Patung Pancoran di Jakarta termasuk sebuah karya berapa dimensi

Patung Pancoran di Jakarta termasuk sebuah karya berapa dimensi
Patung Dirgantara atau lebih dikenal sebagai Patung Pancoran di Jakarta karya Edhi Sunarso, Jakarta. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Apakah makna dibalik Patung Pancoran yang fotonya tengah menjadi viral di media sosial itu?

Patung Dirgantara, demikian nama asli Patung Pancoran, adalah karya Edhi Sunarso yang meninggal pada 4 Januari 2016, pada usia 84 tahun di Jogja International Hospital  karena infeksi pernapasan akut. Anggota veteran RI itu meninggalkan lima anak dan sebelas cucu. Patung Pancoran dibuat pada masa Presiden Sukarno.

Baca: Patung Pancoran, Monumen Dirgantara Yang Diprakarsai ...

Menurut Satya Rasa Sunarso, anak Edhi, patung Pancoran itu menggambarkan cita-cita Angkatan Udara.  “Capailah cita-citamu setinggi langit," kata dia.

Dalam wikipedia disebutkan  patung ini menggambarkan manusia angkasa, yang berarti menggambarkan semangat keberanian bangsa Indonesia untuk menjelajah angkasa

Empu Ageng adalah julukan Edhi. Dia juga guru besar di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Karena itu, dia dimakamkan di pemakaman seniman, di Imogiri, Bantul.

Seniman Yogyakarta, Godod Sutejo, menyatakan sosok Edhi menjadi panutan para seniman. "Ia menjadi idola," katanya.

Godod pun mengingat pesan Edhi. Jika ingin berkarya, tidak usah memikirkan yang lain. Harus menurut kemauan, pasti ada jalan. "Kerjalah semaksimal mungkin, pasti ada jalan," kata dia.

Patung diorama di Museum Jogja Kembali juga karya Edhi. "Kami punya 10 diorama, yang ukurannya life size. Sama seperti ukuran patung di Lubang Buaya," kata Benny Sugito, Kepala Bagian Operasional Museum Jogja Kembali.

Djaduk Feriyanto pun menilai Edhi adalah bapak seniman dan guru yang sangat baik dalam seni apa pun."Saya juga pernah diajar beliau," katanya.

Menurut Djaduk, Edhi selalu memberi inspirasi bagi seniman. Nilai-nilai nasionalismenya sangat lekat."Hampir semua jurusan patung diajak proyek mematung bersamanya," tuturnya.

MUH SYAIFULLAH (Yogyakarta)

Patung Selamat Datang di Jakarta. Sumber: Flickr.com

Karya seni tiga dimensi adalah karya seni yang memiliki ruang. Sehingga, karya seni tersebut memiliki volume. Contoh karya seni tiga dimensi adalah benda kerajinan dan patung.

Mengutip Buku Seni Budaya dan Keterampilan oleh Sri Murtono, dimensi artinya ukuran. Karya dua dimensi artinya karya seni yang memiliki dua ukuran, yaitu panjang dan lebar. Contohnya lukisan dan foto. Adapun karya seni tiga dimensi berarti karya seni yang memiliki tiga ukuran, yaitu panjang, lebar, dan tebal.

Karya seni dua dimensi merupakan ungkapan seni melalui media dua dimensi yang disebut juga bidang datar. Bidang datar yang sering digunakan, antara lain kertas gambar, kain, papa, tembok, dan daun lontar.

Karya seni rupa tiga dimensi merupakan ungkapan seni dalam bentuk ruang. Contoh karya seni rupa rupa tiga dimensi adalah patung, kap lampu, pot bunga, dan piring hias. Karya seni tersebut dapat dibuat dari batu, kayu, logam, tanah, dan kaca.

Patung Garuda Wisnu Kencana, Bali. Sumber: Flickr.com

Contoh Karya Seni Tiga Dimensi yang Terkenal di Indonesia

Berikut adalah karya seni patung yang terkenal di Indonesia.

1. Patung Selamat Datang, Jakarta

Patung Selamat Datang merupakan patung yang dibangun dalam rangka menyambut tamu-tamu dari berbagai negara saat perhelatan Asian Games IV di Jakarta. Saat itu, Ir. Soekarno sebagai presiden pertama Indonesia mengusulkan agar dibuatkan patung tersebut pada tahun 1962.

Patung ini terletak di tengah-tengah Bundaran HI dan biasa dikenal juga dengan monumen Selamat Datang. Berlokasi di persimpangan jalan M.H. Thamrin dengan Jalan Imam Bonjol, Jalan Sutan Syahrir, dan Jalan Kebon Kacang, Jakarta.

2. Garuda Wisnu Kencana, Bali

Karya seni tiga dimensi yang ada di Bali ini merupakan patung tertinggi di Indonesia. Dengan ketinggian mencapai 120 meter, patung ini diresmikan pada 22 September 2018.

Patung ini merupakan karya I Nyoman Nuarta, salah satu pematung terkenal di Bali. Patung Garuda Wisnu Kencana ini berlokasi di Jl. Raya Uluwatu, Ungasan, Kec. Kuta Sel., Kabupaten Badung, Bali.

3. Patung Ikan Sura dan Baya, Surabaya

Patung yang paling terkenal di Jawa Timur karena legendanya ini berlokasi di Jl. Diponegoro No.1-B, Darmo, Kec. Wonokromo, Kota SBY, Jawa Timur. Legenda yang menceritakan tentang pertarungan antara ikan Sura dan Buaya ini menjadi awal mula nama Kota Surabaya.

4. Patung Dirgantara/Patung Pancoran, Jakarta

Patung yang berlokasi di daerah Pancoran ini dikenal sebagai Patung Pancoran. Patung tersebut meruppakan buah karya Edhi Sunarso pada 1964-1965. Dengan ketinggian kaki penahannya sekitar 27 meter, patung Pancoran terbuat dari perunggu.

Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak menyimpan sejarah. Beragam jenis karya seni tiga dimensi dapat diabadikan di tempat-tempat tertentu, khususnya karya seni tiga dimensi patung. Jakarta termasuk kota yang menyimpan banyak sejarah. Namun karena pengaruh efek modernisasi, masyarakat sering melupakan hal-hal yang terjadi di masa lampau. Sejarah di kota Jakarta yang dapat selalu diingat adalah adanya Patung Pancoran karena patung ini berdiri megah di pusat keramaian Jakarta. Lihat saja ketika Anda berkendara melintasi Jalan Gatot Subroto, Jakarta, mata pasti akan langsung tertuju pada patung yang menjulang tinggi ini.

Patung Pancoran di Jakarta termasuk sebuah karya berapa dimensi
Letak Patung Pancoran

Patung ini dikenal dengan nama Patung Pancoran, namun sebenarnya patung ini bernama Patung Dirgantara. Mengapa orang-orang biasa menyebut patung ini Patung Pancoran? Hal ini dikarenakan letak patung ini berada di tengah perempatan Pancoran yang membatasi daerah Perdatam dengan Tebet, Jakarta Selatan. Karena hal inilah orang-orang biasa menyebutnya Patung Pancoran.

Lokasi Patung Pancoran berada di depan komplek perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara dan Bandar Udara Domestik Halim Perdana Kusuma. Patung ini berdiri kokoh diatas tugu miring yang membelah fly over di kawasan Pancoran. Lalu mengapa patung ini dinamakan Patung Dirgantara? Yuk, kita simak ulasan berikut.

Asal Mula Nama Patung Dirgantara

Ide pembuatan patung ini sesuai dengan keinginan Presiden Ir. Soekarno yakni mengenai dunia penerbangan Indonesia (Dirgantara). Patung ini menggambarkan manusia angkasa, yang artinya menunjukkan semangat keberanian bangsa Indonesia didasarkan pada kejujuran, keberanian dan semangat mengabdi. Menurut Edhi Sunarso, patung ini merupakan gambaran untuk memimpin penerbangan Indonesia agar lebih maju karena dulunya berada di belakang markas AU. Model yang memeragakan pose dari patung ini adalah Ir. Soekarno dan wajah dari patung ini adalah Edhi Sunarso.

Posisi Tubuh Patung Pancoran

Tubuh Patung Pancoran ini berposisi berdiri dengan tangan yang mengacung ke arah utara yaitu mengarah pada Bandar Udara Internasional Kemayoran. Dulu, bandara itu merupakan bandara yang melayani seluruh rute penerbangan domestik dan internasional, namun saat ini Bandara Kemayoran dipindah ke Bandara International Soekarno Hatta, Cengkareng,  Jakarta.

Artikel terkait:

Pembuatan Patung Pancoran

Patung Pancoran (patung dirgantara) dibuat sekitar tahun 1964 – 1966 berdasarkan rancangan Edhi Sunarso. Patung ini dikerjakan oleh pematung keluarga Arca Yogyakarta PN Hutama Karya dan IR. Sutami sebagai arsitek pelaksana. Untuk proses pengecorannya, dilakukan oleh pimpinan I Gardono. Pengerjaan patung sebenarnya selesai pada tahun 1964 di Yogyakarta, namun sempat mengalami keterlambatan karena adanya peristiwa Gerakan 30 September PKI tahun 1965 dan akhirnya selesai pada akhir tahun 1966.

Akan tetapi, bila Patung Pancoran diamati lebih dekat, permukaan patung sebenarnya masih terlihat kasar. Banyak tambalan las penyambung antar satu bagian dengan bagian lainnya. Patung terlihat masih kasar dikarenakan Edhi Sunarso mengumpulkan semua barang yang terbuat dari perunggu, kemudian dileburkan dan beberapa bagian lainnya disambung. Meskipun begitu, bangunan patung ini sangat kokoh karena adanya penopang yang melengkung setengah kurva tanpa tiang penyangga.

Proses Pemasangan Patung Pancoran

Proses pemasangan Patung Pancoran selalu ditunggui oleh Ir. Soekarno, sehingga mengakibatkan aparat keamanan negara sering kerepotan saat bertugas menjaga keamanan. Patung ini terbuat dari bahan perunggu yang memiliki berat keseluruhan 11 ton dengan tinggi 11 meter dan tinggi voetstuk (kaki patung) 27 meter. Dengan pemasangan menggunakan derek tarikan tangan, patung ini terbagi dalam potongan-potongan yang masing-masing beratnya 1 ton.

Biaya Pemasangan Patung

Biaya pemasangan patung baru bisa dibayar sekitar 5 juta dari total dana 12 juta yang sementara masih ditanggung oleh Edhi Sunarso. Patung ini merupakan monumen terakhir yang tak pernah diresmikan oleh Ir. Soekarno karena beliau terlanjur sakit, lalu gugur. Biaya pemasangan tak pernah dilunasi oleh pemerintah walau Ir. Soekarno sempat menjual mobil pribadinya yang harganya sekitar 1 juta. Biaya pemasangan patung pun tidak bisa dilunasi. Kini, Edhi Sunarso telah wafat pada hari Senin, tanggal 4 Januari 2016, pukul 22.53. Jenazah Almarhum Edhi Sunarso disemayamkan di Sleman, Yogyakarta dan dimakamkan di Makam Seniman Imogiri.

Artikel terkait:

Siapakah Edhi Sunarso

Edhi Sunarso adalah salah seorang pelopor seni patung modern Indonesia yang jarang diliput oleh pemberitaan. Banyak masyarakat Indonesia yang masih merasa asing dengan nama ini. Namun, ternyata Edhi Sunarso banyak mempersembahkan karya patungnya untuk Indonesia. Hampir semua karya patungnya bercerita mengenai perjalanan sejarah bangsa, yaitu:

  1. Patung Selamat Datang di Bundaran HI
  2. Patung Pancoran (Dirgantara)
  3. Patung Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, Jakarta
  4. Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur

Karya lain dari Edhi Sunarso yaitu:

  • Rangkaian diorama sejarah Indonesia di kaki Monumen Nasional (Monas)
  • Tugu Muda (Semarang)
  • Monumen Jendral Gatot Subroto (Surakarta)
  • Monumen Yos Sudarso (Biak)
  • Monumen Panglima Sudirman (Pacitan)
  • Patung Soeharto (Kemusuk, DIY)

Pembersihan Patung Pancoran

Pembersihan Patung Pancoran pertama kali dilakukan oleh Balai Konservasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta pada tanggal 25 Agustus 2014. Proses pembersihan Patung Pancoran tidak bisa dilakukan sekali jalan, namun membutuhkan empat tahapan, yaitu:

  1. Pembersihan tahap pertama menggunakan air bersih yang bertujuan untuk menghilangkan debu-debu yang menempel.
  2. Pembersihan tahap kedua menggunakan ekstrak jeruk nipis yang bertujuan untuk menghilangkan polutan, oksidasi dan korosi (karat) yang ada di badan patung. Setelah itu, badan patung didiamkan selama 5-10 menit, lalu dibilas perlahan dengan air bersih.
  3. Pembersihan tahap ketiga menggunakan bahan kimia senyawa alkali gliserol yang bertujuan untuk membersihkan polutan dan korosi akut. Biasanya bagian lekukan di tangan dan kaki karena bagian tersebut adalah bagian paling lembab, sehingga mudah mengalami korosi. Setelah bagian yang berkarat dilumuri cairan alkali gliserol, diamkan sejenak selama 5 menit, lalu dibersihkan menggunakan air bersih, kemudian dikeringkan dengan aseton.
  4. Pembersihan tahap keempat yaitu patung dibersihkan secara keseluruhan menggunakan air bersih. Untuk mempercepat pengeringan digunakan senyawa organik aseton yang bertujuan untuk mempercepat penguapan air yang ada di badan patung. Setelah benar-benar kering, patung diberi Paraloid B-72 yang dilarutkan dalam chlorothene yang berfungsi sebagai lapisan pelindung. Hal ini akan menjadikan patung terlindungi dari berbagai macam faktor perusak lingkungan. Bila semua proses pembersihan selesai, patung dapat terawat  setidaknya sampai 5-10 tahun kedepan.

Pembersihan patung membutuhkan waktu 7-10 hari dan dilakukan oleh 7 orang professional (ahli memanjat dan membersihkan patung bersertifikat resmi). Para pekerja bekerja dalam 2 shift karena maksimal hanya 4 orang yang boleh berada diatas patung untuk melakukan pembersihan.

Untuk melakukan pembersihan patung dibutuhkan persiapan matang, yaitu:

  • Pemasangan alat keamanan dan keselamatan pada pekerja
  • Pemasangan konstruksi untuk memanjat patung
  • Membuat ruang untuk mempermudah tim dalam melakukan pembersihan

Faktor Yang Berpengaruh Pada Kerusakan Patung

Patung Pancoran memang nampak terlihat kokoh, namun sebenarnya tetap ada risiko yang bisa membuatnya rusak. Ada dua faktor yang memengaruhi rusaknya patung, yaitu:

  1. Faktor internal ==> bahan dari patung
  2. Faktor eksternal ==> cuaca, polusi, dan sebagainya

Tantangan Saat Membersihkan Patung Pancoran

Bukan pekerjaan mudah dalam membersihkan Patung Pancoran, namun juga bukan masalah besar. Tantangan utama saat membersihkan patung yaitu kepadatan lalu lintas di fly over Pancoran dengan ruang gerak yang terbatas. Tantangan kedua yaitu kondisi dibawah patung harus steril dari lalu lalang kendaraan karena penggunaan bahan kimia. Untuk pembersihan yang menggunakan bahan kimia beresiko dilakukan pada malam hari.

[accordion]
[toggle title=”Artikel Terkait”]

[/toggle]
[toggle title=”Artikel Lainnya”]

[one_third]

[/one_third]
[one_third]

[/one_third]

[one_third_last]

[/one_third_last]

[/toggle]
[/accordion]