Peninggalan yang berkaitan dengan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan

KBRN, Jakarta: Menjelang hari kemerdekaan Indonesia ke 75 yang jatuh pada 17 Agustus satu hari mendatang, tidak salahnya untuk mencoba berwisata sejarah Indonesia.

Selain menyegarkan pikiran di tengah pandemi Covid-19, juga dapat mengenang perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan Indonesia.

Dengan mengunjungi sekaligus mempelajari sejarah-sejarah beserta bangunannya, tentu juga ikut berpartisipasi dalam melestarikan sejarah-sejarah tersebut.

Ada banyak sekali wisata sejarah yang dapat dikunjungi untuk menambah wawasan sejarah.

Berikut ini ada sejumlah tempat bersejarah yang berhasil RRI rangkum yang kini sudah menjadi lokasi wisata:

1. Gedung Joeang '45

Peninggalan yang berkaitan dengan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan

Gedung yang dibangun pada 1920an awalnya adalah hotel yang dikelola oleh keluarga LC Schomper, orang berkebangsaan Belanda yang sudah lama tinggal di Batavia. Kemudian pada 1942 gedung ini diambil alih oleh pemuda Indonesia kantor yang dikelola Ganseikanbu Sendenbu (Jawatan Propaganda Jepang). 

Di kantor inilah kemudian diadakan program pendidikan politik untuk mendidik pemuda-pemuda Indonesia dan dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah Jepang.

2. Museum Kebangkitan Nasional

Lokasi ini dulu merupakan gedung sekolah STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Arsten) atau sekolah kedokteran untuk pelajar pribumi yang telah beroperasi sejak Maret 1902. Karena nilai sejarah yang tinggi, berkaitan dengan kelahiran Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908, pada tahun 1948 ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional. 

Peninggalan yang berkaitan dengan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan

Selain itu, gedung ini juga merupakan saksi lahirnya organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan, yaitu Boedi Oetomo, Trikoro Dharmo (Jong Java), Jong Minahasa, dan Jong Ambon. Namun sejak 1974, gedung ini dijadikan Museum Kebangkitan Nasional. 

Di museum ini terdapat lebih dari 2.000 koleksi bangunan, mebel, jam dinding, gantungan lonceng, perlengkapan kesehatan, pakaian, senjata, foto, lukisan, patung, diorama, peta, dan miniatur. 

3. Museum Sumpah Pemuda

Peninggalan yang berkaitan dengan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan

Museum ini menjadi tempat melahirkan persetujuan Indonesia, yaitu berbangsa satu, berbahasa satu, dan bertanah air satu. Museum Sumpah Pemuda berlokasi di Jalan Kramat Raya Nomor 106, Jakarta Pusat, dahulunya gedung ini menjadi tempat tinggal para pelajar. 

Sekarang, gedung ini dikenal dengan nama Gedung Kramat Nomor 106. Di dalam bangunan ini, pengunjung dapat melihat patung lilin para tokoh Sumpah Pemuda seperti Muhammad Yamin dan A.K Gani. Selain itu, terdapat pula patung lilin pencipta lagu kemerdekaan Indonesia, Wage Rudolf Supratman.

4.  Tugu Proklamasi

Peninggalan yang berkaitan dengan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan

Tugu Proklamasi berdiri di tanah lapang kompleks Taman Proklamasi di Jalan Proklamasi (dahulunya disebut Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56), Jakarta Pusat. Pada kompleks juga terdapat monumen dua patung Soekarno-Hatta berukuran besar yang berdiri berdampingan, mirip dengan dokumentasi foto ketika naskah proklamasi pertama kali dibacakan. 

Di tempat inilah naskah proklamasi kemerdekaan RI dibacakan untuk pertama kalinya oleh Soekarno. Dulunya, tempat ini adalah rumah Soekarno tetapi dihancurkan atas permintaan Soekarno pada 1960.

5. Lawang Sewu (Semarang)

Nama Lawang Sewu tentunya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Gedung bersejarah ini terletak di Semarang, Jawa Tengah. Pada masa itu, yaitu sekitar tahun 1904 gedung ini dibangun dan selesai pada tahun 1907. Lawang Sewu dulunya merupakan kantor untuk Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau yang biasa dikenal sebagai NIS. Gedung ini terletak di Bundaran Tugu Muda.

Peninggalan yang berkaitan dengan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan

Pada awalnya, kegiatan administrasi dilakukan di kantor Stasiun Semarang NIS. Namun, dengan bertambahnya waktu juga mengakibatkan perkembangan jalur kereta di Semarang menjadi semakin pesat dan mengakibatkan bertambahnya kebutuhan akan personil teknis dan tenaga administrasi yang lebih besar sehingga kantor NIS dianggap tidak lagi memadai. 

Hal ini lah yang kemudian membuat Belanda menyewa beberapa bangunan untuk dijadikan kantor NIS. Setelah melewati beberapa pertimbangan, akhirnya dibangunlah Lawang Sewu yang akhirnya dijadikan kantor pusat NIS yang luas dan memadai.

6. Benteng Rotterdam (Makassar)

Benteng Rotterdam atau kerap kali dikenal sebagai Benteng Ujung Pandang merupakan benteng bersejarah peninggalan dari Kerajaan Gowa-Tallo. Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh seorang raja yaitu Raja Gowa ke-9. Benteng ini juga menjadi saksi bisu dalam kemerdekaan Bangsa Indonesia dalam melawan Belanda pada masa itu.

Peninggalan yang berkaitan dengan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan

Pada mulanya, benteng ini dibangun dengan konstruksi tanah liat, dan baru ketika pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14, benteng ini direnovasi ulang dan dibangunan dengan menggunakan bahan konstruksi batu padas yang berasal dari Pegunungan Karst. Benteng ini memiliki bentuk yang unik, yaitu menyerupai penyu yang seperti akan merangkak menuruni laut. 

Hal ini menjadi filosofi tertentu yang dimaknai dengan Kerajaan Gowa yang akan tetap berjaya di laut dan darat. Kemudian, Belanda menempati benteng ini dan mengganti namanya menjadi Benteng Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahiran para penjajah pada masa itu, yaitu Belanda. Benteng ini kemudian dijadikan pusat penampungan rempah-rempah daerah Indonesia timur.

7. Benteng Vredeburg (Yogyakarta)

Benteng Vredeburg ini berlokasi di Yogyakarta dan sangat erat kaitannya dengan Kasultanan Yogyakarta dan perjuangan masyarakat dalam memerdekakan Indonesia. Awal mula pembangun benteng ini adalah diusulkan oleh pihak Belanda. 

Peninggalan yang berkaitan dengan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan

Pihak Belanda kemajuan kraton Yogyakarta yang semakin pesat dan ternyata mereka ingin mengontrol serta menguasai pemerintahan Yogyakarta pada masa itu. Belanda kemudian membuatkan benteng dekat kraton dengan alasan agar dapat menjaga keamanan kraton dan sekitarnya. 

Padahal, benteng tersebut digunakan untuk menjadi tempat agar bisa mengontrol Kraton Yogyakarta dan segala perkembangannya baik didalam ataupun diluarnya. Letak dari benteng ini hanya satu jarak tembak meriam dari kraton dan menghadap ke jalan utama agar Belanda mudah untuk mengawasi, membuat strategi, dan menyerang pihak kraton. Sehingga, benteng ini pun dimanfaatkan oleh Belanda untuk berjaga-jaga ketika Kraton akan melakukan penyerangan.

8.  Rumah Rengasdengklok

Rumah Rengasdengklok yang terletak di Kampung Bojong Tugu, Kelurahan Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok ini sangat bersejarah. Rumah ini dipakai sebagai tempat perundingan antara para pemuda yang dipimpin Soekarni dengan Soekarno–Muhammad Hatta untuk membahas kemerdekaan Indonesia. 

Peninggalan yang berkaitan dengan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan

Rumah ini dulunya adalah rumah seorang Tionghoa bernama Babah Djiaw Kie Siong. Sebenarnya rumah dari kayu jati bercat putih dan hijau ini berada di pinggir Sungai Citarum. Karena khawatir terkena abrasi sungai, maka rumah dipindahkan 100 meter lebih ke dalam. Kondisi Rumah Rengasdengklok ini masih dipertahankan apa adanya, persis seperti dahulu. 

9. Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Dulunya bangunan ini merupakan tempat kediaman Laksamana Maeda, salah satu orang yang membantu proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada 17 Agustus 1945 dini hari, rumah ini disibukkan oleh aktivitas perumusan naskah proklamasi. 

Peninggalan yang berkaitan dengan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan

Museum Perumusan Naskah Proklamasi adalah gedung yang dibangun untuk mengenang peristiwa proses perumusan naskah proklamasi kemerdekaan di Indonesia. Terletak di Menteng, di bangunan ini terdapat 4 ruangan yang berisi pameran benda-benda yang dikenakan para tokoh yang hadir dalam perumusan naskah proklamasi.

10. Gedung Radio Republik Indonesia (RRI) 

Peninggalan yang berkaitan dengan peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan

Tempat bersejarah terakhir ada pada gedung Radio Republik Indonesia yang mempunyai peranan penting dalam menyebarkan pemberitaan proklamasi ke seluruh penjuru dunia, termasuk Eropa dan Amerika Serikat pada masa itu. 

Gedung RRI terletak di Jalan Medan Merdeka Barat 4-5 Gambir, Jakarta Pusat. Hingga saat ini, RRI masih mengudara dan memberikan berbagai informasi untuk masyarakat.

Hari kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus, selalu diperingati dengan perayaan yang meriah. Berbagai perayaan digelar untuk mensyukuri kemerdekaan Indonesia dan mengenang jasa para pahlawan bangsa,

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merayakan kemerdekaan Indonesia, salah satu contoh sederhananya yakni menonton film sejarah. Namun, ada cara lain yang tak kalah asyik yakni mengunjungi tempat-tempat bersejarah.

Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang mempunyai sejarah perjuangan cukup panjang, hingga bisa mencapai kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Untuk mengingat dan merasakan bagaimana para pahlawan Indonesia berjuang dalam mencapai kemerdekaannya, berikut ini 3 tempat yang mengabadikan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

1. Rumah Rengasdengklok

Rumah Rengasdengklok berlokasi di Kampung Bojong Tugu, Rengasdengklok. Di rumah inilah dahulu Soekarno-Hatta diasingkan oleh para golongan muda, serta didesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Rumah Rengasdengklok dulunya merupakan rumah petani keturunan Tionghoa yang Bernama Djiaw Kie Siong. Rumah ini terletak tepat di sisi Sungai Citarum, yang lokasinya tersembunyi.

Hal itulah yang mendasari rumah ini dijadikan tempat diasingkannya Soekarno dan Moh. Hatta. Pada malam sebelum proklamasi, tepatnya 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta diculik oleh golongan muda dan mengharuskan keduanya menginap semalam.

Pada bangunan yang berwarna hijau ini dapat terlihat berbagai gambar atau foto tokoh-tokoh yang terlibat pada peristiwa Rengasdengklok, seperti Soekarno, Moh. Hatta, Wikana, Chaerul Shaleh, dan Achmad Soebardjo.

Selain  terpajang foto toko-tokoh pejuang bangsa Indonesia, pada rumah tersebut masih tersimpan kursi, meja, bahkan ranjang tempat tidur yang pernah digunakan Soekarno-Hatta.

Tak jauh dari lokasi rumah rengasdengklok, kamu juga bisa menemukan destinasi wisata sejarah kemerdekaan Indonesia lainnya, yakni Monumen Kebulatan Tekad, yang dahulu merupakan lokasi dari markas PETA (Pembela Tanah Air).

2. Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Museum yang terkenal dengan nama Munasprok ini terletak di Jl. Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat. Sesuai dengan namanya, museum ini merupakan tempat bersejarah di mana pada masa kemerdekaan, sang proklamator Indonesia dan tokoh-tokoh bangsa lainnya merumuskan naskah Proklamasi.

Bangunan ini merupakan tempat tinggal salah satu jenderal berkebangsaan Jepang, yaitu Laksamana Muda Tadashi Maeda. Ia merupakan seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada masa perang pasifik dan kemudian mengizinkan kepadah tokoh bangsa Indonesia merumuskan naskah proklamasi di kediamannya.

Jika berkunjung ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi, kita dapat menemui ruang tamu yang dijadikan kantor oleh Laksamana Maeda. Pada ruangan ini juga digambarkan bagaimana suasana menjelang proklamasi.

Ruangan lain yang dapat dilihat adalah tempat Soekarno-Hatta mengadakan rapat di meja bundar, dengan pengurus atau tokoh-tokoh bangsa lainnya. Pada ruangan ini juga diberikan cuplikan saat Soekarno mengumandangkan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56.

Berjalan ke ruang berikutnya, maka dapat terlihat adanya sebuah piano. Piano tersebut merupakan tempat di mana Soekarno dan Moh. Hatta menandatangani naskah proklamasi. Gambaran suasana pergolakan mempertahankan kemerdekaan Indonesia juga ikut ditampilkan di ruangan ini.

Museum Perumusan Naskah Proklamasi juga memberikan satu ruangan di mana berisi benda-benda peninggalan tokoh-tokoh bangsa yang hadir saat perumusan naskah proklamasi. Dulunya, ruangan ini merupakan ruang kerja di mana Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi Indonesia.

3. Tugu Proklamasi

Tugu Proklamasi tentu menjadi salah satu wisata sejarah kemerdekaan Indonesia yang wajib dikunjungi. Tugu Proklamasi berada di Jalan Pegangsaan Timur yang kini dinamakan menjadi Jalan Proklamasi, Jakarta.

Di tempat inilah naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan untuk pertama kalinya oleh Soekarno. Dulunya, tempat ini adalah rumah Soekarno, tetapi dihancurkan atas permintaannya sendiri pada 1960.

Pada tempat sejarah kemerdekaan Republik Indonesia ini, dapat ditemui patung proklamator Indonesia, Soekarno dan  Moh. Hatta. Patung tersebut menggambarkan kedua sosok proklamator Indonesia yang tengah membacakan naskah proklamasi, persis saat naskah ini pertama kali dibacakan pada 17 Agustus 1945.