Organel yang terlibat dalam proses sintesis protein adalah

Ribosom adalah organel sel yang berperan penting dalam proses pembuatan protein di dalam sel alias sintesis protein. Terdiri dari dua subunit berbeda, ribosom lebih berperan pada proses translasi dibanding transkripsi sel.

01 Jan 2021|Nina Hertiwi Putri

Ditinjau olehdr. Reni Utari

Ribosom adalah organel yang berperan dalam sintesis protein

Ribosom adalah salah satu bagian dari organel sel yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom bisa ditemukan pada sel eukariotik maupun prokariotik.Pada sel eukariotik, organel ini bisa berada di banyak tempat, temasuk retikulum endoplasma dan sitosol. Sementara pada sel prokariotik, ribosom hanya dapat ditemukan pada sitosol, berhubung pada sel jenis ini tidak terdapat organel yang memiliki membran.

Fungsi ribosom

Fungsi ribosom yang utama adalah sebagai pembuat protein dan yang melakukan sintesis protein di dalam sel. Sel perlu memproduksi protein agar bisa mempercepat proses biologis yang dilaluinya dan untuk bisa berfungsi dengan baik.Protein juga menjadi bagian penting dalam berbagai organ tubuh, termasuk rambut, kulit, dan kuku. Oleh karena itu tanpa adanya ribosom, akan ada banyak fungsi tubuh yang terganggu.Ribosom bisa membuat protein untuk digunakan di dalam sel maupun yang akan dikeluarkan dari sel.Protein yang ada di dalam sel, dibuat oleh ribosom yang berada di sitosol. Sementara itu di luar sel, ada yang diproduksi di retikulum endoplasma maupun amplop nukleus.

Struktur ribosom

Setiap ribosom tersusun atas RNA dan protein. Masing-masing ribosom terdiri dari dua subunit RNA-protein, yaitu subunit kecil dan subunit besar. Keduanya terletak saling tindih, dengan subunit besar berada di posisi atas.Di tengah kedua subunit tersebut, terdapat RNA lagi. Hasilnya, terbentuk ribosom yang terlihat kurang lebih seperti hamburger.Masing-masing subunit ini juga memiliki fungsi sendiri-sendiri. Subunit kecil, misalnya, berperan dalam membaca pesan yang disampaikan oleh mRNA untuk asam amino. Sementara itu, subunit besar, berperan membentuk ikatan peptida.Baca Juga: Penjelasan 13 Organel pada Sel Makhluk Hidup

Cara kerja ribosom

Agar protein yang dibutuhkan oleh setiap sel di tubuh bisa diproduksi, ada satu mekanisme yang perlu berjalan, yaitu sintesis protein. Proses sintesis protein melibatkan DNA dan RNA dan dimulai di dalam nukleus atau inti sel.Sintesis protein terjadi dengan diawali saat enzim yang ada di dalam nukleus membuka bagian DNA yang spesifik agar bisa diakses oleh salinan RNA.Molekul RNA yang sudah menyalin informasi genetik ini kemudian bergerak dari nukleus sel ke sitoplasma yang merupakan lokasi dimulainya proses sintesis.Hasil akhir dari sintesis protein adalah protein yang akan digunakan untuk berbagai fungsi tubuh.Untuk bisa mendapatkan protein yang dimaksud, sintesis dapat dibagi menjadi dua langkah utama, yaitu transkripsi dan translasi.Sesuai namanya, transkripsi protein adalah proses percetakan atau penulisan ulang informasi genetik pembuatan protein dari DNA oleh RNA. Kemudian, RNA yang sudah menyalin informasi tersebut, kembali berproses menjadi produk akhir yang disebut mRNA (messenger RNA).Ibaratnya, DNA adalah orang yang memiliki resep untuk membuat protein. Lalu, tugas RNA lah untuk menyalin resep tersebut agar organel yang lain juga bisa membuat protein dengan tepat.Namun, RNA itu tidak bisa langsung menyebarkan informasi tersebut. Untuk bisa menyebarkan informasi komposisi protein, RNA harus berubah dahulu menjadi messenger RNA.Produk akhir dari proses transkripsi ini adalah mRNA beserta informasi pembuatan protein yang dibawanya. Proses transkripsi terjadi di dalam nukleus alias inti sel, tempat DNA berada.Setelah proses transkripsi selesai, maka masuklah proses translasi. Di tahapan inilah ribosom berperan penting.
Proses translasi diawali dengan masuknya mRNA ke sitoplasma. Sitoplasma adalah cairan yang mengisi bagian sel di luar inti sel. Di sitoplasma, ada berbagai organel sel yang “mengambang”, termasuk ribosom.
Perlu diketahui, ribosom bisa mengambang bebas di sitoplasma, menempel di permukaan luar retikulum endoplasma maupun amplop, atau bagian terluar nukleus.Begitu keluar dari inti sel menuju sitoplasma, mRNA akan langsung melakukan tugasnya, yaitu membawa informasi cara pembuatan protein ke ribosom.Lalu, ribosom akan menggunakan informasi dari mRNA tadi untuk membuat rantai asam amino yang merupakan bahan dasar dari protein. Proses penerjemahan informasi dari mRNA menjadi rantai asam amino inilah yang disebut sebagai translasi.

Baca Juga

Mengenal Fungsi Cairan Serebrospinal yang Penting untuk KesehatanApa Saja Jenis Bagian Daging Sapi yang Bisa Diolah Menjadi Masakan?Cara Menghitung Jumlah Kebutuhan Protein Harian yang Perlu Anda PenuhiSemua sel, baik itu eukaryotik maupun prokariotik, membutuhkan protein untuk bisa berfungsi. Oleh karena itu, keberadaan ribosom sangatlah penting untuk menjaga sel-sel di tubuh kita tetap sehat.

proteinfungsi organ

Khan Academy. https://www.khanacademy.org/science/biology/structure-of-a-cell/prokaryotic-and-eukaryotic-cells/a/nucleus-and-ribosomes
Diakses pada 21 Desember 2020
Biology for Kids. https://www.khanacademy.org/science/biology/structure-of-a-cell/prokaryotic-and-eukaryotic-cells/a/nucleus-and-ribosomes
Diakses pada 21 Desember 2020
Modul Kemendikbud. https://emodul.kemdikbud.go.id/B-IPA-4/B-IPA-4.pdf
Diakses pada 21 Desember 2020
Modul Kemendikbud. https://emodul.kemdikbud.go.id/C-Biologi-6/C-Biologi-6.pdf
Diakses pada 21 Desember 2020

Menjaga kesehatan dengan menerapkan pola makan sehat bisa dilakukan dengan diet vegetarian atau diet vegan. Sumber protein pengganti daging adalah salah satu kendala yang dihadapi. Namun, Anda tidak perlu bingung, karena sumber protein pengganti daging tidak hanya tahu dan tempe saja.

Amilase merupakan enzim penting dalam sistem pencernaan yang terdapat di seluruh sistem cerna, mulai dari mulut hingga usus. Kadarnya yang abnormal dapat mengindikasikan adanya penyakit tertentu.

07 Jul 2021|Yanita Nur Indah Sari

Bahaya makan ikan lele yang berlebihan perlu diketahui agar Anda terhindar dari berbagai penyakit. Untuk pencegahan, sebaiknya Anda mencari tahu asal-usulnya.

03 Feb 2020|Azelia Trifiana

Dijawab Oleh dr. Adhi Pasha Dwitama

Dijawab Oleh dr. Rahmita Dewi

Dijawab Oleh dr. Farahdissa

Dalam biologi molekuler, sintesis protein (disebut juga biosintesis protein) adalah proses pembentukan partikel protein yang di dalamnya melibatkan sintesis RNA yang dipengaruhi oleh DNA.[1] Dalam proses sintesis protein, molekul DNA adalah sumber pengodean asam nukleat untuk menjadi asam amino yang menyusun protein, tetapi tidak terlibat secara langsung dalam prosesnya.[2] Molekul DNA pada suatu sel ditranskripsi menjadi molekul RNA.[2] Molekul RNA inilah yang ditranslasi menjadi asam amino sebagai penyusun protein.[2] Dengan demikian, molekul RNA yang terlibat secara langsung dalam proses sintesis protein.[2]

Organel yang terlibat dalam proses sintesis protein adalah

Proses translasi dari mRNA sebagai bagian dari sintesis protein pada sel eukariota

Hubungan antara molekul DNA, RNA, dan asam amino dalam proses pembentukan protein dikenal dengan istilah "dogma sentral biologi molekuler" yang dijabarkan dengan rangkaian proses DNA membuat RNA lalu RNA membuat protein dan dinyatakan dalam persamaan DNA >> RNA >> Protein. Seperti kebanyakan dogma, terdapat pengecualian pada proses pembentukan protein berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan setelahnya, sehingga dogma ini akhirnya disebut sebagai aturan.[2]

Jauh sebelum DNA dinyatakan menjadi materi genetik sebagai unit pewarisan sifat, protein telah diyakini sebagai molekul pengatur metabolisme suatu sel.[3] Pada masa itu, protein dikenal sebagai molekul organik yang berperan penting dalam proses perubahan suatu molekul kecil menjadi molekul kompleks.[3] Pada tahun 1878, terminologi enzim digunakan untuk menyebut katalis biologi yang berperan dalam mempercepat proses biokimia dalam sel.[3] Enzim kemudian disebut sebagai protein atau bagian dari protein oleh Emil Fischer, seorang ahli biokimia dari Jerman pada tahun 1900.[3]

Penelitian tentang molekul-molekul materi genetik menjadi mudah dengan ditemukannya struktur komponen asam nukleat sebagai materi genetik oleh Watson dan Crick.[4] Weisman dan DeVries menunjukkan konsep awal yang menunjukkan bahwa pengatur aktivitas di dalam sel terletak pada sitoplasma.[4] Pada awal 1900-an, Driesch, Verwon, dan Wilson menunjukkan bahwa inti sel merupakan tempat berkumpulnya enzim dan menjadi pusat aktivitas protein.[4] Mazia pada tahun 1952 menunjukkan bahwa inti sel lebih berfungsi sebagai tempat pergantian daripada sebagai tempat penghasil aktivitas seluler.[4]

Tiga aspek penting dalam mekanisme sintesis protein adalah (1) lokasi berlangsungnya sintesis protein pada sel; (2) mekanisme berpindahnya informasi atau hasil transformasi dari DNA ke tempat terjadinya sintesis protein; dan (3) mekanisme asam amino penyusun protein pada suatu sel berpisah membentuk protein-protein yang spesifik.[5] Sintesis protein berlangsung di dalam ribosom (juga nukleus) dengan menghasilkan protein yang nonspesifik atau sesuai mRNA yang ditranslasi.[5]

Sintesis protein dimulai dngan pencetakan ARNd oleh ADN dalam proses transkripsi yang berlangsung di dalam inti sel. ARNd yang dihasilkan kemudian bergabung dengan ribosom di sitoplasma dengan membawa asam amino yang sesuai dengan kodon. Penggabungan ARNd dan ribosom membentuk ikatan antar asam amino sehingga protein terbentuk.[6]

  1. ^ Dolores A. Ramirez (1991). Genetics (edisi ke-7). Los Banos: University of The Philippines at Los Banos. hlm. 87. ISBN 9711100886. 
  2. ^ a b c d e Donald I. Patt & Gail R. Patt (1975). An Introduction to Modern Genetics. Philippines: Addison-Wesley. hlm. 179. ISBN 0201057433. 
  3. ^ a b c d Daniel L. Hartl (1996). Essential Genetics. London: Jones and Bartlett. hlm. 9. ISBN 0-86720-883-X. 
  4. ^ a b c d Monroe W. Strickberger (1985). Genetics. New York: Macmillan Publishing Company. hlm. 57, 549. ISBN 0029467403. 
  5. ^ a b Eldon J. Gardner (1972). Principles Of Genetics. New Delhi: Wiley Eastern Private. hlm. 269-284. ISBN 0852263031. 
  6. ^ Susilawati dan Bachtiar, N. (2018). Biologi Dasar Terintegrasi (PDF). Pekanbaru: Kreasi Edukasi. hlm. 156. ISBN 978-602-6879-99-8.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sintesis_protein&oldid=17963201"