Negara di kawasan Asia Tenggara yang terakhir menjadi anggota ASEAN adalah

ASEAN atau Association of Southeast Asian Nations adalah organisasi kawasan yang mewadahi kerja sama negara di Asia Tenggara. Berikut daftar negara Asia Tenggara dan profil lengkapnya.

Organisasi ini dibentuk pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok. Indonesia termasuk pendiri organisasi negara Asia Tenggara ini bersama Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Asia Tenggara dibedakan dalam dua kelompok yaitu Asia Tenggara daratan (ATD) yang terdiri atas Semenanjung Indochina dan Semenanjung Malaka dan Asia Tenggara maritim (ATM) yang terdiri atas Kepulauan Filipina Dan Nusantara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Timor Leste, dan Brunei Darussalam) atau yang lebih sering disebut Kepulauan Melayu. Dalam situs resmi Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemenlu) disebutkan, Timor Leste yang secara geografis terletak di wilayah Asia Tenggara secara resmi mendaftarkan diri sebagai anggota ASEAN pada 2011. Ihwal keanggotaan Timor Leste tersebut masih dalam pembahasan 10 negara anggota ASEAN.

Sejarah mencatat pada awalnya ASEAN dibentuk bertujuan menggalang kerja sama antarnegara anggota dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi, mendorong perdamaian dan stabilitas wilayah, serta membentuk kerja sama dalam berbagai bidang kepentingan bersama. Pada perkembangan berikutnya, organisasi ini membuat berbagai agenda yang signifikan di bidang politik seperti Deklarasi Kawasan Damai, Bebas, dan Netral (Zone of Peace, Freedom, and Neutrality Declaration/ZOPFAN) yang ditandatangani pada 1971. 

Pada 1976, lima negara awal anggota ASEAN juga menyepakati Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia/TAC) yang menjadi landasan bagi negara-negara ASEAN untuk hidup berdampingan secara damai. Informasi seputar negara ASEAN serta keterangannya dapat diperoleh di situs Sekretariat Nasional ASEAN-Indonesia. Tiap negara ternyata memiliki ciri berbeda.

1. Indonesia 

Indonesia berada di antara benua Asia dan Australia. Posisi geografis yang berada sebagai titik silang perekonomian dunia ini pun sangat berpengaruh terhadap aktivitas perdagangan Indonesia. Menelisik sejarahnya, Indonesia sempat mengalami pahit kolonialisme Belanda dan Jepang selama lebih dari 300 tahun. 

Setelah Jepang kalah di Perang Dunia II, Republik Indonesia akhirnya berdiri menjadi negara yang merdeka sejak 17 Agustus 1945. Setelah 76 tahun Indonesia merdeka, negara dengan ibu kota Jakarta ini dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Ini bukanlah kali pertama Presiden Joko Widodo menjabat sebagai kepala negara. Setelah masa jabatannya habis di tahun 2019, Joko widodo kembali memenangkan pemilihan umum di tahun yang sama. 

Republik dengan bentuk negara kesatuan ini memiliki ideologi Pancasila. Ini sekaligus menjadi pedoman bagi seluruh warganya. Berasas demokrasi, Indonesia memiliki sistem pemerintahan presidensial.

Ibu kota: Jakarta Jumlah penduduk: 275,77 juta Agama: Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu Bahasa: Bahasa Indonesia Mata uang: Rupiah  Luas wilayah: 1.904.569 km persegi

Kepala negara dan kepala pemerintahan: Presiden

2. Malaysia

Sebagai salah satu dari lima negara pelopor ASEAN, negara tetangga Indonesia ini memiliki 13 negara bagian dan 3 wilayah federal. Setelah lepas dari jajahan Inggris, Malaysia sekarang menjadi bagian dari Commonwealth. Negara dengan ibu kota di Kuala Lumpur ini memiliki bahasa nasional yaitu Malaysia dengan mata uang Malaysian Ringgit. 

Saat ini, pemerintahan Malaysia menganut demokrasi parlementer dengan sistem monarki konstitusional. Oleh karena itu, raja berperan sebagai Kepala Negara sementara perdana menteri menduduki posisi sebagai kepala pemerintahan. Di akhir 2020, populasi negara Malaysia mencapai 32,6 juta penduduk. Penduduk Malaysia datang dari berbagai kelompok etnis. Lebih dari 69% didominasi oleh bumiputera meliputi Orang Asli, Sarawak, Sabah, dan penduduk asli Melayu.

Ibu kota: Kuala Lumpur  Jumlah penduduk: 32.730.000 jiwa  Agama: Islam, Budha, Kristen, Hindu, dan agama Tionghoa tradisional. Bahasa: Melayu, Inggris, Tiongkok, dan Tamil Mata uang: Ringgit (MYR)  Luas wilayah: 329.847 km persegi. Kepala negara: Raja 

Kepala pemerintahan: Perdana menteri

3. Thailand

Negara yang dijuluki sebagai Negeri Gajah ini adalah negara ASEAN yang tidak pernah merasakan kolonialisme bangsa Eropa. Berbatasan dengan Laos dan Kamboja, Thailand memiliki sistem pemerintahan berbentuk monarki konstitusional. Hal ini menjadikan kepala negara Thailand adalah seorang raja. Perihal urusan kenegaraan dan pemerintahan, Thailand menyerahkan pekerjaan kepada seorang Perdana Menteri. 

Saat ini, Prayut Chan-o-cha menduduki posisi sebagai perdana menteri Thailand sejak 2014. Sebelum 1980, para elite militer mendominasi politik di Thailand. Namun setelah dekade 1980-an, parlemen yang terpilih mulai memiliki pengaruh dalam politik di sana. Majelis Nasional yang terpilih juga mulai mengambil alih kekuasaan pemerintahan Thailand di 1992. Meskipun kekuasaan militer sudah tidak lagi berpengaruh di pemerintahan, Thailand sempat dilanda kisruh akibat dua kali kudeta pada 2006-2007 dan 2014.

Ibu kota: Bangkok  Jumlah penduduk: 70 juta Agama: Budha aliran Theravada, Islam, Kristen, dan hindu. Bahasa: Thai  Mata uang: Baht (THB) Luas wilayah: 513.120 km2 Kepala negara: Raja

Kepala pemerintahan: Perdana menteri

4. Brunei Darussalam

Negara mungil yang memiliki luas wilayah sekitar 5,765 km persegi ini memiliki standar hidup yang cukup tinggi, termasuk negara kaya di Asia. Sejak lama, Brunei Darussalam mengandalkan minyak dan gas sebagai tulang punggung ekonomi. Terletak di bagian barat laut pulau Borneo (Kalimantan), Brunei adalah negara kesultanan Islam. Negara dengan ibu kota di Bandar Seri Begawan ini merdeka pada 1984 setelah lama menjadi protektorat Inggris sejak 1888. 

Sistem pemerintahan Brunei Darussalam berbentuk monarki absolut. Sultan sekaligus Perdana Menteri Brunei Darussalam saat ini ialah Hassanal Bolkiah. Budaya negara Brunei berakar kuat pada asal-usul melayunya yang juga tercermin dari gaya arsitektur, bahasa, dan adat. Maka itu, bahasa nasional Brunei adalah Melayu diikuti dengan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua paling populer di negara tersebut. Brunei mulai resmi menjadi anggota ASEAN pada 1984. Brunei bergabung menjadi anggota ASEAN setelah mendapatkan kemerdekaannya.

Ibu kota: Bandar Seri Begawan Jumlah penduduk: 423.196 juta Agama: Islam, Kristen, Katolik, Budha, dan animsme Bahasa: Melayu, Inggris, dan Mandarin Mata uang: Dolar Brunei (BND)  Luas wilayah: 5.765 km persegi

Kepala negara dan kepala pemerintahan: Perdana menteri

5. Vietnam

Vietnam merupakan salah satu dari tiga negara terakhir yang resmi menjadi bagian dari ASEAN. Vietnam sebenarnya sudah menyatakan ketertarikan untuk bergabung dengan ASEAN sejak 1992. Pada akhirnya, di 1995, negara dengan ibu kota Hanoi itu mengikuti jejak kawan-kawannya di Asia Tenggara untuk bergabung dengan ASEAN. 

Bentuk negara Vietnam ialah sistem republik komunis dengan Partai Komunis Vietnam tetap menjadi institusi politik yang dominan. Kepala negara Vietnam dijabat presiden. Urusan pemerintahan dipegang perdana menteri. Pham Minh Chinh baru saja terpilih jadi perdana menteri Vietnam pada April 2021 menggantikan Nguyễn Xuan Phuc. 

Perekonomian Vietnam yang berkembang pesat didukung oleh industri yang bergerak di bidang ritel, manufaktur, makanan, pertanian, dan infrastruktur. Selain itu, sektor pariwisata menjadi salah satu kontributor terbesar bagi perekonomian Vietnam. Pada 2019, Vietnam dinobatkan sebagai Asia's Leading Destination oleh WTA (World Travel Awards).

Ibu kota: Hanoi  Jumlah penduduk: 97.338.579 jiwa. Agama: Budha, Katolik, Caodaisme, Protestan, Hoahaoisme Bahasa: Vietnam Mata uang: Dong (VNB) Luas wilayah: 331.230,8 km persegi. Kepala negara: Presiden

Kepala pemerintahan: Perdana menteri

6. Laos

Pada ulang tahun ASEAN yang ke-30, Laos memutuskan untuk bergabung dengan negara-negara Asia Tenggara lain di 1997. Memiliki wilayah di jantung daratan Asia Tenggara, Laos adalah negara dengan populasi sekitar 7,169 juta penduduk. 

Menggantikan kerajaan Laos, Republik Demokratik Rakyat Laos didirikan pada Desember 1975. Dilansir dari laman UNDP, perkembangan Laos dalam pengentasan kemiskinan dapat dilihat secara signifikan selama dua dekade. Hal ini dibuktikan dengan data UNDP bahwa tingkat kemiskinan turun 23% dari 1992 hingga 2015. 

Laos memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah. Sejumlah peninggalan bersejarah dan keindahan alam di Laos menjadikan negara ini populer bagi turis internasional.

Ibu kota: Vientiane  Jumlah penduduk: 7.275.560 jiwa. Agama: Budha, Satsana Phi, Islam, Kristen. Bahasa: Lao, Prancis, dan Inggris Mata uang: Kip (LAK) Luas wilayah: 237.955 km persegi. Kepala negara: Raja

Kepala pemerintahan: Perdana menteri

7. Singapura 

Selain Malaysia, Singapura juga menjadi salah satu negara ASEAN yang bergabung pada Commonwealth selepas merdeka dari Inggris. Singapura juga menjadi salah satu pelopor terbentuknya ASEAN. Negara pulau dengan populasi sekitar 5,7 juta penduduk ini memiliki ibu kota yang juga bernama Singapura. Ada empat bahasa resmi di Singapura, yakni Inggris, Mandarin, Melayu dan Tamil. 

Republik Parlementer merupakan bentuk pemerintahan Singapura. Kepala negara dijabat oleh seorang presiden. Perdana menteri mempunyai peran sebagai kepala pemerintahan di Singapura. Lee Hsien Loong, anak tertua dari PM pertama Singapura yaitu Lee Kuan Yew, saat ini sedang menjabat sebagai perdana menteri. Loong sejak 2014 hingga kini menyandang posisinya tersebut.

Ibu kota: Singapura Jumlah penduduk: 5,8 juta Agama: Budha, Kristen, Islam, Taoisme, dan Hindu Bahasa: Inggris, Tiongkok, Mandarin, Melayu, dan Tamil Mata uang: Dolar Singapura (SGD) Luas wilayah: 721,5 km persegi Kepala negara: Presiden

Kepala pemerintahan: Perdana menteri

8. Myanmar 

Myanmar adalah negara terbesar di daratan Asia Tenggara. Myanmar memutuskan bergabung menjadi anggota resmi ASEAN pada Juli 1997. Sama dengan Laos, negara ini bergabung tepat pada ulang-tahun ASEAN ke-30. 

Wilayah Myanmar terletak di bagian barat daratan Asia Tenggara. Saat ini, populasi Myanmar mencapai 54,2 juta penduduk dengan ibu kota di Naypyitaw. Sebenarnya, bentuk pemerintahan Myanmar menganut sistem republik, dengan kepala negara seorang Presiden. Namun, Myanmar kini berada di bawah junta militer dan sampai pertengahan 2021 masih dilanda kemelut politik. 

Nama negara: Myanmar (Republic of the Union of Myanmar) Kepala negara: Presiden  Kepala pemerintahan: Perdana Menteri  Ibu kota: Nay Pyi Taw (Naypyidaw)  Hari kemerdekaan: 4 Januari  Bahasa: Burma  Mata uang: Kyat (MMK) Populasi: 52,89 juta jiwa (2016) 

Luas wilayah: 676.578 km persegi.

9. Filipina 

Negara kepulauan yang terbentuk dari kurang lebih 7.000 pulau ini juga menjadi salah satu pelopor terbentuknya ASEAN. Terletak di sebelah barat lautan Pasifik, Filipina merupakan negara yang memiliki populasi mencapai lebih dari 109 juta penduduk pada 2019. 

Selama kurang lebih 300 tahun, Filipina berada di bawah kolonialisme Spanyol. Pada 1898, Filipina berhasil merdeka dari penjajahan Spanyol. Namun, AS merebut kekuasaan Spanyol di Filipina di perang Spanish-American War. Hal itu membuat Filipina dikuasai AS yang diikuti pecahnya perang Philippine-American War pada 1899 hingga 1902. Invasi Spanyol dan Amerika memberikan banyak pengaruh terutama pada bahasa, agama, dan gaya pemerintahan negara Filipina. 

Saat ini, Filipina menganut sistem demokrasi dan memiliki bentuk pemerintahan republik. Negara dengan ibu kota Manila itu menunjuk kepala negara yaitu Presiden melalui pemilu langsung. 

Ibu kota: Manila  Jumlah penduduk: 109,6 juta jiwa Agama: Protestan, Katolik, Islam Bahasa: Filipino/Tagalog dan Inggris Mata uang: Peso (PHP) Luas wilayah: 343.448 km persegi

Kepala Negara dan kepala pemerintahan: Presiden

10. Kamboja

Kamboja merupakan salah satu negara terakhir yang diterima menjadi bagian dari ASEAN di 1999. Negara Kamboja terkenal sebagai pengekspor garmen. 

Sektor pariwisata Kamboja pun cukup kuat. Hal ini menjadikan Kamboja salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi pesat di Asia Tenggara. Ibu kota Kamboja yang terletak di Phnom Penh dulu dijuluki sebagai mutiara Asia. Julukan tersebut diberikan karena kota Phnom Penh menjadi pusat ekonomi, komersial, budaya, dan wisata negara Kamboja. 

Kamboja menganut sistem monarki konstitusional dengan bentuk pemerintahan kerajaan. Sistem ini menjadikan raja sebagai kepala negara dan pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri. Kini, Norodom Sihamoni adalah raja Kamboja sejak meneruskan tahta sang ayah pada 2004. 

Ibu kota: Phnom Penh Jumlah penduduk: 16.718.965 jiwa. Agama: Buddha Theravada, Islam, dan lainnya. Bahasa: Khmer, Prancis, dan Inggris Mata uang: Riel (KHR) Luas wilayah: 181.035 km persegi Kepala negara: Raja

Kepala pemerintahan: Perdana menteri

Demikianlah daftar negara Asia Tenggara dan profil lengkapnya. (OL-14)