Contoh Kalimat Efektif dan Kalimat Tidak Efektif – Kalimat merupakan bentuk bahasa yang diawali dan diakhiri kesenyapan bunyi, sehingga memiliki informasi yang lengkap. Kesenyapan bunyi pada awal kalimat biasanya berupa penggunaan huruf kapital. Sedangkan kesenyapan bunyi di akhir kalimat dapat berupa tanda titik (.), tanda seru (!), tanda tanya (?), dan lain sebagainya (baca juga Penggunaan tanda baca). Dalam dunia kepenulisan, sering kali terjadi ketidakhematan kalimat, yang biasa disebut kalimat tidak efektif. Lalu apakah yang dimaksud dengan kalimat tidak efektif itu? Bagaimana pula kalimat efektif? Show Kalimat Tidak EfektifKalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak hemat atau kalimat yang menggunakan dua bentuk yang maknanya sama. Contoh :
Kalimat tersebut merupakan kalimat tidak langsung karena menggunakan dua kata yang maknanya sama. Kedua kata tersebut adalah kata merupakan dan adalah. Bagaimana agar kalimat tersebut menjadi kalimat efektif? Cukup hilangkan salah satu kata tersebut, sehingga akan menjadi kalimat berikut.
Ciri-Ciri Kalimat Tidak Efektif Ketidakhematan kalimat ini dibedakan atas beberapa macam (Gufron, 2015:144).
Untuk lebih memahami kalimat tidak efektif berikut cara memperbaikinya, perhatikan contoh berikut ini. 1. Penggunaan kata-kata yang maknanya sama Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.
2. Penggunaan kata bentukan beserta maknanya Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.
3. Penggunaan dua konjungsi yang semakna Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.
4. Penggunaan subjek yang berlebihan Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.
Kalimat EfektifKalimat efektif adalah kalimat yang mampu menimbulkan kembali gagasan pada diri pendengar atau pembaca seperti yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat efektif seyogyanya tidak membuat pendengar atau pembaca mengalami perbedaan pemahaman dengan pembicara atau penulis. Ciri-Ciri Kalimat Efektif Kalimat efektif dapat diketahu dengan memperhatikan beberapa hal di bawah ini.
Untuk lebih memahami ciri kalimat efektif, perhatikan contoh berikut. 1. Kesepadanan struktur Kesepadanan struktur ditunjukkan dengan kejelasan subjek dan predikat. Perlu diketahui bahwa pengertian subjek bukanlah yang dikenai tindakan, melainkan hal yang dibicarakan. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
Pada kalimat tersebut tidak memiliki subjek. Hal ini dikarenakan setelah kata kepada selalu kata keterangan. karenanya pada kalimat tersebut kata kepada perlu dihilangkan. Sehingga kalimat tersebut akan seperti berikut.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
Pada kalimat tersebut tidak ada kejelasan mana subjek dan predikatnya. Agar kalimat tersebut memiliki kejelasan struktur, perlu dianalisis maksud dari kalimatnya. Secara harfiah kalimat tersebut ingin menyampaikan bahwasannya “saya dibantu oleh dosen saat melaksanakan penelitian”. Jika diuraikan dalam bentuk kalimat, maka:
Untuk memperjelas fungsi keterangan pada kalimat tersebut, makan perlu ditambahkan kata penunjuk keterangan. Perhatikan kalimat berikut.
Kata dalam selalu diikuti oleh keterangan. 2. Kesamaan bentuk Kesamaan bentuk dapat pula disebut kepararelan bentuk. Jadi antara satu bentuk kata atau frasa satu dengan lainnya dalam kalimat harus sama. Perhatikan kalimat berikut!
Pada kata yang digaris bawahi, kita dapat menguraikannya sebagai berikut.
Ketiga kata tersebut memiliki imbuhan yang berbeda-beda. Dalam ciri kesamaan bentuk, bentuk dari kata yang pararel (disatukan oleh tanda koma [,]) harus disamakan bentuknya. Kalimat tersebut berhubungan dengan bentuk kata berimbuhan. Karenanya terdapat dua pilihan untuk mengefektifkan kalimat tersebut. Pilihan pertama yaitu menyamakan imbuhannya dengan pe – an atau dengan me-. Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini.
3. Ketegasan Makna Ketegasan makna, dapat dilakukan dengan meletakkan bagian yang dipentingkan di bagian awal kalimat. Hal ini dilakukan untuk memberikan penekanan pada hal yang dimaksud. Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini! (1) Pergi kamu! (2) Kamu pergi! Jika dilihat, kedua kalimat tersebut tidak ada bedanya. Namun berdasarkan makna dan tujuan, kedua kalimat tersebut memiliki perbedaan yang nyata. Pada kalimat (1) penekanannya terletak pada kata pergi. Hal ini memiliki maksud, bahwasannya harus segera pergi dengan cepat. Sedangkan kalimat (2) penekanannya terletak pada kata kamu. Hal ini memiliki maksud, bahwasannya yang harus pergi adalah kamu bukan yang lain. 4. Kehematan kata Kehematan kata bisa dilakukan dengan menghindari pengulangan subjek, serta dengan menghindari penggunaan superordinat dan hiponim secara bersamaan. Hiponim adalah hubungan antara makna spesifik dan makna generik atau antara anggota taksonomi dan nama taksonomi (KBBI). Perhatikan bagan berikut!
Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!
Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.
Pada kalimat kedua, memiliki konteks ‘seorang adik yang memesan sesuatu ketika ke toko buah’. Sudah pasti ‘jeruk’ yang dimaksud adalah ‘buah jeruk’, bukan ‘pohon jeruk’ atau ‘daun jeruk’. Karenanya cukup menggunakan kata ‘jeruk’. 5. Kecermatan dan kesantunan Kecermatan dapat dilakukan dengan memilih bentuk sinonimi yang paling tepat. Sinonimi merupakan kata yang memiliki kesamaan makna atau arti. Contoh sinonimi:
Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!
Kalimat-kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat-kalimat berikut.
Cawan petri digunakan untuk penelitian di lab biologi, fisika, atau kimia. Kata lihatlah kurang tepat untuk kalimat tersebut, karena dalam percobaan perlu lebih dari sekedar melihat. Kata yang lebih tepat adalah amatilah yang memiliki makna melihat dengan lebih. Pada kalimat selanjutnya, kata menjinjing biasa digunakan untuk membawa barang atau sesuatu dengan posisi tangan kebawah. Tidaklah tepat jika kata tersebut digunakan untuk menggambarkan seseorang yang membawa adiknya. Maka kata menggendong, yakni membawa dengan mendukung di pinggang lebih tepat untuk menggambarkan seorang kakak yang membawa adiknya. Kesantunan dapat dilakukan dengan memilih kata-kata yang bermakna netral atau denotasi. Penggunaan kata dalam teori kesantunan dibagi menjadi beberapa kelas. perhatikan kalimat-kalimat berikut ini. (1) Maaf bapak, anak bapak kurang mampu sehingga kami terpaksa tidak menaikkan kelas. (2) Maaf bapak, anak bapak bodoh sehingga kami terpaksa tidak menaikkan kelas. (3) Maaf bapak, anak bapak dungu sehingga kami terpaksa tidak menaikkan kelas. Pada kalimat (1) merupakan kelas paling santun yakni menggunakan konotasi positif. Kalimat (2) merupakan kelas yang umum dan efektif, namun dirasa kurang sopan. Kalimat tersebut menggunakan makna netral (makna sesungguhnya atau denotasi). Sedangkan kalimat (3) merupakan kelas terendah yakni menggunakan konotasi negatif. Ada baiknya menggunakan konotasi positif, namun alangkah lebih baik dalam kondisi tertentu kejujuran diperlukan. Hal ini akan menjadikan pembicara dan pendengar memaknai hal dengan sama. 6. Kepaduan makna Kepaduan makna dapat dicapai dengan terpenuhinya kepaduan bentuk. Hal tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan Aspek dan Agen yang benar. Aspek merupakan keterangan petunjuk. Perhatikan pola berikut. Aspek + Agen +Verba Contoh aspek, misalnya : sudah, sedang, akan, dll. Perhatikan kalimat berikut!
Kalimat di atas seharusnya dirubah menjadi kalimat berikut.
7. Kelogisan Makna Kelogisan merupakan sesuatu yang bernalar atau masuk akal. Suatu kalimat haruslah masuk akal. Perhatikan kalimat-kalimat berikut! (1) Ibunya Dina masih gadis. (2) untuk mempersingkat waktu diskusi kita mulai. Pada kalimat (1), tentulah tidak logis. Seorang ibu tentulah bukan gadis lagi. Sedangkan pada kalimat (2), waktu tidak dapat disingkat. Waktu berjalan sesuai dengan apa adanya. Kesalahan penggunaan kata ini sering terjadi dalam acara-acara umum. Kedua kalimat tersebut seharusnya dirubah menjadi berikut. (1) Ibunya Dina masih muda. (2) untuk mengefisienkan waktu diskusi kita mulai. Contoh Kalimat Tidak Efektif dan Pembenarannya
Sekian pembahasan dan contoh kalimat efektif dan kalimat tidak efektif. Semoga dengan artikel ini, dapat membantu anda dalam pembelajaran ataupun bidang penulisan. |