Ya Allah, jagalah kedua tanganku dari semua perbuatan maksiat.

3. Berkumur

اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ اللَّهُمَّ اسْقِنِي مِنْ حَوْضِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَأْسًا لَا أَظْمَأُ بَعْدَهُ أَبَدًا

Allâhumma a'inni 'alâ dzikrika wa syukrika, Allâhumma asqini min haudli nabiyyika shallallâhu 'alaihi wa sallam ka'san lâ adzma'a ba'dahu Abadan

Artinya: "Ya Allah, tolonglah aku (untuk selalu) mengingat dan bersyukur pada-Mu. Ya Allah beri aku minuman dari telaga Kautsar Nabi Muhammad, yang begitu menyegarkan hingga aku tidak merasa haus selamanya."

4. Membersihkan Kedua Lubang Hidung

اللَّهُمَّ أَرِحْنِي رَائِحَةَ الْجَنَّةِ اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنِيْ رَائِحَةَ نِعَمِكَ وَجَنَّاتِك

Allâhumma Arihni Raaihatal jannah. Allâhumma lâ tahrimni râihata ni'amika wa jannatika

Artinya: "Ya Allah (izinkan) aku mencium wewangian surga. Ya Allah, jangan halangi aku mencium wanginya nikmat-nikmatmu dan wanginya surga."

5. Membasuh Muka

اللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِيْ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ

Allâhumma bayyidl wajhi yauma tabyadldlu wujûhun wa taswaddu wujûh

Artinya: "Ya Allah, putihkanlah wajahku di hari ketika wajah-wajah memutih dan menghitam."

6. Membasuh Kedua Tangan

اللَّهُمَّ أَعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِيَمِينِيْ وَحَاسِبْنِيْ حِسَابًا يَسِيرًا

Allâhumma a'thinî kitâbi biyamîni, wa hâsibnî hisâban yasîran

Artinya: "Ya Allah, berikanlah kitab amalku (kelak di akhirat) pada tangan kananku, dan hisablah aku dengan hisab yang ringan."

Kemudian saat membasuh tangan kiri, membaca doa:

اللَّهُمَّ لَا تُعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِشِمَالِيْ وَلَا مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِيْ

 Allâhumma laa tu'thini bi syimaali, wa laa min waraa`i dzahri
Artinya: "Ya Allah, jangan kau berikan kitab amalku (kelak di akhirat) pada tangan kiriku, dan janganlah pula diberikan dari balik punggungku."

7. Mengusap Kepala

اللَّهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ وَأَظِلَّنِيْ تَحْتَ عَرْشِكَ يَوْمَ لَا ظِلَّ إلَّا ظِلُّك

 Allâhumma harrim sya'ri wa basyari 'ala an-nâri wa adzilni tahta 'arsyika yauma lâ dzilla illa dzilluka.

Artinya: "Ya Allah, halangi rambut dan kulitku dari sentuhan api neraka, dan naungi aku dengan naungan singgasana-Mu, pada hari ketika tak ada naungan selain naungan dari-Mu."

8. Mengusap telinga

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ

Allâhumma ij'alni minalladzîna yastami'ûnal qaula fayattabi'ûna ahsanahu.

Artinya :"Ya Allah, jadikanlah aku orang-orang yang mampu mendengar ucapan dan mampu mengikuti apa yang baik dari ucapan tersebut."

9. Mencuci kaki

اللهم اجْعَلْهُ سَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا. اللَّهُمَّ ثَبِّتْ قَدَمِيْ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيْهِ الْأَقْدَامُ

Allâhumma ij'alhu sa'yan masykûran wa dzamban maghfûran wa 'amalan mutaqabbalan. Allâhumma tsabbit qadami 'ala shirâthi yauma tazila fîhi al-aqdâm.

Artinya:"Ya Allah, jadikanlah (segenap langkahku) sebagai usaha yang disyukuri, sebagai penyebab terampuninya dosa dan sebagai amal yang diterima. Ya Allah, mantapkanlah telapak kakiku saat melintasi jembatan shirathal mustaqim, kelak di hari ketika banyak telapak kaki yang tergelincir."

Kemudian untuk kaki sebelah kiri membaca:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ تَنْزِلَ قَدَمِيْ عَنِ الصِّرَاطِ يَوْمَ تَنْزِلُ فِيْهِ أَقْدَامُ الْمُنَافِقِيْنَ

Allâhumma innî a'ûdzu bika an tanzila qadamî 'anish-shirâthi yauma tanzilu fîhi aqdâmul munâfiqîn

Artinya:"Ya Allah, aku berlindung pada-Mu, dari tergelincir saat melintasi jembatan shirathal mustaqim, kelak di hari ketika banyak telapak kaki orang munafik yang tergelincir."

10. Doa setelah wudhu

أَشْهَدُ أَنْ لآّاِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللّهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Asyhadu allâ ilâha illallâhu wahdahû lâ syarîka lahu wa asyhadu anna muhammadan 'abduhû wa rasûluhû, allâhummaj'alnî minat tawwâbîna waj'alnii minal mutathahhirîna.

Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bersuci (shalih)."

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA