Penambahan.channel.hbo di megavision harga berapa

Akhir-akhir ini aku selalu ‘diganggu’ oleh (lagi-lagi!) salesgirl dari salah satu operator TV kabel di kota Bandung yaitu Megavision. Sebenarnya aku sudah berlangganan TV kabel pesaing Megavision di kota ini yaitu Fasindo. Dari segi channel-channel televisi yang ditawarkan sebenarnya tidak terlalu berbeda jauh. Di Megavision menangnya ada HBO Signature sedangkan di Fasindo ada Hallmark Channel. Ada yang berpendapat HBO Signature lebih bagus daripada Hallmark Channel, tapi bagi saya nggak jadi masalah, toh HBO Signature sebenarnya juga banyak pengulangan dari channel HBO-nya sendiri. Jadi aku fikir ya sudahlah biarkan saja. Tapi yang bikin aku tertarik adalah penawaran Cable Internet dari Megavision yang provider-nya katanya diselenggarakan oleh IM2 dari Indosat yang katanya speednya bisa melebihi Speedy yaitu 512kbps dan biaya langganannyapun relatif murah yaitu Rp. 350.000,- / bulan dan unlimited! Berbeda dengan Speedy yang tarifnya memang lebih murah yaitu Rp.200.000,-/bulan ditambah PPn 10% namun dijatah cuma 1 GB quota-nya. Sebenarnya di jaringan TV kabel Fasindo yang aku langganan ini juga udah ada Cable Internet-nya juga yang difasilitasi oleh Melsa Cable Net. Tapi biaya perbulannya mahal banget Rp. 700.000,-/bulan meskipun unlimited. Buat orang-orang seperti saya mungkin kantong bisa jebol!

Ada lagi sebenarnya alternatif yaitu lewat jaringan selular 3.5G-nya Indosat yang katanya kecepatannya bisa diatas 2 Mbps. Meskipun aku sudah punya Motorola V3xx yang mendukung 3.5G, tapi noraknya, menurut para salesman Indosat, lebih bagus pakai modem 3.5G daripada pakai HP 3.5G untuk koneksi internetnya. Nggak tahu deh aku dibohongi apa nggak, namanya juga salesman paling-paling dia mengejar target penjualan modem 3.5G-nya! Kelemahan 3.5G ini sebenarnya adalah saya menyangsikan kekuatan signal-nya apalagi kalau sinyalnya harus menembus bangunan. Soalnya di daerah saya aja sinyal 3G-nya kalau sudah masuk rumah, sinyalnya nggak konsisten, alias nyala-mati terus! Gimana mau menikmati koneksi internet yang stabil?? Kelemahan lainnya juga paket 3.5G ini memakai quota 1 GB, bukannya unlimited!

Bagaimana kalau ADSL? Kalau ADSL (kalau di Bandung masih dimonopoli Telkom Speedy) sebenarnya saya juga udah langganan Speedy, cuma akhir-akhir ini kok jatuhnya selalu di atas 1 GB (gara2 nge-blog terus kali ya!), yang seharusnya bayarnya Rp. 200.000,-/bulan, akhir-akhir ini membengkak di atas Rp. 500.000,-. Lama-lama bisa bangkrut gue. Maklum nggak mampu. Nah, daripada kantong jebol, aku mulai melirik cable Internet Megavision yang unlimited  dan cuma Rp. 350.000,-. Tapi soal speed saya masih sangsi walaupun dikatakan bisa 512 kbps, soalnya di Jakarta saja, teman saya langganan Cable Internet pakai jaringan Kabelvision dan Internet Provider-nya Centrin, kecepatannya bolot banget, tidak sampai 128 kbps setelah diukur pakai online modem speedtest.

Sebenarnya aku juga punya pengalaman pahit dengan Speedy, mangkannya aku juga kalau ada alternatif lain yg lebih baik, aku sebenarnya mau cerai dari Speedy. Dulu waktu saya mulai berlangganan Speedy, sinyalnya, yang juga ditunjukkan oleh lampu di modem ADSL-nya, selalu nyala-mati, nggak konsisten, udah berkali-kali di telepon baru solusinya ketemu kira-kira 3 minggu kemudian! Udah begitu customer service Telkom Speedy kadang-kadang asbun alias asal bunyi, yang kadang-kadang malah bikin kesal!

Ya, sebenarnya memang saya sekarang mulai melirik Cable Internet dari IM2 itu yang ditawarkan Megavision, tapi susahnya berarti aku juga harus ganti TV Cable operator-nya juga dong! Wah, rese juga sepertinya. Berarti aku harus ganti TV Cable operator yg udah aku langgani hampir 4 tahun ini. Ah! Nggak tahu deh! Bingung juga jadinya! 😀

Pos ini dipublikasikan di Serba Serbi. Tandai permalink.

KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan menghentikan siaran TV analog secara total, paling lambat 2 November 2021.

Tahap pertama penghentian siaran TV analog dimulai paling lambat 17 Agustus 2021.

Penghentian total siaran TV analog itu dilakukan Kominfo dalam rangka migrasi menuju siaran TV digital.

Kominfo menyebutkan, siaran TV digital akan menghadirkan kualitas gambar yang lebih bersih, dan suara yang lebih jernih.

Untuk menyaksikan siaran TV digital, masyarakat membutuhkan TV yang sudah dilengkapi dengan penerima sinyal DVB-T2.

Namun, bagaimana dengan masyarakat yang hanya memiliki TV model lama? Apakah perlu membeli TV baru?

Baca juga: 5 Fakta Migrasi TV Analog ke TV Digital: Jadwal, Daftar Wilayah, dan Perbedaannya

Tidak perlu beli TV baru

Kominfo menyebutkan, masyarakat tidak harus membeli TV baru untuk dapat menikmati siaran TV digital.

TV model lama, seperti model tabung, masih bisa digunakan untuk menonton siaran TV digital, asalkan dilengkapi dengan Set Top Box (STB) yang mampu menangkap sinyal DVB-T2.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, Kamis (3/6/2021) di situs jual beli online, harga STB atau dekoder DVB-T2 berada di kisaran Rp 200.000.

Untuk mengcek tipe STB atau TV digital yang mampu menangkap sinyal DVB-T2, dapat dicek melalui tautan berikut ini:

https://siarandigital.kominfo.go.id/informasi/perangkat-televisi 

Cara menangkap sinyal menggunakan STB

Kominfo memberikan panduan mengenai cara mencari saluran atau channel TV digital bagi pengguna STB DVB-T2.

Berikut langkah-langkahnya:

  1. Pastikan TV dan STB terhubung dengan listrik
  2. Nyalakan TV, kemudian masuk ke mode AV
  3. Bila terdapat beberapa mode AV, sesuaikan dengan koneksi STB, misalnya AV1, AV2, dan seterusnya
  4. Setelah mode AV ditentukan, nyalakan STB
  5. Tekan tombol "Menu" pada remot STB
  6. Cari menu "Pencarian Saluran" dan pilih "Pencarian Otomatis". Tunggu hingga pencarian selesai
  7. Jika pencarian sudah selesai pilih "Simpan"
  8. Selamat sinyal siaran TV digital sudah berhasil ditangkap.

Untuk diketahui, agar dapat menikmati siaran TV digital menggunakan STB, TV harus berada dalam mode AV.

Baca juga: Beda TV Analog dan Digital, Kenapa Harus Migrasi ke TV Digital?

TV digital bukan streaming internet

Kominfo menegaskan, siaran TV digital bukan streaming internet, yang membutuhkan pulsa atau kuota data.

Siaran TV digital berstatus FTA (free to air) alias tanpa biaya. Untuk menonton siaran TV digital, tidak perlu internet, pulsa, atau membayar biaya langganan tiap bulan.

Sama dengan siaran TV dulu, masyarakat masih bisa menikmati sinetron, tayangan musik, atau berita, namun dengan tampilan gambar dan suara yang lebih bagus.

Penambahan.channel.hbo di megavision harga berapa
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Perangkat Penting untuk Migrasi ke TV Digital

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.