Perbedaan karomah dengan mukjizat

Persamaan Mukjizat, Irhas, Karomah, Ma’unah, & Perbedaannya – Mukjizat, Irhas, Karomah dan  Maunah kesemuanya itu milik Allah SWT yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang di kehendakiNya, dan untuk mengetahui persamaan dan perbedaannya antara Mukjizat, Irhas Karomah dan Maunah, maka kali ini Duta Dakwah akan mengulasnya untuk berbagi.

Untuk lebih terangnya dan jelasnya mari kita ikuti saja pembahsannya berikut ini:

Persamaannya Mukjizat, Irhas, Karomah dan Maunah

Adapun di antra persamaan Mukjizat, Irhas, Karomah dan Maunah ialah sebagai berikut:

  • Mengenai Mukjizat, Irhas, Karomah dan Maunah, semua itu bisa terjadi karena sama-sama kehendak Allah SWT.
  • Mukjizat, Irhas, Karomah dan Maunah, itu sama-sama suatu kejadian yang menyalahi kebiasaan yang sangat luar biasa dan sulit di terima oleh akal sehat.
  • Jadi Mukjizat, Irhas, Karomah dan Maunah, ia terjadi secara langsung tidak ada rencana dan tidak bisa dipelajari serta tidak bisa dikalahkan oleh apapun.
  • Mukjizat, Irhas, Karomah dan Maunah, itu sama-sama diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya yang Allah kehendaki untuk mengatasi permasalahannya yang sulit serta menolong hamba-Nya yang patuh kepada-Nya.

Perbedaan Mukjizat, Irhas, Karomah dan Maunah

Adapun perbedaan Mukjizat, Irhas, Karomah dan Maunah, di antaranya ialah sebagai berikut:

  • Mukjizat dan Irhas itu dianugerahkan Allah kepada para Nabi Allah, para Utusan Allah, Irhas muncul pada para calon nabi sedangkan Mukjizat muncul pada para Nabi dan Rasul, Kromah atau Keramat adalah anugerah Allah untuk para Auliya atau para walitullah, sedangkan Ma’unah adalah anugerah Allah untuk manusia pada umumnya.

Princian Mukjizat Irhas Karomah dan Ma’unah

Untuk mengetahui rincian dalam perbedaan antara Mukjizat Irhas Karomah dan Ma’unah kami uraikan sebagai berikut:

Mukjizat

Mukjizat dianugerahkan oleh Allah hanya untuk An-biya-i wal-Mursaliyn (yakni para nabi Allah dan utusan-Nya) yang telah dipilih dan diangkat oleh Allah SWT., juga sebagai bukti kenabian dan kerasulannya sekaligus untuk melemahkan orang-orang yang kafir dan berniat buruk.

Irhas

Irhash juga sama seperti mukjizat. Hanya saja ia muncul sebelum jadi nabi atau sebelum masa kenabian (bi’tsah) itu adalah sebagai permulaan atau pengantar dari tanda-tanda kenabian, seperti terjadinya dibelahnya dada nabi Muhammad SAW ketika beliau masih kanak-kanak, kemudian seperti kemanapun beliau pergi ia selalu diikuti awan, lalu ketika nabi Isa AS masih bayi beliau dapat berbicara, dan masih banyak contoh-contoh lain yang terjadi pada para calon nabi.

Karomah / Keramat

Karomah juga sama seperti mukjizat. Hanya saja kalau karomah, Allah tunjukkan melalui orang-orang saleh dan para auliya. Misalnya karomah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang banyak kita dapatkan dalam buku-buku manakibnya.

Ma’unah

Ma‘unah atau pertolongan itu terjadi pada manusia biasa sebagai wujud pertolongan Allah kepada mereka, untuk menolong dan melindungi mereka dari bahaya yang akan menimpanya dan hal itu muncul pada perkara yang umum pula seperti orang sakit yang tak kunjung sembuh dan sudah putus asa, tapi tiba-tiba hanya melalui mimpi saja misalnya dia sembuh. Derajat ma‘unah ini tidak bisa untuk mencapai irhash maupun mukjizat meskipun ia merupakan  perkara di luar nalar atau di luar kebiasan orang pada umumnya.

Keterangan

Itulah rincian persamaan dan perbedaan Mukjizat, Irhas, Karomah dan Maunah. Meskipun sekarang ini kenyataannya masih ada orang-orang yang selalu mengatakan suatu keanehan, mereka menganggap sebagai mukjizat yang datang dari Allah. Contoh ada orang saki di rumah sakit, menurut dokter sudah tidak mungkin sembuh bahkan tinggal nunggu hitungan menit saja ia akan meninggal, namun kemudia diluar dugaan ternyata orang tersebut sembuh, maka ada sebagian di antara mereka yang menyebutnya mukjizat, sebetulnya itu bukan mukjizat, itulah yang dinamakan ma’unah.

Demikian uraian singkat kami tentang; Persamaan Mukjizat, Irhas, Karomah, Maunah, & Perbedaannya, mudah-mudahan bermanfa’at dan semoga menambah wawasan ilmu pengetahuan kita.

Di antara tanda-tanda akhir zaman yang lazim disebut dengan tanda-tanda kecil ('alamat al-shugra) hari kiamat ialah munculnya banyak fenomena gaib di dalam masyarakat. Merebaknya pemberitaan tentang fenomena gaib, seperti kasus Kanjeng Dimas Taat Pribadi dan sebelumnya ada fenomena Lia Aminuddin, dan Musaddeq yang mengklaim dirinya sebagai Nabi, akan semakin banyak ditemukan.

Sebetulnya, fenomena seperti ini juga terjadi di negara-negara lain, seperti di Maroko, Aljazair, Mesir, dan Amerika Latin, sebagaimana dapat dilihat di media-media sosial. Fenomena ajaib yang dianggap sebagai perbuatan luar bisa (khariqul 'adah) sudah diperkenalkan di dalam tradisi Islam. Alquran memperkenalkan tiga bentuk perbuatan luar biasa, yaitu mukjizat, karamah, waqi'iyyah dan sihir. Mukjizat secara sederhana biasa diartikan sebagai perbuatan luar biasa yang muncul dari diri seorang Nabi atau Rasul. Selain Nabi dan Rasul tidak ada orang yang mampu mengakses keajaiban ini. Karamah biasa diartikan perbuatan luar biasa muncul dari diri seorang wali atau kekasih Tuhan. Waqi'iyyah hampir sama dengan karamah, hanya lebih banyak tampil dalam bentuk pengetahuan kejadian masa akan datang yang belum terjadi. Sedangkan sihir adalah juga perbuatan luar biasa yang muncul dari diri seorang yang belajar dan terus berusaha memahirkan diri di dalam mengamalkan keterampilan supernatural itu. Mukjizat, karamah, dan waqi'iyyah hanya bisa diakses oleh orang-orang yang secara konsisten membersihkan diri lahir dan batin, melakukan pengabdian tulus di dalam pembinaan masyarakat. Ciri-ciri orang yang mendapatkan mukjizat dan karamah tidak pernah memperkenalkan diri dengan mendemonstrasikan kelebihan yang dianugrahkan Tuhan kepadanya. Apalagi, mereka tidak pernah terlintas dalam pikirannya untuk mengomersialkan kelebihan yang Tuhan berikan kepadanya. Bahkan, banyak orang yang sesungguhnya mendapatkan karunia berupa karamah tetapi tidak pernah mau memperkenalkan diri ke dalam masyarakat. Mereka khawatir jangan sampai karunia itu menjadi hijab baru baginya. Jika keajaiban itu membuat dirinya tenar dan populer lalu ia merasakan pujian dari orang lain, maka pada saat itu karunia berubah menjadi hijab nurani, dan tidak tertutup kemungkinan menjadi hijab dhulmani jika digunakan untuk menipu dan memperdaya orang lain. Berbeda dengan sihir, yang umumnya memang sengaja dpelajari dengan penuh kesungguhan dan kalau perlu dengan pengorbanan-pengorbanan tertentu, seperti puasa 40 hari, menebus sejumlah tantangan yang ditetapkan oleh sang guru. Kursus ilmu sihir dapat ditemukan di mana-mana di seluruh belahan dunia. Ilmu sihir ini dianggap oleh sebagian negara atau pakar sebagai kearifan lokal (local intelligent), yang dapat diakses oleh siapa pun, tanpa dibedakan jenis kelamin, etnik, agama, dan atribut sosial budaya lainnya. Siapa pun yang mampu menjalani latihan (tirakat) dan memenuhi berbagai persyaratannya dapat memperoleh ilmu sihir ini. Boleh jadi mulanya seseorang memang mendapatkan karamah atau waqi'iyyah, tetapi orangnya tidak sabaran dan tergoda untuk mendemonstrasikan kelebihannya kepada masyarakat. Fenomena yang terjadi dengan Kanjeng Dimas Taat Pribadi boleh jadi mulanya ia mendapatkan alamat karamah atau waqi'iyyah, tetapi tidak sabar menikmati keutamaannya, maka meledaklah kasusnya di dalam media-media sosial dan media publik lainnya. Tidak jarang, terjadi sebuah keajaiban dalam bentuk white magic bisa berubah menjadi black magic. Jika sebuah white magic berubah menjadi black magic, bisa ditebak pasti akan menelan banyak korban jika tidak segera dilakukan sistem proteksi dan perlindungan.

Fenomena Kanjeng Dimas Taat Pribadi ini bukan contoh baru. Pada zaman keemasan Islam abad pertengahan, banyak sekali person tiba-tiba melejit karena mempu memberikan isyarat gaib kepada para raja. Sekadar catatan renungan, pada zaman keemasan Islam, khususnya ketika Umar ibn Abdul Azis berkuasa, marak sekali praktik astrologi dalam masyarakat.

Selasa, 10 November 2020 - 09:30 WIB

Ilustrasi Mukjizat Nabi Musa alaihissalam ketika membelah Laut Merah untuk menyelamatkan pengikutnya dari kejaran Firaun. Foto/dok pwmu

Banyak ulama membahas perbedaan antara Karamah dan Mukjizat . Salah satunya Imam Abu Ishaq Al-Asfaraini(wafat 418 Hijriyah) yang menyatakan bahwa Mukjizat adalah tanda-tanda kebenaran Para Nabi dan dalil kenabian yang hanya ada pada Nabi. Sedangkan waliyullah memiliki Karamah seperti terkabulnya doa, tetapi mereka tidak memiliki Mukjizat sepertiyang dimiliki para Nabi .

Imam Abu Bakar bin Faurak menyatakan bahwa Mukjizat adalah tanda-tanda kebenaran. Jika pemilik Mukjizat mengaku sebagai Nabi maka Mukjizatnya itu menunjukkan kebenaran pengakuannya. Jika pemilik Mukjizat mengaku sebagai waliyullah, maka mukjizatnya itu menunjukkan kebenaran pengakuannya, tetapi hal itu disebut K aramah , bukan Mukjizat. [Baca Juga: Apakah Seorang Wali Dapat Mengetahui Kewalian Dirinya? (1) ]

Meskipun serupa dengan Mukjizat , tetapi memiliki perbedaan yang nyata.Al-Qusyairi mengemukakan pendapat orang yang paling ahli dalam bidang Mukjizat pada masanya yaitu Al-Qadhi Abu Bakar al-Asy'ari yang menyatakan, "Mukjizat dikhususkan bagi para Nabi, sedangkan Karamah untuk para wali. Para wali tidak memiliki mukjizat, karena di antara syarat-syarat Mukjizat adalah jika kejadian-kejadian luar biasa itu dibarengi dengan pengakuan kenabian. Kejadian luar biasa tidak disebut Mukjizat hanya karena bentuknya saja, tetapi disebut Mukjizat karena adanya banyak syarat yang dipenuhinya, jika ada satu saja syarat yang tidak terpenuhi, maka itu bukan Mukjizat. Satu dari beberapa syarat mukjizat adalah pengakuan kenabian, sedangkan wali tidak menyatakan pengakuan kenabian, jadi yang muncul darinya bukanlah Mukjizat ."

Al-Qusyairi (ulama besar tasawuf lahir 376 Hijriyah) menegaskan, "Pendapat inilah yang kami pegang dan ungkapkan, bahkan kami meminjamnya. Semua syarat Mukjizat atau sebagian besarnya ada dalam Karamah , kecuali syarat pengakuan kenabian saja." (Baca Juga: Ingin Jadi Waliyullah? Penuhi 12 Syarat Ini )

Wali Tidak Diperintah Memohon Karamah

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA