Berikut ini yang termasuk kedalam tiga tahapan kegunaan sosiologi sebagai pembangunan adalah

Manusia sebagai makhluk sosial, tentu tak bisa lepas dari sosiologi. Pengertian sosiologi menurut bahasa adalah ilmu tentang sifat, perilaku dan perkembangan masyarakat. Tak hanya itu saja, sosiologi juga meliputi ilmu tentang struktur dan proses sosial serta perubahannya.

Lebih luas lagi, dalam sosiologi terdapat objek kajian sosiologi, fungsi sosiologi, ciri-ciri sosiologi dan tentunya berbagai teori sosiologi. Untuk Anda yang ingin tahu lebih jauh mengenai sosiologi, berikut pengertian sosiologi dari berbagai sudut pandang para ahli.

Pengertian Sosiologi

Hingga saat ini sudah banyak ahli sosiologi yang mengemukakan pendapatnya terkait pengertian sosiologi. Salah satunya sosiolog asal Rusia, Pitrim Alexandrovich Sorokin. Menurut dia, sosiologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari hubungan, dan kaitannya dengan berbagai fenomena sosial.

Dari Sorokin, Anda bisa mengetahui contoh fungsi sosiologi pada hubungan ekonomi dan agama. Sorokin juga memiliki pandangan terhadap teori sosiologi, di mana terdapat tiga teori penting dalam sosiologi yaitu diferensiasi sosial, stratifikasi sosial dan konflik sosial. 

Pengertian sosiologi berikutnya datang dari Maximilian Karl Emil Weber, atau lebih dikenal dengan nama Max Weber. Sosiologi menurut Max Weber adalah ilmu yang mencoba pemahaman interpretatif terhadap aksi atau tindakan sosial, untuk mendapatkan penjelasan kausal atau sebab akibat.

Ahli sosiologi asal Prancis, David Emile Durkheim memiliki pengertian sosiologi sendiri. Ia beranggapan bahwa sosiologi adalah ilmu yang bertujuan untuk memahami struktur sosial. Durkheim, bersama dengan Max Weber dan Karl Max dianggap sebagai orang yang memberikan pemahaman tentang sosiologi secara akademis.

Setelah memahami pengertian sosiologi dari beberapa ahli di atas, bisa dipahami bahwa objek kajian sosiologi adalah manusia itu sendiri. Sementara itu, sosiologi berusaha memahami bagaimana peran manusia sebagai makhluk sosial.

Fungsi Sosiologi

Setelah memahami pengertian sosiologi dan apa objek kajian sosiologi, berikutnya Anda akan membedah fungsi sosiologi. Melansir dari eModul Kemdikbud berjudul Fungsi Sosiologi untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat, ada beberapa fungsi sosiologi.

Fungsi sosiologi yang pertama adalah penelitian. Dengan penelitian, diharapkan bisa memperoleh rencana penyelesaian masalah sosial dengan baik.

Selain penelitian, fungsi sosiologi yang berikutnya adalah pembangunan. Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian dalam suatu pembangunan.

Lebih lanjut, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam setiap tahapan tersebut. Pada tahap perencanaan, Anda harus memperhatikan kebutuhan sosial. Lalu pada tahap pelaksanaan, kekuatan sosial masyarakat dan proses perubahan sosial haruslah diperhatikan. 

Seperti telah disebutkan pada poin sebelumnya, salah satu fungsi sosiologi adalah perencanaan sosial. Perencanaan sosial sendiri, merupakan upaya untuk menyiapkan masa depan sosial di masyarakat. Tujuan dari perencanaan sosial adalah mengatasi munculnya berbagai masalah yang ada dan terjadi dalam masyarakat.

Fungsi sosiologi yang terakhir adalah pemecahan masalah sosial. Manusia sebagai makhluk sosial tentu tak lepas dari permasalahan sosial. Pemecahan masalah sosial meliputi metode preventif sekaligus represif. Metode preventif berarti menyiapkan metode atau cara pencegahan sebelum terjadinya masalah. Sedangkan metode represif adalah tindakan yang dilakukan, setelah terjadinya penyimpangan atau masalah sosial.

Empat fungsi sosiologi di atas sangat dibutuhkan. Penelitian, pengolahan data dan perencanaan sosial jadi sangat penting, karena menyangkut kehidupan sosial masyarakat.

Ciri-ciri Sosiologi

Sosiologi, sebagai sebuah bidang ilmu tentu memiliki ciri-ciri yang bisa diidentifikasi. Lantas, apa saja ciri-ciri sosiologi? Berikut ini adalah empat ciri-ciri sosiologi.

Ciri-ciri sosiologi yang pertama adalah empiris. Empiris berarti ilmu pengetahuan yang didapatkan dari observasi dan akal sehat. Itu artinya, empiris tidak bersifat spekulatif, karena sudah pernah dialami dan bahkan diteliti sebelumnya.

Berbeda dengan ciri-ciri sosiologi pertama, empiris, teoritis adalah susunan abstraksi dari hasil pengamatan. Namun perlu digaris bawahi bahwa susunan abstraksi tadi adalah kesimpulan logis, yang pada akhirnya bisa menjelaskan hubungan sebab akibat, dan muncullah teori yang berkaitan dengan kejadian tersebut.

Ciri-ciri sosiologi selanjutnya adalah kumulatif. Kumulatif merupakan susunan dari teori yang sudah ada. Selain itu, kumulatif juga berfungsi memperbaiki, memperluas hingga menguatkan teori sosiologi yang sudah ada.

Terakhir, ciri-ciri sosiologi adalah non-etis. Maksud dari Non-etis adalah pembahasan masalah, tanpa memperhatikan baik dan buruknya. Tujuan dari non-etis adalah menjelaskan sebuah masalah secara komprehensif.

Secara umum, ada tiga teori sosiologi. Meski begitu, tiga teori utama ini pun kemudian berkembang, seiring kompleksnya kehidupan sosial masyarakat. Di bawah ini adalah tiga teori sosiologi atau teori utama. 

Teori sosiologi yang pertama adalah teori fungsionalisme struktural. Teori sosiologi ini berpandangan bahwa dalam interaksi sosial pasti ada hierarki atau stratifikasi. Dalam suatu lingkungan sosial, masyarakat terbagi ke dalam sistem yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sistem sosial. 

Teori konflik merupakan muncul sebagai sebuah reaksi dari teori fungsionalisme struktural. Pada teori sosiologi ini, konflik atau pertentangan bisa dilihat sebagai hubungan dalam sebuah sistem. Dalam interaksi sosial, konflik tentu tak bisa dihindarkan, apalagi manusia, sebagai objek kajian sosiologi, memiliki subjektivitasnya masing-masing.

Teori sosiologi yang terakhir adalah interaksi simbolik. Teori interaksi simbolik adalah upaya untuk memahami fenomena sosial yang terjadi. Ahli sosiologi George Herbert Mead, adalah salah satu yang mengembangkan teori interaksi simbolik. Teori interaksi simbolik menekankan pada kondisi sosial yang terjadi dari proses interaksi sosial.

tirto.id - Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku masyarakat. Dalam penerapannya, sosiologi berperan untuk mengetahui unsur-unsur apa saja yang dapat melancarkan pembangunan dan menghambat pembangunan.

Dalam istilah sosiologi, pembangunan adalah cara menggerakkan masyarakat untuk mendukung pembangunan. Dengan kata lain, masyarakat merupakan subjek sekaligus objek dalam penggerak pembangunan. Pada hakikatnya, pembangunan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat agar lebih baik, lebih sejahtera dan lebih menjamin kelangsungan hidup.

Mustain Mashud dalam modul berjudul Sosiologi Pembangunan dan Teori Pendekatannya menyatakan, pembangunan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan masyarakat untuk mengubah kondisi dari yang kurang maju menuju masyarakat yang lebih maju. Namun, hasil dari pembangunan seringkali tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Sehingga, dengan adanya sosiologi, diharapkan mampu melihat dan menganalisis aktivitas sosial yang ditimbulkan akibat pembangunan secara utuh, objektif dan komprehensif sehingga hasilnya tidak bias dan jernih.

Masuknya sosiologi dalam pembangunan masyarakat menciptakan hubungan interaksi seperti aktivitas gotong royong. Aktivitas tersebut memberikan nilai atau value untuk saling memberikan jaminan atas hak dan kelangsungan hidup antar-masyarakat yang masih melekat cukup kuat.

Berikut ini yang termasuk kedalam tiga tahapan kegunaan sosiologi sebagai pembangunan adalah

Dikutip dari Buku Sosiologi Pembangunan oleh Adon Nasrullah Jamaludin, menurut Soerjono Soekanto, manfaat sosiologi bagi pembangunan dapat diidentifikasikan melalui beberapa tahap berikut.

Tahap perencanaan

Dalam tahap pertama ini, pemerintah berperan penting dalam pembangunan masyarakat. Pemerintah harus memiliki visi yang jauh ke depan dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Selain itu, pemerintah berperan penting dalam menampung aspirasi dari masyarakat yang menghendaki taraf hidup yang lebih baik.

Perpaduan visi dan aspirasi itulah yang akan dikembangkan menjadi sebuah perencanaan pembangunan nasional. Lembaga yang bertugas membuat rencana pembangunan adalah Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas).

Di lembaga Bappenas inilah pengetahuan sosiologi benar-benar diaplikasikan dalam proses pembangunan. Bappenas membuat rencana pembangunan secara nasional, meliputi rencana jangka pendek (satu tahun), jangka menengah (lima tahun), dan jangka panjang (25 tahun).

Tahap pelaksanaan

Selanjutnya pada tahap pelaksanaan, rencana yang telah disusun kemudian dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Dalam hal ini, masyarakat berperan penting dalam melibatkan diri dan mewujudkan pelaksanaan rencana pembangunan nasional.

Menurut Soerjono Seokanto, pelaksanaan pembangunan dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.

  1. Secara struktural, yaitu membangun lembaga-lembaga dalam masyarakat. Lembaga-lembaga inilah yang berfungsi melayani kebutuhan masyarakat.
  2. Secara spiritual, yaitu membangun watak dan kepribadian melalui pendidikan. Watak yang dibangun didasari oleh kemampuan berpikir logis dalam menghadapi kenyataan sosial.
  3. Gabungan dua cara sebelumnya (struktural dan spiritual).

Tahap evaluasi

Tahap ini melakukan analisis terhadap akibat perubahan sosial sebagai hasil pembangunan apakah berjalan dengan baik dan berhasil atau belum.

Evaluasi diperlukan untuk melihat apakah dalam perencanaan hingga pelaksanaan terdapat hambatan, kesalahan, kekeliruan sehingga hasil evaluasi tersebut dapat menjadi pertimbangan dan masukan untuk ke depannya menjadi lebih baik.

Selain melihat kendala, evaluasi juga berperan untuk melihat dan memberikan informasi mengenai keberhasilan-keberhasilan pembangunan.

Ketiga tahap pembangunan tersebut mutlak membutuhkan dukungan pengetahuan sosiologi. Tahap perencanaan membutuhkan pengetahuan sosiologi karena sebuah rencana yang baik harus didasari dengan data dan fakta sosial yang akurat.

Data yang dibutuhkan untuk membuat rencana yang baik, meliputi pola interaksi sosial, kelompok sosial, kebudayaan, lembaga-lembaga sosial, dan stratifikasi sosial.

Dalam mewujudkan pembangunan terdapat tiga indikator yang terlibat dalam keberhasilan pembangunan masyarakat yaitu produktivitas, efisiensi, dan partisipasi masyarakat.

Usaha dalam mewujudkan pembangunan dikatakan berhasil apabila produktivitas masyarakat meningkat disertai dengan efisiensi pelaksanaan pembangunan dan partisipasi masyarakat untuk sadar bahwa tujuan dari pembangunan tersebut untuk kelangsungan hidup banyak orang.

Baca juga:

  • Mengetahui Apa Itu Keluarga dan Fungsinya dalam Sosiologi
  • Cara Mengatasi Ketimpangan Sosial & Mengenali Faktor Penyebabnya
  • Manfaat dan Fungsi Ilmu Sosiologi bagi Masyarakat

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI PEMBANGUNAN atau tulisan menarik lainnya Versatile Holiday Lado
(tirto.id - vrs/ale)


Penulis: Versatile Holiday Lado
Editor: Alexander Haryanto
Kontributor: Versatile Holiday Lado

Subscribe for updates Unsubscribe from updates