Monopoli perdagangan yang dilakukan portugis sangat merugikan bagi bangsa indonesia, karena

Pada masa penjajahan Hindia Belanda, Rakyat Indonesia hidup dengan sangat menderita. Dalam 3,5 abad penjajahan, berbagai kebijakan diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda, dimana  hampir semuanya menyebabkan kerugian bagi Rakyat Indonesia. Tidak hanya itu, datangnya penjajah ke bumi Nusantara juga menyebabkan perubahan di berbagai aspek kehidupan. Nah, diantara berbagai kebijakan itu, ada kebijakan monopoli perdagangan.

Kebijakan monopoli perdagangan dilakukan oleh Belanda melalui persekutuan dagang dengan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie). VOC datang ke Nusantara untuk mengeruk kekayaan rempah-rempah serta melakukan monopoli perdagangan. Padahal, awal mulanya VOC didirikan untuk dijadikan media penengah antar pedagang Belanda agar tidak terjadi kekacauan pasar. Namun, seiring dengan berjalannya waktu VOC memiliki kecenderungan untuk menjadi penguasa.

Hak monopoli perdagangan yang dimiliki VOC ini dapat memaksakan kehendaknya pada perusahaan-perusahaan perdagangan Nusantara. Tindakan ini tentu saja menimbulkan permusuhan dari pedagang Nusantara. Bahkan, jaringan perdagangan rempah-rempah Maluku ke Malaka yang dikuasai pedagang Islam akhirnya jatuh ke tangan VOC.

Ada beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh VOC untuk melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Nusantara, antara lain :

  • Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng dalam melaksanakan perdagangan.
  • Melaksanakan pelayaran Hongi.
  • Melaksanakan politik devide et impera (memecah dan menguasai) untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
  • Membangun pangkalan VOC

Disamping itu, monopoli perdagangan yang dilakukan oleh VOC ini paling gencar dilakukan di wilayah Maluku. Agar rencananya ini berhasil, maka VOC telah menentukan sejumlah peraturan yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh rakyat Maluku antara lain :

(Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Kebijakan Tanam Paksa?)

  • Rakyat Maluku dilarang menjual rempah-rempah kepada pihak lain selain VOC.
  • Jumlah tanaman rempah-rempah beserta lokasi lahannya juga harus ditentukan oleh VOC.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya VOC mengalami kebangkrutan pada akhir abad ke 18. Korupsi besar-besaran dan ditambah dengan menajemen yang buruk membuat VOC lumpuh perlahan-lahan. Sehingga, setelah mengalami kerugian yang besar, VOC dibubarkan oleh pemerintah Belanda pada tanggal 13 Desember 1799. Kemudian pada 1 Januari 1800, pemerintah Belanda mulai menjajah Indonesia secara menyeluruh tidak hanya dalam sektor perdagangan, tetapi juga dalam seluruh aspek kehidupan rakyat Indonesia.

untuk menjelaskan proses masuknya hindu buddha di indonesia, n.j. krom mengemukakan teori waisya. penjelasan yang tepat mengenai teori waisya terdapat … pada pernyataan

beberapa metode dakwah yang disampaikan para wali di jawa sehingga mudah diterima masyarakat, adalah

ciri-ciri masjid pada masa awal kehadiran islam di indonesia ....

dalam diplomasi dengan berbagai kekuatan besar di dunia, kerajaan aceh termasuk kerajaan modern yang paling maju dalam berdiplomasi, hal ini dibuktika … n dengan

kebijakan pemerintah portugis yang memicu perlawanan rakyat di berbagai daerah dipicu oleh

kerajaan mataram islam merupakan salah satu kerajaan islam terbesar di pulau jawa. puncak kejayaan kerajaan tersebut terjadi pada masa sultan agung. a … kan tetapi setelah sultan agung wafat, kekuasaan mataram semakin lama semakin surut. kekuasaan kerajaan mataram semakin surut ketika masa amangkurat i karena …

Q. Apa nama operasi militer yang mengawali konflik bersenjata terbesar antara Jerman Nazi dengan Uni Soviet? --- Sebelum mendesain mobil-mobil sport y … ang mahalnya minta ampun, Porsche dulunya mendesain tank buat Jerman Nazi. Di foto contohnya, dua prototipe tank desain Porsche, namanya Porsche Tiger. Keduanya adalah satu-satunya Porsche Tiger yang pernah dibuat dalam sejarah, dan sekarang udah ga ada lagi _.

tembung macapat tema makanan​

20. Salah satu kekuatan budaya lokal yang dahulu pernah digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk mengusir para penjajah adalah A. persatuan dan kesat … uan B. kerja bakti C. kekeluargaan D. ramah tamah 21. Tarian yang kostumnya mengenakan kostum berwarna-warni bermotif mengikuti bulu burung merak dinamakan tari... A. Tari kupu-kupu B. Tari manipuren C. Tari banjar kemuning D. Tari merak 22. Tari kreasi disebut juga dengan istilah A. tari tradisional B. tari konterporer C. tari moderen D. tari daerah 23. Tari Yapong berasal dari A. Jakarta B. Jawa Barat C. Jawa Timur D. Yokyakarta 24. Tujuan diciptakan tari kreasi daerah adalah A. karena tari modern lebih baik dari tari tradisional B. agar tari tradisional dapat tetap dilestarikan tanpa ada kesan ketinggalan zaman C. tari tradisional membosankan dan orang lebih menyukai tari modern D. tari tradisional sudah ketinggalan zaman dibandingkan tari modern 25. Tari Merak berasal dari .. A. Jawa tengah B. Jawa timur C. Jawa Barat D. Yogyakarta​

tolong bantu jawab kakak 2 pintar tolong lah ?​

Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC adalah sebuah kongsi dagang Belanda yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602. VOC memiliki tugas untuk memonopoli aktivitas perdagangan di Asia, khususnya di wilayah Indonesia atau Nusantara. Untuk melancarkan aksinya, VOC mengeluarkan beberapa peraturan dagang yang sangat menyengsarakan rakyat dan bangsa Indonesia yang semula hidup makmur di tanah kelahirannya. Praktik monopoli perdagangan rempah-rempah dilakukan VOC di berbagai daerah di Indonesia, disamping itu VOC juga menerapkan politik adu domba/ devide et impera yang sangat merugikan rakyat Indonesia. Hal itulah yang menyebabkan perlawanan diberbagai daerah.

Dengan demikian, dampak monopoli dagang dan adu domba VOC terhadap rakyat Indonesia adalahtimbul rasa kecewa, benci, dan perlawanan di berbagai daerah.

Jadi, jawaban yang tepat adalah A.

Jakarta -

Kedatangan bangsa Portugis di Maluku bertujuan untuk mencari rempah-rempah. Setelah menaklukkan Bandar Malaka pada 1511, kapal-kapal dagang Portugis berlayar menuju kepulauan Maluku dan Banda untuk mencari rempah-rempah, seperti dikutip dari makalah Didik Pradjoko, dosen Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) dalam Konferensi Nasional Sejarah.

Sebelum kedatangan bangsa Eropa, termasuk Portugis, rakyat Maluku makmur dari hasil rempah-rempah yang dikumpulkan di Bandar Malaka. Saat itu, Bandar Malaka menjadi pelabuhan utama pengumpulan dan distribusi cengkeh serta rempah-rempah Asia Tenggara, seperti dikutip dari penelitian Syahyunan Pora, Dosen Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Khairun Ternate dalam Prosiding Seminar Nasional Banda Neira.

Rempah saat itu diartikan sebagai substansi yang memiliki rasa kuat dan aromatik dari tumbuhan tropis yang dikenal dengan manfaat aromanya atau kemampuannya mengawetkan sesuatu. Rempah diambil dari bagian kulit, akar, pucuk, bunga, getah, dan damar, termasuk sari bunga atau buah. Berbeda dengan rempah, herba, yang biasa dijumpai dan tumbuh di daerah bangsa lain yang bersuhu dingin, berasal dari daun tanaman.

Kabar kabur tentang rempah di nusantara dibawa Marco Polo setelah melaporkan suasana di Jawa dalam tulisannya. Dalam tulisan perjalanannya, ia menulis "negeri ini berlimpah ruah dengan komoditas. Lada, pala, spikenard, laos, kemukus, cengkih, dan segala jenis rempah serta obat-obatan yang dihasilkan di kepulauan negeri ini."

Pada wabah Black Death, Fakultas Kedokteran Paris merekomendasikan orang untuk menghindari udara buruk dari Selatan. Untuk menghilangkan udara tersebut, lakukan pengasapan dengan membakar rempah-rempah atau tanaman aromatik. Lalu, jangan makan dan minum berlebihan, rebus daging dengan rempah dalam sup kasia, kayu manis, anggur, cuka, dan jahe, ditambah cengkih saat membuat saus.

Marco Polo saat itu belum tahu bahwa Jawa hanya titik pengumpulan dan distribusi rempah-rempah tersebut. Kabar kabur lainnya yaitu mitos rempah-rempah yang dinilai mampu mengawetkan daging dari kebusukan dan menutupi bau amis daging.

Adapun rempah cengkeh (Syzigium aromaticum, atau Eugenia aromatica, atau kuntze) sendiri aslinya berasal dari lima pulau kecil di utara Maluku, yaitu Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan. Adapun pala atau buah pala (Myristica fragrace) berasal dari Kepulauan Banda yang terletak di tenggara Pulau Ambon, serta di Halmahera Timur, termasuk Maba, Patani, dan Weda.

Kedua rempah-rempah ini menjadi salah satu komoditas dengan harga mahal yang dapat ditukar dengan beras, kain, dan lainnya, untuk dijual di Eropa dengan keuntungan berkali lipat.

Kedatangan bangsa Portugis di Maluku

Bangsa Portugis pertama kali menginjakkan kaki di kawasan Maluku pada 1512, di masa Sultan Bayanullah dari Kesultanan Ternate. Armada Portugis itu tiba di perairan Banda dengan kapten Antonio de Abreu. Sultan mengutus adiknya dan beberapa pejabat kesultanan untuk melakukan pembicaraan dan akhirnya mengajak Fransisco Serrao, salah seorang di ekspedisi Portugis tersebut, seperti dikutip dari penelitian Rosdiyanto, "Kesultanan Ternate dan Tidore" dalam Jurnal Aqlam, IAIN Manado.

Perbincangan dengan Fransisco itu menghasilkan beberapa kebijakan Sultan yang kelak melemahkan posisi Kesultanan Ternate. Salah satu kebijakan tersebut yakni pendatang dari Portugis diizinkan membangun benteng di Ternate, dengan benteng pertama pada yakni benteng Toloko pada 1522.

Kedekatan Sultan dengan orang Portugis meresahkan rakyat seteh Portugis ikut campur dalam urusan dalam negeri, seperti pengangkatan dan perwarisan tahta kerajaan. Kekecewaan rakyat Ternate membuat Sultan Bayanullah diracun rakyatnya sendiri hingga tewas.

Adapun Sultan Khairun, salah satu dari empat Sultan Ternate yang membawa kebesaran Ternate dikhianati oleh Lopez de Mesquita dari Portugis. Saat menghadiri perjamuan besar, ia ditikam saat hendak masuk gerbang oleh Antonio Pimental atas suruhan Lopez dan dimutilasi, lalu jenazahnya dilemparkan ke laut.

Pada 1528, penjelajah Dom Jonge de Meneses dengan sekutunya, Ternate dan Bacan mengalahkan Tidore dan orang Spanyol (Kastilia). Namun Dom Jonge dan Kapten Goncalo Pereira dibunuh karena memaksa orang Ternate menyetor 1/3 hasil cengkeh ke raja Portugis. Portugis diusir dari Ternate terutama saat sikap Tristoa de Altaida kasar terhadap penduduk Ternate, sehingga menimbulkan pemberontakan. Benteng Portugis dibakar dan Raja Ternate memobilisasi Maluku dan Irian mengusir Portugis.

Pada abad itu, pala menjadi magnet bagi bangsa Portugis, Inggris, dan Belanda. Setelah menguasai Malaka, Portugis yang menguasai rute menuju Maluku dan kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah merahasiakan rute pelajaran mereka agar bisa dimonopoli.

Kedatangan Bangsa-Bangsa Lain

Namun, kartograf dan ahli dari bangsa-bangsa lain didanai pemerintah masing-masing untuk mencari jalur ke Maluku, seperti dikutip dari penelitian Fadly Rahman, peneliti dari Departemen Sejarah dan Filologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran (Unpad).

Salah satunya yaitu kartograf Belanda Jan Huygen van Linschoten yang pada 1583-1588 menyusup dengan menyamar menjadi sekretaris biarawan di seminari Portugis di Goa, Sulawesi. Sekembalinya ke Belanda pada 1592, ia telah menyalin informasi pengetahuan navigasi Portugis meliputi peta-peta, pelabuhan-pelabuhan dagang, serta berbagai petunjuk penting perdagangan Portugis.

Catatan Linschoten mengenai rempah-rempah di Maluku yang dituangkan dalam Itinerario membuat bangsa Eropa ingin lebih tahu dan berburu rempah. Tulisannya tersebut juga mendorong nilai komersil rempah, meskipun saat itu ia hanya tahu keberadaan cengkih di Maluku.

"Kepulauan ini [Maluco] tidak memiliki rempah-rempah selain cengkih. Namun dengan jumlah cengih yang melimpah sebagaimana terlihat, Maluku memenuhi kebutuhan cengkih untuk seluruh dunia. Di pulau ini ditemukan bebukitan dengan padang rumput serta kondisi tanah yang sangat kering dan gersang, mereka tidak punya apa-apa selain makanan dari daging dan ikan, namun untuk beras, jagung, bawang merah, bawang putih, dan sejenisnya serta kebutuhan lainnya, beberapa di antaranya dibawa dari Portugis, dan beberapa lainnya dari wilayah sekitar, yang mereka peroleh dari barter dengan cengkih."

Selain mendeskripsikan Maluku sebagai produsen cengkih, Linschoten juga menuliskan pemanfaatan cengkih oleh penduduk Maluku, di antaranya sebagai bahan minuman sebagai keperluan medis sampai afrodisiak.

Linschoten juga memusatkan fokus pemetaan ke Selat Sunda yang menghubungkan Samudra Hindia ke Laut Jawa dan Maluku. Pementaannya membuka jalan bagi petualang Eropa menuju Maluku.

Kedatangan bangsa Portugis dan Eropa di Maluku untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah ini turut mencetak sejarah penjajahan di Maluku. Setelah dua tahun terbitnya Itinerario, pada 1600 berdiri maskapai dagang Inggris, East India Company (EIC).

Lalu pada 1602, Belanda mendirikan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), mengikuti jejak Portugis yang sejak awal abad ke-16 mendirikan Estado da India di Goa. Prancis menyusul mendirikan maskapai dagang pada 1664, Compagnie Francaise pour le commerce des Indes Orientales atau French East India Company.

Simak Video "Polisi Rangkul Tokoh Agama-Adat Cegah Bentrok di Maluku Berlanjut"



(pal/pal)