Mengapa limbah industri yang tidak diolah merusak ekosistem jelaskan

Bicara soal kehidupan manusia, pasti tidaklah lepas dari istilah limbah. Limbah sendiri berarti buangan yang berasal dari proses, baik proses industri maupun rumah tangga (domestik). Tahukah anda?

Limbah yang dihasilkan manusia terdiri atas empat (4) bentuk, yaitu limbah padat, cair, gas, serta suara. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Tahun 2019, timbulan limbah padat nasional Indonesia telah mencapai 175.000 ton per hari atau setara 64 juta ton per tahunnya.Sedangkan, untuk jumlah limbah cair yang dihasilkan setara dengan 80% dari total air bersih yang dikonsumsi.Jumlah yang besar bukan?

Jumlah limbah yang cukup besar tanpa diiringi dengan pengolahan tepat guna dapat menyebabkan beberapa dampak, baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan. Limbah padat yang tidak terolah dengan baik dapat menjadi sarang vector penyakit seperti tikus dan lalat. Selain itu, secara estetik menjadi tidak sedap dipandang. Ada pula dampak bau yang ditimbulkan dari gas yang terkandung di dalamnya, seperti asam sulfida, metan, dan amonia. Keberadaan limbah padat pada air juga berpotensi sebagai pencemar bagi air permukaan.

Padahal, air permukaan merupakan salah satu sumber air baku untuk air minum masyarakat. Terbayangkan, bagaimana kualitas air tersebut? Bagaimana dengan limbah cair? Sekitar 80% air yang digunakan manusia untuk aktivitasnya akan dibuang lagi dalam bentuk air yang sudah tercemar, baik itu limbah industri maupun limbah rumah tangga. Di daerah pemukiman padat penduduk, fungsi sungai selain sebagai saluran alamiah air, sering pula digunakan sebagai tempat pembuangan air limbah. Berdasarkan berita dari World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia tanggal 23 Maret 2019, sungai di Indonesia yang kondisinya tercemar dan kritis mencapai 82 persen dari 550 sungai yang tersebar di seluruh Indonesia.Sangat mengkhawatirkan bukan?

Tingginya tingkat pencemaran dapat menurunkan kualitas air sehingga membuat air tidak layak untuk dikonsumsi. Air limbah yang dibuang secara langsung ke sungai tanpa proses pengolahan dapat membahayakan kehidupan biota di dalamnya, serta dapat membahayakan kesehatan manusia jika terkonsumsi. Lalu bagaimana dengan limbah gas? Di indonesia, kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di perkotaan.

Menurut World Bank, dalam kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga 2001, terdapat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar hampir 100%. Sebagaian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk. Selain gas buang kendaraan, limbah asap pabrik merupakan salah satu sumber polutan yang menambah buruknya kualitas udara. Belum lagi pembakaran sampah rumah tangga yang menjadi sumber utama dari pencemaran debu.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun terdapat sekitar 3,2 juta kasus kematian disebabkan oleh pencemaran udara didunia. Dampak dari pencemaran debu dapat menyebabkan penyakit paru-paru serta penyakit saluran pernapasan lainnya, sedangkan dampak dari pencemaran zat kimia seperti karbon monoksida dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada hemoglobin. Sangat membahayakan bukan? Belum lagi selain pencemaran yang terdapat di lingkungan, juga terdapat polusi suara yang dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia baik secara fisik maupun mental. Polusi suara biasanya ditemukan di dalam fasilitas industri dan juga beberapa tempat yang tinggi akan aktivitas manusianya, seperti di jalan raya, stasiun, bandara, ataupun tempat yang sedang dalam proses pembangunan.

Menurut WHO dampak yang diberikan dari polusi suara yaitu gangguan pendengaran, tinitus, sulit berkonsentrasi, menurunkan kapasitas kerja, gangguan tidur serta gangguan mental. Sehingga dari segala jenis pencemaran baik pencemaran lingkungan dan pencemaran suara akan memberikan dampak yang buruk terhadap lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia. Oleh karena itu, kita perlu melakukan pengolahan pada limbah untuk menjaga kebersihan lingkungan dan meminimalisir dampak yang diakibatkan. Pada saat yang sama, kita perlu mengurangi kuantitas dan polusi beban limbah yang kita hasilkan, untuk membantu melindungi lingkungan.