Perbandingan vaksin astrazeneca dan moderna

Perbedaan Antara Vaksin Corona Jenis AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna

Belum lama ini, ada beberapa vaksin yang sudah mendapatkan otorisasi dari Food and Drug Administration (FDA), yaitu Pfizer, Moderna, serta AstraZeneca. Sejauh ini, hanya AstraZeneca yang sudah siap didistribusikan di beberapa negara, termasuk juga Indonesia. Tentu hal ini dapat membuat perubahan yang besar dalam upaya melakukan imunisasi secara global agar pandemi dapat dihentikan.

Vaksin ini ditemukan oleh peneliti dari Universitas Oxford dan disetujui di Inggris pada 30 Desember silam. Vaksin corona ini juga telah mendapatkan persetujuan dari WHO di bulan Februari yang telah didistribusikan ke sebagian besar Eropa, Asia, serta Afrika. Namun, tingkat kemanjurannya yang lebih rendah terhadap varian yang tersebar di Afrika Selatan, serta potensi efek sampingnya menghambat peluncurannya lebih dini.

Namun, apa perbedaan yang dapat diketahui antara vaksin corona jenis AstraZeneca, Pfizer, dengan Moderna? Berikut ulasannya!

1. Penyimpanan dan Distribusi

Salah satu keunggulan dari vaksin corona jenis AstraZeneca adalah dapat disimpan pada suhu yang lebih tinggi. Vaksin ini dapat ditaruh di ruangan dengan suhu antara 2–8 Celsius, yang merupakan suhu lemari es normal. Sementara itu, vaksin corona Moderna dan Pfizer harus disimpan pada suhu di bawah nol hingga siap digunakan. Maka dari itu, AstraZeneca cocok untuk iklim di Indonesia yang tropis.

2. Harga

Faktor lainnya yang membuat AstraZeneca cocok dipilih di Indonesia adalah harganya yang terbilang murah. Vaksin corona ini diperkirakan hanya membutuhkan biaya sekitar Rp 60.000 per dosisnya. Sedangkan untuk Pfizer, kocek yang dikeluarkan per dosisnya sekitar Rp 300 ribuan dengan Moderna yang lebih mahal lagi antara Rp 400 ribu hingga 600 ribu. Meski begitu, harga ini kemungkinan besar akan berfluktuasi sejalan dengan waktu dan perkembangan dari vaksin.

Baca juga: Inilah Syarat Penerima Vaksin Corona di Indonesia

3. Efek Samping

Efek samping yang ditimbulkan ketiga vaksin corona ini dapat dibilang serupa, seperti perasaan nyeri di area suntikan dan gejala menyerupai flu layaknya demam, kelelahan, sakit kepala, hingga nyeri otot. Penyempurnaan sistem imunitas baru terjadi setelah seseorang mendapatkan dosis kedua. Memang ada laporan jika vaksin AstraZeneca menimbulkan pembekuan darah, tetapi angkanya benar-benar kecil hanya 30 kasus dari 5 juta orang yang divaksin. Namun, hal ini masih terus mendapatkan penelitian khusus.

4. Total Efikasi

Pada vaksin mRNA, seperti Pfizer dan Moderna memiliki sedikit keunggulan terkait efikasi. Disebutkan jika tingkat keefektifannya sekitar 95 persen efektif melawan COVID-19 setelah dosis kedua diberikan dalam uji klinis. Sama seperti vaksin lainnya, dua vaksin ini juga dapat mengurangi risiko penyakit parah bahkan jika seseorang telah terinfeksi oleh virus SARS-CoV-2.

Sedangkan pada vaksin corona jenis AstraZeneca, tingkat efikasinya mencapai 76 persen dalam melawan penyakit COVID-19, hingga tiga bulan meski hanya satu dosis diberikan. Selain itu, vaksin ini menjadi lebih efektif dengan waktu tunggu yang lebih lama di antara pemberian dosis dengan infeksi yang lebih kecil, kemungkinannya saat seseorang menerima suntikan kedua lebih dari 12 minggu setelahnya. Hal ini dibandingkan dengan seseorang yang menerima vaksin kedua kurang dari enam minggu setelahnya. Meski begitu, penelitian lebih lanjut masih dilakukan.

Baca juga: Vaksin Corona Tetap Dibutuhkan Meski Sudah Pernah Terinfeksi

Itulah pembahasan mengenai perbedaan antara vaksin corona jenis AstraZeneca, Pfizer, dengan Moderna. Meski tingkat efikasi dari vaksin AstraZeneca lebih rendah, tetapi dari sisi lainnya lebih unggul dan cocok untuk negara tropis layaknya Indonesia. Diharapkan saat semua orang sudah mendapatkan vaksin corona, pengaplikasian herd immunity dapat dilakukan dengan tujuan akhir menghentikan pandemi.

Apabila kamu masih memiliki pertanyaan terkait vaksin corona, dokter dari Halodoc siap membantu untuk menjawabnya dengan tepat. Caranya mudah sekali, cukup dengan download aplikasi Halodoc, kamu bisa mendapatkan akses langsung pada ahli medis tanpa perlu bertatap muka. Maka dari itu, unduh aplikasinya sekarang juga!

Perbandingan vaksin astrazeneca dan moderna

Referensi:
Prevention. Diakses pada 2021. How Does AstraZeneca’s COVID-19 Vaccine Compare to Pfizer’s, Moderna’s, and Johnson & Johnson’s?


Vaksin Pfizer & Moderna Terbaik Buat Booster, Ini Alasannya

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia

Tech

Jumat, 03/12/2021 19:10 WIB

Perbandingan vaksin astrazeneca dan moderna

Jakarta, CNBC Indonesia - Semua pihak mencari vaksin mana yang terbaik untuk menjadi booster masyarakat saat ini dan bisa melindungi dari Covid-19. Namun berdasarkan salah satu penelitian di Inggris yang diterbitkan di The Lancet menghasilkan vaksin mRNA yakni Moderna dan Pfizer merupakan yang terbaik.

Penelitian menggunakan tujuh jenis vaksin yang berbeda, yakni AstraZeneca, Pfizer, Johnson&Johnson, Moderna, Novavax, vaksin mRNA dari Curevac dan Valneva.

Sebagian besar booster yang digunakan meningkatkan antibodi setidaknya sebanyak 90% perlindungan dari infeksi. Namun vaksin mRNA dari Pfizer dan Moderna menghasilkan tingkat antibodi yang jauh lebih tinggi dari vaksin lain.



Pilihan Redaksi

  • JPMorgan Sebut Varian Omicron jadi Sinyal Akhir Pandemi Covid
  • Duh! Rupiah Sudah 10 Hari 'Puasa' Menguat Lawan Dolar AS

Ahli Imunologi di Universitas Edinburg namun tidak ikut dalam penelitian, Eleanor Riley mengatakan vaksin booster dengan mRNA adalah ide bagus.

"Saya akan mengatakan apapun yang dialami pertama kali, mendapatkan booster mRNA merupakan ide yang bagus," kata Eleanor Riley, dikutip NYTimes, Jumat (3/12/2021).

Sementara itu, vaksin lain juga bekerja cukup baik. "Jika negara atau wilayah Anda hanya punya salah satu vaksin yang kami tunjukkan bisa booster, akan baik-baik saja untuk menggunakannya sebagai booster dan aman melakukannya," jelas rekan penulis studi dan pakar penyakit menular di Universitas Southampton, Saul Faust.

Sebagai informasi, penelitian ini menggunakan 2.878 relawan Seluruhnya sudah mendapatkan dua dosis vaksin AstraZeneca atau Pfizer.

Booster dengan vaksin Pfizer dan Moderna juga dikatakan bekerja dengan baik pada penelitian yang disponsori National Institues of Healths. Ini melihatkan 458 orang dan dibagi menjadi 9 kelompok dengan 50 relawan per kelompoknya.

Mereka awalnya mendapatkan dua dosis Moderna dan Pfizer dan satu dosis J&J, mendapatkan ketiganya untuk booster. Lalu para peneliti menghitung jumlah antibodi pada seluruh orang selama dua minggu dan empat minggu setelah dibooster.

Hasilnya mereka yang mendapatkan vaksinasi penuh dengan Moderna dan vaksin yang sama untuk booster memiliki respon imun terbaik. Ini diikuti dengan Pfizer booster dengan Moderna dan sebaliknya. NPR mencatat peningkatan respon imun dengan vaksin mRNA mungkin terlalu kecil untuk membuat perbedaan dalam perlindungan di sebagian besar kelompok.

Sementara itu untuk temua paling signifikan menunjukkan orang yang awalnya mendapatkan vaksin J&J, akan menghasilkan respon terbaik jika menggunakan Pfizer atau Moderna sebagai booster.

Nathaniel Landau, ahli mikrobiologi di Fakultas Kedokteran Uninversitas New York Grossman mencatat mendapatkan vaksin booster J&J setelah vaksinasi satu dosis di awal "tidak sebaik dibandingkan menerima salah satu vaksin mRNA sebagai booster. Tingkat antibodi orang dalam kelompok itu naik 10-20 kali lebih tinggi dari orang mendapatkan J&J lagi".


(hoi/hoi)

TAG: vaksin

Mengenal Vaksin AstraZeneca dan Sinovac

Vaksin AstraZeneca adalah vaksin untuk COVID-19 yang diproduksi oleh perusahaan AstraZeneca. Sedangkan, Vaksin Sinovac-CoronaVac atau biasa disebut vaksin sinovac adalah vaksin yang diproduksi oleh Sinovac/China National Pharmaceutical Group.

Jenis dan cara pembuatan vaksin AstraZeneca dan Sinovac

Vaksin Astrazeneca dan Sinovac memiliki perbedaan dari jenis atau cara pembuatan vaksinnya. Vaksin astrazeneca termasuk ke dalam jenis vaksin yang menggunakan vektor atau virus pembawa.

Jaminan Lifepack untuk Anda

100% Obat Asli

Semua produk yang kami jual dijamin asli dan kualitas terbaik.

Dijamin Lebih Murah

Kami menjamin akan mengembalikan uang dari selisih perbedaan harga.

Gratis Ongkir

Tak perlu antre. Kami kirim ke alamat Anda. GRATIS!

Jenis vaksin ini dibuat menggunakan modifikasi materi genetik dari virus COVID-19 yang kemudian diletakkan pada virus lain yang bertugas untuk membawa materi genetik tersebut (vektor). Contoh vaksin lain yang menggunakan vektor adalah vaksin Janssen/Johnson & Johnson.

Vaksin Sinovac merupakan vaksin yang dibuat menggunakan virus yang telah dilemahkan atau inactivated virus. Vaksin ini dibuat menggunakan virus SARS-CoV-2 yang telah dilemahkan atau dibuat tidak aktif. Cara tersebut bertujuan agar vaksin tidak dapat menyebabkan penyakit tetapi tetap mampu memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi terhadap virus tersebut.

5 Alasan Beli Obat di Lifepack

Kebersihan Apotek Selalu Terjaga

Apoteker selalu dicek suhu badannya

Apoteker selalu menggunakan Sanitizer

Kemasan obat praktis dan aman

Pengiriman dilakukan tanpa kontak langsung

Kapan vaksin ini diberikan?

Perbandingan vaksin astrazeneca dan moderna

Ketika Anda telah memenuhi syarat vaksin AstraZeneca dan Sinovac, Anda akan menerima 2 dosis vaksin tersebut. Namun, kedua vaksin ini memiliki perbedaan lamanya jeda antara vaksin dosis pertama dan kedua. World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk memberikan jarak antara dosis pertama dan kedua Vaksin AstraZeneca adalah 8 hingga 12 minggu. Sedangkan, vaksin Sinovac hanya memerlukan jarak selama 2 hingga 4 minggu.