Menurutmu apakah cerita pada legenda tersebut mengandung nilai-nilai yang dapat diteladani

Menurutmu apakah cerita pada legenda tersebut mengandung nilai-nilai yang dapat diteladani

Menurutmu apakah cerita pada legenda tersebut mengandung nilai-nilai yang dapat diteladani
Lihat Foto

shutterstock.com

Ilustrasi manusia masa praaksara di Indonesia

KOMPAS.com - Kehidupan manusia purba pada masa praaksara yang berlangsung selama ratusan ribu tahun menyimpan banyak nilai-nilai budaya yang masih relevan hingga masa kini.

Kita sebagai manusia modern, dapat mengambil nilai-nilai tersebut sebagai bahan refleksi diri demi menjadi manusia yang lebih baik. 

Berikut merupakan nilai-nilai budaya pada masa praaksara di Indonesia:

Dalam buku Sejarah Indonesia masa Praaksara (2015) karya Herimanto, manusia purba hidup secara berkelompok untuk memenuhi kebutuhan dan menghadapi tantangan alam.

Dalam pola hidup berkelompok, manusia purba selalu menerapkan budaya gotong royong dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Budaya gotong royong manusia purba terlihat dari cara mereka berburu dan meramu makanan. Sejak zaman Paleolithikum, manusia purba telah melakukan pembagian tugas dalam tingkat sederhana ketika berburu dan meramu makanan.

Manusia purba menciptakan berbagai macam alat kebudayaan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup mereka.

Dalam menciptakan alat kebudayaan, manusia purba selalu menerapkan prinsip kreativitas dan inovasi. Mereka berhasil memberikan inovasi pada alat kebudayaan seperti batu, tulang hingga logam.

Selain itu, manusia purba juga mampu memberi variasi terhadap alat kebudayaan dalam segi bentuk dan fungsi. Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia purba memiliki kreativitas dalam menciptakan alat kebudayaan.

Baca juga: Zaman Praaksara di Indonesia

Pengambilan keputusan manusia purba pada masa praaksara telah dilakukan melalui musyawarah, meskipun masih dalam tingkat yang sederhana.

Godaan gadget lebih besar ketimbang membaca di era melek internet. Tapi jangan salah, Bunda, anak-anak zaman sekarang pun masih banyak yang senang dibacakan dongeng anak nusantara. Salah satu yang bisa Bunda pilih cerita rakyat yang berjudul Timun Mas.

Timun Mas ini merupakan cerita rakyat Jawa Tengah, yang menceritakan anak perempuan cantik yang baik hati, cerdas, dan pemberani. Di usia yang masih muda, Timun Mas berani melawan raksasa jahat yang ingin menyantapnya.

Dikutip Cerita Rakyat Nusantara, cerita Timun Mas ini bermula ketika seorang janda tua yang hidup sebatang kara, ia tak memiliki anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT


Karena kesepian, wanita ini sangat mengharapkan kehadiran seorang anak. Wanita tersebut hanya dapat menunggu keajaiban untuk bisa memiliki anak. Ia selalu berdoa siang dan malam kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar dapat diberikan anak.

Saking kuatnya keinginan memiliki seorang anak, wanita itu akhirnya memutuskan meminta bantuan pada raksasa agar memenuhi keinginannya. Sampai akhirnya, raksasa mengabulkan keinginan wanita tua itu.

Syaratnya, jika wanita itu memiliki anak perempuan, harus menyerahkan ke Raksasa untuk dimakannya. Wanita itu pun terpaksa menyanggupi syarat tersebut.

Raksasa itu kemudian memberikan timun kuning yang berukuran besar. Raksasa berpesan dalam timun tersebut akan ada seorang bayi, kalau diletakkan di bawah cahaya lampu senter selama 7 hari.

Janji raksasa benar terbukti, tujuh hari kemudian, timun itu secara perlahan memperlihatkan bayi perempuan yang sedang menangis dalamnya. Karena bayi itu diambil dari dalam mentimun yang berwarna kuning keemasan, maka dinamai Timun Mas.

Suatu ketika, raksasa jahat ingin menyantap Timun Mas.  Kebahagiaan wanita itu pun meredup seketika saat raksasa datang ke desa tempat tinggal wanita tua dan Timun Mas. Raksasa datang untuk menagih janji.

Wanita tua kemudian beralasan Timun Mas masih kecil sehingga dagingnya terlalu empuk dan sangat sedikit. Akhirnya raksasa sepakat kembali lagi ketika Timun Mas berumur 17 tahun.

Wanita tua itu berusaha berbagai cara agar Timun Mas tak disantap raksasa. Ia sampai menemui petapa dan menceritakan masalah yang sedang dihadapi anaknya. 

Mendengar cerita wanita tua itu, pertapa bersedia membantu. Pertapa itu memberikan empat buah bungkusan kecil. Keempat bungkusan ini masing-masing berisi biji timun, jarum, garam dan terasi. 

"Jika raksasa itu mengejarnya, suruh sebarkan isi bungkusan ini!" jelas pertapa itu.

Setelah mendapat penjelasan itu, wanita tua itu pulang membawa keempat bungkusan tersebut dan menyerahkan dan menjelaskan tujuannya kepada Timun Mas. 

Selang beberapa hari,  raksasa datang dan menagih janjinya. Wanita tua itu tidak gentar lagi menghadapi ancamannya. Dengan tenang, ia memanggil Timun Mas agar keluar dari dalam gubuk. Tak berapa lama, Timun Emas pun keluar lalu berdiri di samping ibunya. 

Ketika raksasa hendak menangkapnya, Timun Mas segera berlari sekencang-kencangnya. Raksasa itu pun mengejarnya.  Setelah berlari jauh, Timun Mas mulai kecapaian, dan mengeluarkan bungkusan pemberian pertapa itu.  

Pertama-tama,  Timun Mas menebar biji timun, tiba-tiba hutan di sekelilingnya berubah menjadi ladang timun. Dalam sekejap, batang timun tersebut menjalar dan melilit seluruh tubuh raksasa itu. 

Namun, raksasa itu mampu melepaskan diri dan kembali mengejar Timun Mas. Timun Emas segera melemparkan bungkusan yang berisi jarum. 

Dalam sekejap, jarum-jarum tersebut berubah menjadi rerimbunan pohon bambu yang tinggi dan runcing. Namun, raksasa itu mampu melewatinya dan terus mengejar.

Melihat usahanya belum berhasil, Timun Mas membuka bungkusan ketiga yang berisi garam lalu menebarkannya. Seketika itu pula, hutan yang telah dilewatinya tiba-tiba berubah menjadi lautan luas dan dalam, namun raksasa itu tetap berhasil melaluinya dengan mudah. 

Timun Emas mulai cemas, karena senjatanya tersisa satu. Dengan penuh keyakinan, Timun Mas melemparkan bungkusan terakhir yang berisi terasi. 

Seketika itu pula, tempat jatuhnya terasi itu tiba-tiba menjelma menjadi lautan lumpur yang mendidih. Alhasil, raksasa itu pun tercebur ke dalamnya dan tewas seketika. 

Dari cerita di atas, anak-anak bisa memetik pelajaran bahwa niatan yang jahat seperti yang dilakukan raksasa bisa mendatangkan celaka. Anak-anak juga bisa melihat dengan usaha, kerja keras, dan rasa percaya diri bisa menghadapi segala rintangan. 

Berbicara tentang menumbuhkan percaya diri pada anak, Jeff Nalin, PsyD, seorang psikolog klinis, yang juga Pendiri dan Direktur Eksekutif di Paradigm Malibu Treatment Center, mengatakan bahwa anak-anak membutuhkan banyak latihan dalam hidup untuk belajar bagaimana mengatur diri sendiri dan mengatasi hambatan. Bunda bisa memberikan anak kesempatan mencoba berbagai hal sendiri, sebelum menawarkan bantuan untuk membangun kepercayaan diri mereka.

"Orang tua harus memupuk kemampuan anak untuk memecahkan masalah karena ini pasti akan jadi bagian rutin dari kehidupan mereka," jelas Nalin.

Bunda, simak juga yuk manfaat tak terduga mendongeng yang bisa bantu mengatasi anak susah makan. Klik video di bawah:

[Gambas:Video Haibunda]

(rap/rap)

Hikmah cerita malin kundang

Pesan Moral dari cerita Malin Kundang - Agak aneh rasanya bila kamu adalah penduduk asli Indonesia, namun tidak tahu ataupun pernah mendengar cerita Malin Kundang ini.

Sebab sejak kecil, banyak cerita anak-anak dalam bentuk buku cetak, sinetron hingga pementasan drama yang mendeskripsikan kisah Malin Kundang secara lengkap.

Singkatnya, Malin Kundang adalah seorang anak muda yang durhaka kepada ibunya. Kedurhakaannya akhirnya membuat hati sang ibu hancur dan Tuhan murka, sehingga dia diberi hukuman berupa kutukan menjadi Batu, beserta kepingan kapal yang digunakan untuk berlayar.

Sejak saat itu, batu yang konon adalah sosok si-Malin telah menjadi salah satu Ikon Kota Padang, serta destinasi favorit di Sumatera Barat yang populer selain Jam Gadang, Danau Maninjau, Istano Basa dan yang lainnya.

Baca juga: Gara-Gara Guru, Aku Suka Buku Malin Kundang dengan 3 Alasan Ini

Berkaca dari kepingan cerita rakyat Malin Kundang di atas, tentu sangat layak rasanya bila kita menarik makna dan pesan moral yang ada pada cerita tersebut, bagi kita, dan terutama bagi anak-anak untuk dijadikan salah satu pedoman dalam menjalani hidup.

Sebelum lanjut, bagi kamu yang belum terlalu memahami cerita lengkapnya dari awal hingga akhir, silakan baca terlebih dahulu Cerita Malin Kundang ini.

Pesan Moral dalam Cerita Rakyat Malin Kundang

Oke, saya anggap kamu sudah selesai membacanya. Di bawah ini, saya telah merangkum beberapa Pesan Moral dalam cerita Malin Kundang yang penuh pelajaran dan hikmah berharga untuk kita petik :

1. Hormati Orangtua hingga akhir hayat

Orangtua, terutama ibu yang punya tingkatan lebih tinggi dari Ayah, merupakan orang yang wajib untuk dihormati, dihargai dan disayangi, dalam keadaan hidup maupun telah wafat.


Page 2

Pesan Moral dari cerita Malin Kundang - Agak aneh rasanya bila kamu adalah penduduk asli Indonesia, namun tidak tahu ataupun pernah mendengar cerita Malin Kundang ini.

Sebab sejak kecil, banyak cerita anak-anak dalam bentuk buku cetak, sinetron hingga pementasan drama yang mendeskripsikan kisah Malin Kundang secara lengkap.

Singkatnya, Malin Kundang adalah seorang anak muda yang durhaka kepada ibunya. Kedurhakaannya akhirnya membuat hati sang ibu hancur dan Tuhan murka, sehingga dia diberi hukuman berupa kutukan menjadi Batu, beserta kepingan kapal yang digunakan untuk berlayar.

Sejak saat itu, batu yang konon adalah sosok si-Malin telah menjadi salah satu Ikon Kota Padang, serta destinasi favorit di Sumatera Barat yang populer selain Jam Gadang, Danau Maninjau, Istano Basa dan yang lainnya.

Baca juga: Gara-Gara Guru, Aku Suka Buku Malin Kundang dengan 3 Alasan Ini

Berkaca dari kepingan cerita rakyat Malin Kundang di atas, tentu sangat layak rasanya bila kita menarik makna dan pesan moral yang ada pada cerita tersebut, bagi kita, dan terutama bagi anak-anak untuk dijadikan salah satu pedoman dalam menjalani hidup.

Sebelum lanjut, bagi kamu yang belum terlalu memahami cerita lengkapnya dari awal hingga akhir, silakan baca terlebih dahulu Cerita Malin Kundang ini.

Pesan Moral dalam Cerita Rakyat Malin Kundang

Oke, saya anggap kamu sudah selesai membacanya. Di bawah ini, saya telah merangkum beberapa Pesan Moral dalam cerita Malin Kundang yang penuh pelajaran dan hikmah berharga untuk kita petik :

1. Hormati Orangtua hingga akhir hayat

Orangtua, terutama ibu yang punya tingkatan lebih tinggi dari Ayah, merupakan orang yang wajib untuk dihormati, dihargai dan disayangi, dalam keadaan hidup maupun telah wafat.


Menurutmu apakah cerita pada legenda tersebut mengandung nilai-nilai yang dapat diteladani

Lihat Pendidikan Selengkapnya


Page 3

Pesan Moral dari cerita Malin Kundang - Agak aneh rasanya bila kamu adalah penduduk asli Indonesia, namun tidak tahu ataupun pernah mendengar cerita Malin Kundang ini.

Sebab sejak kecil, banyak cerita anak-anak dalam bentuk buku cetak, sinetron hingga pementasan drama yang mendeskripsikan kisah Malin Kundang secara lengkap.

Singkatnya, Malin Kundang adalah seorang anak muda yang durhaka kepada ibunya. Kedurhakaannya akhirnya membuat hati sang ibu hancur dan Tuhan murka, sehingga dia diberi hukuman berupa kutukan menjadi Batu, beserta kepingan kapal yang digunakan untuk berlayar.

Sejak saat itu, batu yang konon adalah sosok si-Malin telah menjadi salah satu Ikon Kota Padang, serta destinasi favorit di Sumatera Barat yang populer selain Jam Gadang, Danau Maninjau, Istano Basa dan yang lainnya.

Baca juga: Gara-Gara Guru, Aku Suka Buku Malin Kundang dengan 3 Alasan Ini

Berkaca dari kepingan cerita rakyat Malin Kundang di atas, tentu sangat layak rasanya bila kita menarik makna dan pesan moral yang ada pada cerita tersebut, bagi kita, dan terutama bagi anak-anak untuk dijadikan salah satu pedoman dalam menjalani hidup.

Sebelum lanjut, bagi kamu yang belum terlalu memahami cerita lengkapnya dari awal hingga akhir, silakan baca terlebih dahulu Cerita Malin Kundang ini.

Pesan Moral dalam Cerita Rakyat Malin Kundang

Oke, saya anggap kamu sudah selesai membacanya. Di bawah ini, saya telah merangkum beberapa Pesan Moral dalam cerita Malin Kundang yang penuh pelajaran dan hikmah berharga untuk kita petik :

1. Hormati Orangtua hingga akhir hayat

Orangtua, terutama ibu yang punya tingkatan lebih tinggi dari Ayah, merupakan orang yang wajib untuk dihormati, dihargai dan disayangi, dalam keadaan hidup maupun telah wafat.


Menurutmu apakah cerita pada legenda tersebut mengandung nilai-nilai yang dapat diteladani

Lihat Pendidikan Selengkapnya


Page 4

Pesan Moral dari cerita Malin Kundang - Agak aneh rasanya bila kamu adalah penduduk asli Indonesia, namun tidak tahu ataupun pernah mendengar cerita Malin Kundang ini.

Sebab sejak kecil, banyak cerita anak-anak dalam bentuk buku cetak, sinetron hingga pementasan drama yang mendeskripsikan kisah Malin Kundang secara lengkap.

Singkatnya, Malin Kundang adalah seorang anak muda yang durhaka kepada ibunya. Kedurhakaannya akhirnya membuat hati sang ibu hancur dan Tuhan murka, sehingga dia diberi hukuman berupa kutukan menjadi Batu, beserta kepingan kapal yang digunakan untuk berlayar.

Sejak saat itu, batu yang konon adalah sosok si-Malin telah menjadi salah satu Ikon Kota Padang, serta destinasi favorit di Sumatera Barat yang populer selain Jam Gadang, Danau Maninjau, Istano Basa dan yang lainnya.

Baca juga: Gara-Gara Guru, Aku Suka Buku Malin Kundang dengan 3 Alasan Ini

Berkaca dari kepingan cerita rakyat Malin Kundang di atas, tentu sangat layak rasanya bila kita menarik makna dan pesan moral yang ada pada cerita tersebut, bagi kita, dan terutama bagi anak-anak untuk dijadikan salah satu pedoman dalam menjalani hidup.

Sebelum lanjut, bagi kamu yang belum terlalu memahami cerita lengkapnya dari awal hingga akhir, silakan baca terlebih dahulu Cerita Malin Kundang ini.

Pesan Moral dalam Cerita Rakyat Malin Kundang

Oke, saya anggap kamu sudah selesai membacanya. Di bawah ini, saya telah merangkum beberapa Pesan Moral dalam cerita Malin Kundang yang penuh pelajaran dan hikmah berharga untuk kita petik :

1. Hormati Orangtua hingga akhir hayat

Orangtua, terutama ibu yang punya tingkatan lebih tinggi dari Ayah, merupakan orang yang wajib untuk dihormati, dihargai dan disayangi, dalam keadaan hidup maupun telah wafat.


Menurutmu apakah cerita pada legenda tersebut mengandung nilai-nilai yang dapat diteladani

Lihat Pendidikan Selengkapnya