Pasangan wilayah dan keragaman fauna yang termasuk kawasan Asia adalah

tirto.id - Pengaruh Alfred Russel Wallace sulit diabaikan dalam perkembangan ilmu alam. Naturalis sekaligus penjelajah itu memiliki sumbangan besar dalam studi keanekaragaman hayati dunia. Ilmuwan kelahiran Monmouthshire, Wales, Britania Raya, pada 8 Januari 1823 itu punya keahlian di bidang geografi, antropologi, hingga persebaran fauna.

Jasa-jasanya bagi dunia ilmu pengetahuan terus dikenang sampai lebih dari satu abad setelah ia tutup usia pada 7 November 1913 di Broadstone, Dorset, Inggris. Mengutip situs Britannica, pemikiran Wallace tentang teori evolusi melalui seleksi alam, yang mendahului buku Charles Darwin, dinilai sebagai salah satu warisan terbesarnya.

Dimensi perhatian Wallace pun tidak terbatas pada ilmu pengetahuan. Fokus Wallace yang melebar dari sosialisme hingga spiritualisme, biogeografi kepulauan sampai kehidupan di Planet Mars, evolusi hingga nasionalisasi tanah di Inggris, berakar pada kepeduliannya terhadap nilai-nilai moral, sosial, dan politik dalam kehidupan manusia.

Baca juga: Orang-Orang Nusantara yang Membantu Ilmuwan Alfred Russel Wallace

Kisah perjalanan Wallace dan penelitiannya, yang tertuang di buku The Malay Archipelago, termasuk karya klasik di dunia sains. Buku ini juga membuat namanya populer di kalangan peneliti alam Indonesia dan memuat banyak sumbangan pula bagi bidang geografi, khususnya studi mengenai persebaran fauna.

Mengutip ulasan karya Charles H. Smith berjudul "Alfred Russel Wallace, Geographer" yang termuat dalam Jurnal Geography Compass (4/5, 2010:388-401), pada 1855, Wallace telah menerbitkan sebuah karya yang meletakkan fondasi bagi salah satu cabang ilmu geografi, yakni biogeografi.

Karya yang ditulis oleh Wallace ketika masih berada Serawak itu mengidentifikasi hubungan dasar antara distribusi spasial spesies yang hidup dan yang punah. Kajian itu mengarah ke hipotesis teori evolusi.

Wallace pun dianggap memberikan dua kontribusi penting lainnya bagi studi biogeografi. Salah satunya berkaitan dengan kegiatan Wallace menjelajahi Nusantara selama 8 tahun (1854-1862) yang bisa mengumpulkan sejumlah 125.660 spesimen serangga, burung, reptil, kerang, serta mamalia.

Pertama adalah analisis Wallace tentang pola persebaran kelompok fauna di bagian barat dan timur Nusantara. Di antara 2 bagian wilayah itu ada garis demarkasi yang disebut "Garis Wallace." Istilah yang terakhir merujuk pada sebuah garis imajiner yang memanjang dari utara Sulawesi hingga melewati Selat Lombok. Garis itu memisahkan keragaman hayati Paparan Sunda dan Paparan Sahul. Karena itu, wilayah Sulawesi dan kepulauan sekitarnya yang memiliki kekayaan hayati khas, disebut kawasan Wallacea.

Baca juga: Faktor Persebaran Flora dan Fauna di Dunia: Iklim, Edafik, Biotik

Kedua, pada dekade yang sama dengan masa penjelajahan di Nusantara, Wallace menerbitkan karya pada 1859 yang menguatkan hipotesis ahli burung Inggris, Philip L. Sclater, tentang pembagian wilayah persebaran fauna di dunia menjadi 6 zona.

Setahun sebelum karya Wallace terbit, atau 1858, Sclater merilis makalah yang memuat hipotesis tentang 6 zona persebaran burung di bumi. Karya Wallace memberi data tambahan yang mendukung klasifikasi itu.

Teori Wallace tentang klasifikasi wilayah persebaran fauna di dunia menjadi 6 zona itu hingga kini masih dipakai untuk melengkapi deskripsi tentang keragaman hayati di bumi. Berikut penjabaran tentang enam zona persebaran fauna di dunia versi Wallace.

Wilayah Persebaran Fauna di Dunia dan Contoh Hewan di 6 Zona

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, Wallace merumuskan klasifikasi wilayah persebaran fauna di dunia menjadi 6 zona Zoogeografi. Masing-masing dari zona tersebut, berdasarkan kajian Wallace, dihuni oleh fauna yang khas.

Penjelasan mengenai masing-masing zona persebaran fauna di dunia itu, seperti dikutip dari Modul Geografi XI KD 3.2 dan 4.2 (2020) terbitan Kemdikbud, adalah sebagai berikut.

1. Wilayah Paleartic

Wilayah Paleartic meliputi zona persebaran fauna di Siberia, Afrika Utara, dan beberapa kawasan di Asia Timur. Contoh hewan yang hidup di wilayah Paleartic adalah: harimau siberia, beruang kutub, beaver (biwara), rusa, dan lain sebagainya.

2. Wilayah Neartic

Wilayah Neartic meliputi meliputi zona persebaran fauna di sebagian besar kawasan Amerika Utara dan Greenland (kutub utara sampai wilayah iklim subtropis). Contoh hewan yang hidup dalam wilayah Neartic adalah: antelope (spesies ruminansia berkuku genap), rusa, beruang, dan lain sebagainya.

3. Wilayah Neotropical

Wilayah Neotropical meliputi meliputi zona persebaran fauna di Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Meksiko. Contoh hewan yang hidup di wilayah Neotropical adalah: primata, kelelawar, rodent, trenggiling, bison, kukang, dan lain sebagainya.

4. Wilayah Ethiopian/Afrotropical

Wilayah Ethiopian/Afrotropical meliputi meliputi zona persebaran fauna di kawasan Afrika dan Madagaskar. Contoh fauna yang hidup di Wilayah Afrotropical adalah: gajah afrika, gorila gunung, jerapah, zebra dan lain-lain.

5. Wilayah Oriental

Wilayah oriental meliputi meliputi zona persebaran fauna di kawasan India, Cina, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Contoh fauna yang hidup di zona oriental adalah: harimau sumatra, tapir malaysia, gajah india, kerbau air, badak, dan lain-lain.

6. Wilayah Australis

Wilayah Australia meliputi meliputi zona persebaran fauna di Australia, Selandia baru, Papua, Maluku, dan gugus kepulauan Oseania. Contoh fauna atau hewan yang berada di zona wilayah Australis adalah: kangguru, koala, buaya, platipus, wallaby, burung pengisap madu, kiwi, dan kasuari, dan lain sebagainya.

Baca juga artikel terkait FAUNA atau tulisan menarik lainnya Addi M Idhom
(tirto.id - add/add)


Penulis: Addi M Idhom
Editor: Iswara N Raditya

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

tirto.id - Keanekaragaman flora dan fauna tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Berkat iklim tropis, Indonesia mampu menampung banyak jenis flora dan fauna. Bahkan, di tahun 2018 portal resmi Indonesia menyebutkan bahwa keberagaman flora dan fauna di Nusantara merupakan yang tertinggi di dunia.

Setidaknya sebanyak 10 persen atau lebih dari 25.000 jenis flora yang ada di dunia terdapat di Indonesia. Sedangkan jenis fauna di Indonesia mencapai lebih dari 200.000 jenis, meliputi mamalia, burung, reptil, hingga serangga.

Flora dan fauna tinggal di sebuah ekosistem dengan kondisi mendukung. Ekosistem terbentuk di dalam sebuah biosfer atau lapisan di mana hewan, tumbuhan, dan manusia tinggal. Biosfer cocok sebagai ruang hidup karena memiliki unsur-unsur lingkungan termasuk iklim, tanah, air, sinar matahari, dan udara.

Faktor yang memengaruhi persebaran flora dan fauna di Indonesia

Setiap spesies hidup dalam ekosistem khusus yang mendukung kehidupannya. Masing-masing jenis flora dan fauna hanya dapat hidup di ekosistem tertentu, dan tidak dapat bertahan apabila ekosistemnya tidak sesuai.

Secara umum, menurut e-modul "Geografi" terbitan Kemendikbud, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi persebaran flora dan fauna di Indonesia, yaitu:

  • Faktor iklim yang meliputi suhu, sinar matahari, kelembaban udara, juga curah hujan.
  • Faktor fisiografis yang meliputi perbedaan ketinggian tempat dan bentuk lahan.
  • Faktor edafik atau kondisi tanah, yang meliputi perbedaan tekstur tanah, tingkat kegemburan tanah, kandungan mineral organik, kandungan air tanah, dan kandungan udara tanah.
  • Faktor biotik, yaitu faktor makhluk hidup termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan.
Jenis-jenis dan persebaran flora di Indonesia

Jenis-jenis flora yang ada di Indonesia dibedakan atas persebarannya. Mengutip e-book "Uniknya Flora Fauna Indonesia" terbitan Kemendikbud, Indonesia memiliki empat kawasan utama persebaran flora, meliputi:

1. Flora Sumatera-Kalimantan

Wilayah Sumatera dan Kalimantan didominasi dengan iklim tropis basah. Iklim ini menyebabkan wilayah tersebut memiliki curah hujan yang tinggi juga kelembaban udara yang tinggi. Jenis flora atau vegetasi yang banyak tumbuh di kawasan ini kebanyakan tanaman yang menghuni hutan hujan tropis.

Jenis-jenis flora di kawasan Sumatera anatra lain kayu meranti, damar, berbagai jenis anggrek, lumut, jamur (cendawan), paku-pakuan, serta mangrove di wilayah sekitar pantai.

2. Flora Jawa-Bali

Wilayah Jawa-Bali memiliki iklim yang bervariasi, Semakin ke arah timur, curah hujan di kawasan Jawa-Bali cenderung lebih rendah. Sehingga wilayah ini memiliki dua tipe iklim utama, yaitu iklim hutan hujan tropis dan iklim muson tropis. Selain dua iklim tersebut, terdapat pula iklim sabana tropis yang terletak di Bali.

Jenis-jenis floranya meliputi flora hutan hujan tropis, flora hutan muson seperti Jati, flora sabana tropis seperti rumput, flora pesisir seperti bakau, dan flora yang terdapat di pegunungan seperti pinus dan cemara.

3. Flora Kepulauan Wallacea

Wilayah ini merupakan wilayah di Indonesia bagian tengah, meliputi Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor, dan Kepulauan Maluku. Jika dibandingkan dengan wilayah lainnya, iklim di kawasan ini cenderung lebih kering dan memiliki kelebababan yang lebih rendah.

Jenis flora yang ada di kawasan Kepulauan Wallacea antara lain:

  • Nusa Tenggara didominasi dengan vegetasi sabana dan stepa tropis.
  • Sulawesi dengan vegetasi hutan pegunungan
  • Maluku dengan vegetasi hutan campuran yang terdiri dari berbagai jenis rempah-rempah, termasuk cengkeh, kayu manis, pala, lontar, dan kayu ebony.
4. Flora Papua

Wilayah ini dipengaruhi oleh iklim hujan tropis. Namun, yang membedakannya dengan wilayah Sumatera-Kalimantan atau Jawa-Bali, flora yang terdapat di wilayah Papua dipengaruhi oleh corak Australia Utara, contohnya eucaliptus (kayu putih). Wilayah Papua juga memiliki vegetasi pegunungan dan pantai seperti pinus dan bakau.

Jenis-jenis fauna di Indonesia

Jenis-jenis fauna di Indonesia dibagi dalam tiga wilayah utama yang dipisahka oleh garis Wallace dan garis Webber. Garis Wallace memisahkan kelompok hewan yang bercorak Asia dan kelompok hewan peralihan, sementara garis Weber memisahkan kelompok hewan bercorak Australia. Persebaran fauna di Indonesia yaitu:

1. Fauna Indonesia Barat

Wilayah Indonesia Barat meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Ciri fauna yang terdapat di wilayah ini cenderung dipengaruhi oleh corak Asia atau Asiatis. Jenis-jenis fauna yang tersebar di wilayah ini meliputi:

  • Mamalia: harimau, gajah, badak bercula satu, rusa, banteng, kerbau, monyet, orang utan, babi hutan, landak, tikus, kijang, kancil, dan kukang.
  • Reptil: ular, buaya, kadal, bunglon, tokek, dan biawak.
  • Burung: elang, jalak, merak, kutilang, burung hantu, dan unggas.
  • Serangga: belalang dan capung.
  • Ikan: ikan air tawar dan pesut.
2. Fauna Indonesia Tengah (Kepulauan Wallacea)

Wilayah Indonesia Tengah meliputi Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor, dan Kepulauan Maluku. Jenis-jenis fauna yang terdapat diwilayah ini bercorak peralihan. Jenis-jenis fauna yang tersebar di wilayah ini meliputi:

  • Mamalia: anoa, dugong, tarsius, sapi, kuda, babi rusa, kuskus, monyet seba, dan monyet hitam.
  • Reptil: komodo, biawak, buaya, ular, dan soa-soa.
  • Amfibi: berbagai jenis katak.
  • Burung: dewata, maleo, raja udang, kakatua, nuri, merpati, angsa, mandar, dan rangkong.
3. Fauna Indonesia Timur

Wilayah ini meliputi wilayah Papua dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Di kawasan Indonesia Timur, jenis-jenis faunanya dipengaruhi oleh corak Australis, meliputi:

  • Mamalia: kanguru, wallaby, nokdiak atau landak Irian, opposum, kuskus, dan kelelawar.
  • Reptil: ular, buaya, biawak, dan kadal.
  • Amfibi: berbagai jenis katak
  • Burung: cendrawasih, kasuari, kiwi, mamundur, nuri, dan raja udang.

Baca juga:

  • Pemerintah Serius Selamatkan Flora dan Fauna Khas Indonesia
  • Cabang Ilmu Biologi dari A-Z: Agronomi, Biokimia, sampai Zoologi

Baca juga artikel terkait FLORA atau tulisan menarik lainnya Yonada Nancy
(tirto.id - ynd/ylk)


Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yulaika Ramadhani
Kontributor: Yonada Nancy

Subscribe for updates Unsubscribe from updates