Bila melihat teman yang sedang bertengkar apa yang harus kamu lakukan jelaskan

Bila melihat teman yang sedang bertengkar apa yang harus kamu lakukan jelaskan

Ilustrasi buku kunci jawaban /Pexels/Oladimeji Ajegbile

PORTAL JEMBER - Salam giat belajar adik-adik, kita akan mempelajari Kunci Jawaban Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas 3 SD MI Tema 8 Praja Muda Karana Edisi Revisi 2017 terbitan Kemendikbud.

Di artikel ini akan dibahas subtema 2 tentang Aku Anak Mandiri. Kunci Jawaban yang dibagikan dalam artikel ini yaitu jawaban dari pertanyaan di halaman 67.

Ada perintah yang harus dijawab di halaman 67. Apa yang kamu lakukan jika ada teman yang berbeda pendapat. Uraian jawaban akan disajikan di bawah ini.

Baca Juga: Bagaimana Cara Musyawarah agar Berjalan dengan Lancar? Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 3 SD MI Halaman 67 Subtema 2

Alangkah baiknya, adik-adik terlebih dahulu mengerjakan soal yang ada semampunya, kemudian setelah selesai mintalah koreksi dari orang tua masing-masing.

Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 3 SD MI halaman 67 Subtema 2, tentang pertanyaan apa yang kamu lakukan jika ada teman yang berbeda pendapat, Dilansir PORTAL JEMBER dari alumnus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember, Anisa Maharani, S.Pd.

Perbedaan pendapat di kalangan pertemanan ataupun hubungan sosial bermasyarakat adalah hal yang wajar dan banyak ditemuai.

>

Hal tersebut tidaklah menjadi masalah besar jika satu sama lain bisa memaknai perbedaan pendapat dengan pemikiran positif dan saling mengerti.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 3 SD MI Hal 96, 97, 99, dan 100, Subtema 2 Pelajaran 2 tentang Ketampakan Rupa Bumi

Jika ada teman yang berbeda pendat dengan kita, sikap kita adalah menghargai, mendengarkan dengan baik, serta memintanya untuk memberikan alasan mengenai pendapatnya tersebut.

Sehingga, bermusyawarah adalah salah satu alternatif yang bisa diambil untuk menyelesaikan perbedaan atau perselisihan pendapat.

TIDAK mungkin kita mengalami hubungan pertemanan yang selamanya indah. Sesekali, kita pasti akan mengalami perselisihan dengan teman, baik itu karena masalah sepele, maupun masalah yang memang cukup rumit.

Situasi kian pelik ketika kita terjebak dalam sebuah perselisihan antara teman-teman dekat. Ketika sebuah konflik muncul, akan sulit bagi kita menempatkan diri. Terlebih, kita menyayangi semua teman yang sedang bertengkar tersebut.

Jadi, apa yang harus kita lakukan ketika teman-teman tersayang bertengkar?

Usahakan tidak memihak siapa pun

Memang teori lebih mudah daripada praktik, ya. Tetapi, akan lebih baik jika kamu berperan sebagai pihak yang netral.

Bicaralah dengan kedua teman yang sedang bertikai ketika suasana sedang tenang. Bercakap-cakaplah secara santai dan dalam kondisi tidak mengungkit masalah di antara mereka.

Bagaimanapun, jika isu pertengkaran pada akhirnya muncul, maka jangan ambil bagian. Jika temanmu peduli padamu dan hubunganmu dengan teman lainnya, maka dia akan menghormati prinsipmu untuk netral tersebut. Siapa tahu, dengan melihat sikapmu ini, kedua teman yang sedang bertikai pun akan berbaikan.

Pahami mengapa teman-temanmu marah

Tidak masalah jika mereka bertengkar karena isu politik negeri, perdebatan tentang agama, atau hanya karena kedua temanmu tidak menyukai pacar satu sama lain. Tetaplah menjauhi topik-topik ini dalam pembicaraan, dan sarankan mereka untuk melakukan hal yang sama.

Jelaskan kepada teman-temanmu bahwa kamu memahami mengapa mereka marah. Ingatkan juga, amarah tidak akan menolong siapa pun.

Jika kamu yang bertengkar, kamu bisa mengakhirinya

Ambillah inisiatif. Jadilah orang yang lebih berbesar hati, dan masukkan sedikit "nada kepemimpinan" di sini. Pikirkan, apakah pertengkaran yang kalian jalani memang patut untuk diteruskan?

Apabila kamu mengambil langkah untuk meminta maaf atau berusaha menawarkan gencatan senjata, maka temanmu akan luluh, menerima permintaan maafmu, dan membuat perdamaian denganmu.

Hangout

Sesekali, rencanakan sebuah ajang hangout untuk semua anggota kelompok pertemananmu. Ini bukan berarti kamu harus selalu bertemu setiap saat, tetapi rancanglah pertemuan yang dapat mengeratkan lagi tali persahabatan kalian.

College Cures, Rabu (6/6/2012) menyarankan, kalian bisa piknik, hiking, pergi menonton di bioskop, atau sekadar mengemil sambil main monopoli. Ketika ngumpul, kita mungkin akan saling melempar gurauan yang pada akhirnya akan membuat kita lebih bahagia dan lebih menghargai pertemanan yang kita miliki.

Memang, masa kuliah memang menyenangkan dan keren rasanya menjadi mandiri. Bagaimanapun, semua itu tidak akan lengkap tanpa kehadiran teman-teman tersayang. Berusahalah menjaga teman-temanmu tetap dekat, sambil kamu berusaha merengkuh lebih banyak teman lainnya.

(rfa)

Berikut beberapa dampak saat anak mengalami trauma akibat melihat kedua orangtua bertengkar di depan dirinya:

1. Bertengkar di depan anak membuatnya merasa takut dan cemas

Trauma dapat menyebabkan anak dipenuhi rasa takut dan cemas akibat sering melihat orangtuanya bertengkar.

Rasa takut dan cemas ini dapat mengganggu belajarnya di sekolah, pertemanan atau kehidupan sosialnya, hingga memengaruhi aktivitasnya sehari-hari.

Anak juga dapat menilai hubungan pernikahan sebagai hal yang negatif atau tidak menyenangkan.

Bahkan anak dapat merasa tidak nyaman di rumah dan mengalihkan rasa trauma tersebut ke pergaulan atau hal negatif seperti minum-minuman beralkohol.

Menurut Aleteia, membiarkan trauma anak dapat membuat perasaan anak jadi tertekan, lalu mengarah ke depresi, dan sampai bisa melukai dirinya sendiri.

Anak juga bisa tumbuh menjadi pribadi yang susah diatur sehingga Anda perlu menerapkan cara mendidik anak yang keras kepala.

2. Perkembangan emosi anak terhambat

Di sisi lain, bertengkar di depan anak dapat berpengaruh pada keterbatasan perkembangan emosi anak.

Ketika perkembangan emosi anak terganggu, biasanya ia menunjukkan tanda atau gejala seperti depresi dan kecemasan.

Dampak dari bertengkar di depan anak membuat si kecil menunjukkan perubahan sikap yang tidak biasa.

Perubahan sikap akibat melihat pertengkaran kedua orangtua dapat membuat anak menarik diri dari lingkungan sosial dan sering terlihat murung.

Bukan hanya itu, dalam beberapa kasus, anak mungkin bertindak yang tidak seharusnya dan menjadi sulit untuk ditangani.

Sebagai contoh, anak melampiaskan kekecewaan dan rasa sedihnya dengan memarahi saudara kandungnya maupun teman bermainnya.

Anak juga bisa berulah dengan bersikap nakal untuk mengalihkan perhatian kedua orangtuanya.

Jika upaya ini berhasil, anak mungkin akan melakukannya lagi dan lagi.

Berbagai perubahan tersebut yang dialami anak perlu Anda sadari dan perhatikan.

Hal lain yang perlu Anda ketahui bahwa pertengkaran orangtua secara fisik, verbal atau perkataan, dan saling mendiamkan dapat berdampak buruk bagi anak.

Bila anak mengalami keluhan, misalnya anak jadi murung terus menerus dan masih takut kepada ayah dan ibu, sebaiknya segera dibawa ke profesional, misalnya psikolog.

Menurut laman Children’s Hospital of Pittsburgh, jika terjadi penyerangan fisik, orangtua harus segera melerainya. Jadikan diri Anda sebagai penengah, jika tidak memungkinkan, jauhkan anak dari hadapan teman. Memindahkan salah satunya ke tempat yang lebih jauh, bisa mencegah mereka saling menyakiti satu sama lain.

2. Tetap tenang dan jangan memihak

Setelah memisahkan anak, Anda harus tetap tenang. Ya, cara melerai anak yang bertengkar selanjutnya adalah kendalikan diri Anda. Jangan Jangan tersulut api emosi, memihak anak, dan memarahi temannya.

Memihak anak, sama saja menganggap bahwa anak membenarkan apa yang dilakukan anak. Ini akan membuat anak semakin tinggi harga dirinya, tidak mau disalahkan, atau tidak meminta maaf lebih dahulu.

Apalagi, jika Anda sampai berteriak atau mengeluarkan kata-kata yang keras pada teman si anak. Tindakan ini akan menjadi contoh bagi anak ketika berhadapan dengan hal yang sama.

Teman si anak juga akan merasa tidak senang dan bertambah marah, ia bisa saja melakukan penyerangan fisik lagi dan semakin sulit untuk dilerai. Lebih buruknya, pertemanan anak dan temannya akan memburuk.

3. Diskusi untuk menyelesaikan masalah

Bagi anak, pertengkaran adalah hal yang rumit untuk diselesaikan. Walaupun permasalahannya hanya karena salah satunya tidak ingin meminjamkan mainan secara bergantian.

Nah, cara melerai anak yang bertengkar selanjutnya adalah mengajak keduanya berdiskusi saat suasananya sudah cukup tenang.

Tanyakan alasan kenapa mereka bertengkar. Ketimbang menyalahkan salah satunya, cobalah untuk menjelaskan solusi untuk menyelesaikan masalah mereka. Jelaskan pada mereka bahwa berteriak, menangis, memukul, menggigit, atau menjelekkan satu sama lain bukanlah suatu penyelesaian.