Human beings as agents of change and well-being on Earth was created by God in two types of different biological potential. The potential is equipped to carry out their mandate. This potential will be optimized through the correct process in accordance with the characteristics of each type of sexual potency. This qualitative studies, research library, is aimed to providing an explanatory link between gender, brain structure, and learning behavior. Brain structures of men and women have differences in the anatomical aspects, physical (size), and a way of thinking, including learning. Teach boys more appropriate to use a pattern that puts the visuospatial, challenging, and rich in hands-on activities. While teach women would be more effective to use a pattern that emphasizes language and communication abilities such as reading, writing, lectures, casual discussions, collaboration, and presentation. In education, differences in the way and learning styles of men and women can be facilitated with several options for how such multiple female teachers at the level of primary education, the separation of classes between men and women, applying combinative methods of teaching in heterogeneous class
Dekaban, A.S. & Sadowsky, D. (1978). Changes in Brain Weights During The Span of Human Life: Relation of Brain Weight to Body Heights and Body Weights. Journal of Neurology, Vol. 4: 345-356. Erniati. 2015. Pembelajaran Neurosains Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik Pada Pondok Pesantren. Hunafa: Jurnal Studia Islamika Vol. 12, No. 1, Juni hal 43-69. Hewitt, Paul & Lyons, Suzanne & Suchocki, John & Yeh, Jennifer. (2007). Conceptual Integrated Science. San Fransisco: Pearson Education Inc. Pasiak, Taufik. (2004). Revolusi IQ/EQ/SQ: Antara Neurosains dan al-Qur’an. Bandung: Mizan Pustaka Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Belajar Cerdas Belajar Berbasiskan Otak. Bandung: MLC Rohkamm, Reinhard. (2004). Color Atlas of Neurology. Stuttgart: Georg Thieme Verlag Silberman, I. 2005. Religion as a meaning system: Implications for the new millennium. Journal of Social Issues Vol. 2 No . 4. Suyadi, 2012. “Model Pendidikan Karakter dalam Konteks Neurosains”, Proceeding Seminar Nasional, Yogyakarta: Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga. Tafsir, Ahmad. 2006. Filsafat Pendidikan Islami, Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu, Memanusiakan Manusia. Bandung: Remaja Rosda Karya, Wathon, Aminul. 2016. Neurosains Dalam Pendidikan. Jurnal Lentera: Kajian Keagamaan, Keilmuan dan Teknologi Volume 14, Nomor 1. DOI: http://dx.doi.org/10.23887/jfi.v1i1.13973 Abstract view : 16859 timesPDF file view : 48319 times
Jurnal ini diterbitkan oleh : Universitas Pendidikan Ganesha Jurnal Filsafat Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Jurnal Filsafat Indonesia indexed by:
Jurnal Filsafat Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Hanifa Listia Yusuf, NIM.:16350030 (2020) PERBEDAAN OTAK LAKI-LAKI DAN OTAK PEREMPUAN DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH: STUDI TERHADAP KONSEP NEUROSAINS AISAH DAHLAN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
AbstractKasus perceraian semakin meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perceraian di Indonesia mengalami peningkatan dari 2015 hingga 2017. Sebanyak 365.654 kasus di tahun 2016 dan 374.516 kasus di tahun 2017. Adapun menurut databoks.katadata.co.id yakni situs data series dan regional dashboard terkini menyebutkan bahwa pada tahun 2018 angka perceraian indonesia mencapai 408.202 kasus, meningkat 9% dibanding tahun sebelumnya dengan jumlah memasuki angka 374.516 kasus. Penyebab terbesar didominasi oleh perselisihan dan pertengkaran terus menerus dengan 183.085 kasus dan faktor ekonomi sebanyak 110.909 kasus ditahun 2018. Di Jawa Timur contohnya, berdasarkan BPS Provinsi Jawa Timur, pada tahun 2018 perceraian didominasi oleh kasus cerai gugat sebanyak 62.165 kasus dan cerai talak sebanyak 26.790 kasus, yang lagi-lagi dimenangkan oleh kasus pertengkaran yang mencapai 43,52%. Lalu apa yang sebenarnya terjadi dalam rumahtangga sehingga mengakibatkan terjadinya pertengkaran? Mengapa seakan tidak ada keadamaian pada keluarga yang mengalami percekcokan, walaun seyogyanya problem pasti akan selalu ada disetiap kehidupan berumahtangga. Dalam skripsi ini penulis akan membahas mengenai bagaimana pengaruhnya konsep perbedaan otak laki-laki dan otak perempuan dalam membangun keluarga menjadi sakinah. Juga pandangan Aisah Dahlan mengenai pengaruh ilmu neurosains terhadap kesakinahan keluarga. Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode library reaserch yang mencari sumber dan solusi masalah dalam buku-buku, didukung dengan diskusi ringan dengan dr. Aisah Dahlan untuk memperkuat isi penelitian, dikaji menggunakan tinjauan ilmu neurosains dan pandangan neurosains Aisah Dahlan. Setelah dikaji lebih lanjut, penelitian ini berkesinambungan dengan tafsir surah Al-Rum ayat 21 yang menjelaskan tentang keluarga sakinah. Sehingga, penulis menarik kesimpulan yaitu perbedaan otak antara laki-laki dan perempuan merupakan satu hal yang fundamental yang telah di atur oleh Allah Azza wa Jalla. Hal demikian dapat menjadi masalah dalam rumah tangga bila pasangan suami istri tidak mengetahui ilmunya dalam membangun keluarga sakinah. Share this knowledge with your friends : Actions (login required)
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.
To keep our site running, we need your help to cover our server cost (about $400/m), a small donation will help us a lot. Please help us to share our service with your friends. Jurnal Filsafat Indonesia, Vol 1 No 1 2018 ISSN: E-ISSN 2620-7982, P-ISSN 2620-7990 Jurnal Filsafat Indonesia | 40 jawab pada persepsi suara dan bunyi, (c) Lobus perietal; bertanggung jawab pada kegiatan berpikir, terutama pengaturan memori Lobus occipital; mengatur fungsi penglihatan (Pasiak, 2005: 68). Keseluruhan bagian otak terbungkus oleh selaput yang dinamakan cortex cerebri (kulit otak). Struktur ini melapisi seluruh permukaan cerebrum hingga pada lekukan terdalam sekalipun. Lapisan ini memiliki ketebalan yang bervariasi antara 1,5 mm – 4,5 mm, rata-rata 2,5 mm (lobus frontal), paling tebal 4,5 mm (area motorik), dan paling tipis 1,5 mm - 2,2 mm (area visual). Jumlah sel syaraf pembentuknya sekitar 2,6 x 109 sel neuron. Struktur ini terlihat ”tak beraturan” berupa lekukan (konvolusi) yang terdiri atas cekungan (sulcus) dan tonjolan (gyrus). Fungsi utama kulit otak yaitu fungsi sensorik, asosiasi, dan motorik. Melalui instrumen Positron Emission Tomography (PET) diketahui bahwa terdapat enam sistem otak (brain system) yang secara terpadu meregulasi semua perilaku manusia. Keenam sistem otak tersebut adalah cortex prefrontalis, sistem limbik, gyros cingulatus, ganglia basalis, lobus temporalis, dan cerebellum. Keenam sistem otak tersebut mempunyai peranan penting dalam pengaturan kognisi, afeksi, dan psikomotorik, termasuk IQ, EQ, dan SQ (Suyadi, 2012). Otak kecil (cerebellum) terletak dibagian belakang kepala, dibawah lobus occipital dekat dengan ujung leher bagian atas. Ia terhubung ke otak melalui pedunculus cerebri. Cerebellum bertanggung jawab dalam proses koordinasi dan keseimbangan. Secara lebih detil Rohkamm (2004: 54) menjelaskan struktur dan fungsi otak kecil terbagi pada tiga spesifikasi, yaitu vestibulocerebellum (anrcheocerebellum), terdiri atas flocculonodular lobe dan lingula, bertanggung jawab untuk mengontrol keseimbangan, otot aksial dan proksimal, irama pernafasan, pergerakan kepala dan mata (stabilisasi pandangan). Kedua, spinocerebellum (paleocerebellum); berfungsi dalam mengontrol otot-otot yang berkaitan dengan postur, keseimbangan. Ketiga, pontocerebellum (neocerebellum); berfungsi untuk keseimbangan tubuh, kecepatan serta ketepatan pergerakan tubuh dan perkataan. Batang otak (brainstem), posisinya berada didalam tulang tengkorak bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Batang otak tersusun atas otak tengah, pons, dan medulla. Didalamnya terdapat inti syaraf kranial dan jalan naik-turunnya pertukaran informasi dari otak, otak kecil, dan tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar kehidupan seperti pernafasan, denyut jantung, suhu tubuh, proses pencernaan, dan lain-lain. Otak Laki-Laki Dan Perempuan Serta Karakteristiknya, Laki-laki dan Perempuan secara mendasar manusia diciptakan dalam dua tipe berbeda yang memiliki esensi yang berbeda. Kita melabelinya dengan ”laki-laki dan perempuan”. Perbedaan itu adalah sunnatullah yang diciptakan dengan tanpa mendiskreditkan atau mendeligitimasi tipe yang lain. Perbedaan esensi tersebut diciptakan guna saling melengkapi. Secara umum, setidaknya terdapat tiga titik perbedaan antara laki-laki dan perempuan yaitu: struktur otak, organ reproduksi, dan cara berpikir. Secara biologis, tipe manusia terbagi menjadi jenis kelamin (seks), bukan gender, yaitu laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin adalah struktur biologis (alat kelamin, hormon reproduksi, anatomi-fisiologi tubuh, dsb), sedangkan gender adalah sebuah konsep tentang peran sosial laki-laki dan perempuan. Pemaknaan komprehensif tentang hal ini disampaikan oleh Dr. Alexis Carrell, peraih nodel kedokteran 1912, ia menyatakan, perbedaan yang ada pada laki-laki dan perempuan tidak datang dari ke-khas-an bentuk organ reproduksi masing- masing, juga karena adanya rahim dan kandungan wanita atau juga metodologi pendidikan. Perbedaan itu muncul dari pembentukan struktur tubuh itu sendiri, juga dari prosesn pembuahan tubuh dari bahan kimia yang dihasilkan oleh indung telur. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Mellisa Hines, dari Universitas California di San Diego ia menyatakan bahwa memang “dari sana-nya” perempuan dan laki-laki berbeda. Mereka diperbedakan sejak masih dalam kandungan. Bahkan, ketika masih berbentuk sel-sel kecil dalam kandungan. Dalam setiap selnya akan terkandung tipologi jenis kelaminnya, yang akan mempengaruhi organ-organ tubuhnya, sistem syarafnya, dan perilaku hidupnya. Esensi ini yang sering tidak dipahami oleh aktivis pro-feminisme. Maka seharusnya setiap individu tumbuh dan berkembang, mengembangkan dan meningkatkan kapabilitasnya sesuai dengan tipologinya tanpa harus meminta dirinya disamakan dengan tipe (pria-wanita) yang lain. Dengan cara itulah mereka akan mendapati keluhuran dirinya yang sesungguhnya. Otak Laki-laki dan Perempuan, Pemahaman perbedaan biologis laki-laki dan perempuan akan lebih mendalam dengan memahami struktur otak manusia. Terkait hal itu, Pasiak (2005: 91) mengemukakan bahwa struktur otak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan pada (1) corpus calossum (2) hypothalamus (3) inferior parietal lobe (lobus parietal bawah) (4) hippocampus. Perbedaan anatomi tersebut akan berimplikasi pada perbedaan cara dan gaya melakukan sesuatu termasuk belajar. Secara umum ukuran otak berbeda antara laki-laki dan |