Naskah proklamasi resmi yaitu naskah yang diketik oleh titik-titik dan

menurut pendapatmu mengapa kerjasama itu penting dalam kehidupan bermasyarakat​

berikan tanda silang pada huruf B jika pertanyaan benar dan S jika partanyaan salah, butuh sekarang​

standar ketaatan kita terhadap pemerintah adalah seperti

1 pilihlah salah satu gambar berikut 2 tuliskan cerita berdasarkan gambar tersebut jangan lupa memberikan judul yang tepat 3 tuliskan juga media dan t … eknik menggambar yang digunakan​

1. 242 152 hasilnya sama dengan... a. 152 x 42 b. 152 - 242 c. 152 242 d. 152: 242 sifat paniumlahan​

apa saja contoh contoh dari ancaman bergesernya nilai nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara!tolong dijawab kak​

Q.+20jelaskan 2 contoh perilaku sehari-hari yang menunjukkan rasa persatuan dan kesatuan!no ngasal!!!​

negara indonesia memiliki berbagai keberagaman SARA, coba jelaskan mengapa bisa terjadi keberagaman SARA di indonesia, sebutkan 3 faktor penyebabnya!​

1. cinta bangsa dan tanah air 2. persatuan 3. sikap rela berkorban 4. semangat persaudaraan 5. mengutamakan kepentingan bangsa

Jelaskan potensi dan kelebihan yang kalian miliki! Apa tekad dan komitmenmu untuk membela negara?tolong jangan copas ​

Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta. Naskahnya diketik oleh Sayuti Melik. Sedangkan penyusunan teks proklamasi dibuat oleh Ir. Soekarno, Ahmad Soebardjo, dan Mohammad Hatta.

Teks proklamasi ditandatangani di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda, Jalan Meiji Dori. Sekarang tempat itu menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi, di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat. 

Baca Juga

Teks proklamasi yang asli ditulis hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945 waktu dini hari. Paragraf pertama naskah diusulkan oleh Ahmad Soebardjo dan paragraf kedua usulan dari Mohammad Hatta. Kemudian naskah tersebut diketik memakai mesin tik oleh Sayuti Melik.

Mengutip dari website kemdikbud.go.id, naskah yang ditulis tangan itu sempat dibuang karena dianggap tidak diperlukan lagi. Kemudian Burhanuddin Mohammad Diah menyimpan sebagai dokumen pribadi, setelah perumusan naskah dibacakan.

Tahun 1995, naskah asli tersebut diserahkan ke Presiden Soeharto yang kini disimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia.

Isi Teks Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.

Advertising

Advertising

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno/Hatta.

Isi teks proklamasi yang diketik sedikit berbeda dengan naskah yang ditulis tangan yang disimpan Burhanuddin Muhammad Diah. Berikut isi naskah yang ditulis tangan:

Berita Istimewa.. Berita Istimewa..
Pada hari ini, tgl 17 bln 8, 2605
di Djakarta telah dioemoemkan
proklamasi jg boenjinja Kemerdekaan
Indonesia"

  1. Kata "hal2" di paragraf kedua baris pertama diubah menjadi "hal-hal"
  2. Kata "saksama" di paragraf kedua baris kedua diubah menjadi kata "tempo"
  3. Penulisan tanggal dan bulan yang sebelumnya "Djakarta 17-08-05" diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05"
  4. Kalimat "wakil2 bangsa Indonesia" diubah menjadi "Atas nama bangsa Indonesia"

Baca Juga

Awal pembentukan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia terjadi karena sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Akhirnya Kaisar Hirohito menyatakan menyerah tanpa syarat terhadap sekutu pada 15 Agustus 1945.

Golongan muda yang terdiri dari Sukarni, Wikana, Chairul Saleh, Yusuf Kunto, dan lainnya mendengarkan kabar tersebut melalui siaran radio. Kemudian golongan pemuda itu mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera menyatakan proklamasi.

Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.30, Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta dibawa golongan pemuda ke Rengasdengklok atau markas PETA. Mereka disembunyikan di daerah Karawang.

Terjadi perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua. Pada 15 Agustus 1945, golongan pemuda yang dipimpin Sukarni, Chairul Saleh, dan Wikana kemudian mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok.

Ahmad Subarjo kemudian mendatangi golongan muda, meminta mereka melepaskan Soekarno Hatta dan menjamin proklamasi segera dilakukan. Rombongan kemudian berangkat ke Jakarta, menuju rumah Laksamana Maeda.

Laksamana Maeda mempersilahkan tokoh tersebut untuk menemui Gunseikan (Kepala Pemerintahan Militer) Jenderal Moichiro Yamamoto untuk membahas upaya lebih lanjut. Namun Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan menolak rencana proklamasi tersebut. Akhirnya Soekarno, Hatta, dan Ahmad Subarjo membuat naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.

Baca Juga

Tanggal 17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, naskah proklamasi yang disusun oleh Soekarno, Mohammad Hatta, dan Soebardjo dibuat di ruang makan. Naskah tersebut terdiri dari dua alinea yang dibuat selama 2 jam.

Sebelum disalin menjadi mesin ketik, Soekarno menulis konsep proklamasi pada secarik kertas sobekan dari block note. Lembaran kertas yang dipakai bergaris biru. Selesai menulis di kertas, kemudian teks proklamasi disalin menggunakan mesin ketik.

Sayuti Melik memakai mesin ketik buatan Jerman, dipinjam dari Kolonel Kandeler komandan angkatan laut Jerman yang berkantor di gedung KPM di Koningsplein (sekarang jalan Medan Merdeka Timur). Ketika itu mesin ketik di rumah Laksamana Maeda memakai huruf kanji.

Setelah naskah yang ditulis tangan selesai, Sayuti Melik bertugas mengetik naskah proklamasi. Naskah tersebut disahkan dan ditandatangani oleh Soekarno. Pembacaan naskah proklamasi dilakukan pada 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 (Jalan Proklamasi No. 5, Jakarta Pusat).

Kabar pembacaan teks proklamasi kemudian diumumkan melalui radio, surat kabar, telegram, dan lisan. Ketika itu pewarta bernama Frans dan Alex Mendur dari IPPHOS mengabadikan pembacaan teks proklamasi. Sedangkan BM Diah dan Jusuf Ronodipuro menyebarkan berita di berbagai media.

Naskah Proklamasi adalah konsep naskah proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia yang ditulis oleh Soekarno pada selembar kertas blocknote berwarna putih dengan ukuran panjang 25,8 cm, lebar 21,3 cm, dan tebal 0,5 mm.

Naskah proklamasi resmi yaitu naskah yang diketik oleh titik-titik dan
Naskah Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia Tulisan Tangan SoekarnoNama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya

Naskah proklamasi asli tulisan tangan Soekarno yang disimpan di gedung Arsip Nasional Republik Indonesia.

Naskah proklamasi resmi yaitu naskah yang diketik oleh titik-titik dan
Cagar budaya IndonesiaPeringkatNasionalKategoriBendaNo. RegnasCB.10Lokasi
keberadaanJakarta Selatan, DKI JakartaNo. SK255/M/2013Tanggal SK27 Desember 2013Tingkat SKMenteriPemilik
Naskah proklamasi resmi yaitu naskah yang diketik oleh titik-titik dan
 IndonesiaPengelolaArsip Nasional Republik IndonesiaKoordinat6°16′43″S 106°49′08″E / 6.2786474°S 106.818929°E / -6.2786474; 106.818929

Naskah proklamasi resmi yaitu naskah yang diketik oleh titik-titik dan

Naskah proklamasi resmi yaitu naskah yang diketik oleh titik-titik dan

Arsip Nasional

Lokasi di Arsip Nasional, Jakarta

 

Rumah Laksamana Tadashi Maeda yang menjadi tempat perumusan naskah proklamasi.

Penulisan naskah proklamasi yang kemudian menjadi teks untuk dibacakan ketika proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 telah melalui proses yang tidak mudah. Semuanya berawal dari kekalahan Jepang yang menyerah tanpa syarat kepada pihak sekutu pada 15 Agustus 1945.[1]

Sebaik mendengar berita Jepang menyerah kepada sekutu dari siaran radio BBC milik Inggris, golongan muda seperti Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh mendesak Soekarno dan Mohammad Hatta untuk segera memanfaatkan situasi dengan menyatakan proklamasi, tetapi Soekarno-Hatta tegas menolak karena belum ada pernyataan resmi dari kekaisaran Jepang dan tetap berpegang pada tanggal yang ditetapkan Marsekal Terauchi ketika menerima Soekarno di Dalat, Vietnam yaitu tanggal 24 Agustus 1945 sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia.[2]

Hingga akhirnya terjadilah peristiwa yang dikenal dengan Peristiwa Rengasdengklok yaitu sebuah peristiwa penculikan yang dilakukan golongan pemuda kepada Soekarno-Hatta guna mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.[2]

Tepat pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 sekira pukul 03.00 dini hari, setelah melalui pemikiran hampir dua jam lamanya,[2] Soekarno menulis dengan tangan naskah proklamasi itu disebuah meja makan di rumah Laksamana Tadashi Maeda yang terletak di Jalan Meiji Dori (sekarang Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat).

Ada dua orang yang mendampingi Soekarno ketika ia menulis naskah proklamasi, adalah Achmad Soebardjo di sebelah kirinya dan Mohammad Hatta di sebelah kanannya. Kedua orang itu mendiktekan naskah proklamasi dan Soekarno menulisnya.[3]

Setelah berakhirnya rapat perumusan dan penulisan naskah proklamasi kemerdekaan, naskah proklamasi itu kemudian dibuatkan teks dan diketik oleh Sayuti Melik. Tetapi naskah ini dibuang karena dianggap tidak diperlukan lagi, kemudian naskah atau blocknote yang sudah dibuang tersebut diambil dan disimpan oleh Burhanuddin Mohammad Diah. Dan pada tahun 1993 Burhanuddin Mohammad Diah menyerahkan naskah proklamasi tersebut kepada presiden saat itu yaitu Presiden Soeharto dan kemudian pada tahun 1995 naskah tersebut disimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia hingga saat ini.[4][5]

Setelah naskah proklamasi itu selesai dibuatkan teks yang diketik, Sayuti Melik kemudian meninggalkan naskah itu begitu saja di dekat mesin tik. B.M. Diah yang juga berada di tempat perumusan naskah proklamasi itu kemudian mengambil dan menyimpannya.[4]

Saya melihat teks asli itu tergolek di meja. Karena rasa gembira, teks asli itu terlupakan. Kertas itu kemudian saya ambil, saya lipat baik-baik dan kemudian saya masukkan ke dalam kantung. Empat puluh tujuh tahun lamanya saya simpan teks asli itu dan selalu saya bawa ke mana saja saya berkeliling dunia.
— Burhanuddin Mohammad Diah

Naskah proklamasi tersebut saat ini disimpan di dalam brankas di ruang bertemperatur khusus di Gedung Arsip Statis, Arsip Nasional Republik Indonesia. Kondisinya dalam keadaan baik dan terawat meski ada sedikit kerusakan di beberapa bagian kertasnya antara lain 15 lubang bekas dimakan serangga, warna kertas yang berubah menjadi kuning kecokelatan, serta pada bagian tengah dan bawah terdapat bercak kecokelatan yang disebabkan oleh reaksi kimia bahan perekat pada selotip yang mengering. Meski demikian, seluruh kalimat masih terbaca jelas.[5]

  • Teks Proklamasi
  • Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

  1. ^ "Lunglai di Semua Front, Jepang Akhirnya Menyerah kepada Sekut". tirto.id.  Parameter |Accessdate= yang tidak diketahui mengabaikan (|accessdate= yang disarankan) (bantuan)
  2. ^ a b c "Peristiwa Perumusan Naskah Proklamasi". kebudayaan.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 15-07-2020.  Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
  3. ^ "Begini Naskah Proklamasi Dirumuskan". Historia.id. PT. Global Visi Media. 2020. Diakses tanggal 26 April 2020. 
  4. ^ a b "Sayuti Melik Mengubah Beberapa Kata dalam Naskah Proklamasi". Historia.id. PT. Global Visi Media. 2020. Diakses tanggal 26 April 2020. 
  5. ^ a b "Naskah Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia Tulisan Tangan Soekarno". Cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Diakses tanggal 01 April 2020.  Periksa nilai tanggal di: |access-date= (bantuan)[pranala nonaktif permanen]

  • (Indonesia) Peristiwa Rengasdengklok Diarsipkan 2007-01-13 di Wayback Machine.
  • (Indonesia) Sekitar Proklamasi 3 oleh Rushdy Hoesein
  • (Indonesia) 16 Agustus 1945 - Film Pendek di Televisi Nasional menjelang 17 Agustus 2008
  • (Indonesia) Peristiwa Rengasdengklok Diarsipkan 2020-06-19 di Wayback Machine.
 

Artikel bertopik budaya ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Naskah_Proklamasi&oldid=20865073"