Menjelaskan strategi Indonesia dalam menghadapi perdagangan bebas brainly

1. Strategi Pembangunan

Strategi pembangunan adalah merupakan suatu cara untuk mencapai Visi dan Misi  yang rumusankan dalam bentuk strategi sehingga dapat meningkatan kinerja. Kinerja sangat dipengaruhi oleh bagai mana suatu organisasi (pemerintah)  menerima sukses atau mengalami kegagalan dari suatu misi organisasi pemerintah. Faktor – faktor keberhasilan berfungsi untuk lebih memfokuskan strategi dalam rangka mencapai tujuan dan misi organisasi pemerintah secara sinergis dan efisien. Untuk merumuskan strategi maka dibutuhkan analisis lingkungan strategis. 

2. Analisa Lingkungan  Internal dan Eksternal

Analisis internal dilakukan dengan mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan dari berbagai aspek yang ada di Kabupaten Karo. Aspek-aspek internal di Pemerintah Kabupaten Karo antara lain terdiri dari aspek: Kelembagaan, manajemen, SDM, SDA dan sumber daya lainnya. 

Analisis keadaan eksternal perlu dilakukan untuk mendapatkan (mengindentifikasi) sebagai aspek diluar Kabupaten Karo yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan pembangunan Kabupaten Karo. Dengan melakukan analisis keadaan eksternal akan diketahui peluang dan ancaman (tantangan) yang dapat dimanfaatkan dan akan berpengaruh dalam mencapai kinerja yang optimal. 

Analisis internal dilaksanakan dengan melakukan identifikasi kekuatan dan kelemahan  Kabupaten Karo sebagai berikut :

Kekuatan (Strength):

  1. Kabupaten Karo memiliki daerah datar dengan ketinggian diatas 1000 meter diatas permukaan laut dan tanahnya subur;
  2. Kabupaten Karo memiliki udara pegunungan yang sejuk dan segar;
  3. Kabupaten Karo dekat dengan ibukota Propinsi Sumatera Utara, Medan sebagai pintu gerbang internasional; 
  4. Kabupaten Karo kondusif dan aman;
  5. Tingginya motifasi masyarakat karo dalam meningkatkan kualitas pendidikan anggota keluarga;
  6. Adanya tersedia akses jaringan informasi dan komunikasi baik Nasional maupun Internasional;
  7. Adanya potensi objek wisata alam ; dan
  8. Adanya lembaga dan tenaga pendidikan serta sarana/prasarana setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan.

Kelemahan (Weakness):

  1. Motivasi masyarakat secara umum rendah;
  2. Penyaluran kredit perbankan ke pada petani dan dunia usaha sangat sedikit;
  3. Kesadaran hukum masyarakat kurang dan Supremasi hukum lemah;
  4. Ephoria reformasi masih mewarnai dunia perpolitikan dan etika perpolitikan belum mencapai titik equilibrium dan kemandirian. Kondisi sedemikian rupa  belum mampu menciptakan lingkungan yang kondusif sebagai modal dasar pembangunan masyarakat Kabupaten Karo/bangsa Indonesia;
  5. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karo rendah;
  6. Etos dan disiplin kerja aparat pemerintahan karo rendah dan memprihatinkan;
  7. Pemerintah Kabupaten Karo secara umum, termasuk unit-unit atau bagian-bagian (SKPD) belum mengenal stakeholdernya secara baik sehingga kebijakan dan pendekatan yang dilaksanakan belum mengenai sasaran;
  8. Pemerintah Kabupaten Karo belum memiliki sistim informasi manajemen yang baik;
  9. DPRD Kabupaten Karo belum mampu menempatkan diri sebagai pembuat regulasi yang efektif guna mendukung penyelenggaraan otonomi daerah secara optimal;
  10. Penghayatan dan pengamalan ajaran agama dan nilai budaya yang luhur/positif kurang mantap;
  11. Kelompok tani belum kuat dan mandiri sehingga belum memiliki kemampuan memasuki/membentuk  pasar dan membuka akses ke perbankan;
  12. Perhatian orangtua dalam menjaga pertumbuhan otak anak mulai dari kandungan hingga umur 5 tahun rendah;
  13. Kurangnya dukungan regulasi (perda) dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana;
  14. SDM petani  secara umum masih rendah;
  15. Jumlah pegawai penyuluh pertanian (PPL)  masih kurang dan kemampuan mereka juga masih kurang memadai/kurang;
  16. Kualitas tenaga pengajar sekolah dasar dan menengah relatif rendah, dan  distribusi guru tidak merata;
  17. Pengelolaan dan pengembangan  objek-objek wisata kurang memadai;
  18. Disiplin dan kepedulian masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup dan menjaga kelestarian sumberdaya alam seperti air , lahan dan hutan rendah; dan
  19. Tanah/lahan belum sepenuhnya dapat digunakan sebagai asset pembangunan karena status kepemilikan masih banyak yang belum tersertifikasi.

Selanjutnya, analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman dari luar. Peluang dan ancaman dimaksud adalah seperti diuraikan berikut ini.

Peluang (Oppurtunity):

  1. Produk pertanian dataran tinggi memiliki peluang pasar yang tinggi baik ditingkat nasional maupun internasional (AFTA, APEC, ASEAN) karena kondisi alam dataran tinggi seperti tanah karo sangat terbatas di Indonesia dan malah di dunia;
  2. Otonomi daerah memberikan kewenangan yang lebih luas kepada pemerintah daerah untuk mengelola pembangunan dan pemerintahan;
  3. Perundang-undangan membuka peluang untuk  membangun kerjasama dengan pihak swasta dan dunia luar;
  4. Pariwisata Karo bila sudah layak dijual maka akan mempunyai peluang pasar yang besar ke dunia internasional;
  5. Kebutuhan daging sapi dan susu di sumatera utara sangat kurang dan harus dipasok dari luar propinsi Sumatera Utara (Lampung). Kabupaten Karo cocok dan potensil  untuk usaha peternakan dan peluang ini dapat ditangkap oleh Kabupaten Karo;
  6. Tersedia teknologi dan peralatan pertanian dan peternakan dipasar untuk pengembangan pertanian dan peternakan karo;
  7. Adanya potensi  masyarakat karo  diluar Kabupaten Karo yang ingin membangun Karo; 
  8. Ada dukungan maksimal dari Departemen Pertanian untuk pengembangan sektor pertanian seluruh Indonesia;
  9. Ada tersedia lembaga pendidikan yang kompeten di dalam dan luar negeri; dan
  10. Dunia internasional menaruh perhatian khusus untuk melestarikan hutan dan lingkungan hidup dalam upaya menghambat akselerasi pemanasan global (global warming).

Ancaman (Threat):

  1. Perkembangan teknology informasi, telekomunikasi dan transportasi sangat cepat sehingga dapat menghilangkan batas negara. Kondisi ini, secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi budaya setempat dengan cepat sehingga bila tidak disikapi dengan bijak dan cermat bisa berdampak negatif seperti kehilangan jati diri, konsumerisme, penyebaran penyakit dan demoralisasi;
  2. Dunia berubah sangat cepat, termasuk perubahan lingkungan hidup dan lingkungan perundang-undangan nasional dan internasional. Setiap daerah dan atau negara yang tidak berupaya mengikuti perkembangan perubahan tersebut maka akan tertinggal dan menjadi mangsa daerah dan atau negara/bangsa lain;
  3. Persaingan perdagangan antar daerah dan antara bangsa makin ketat sehingga daerah dan atau negara yang lemah dalam penguasaan teknologi dan manajemen akan hanya menjadi penonton dan menjadi pasar bagi daerah dan atau negara yang maju;
  4. Perusahaan-perusahaan besar mancanegara dibidang industri dan perdagangan/retail sudah mulai memasuki Indonesia sehingga perusahaan dan atau pedagang-pedagang dalam negeri/lokal yang tidak mampu bersaing akan terancam gulung tikar;
  5. Perkembangan teknologi pertanian sangat pesat  sehingga kualitas produk dan efisiensi menjadi makin tinggi dari waktu ke waktu. Kegiatan pertanian di Kabupaten Karo akan terancam oleh produk pertanian dari luar apabila tidak dapat mengikuti perkembangan  teknologi  dan manajemen pertanian secara  aktif dan terus-menerus; dan
  6. Pemanasan global (global warming) mengalami akselerasi yang tinggi dan telah merubah pola iklim secara siknifikan. Kondisi ini dapat menimbulkan bencana alam berupa kekeringan dan tanah longsor di kabupaten Karo. Kedua kejadian ini memiliki potensi mengakibatkan terjadinya peningkatan keluarga miskin di Kabupaten Karo.

3. Isu-Isu Strategis

Mengidentifikasi isu-isu strategis adalah merupakan jantung dalam proses perencanaan strategis, karena isu strategis adalah merupakan pilihan kebijakan pokok yang mempengaruhi mandat, misi, nilai organisasi, tingkat dan perpaduan output atau jasa, pemakai layanan, biaya, keuangan dan organisasi atau manajemen. Cara pilihan ini dibentuk bisa memiliki pengaruh yang amat kuat pada keputusan yang mengidentifikasi bagaimana organisasi Pemerintah Kabupaten Karo; apa yang dikerjakannya, dan mengapa organisasi mengerjakannya.  Ada dua hasil pokok yang harus dicari dari langkah identifikasi isu-isu strategis ini, yang pertama ialah daftar isu strategis dan yang kedua ialah penyusunan isu-isu strategis dalam urutan proritas, logis atau temporal. 

Isu-isu strategis disusun dalam 4 kelompok isu yakni: (1) keunggulan komperatif (comperative advantage); (2) Mobilisasi (mobilization); (3) investasi/divestasi (investment/divestment); dan (4) bertahan (status quo).  Isu-isu yang masuk kelompok keunggulan komperatif ialah isu yang muncul akibat persilangan antara kekuatan internal dengan peluang eksternal; kemudian isu yang masuk kelompok mobilisasi ialah isu yang muncul akibat persilangan antara kekuatan internal dengan ancaman eksternal; selanjutnya isu yang masuk kelompok investasi/divestasi ialah isu yang muncul akibat persilangan antara kelemahan internal dengan peluang eksternal; dan isu pada kelompok bertahan muncul akibat persilangan antara kelemahan internal dengan ancaman eksternal. 

Berdasarkan pencermatan terhadap hal-hal tersebut diatas maka isu-isu atau langkah-langkah strategis yang akan ditempuh Pemerintah Kabupaten Karo periode Tahun 2006-2010 adalah seperti diuraikan dibawah ini. 

Langkah Strategis Memanfaatkan Keunggulan KomperatifLangkah-langkah strategis yang perlu dilaksanakan dalam hal ini ialah  memanfaatkan keunggulan komperatif yang dimiliki Kabupaten Karo guna meraih peluang yang tersedia.  Kekuatan Kabupaten Karo yang utama ialah potensi daerah yang datar di pegunungan (dataran tinggi) yang tidak dimiliki daerah atau negara lain sehingga bisa dikelola secara maksimal untuk merebut pasar nasional dan mancanegara. Disamping itu Kabupaten Karo memiliki alam yang indah dan udara yang sejuk serta dekat dengan pintu gerbang internasional. Untuk meraih peluang perdagangan bebas AFTA, APEC dan ASEAN) maka langkah strategis yang dinilai perlu dilakukan ialah:

“Pengembangan agribisnis dalam kawasan agropolitan dataran tinggi karo dan pengembangan pariwisata melalui agrowisata dan ekowisata; serta  membangun kerjasama dengan pihak luar.” (Agenda Pertama). 

Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk Agenda Pertama tersebut diatas ialah:

  1. Melaksanakan revitalisasi dan intensifikasi pertanian;
  2. Melaksanakan pelestarian sumberdaya alam, terutama pengelolaan kehutanan;
  3. Meningkatkan daya saing produk pertanian melalui pertanian organik dan program agropolitan dataran tinggi;
  4. Mengembangkan  peternakan, perikanan dan perkebunan; 
  5. Menjalin kerjasama dengan pihak swasta dalam dan luar negeri melalui BUMD dalam pengembangan agribisnis, agropolitan dan pariwisata;
  6. Menjalin kerjasama dengan pihak luar guna meningkatkan kemampuan teknology, pengembangan jaringan informasi dan usaha kerjasama /kemitraan untuk membangun pasar bagi produksi pertanian dan pariwisata kabupaten karo;
  7. Mengembangakan potensi wisata yang berwawasan budaya, iman, agro dan ekowisata serta meningkatkan  kehandalan sarana dan prasarananya sekaligus peningkatan manajemen pengelolaannya; dan
  8. Memberikan kemudahan kepada para Investor untuk berinvestasi di sektor parawisata serta mengadakan promosi wisata.

Langkah Strategis Mobilisasi

Langkah strategis yang perlu dilakukan dalam hal ini ialah bagaimana memobilisasi kekuatan untuk mengatasi ancaman. Ancaman yang potensial dibidang ekonomi ialah persaingan bebas dengan daerah dan atau negara lain, baik dalam hal produk pertanian, teknologi dan manajemen.  Dengan adanya keinginan kuat masyarakat karo untuk meningkatkan ilmu pengetahuan maka langkah strategis yang perlu dilakukan ialah:

“Membangun kemampuan enterpreniurship masyarakat karo sehingga terbentuk ekonomi kerakyatan yang kuat dan tangguh” (Agenda Kedua).

Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk mendukung agenda kedua diatas ialah:

  1. Pembangunan industri  kecil dan menengah yang memiliki daya saing tinggi;
  2. Pembangunan koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah;
  3. Pemberdayaan  Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);
  4. Peningkatan pengelolaan sumberdaya alam dan pengelolaan lingkungan hidup;
  5. Peningkatan pembangunan perdesaan;
  6. Percepatan pembangunan dan penataan ruang wilayah;
  7. Peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial.

Langkah Strategis Investasi/Divestasi

Langkah strategis yang perlu dilakukan dalam hal ini ialah mencari apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan kelemahan untuk meraih peluang. Kelemahan-kelemahan yang menonjol di Kabupaten Karo ialah kualitas , etos dan motivasi  daripada SDM kabupaten karo sedang terpuruk, baik SDM masyarakat maupun aparat pemerintahan.  Untuk meraih peluang-peluang yang tersedia maka diperlukan pembangunan masusia seutuhnya di kabupaten karo. Untuk itu maka langkah strategis yang perlu dilakukan ialah:

“Pembangunan Sumber Daya Manusia”  (Agenda Ketiga;) dan“Pembangunan Infrastruktur” (Agenda Keempat)

Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk mendukung agenda ketiga diatas ialah:

  1. Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Pelayanan Publik, Kualitas Aparatur Pemerintahan  dan Kualitas Masyarakat Karo
  2. Peningkatan kualitas prasarana  dan pemerataan pelayanan pendidikan dan kesehatan masyarakat ;
  3. Pembangunan SDM melalui olah raga dan kesenian serta pengenalan budaya;
  4. Peningkatan ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi;
  5. Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas
  6. Pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat; dan
  7. Menjaga dan meningkatkan kerukunan umat beragama.
  8. Mengurangi tingkat pengangguran melalui penyebarluasan informasi ketenagakerjaan dan kesempatan kerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja
  9. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelayanan publik

Sementara itu, kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan agenda keempat ialah:

  1. Pemeliharaan, rehabilitasi dan pembangunan sarana dan prasarana jalan kolektor dan jalan kecamatan di seluruh Kabupaten Karo;
  2. Pemeliharaan, rehabilitasi dan pembangunan sarana dan prasarana dasar permukiman seperti jalan, air bersih, drainase, perumahan, sanitasi dan pasar;
  3. Pembangunan sarana dan prasarana irigasi;
  4. Pembangunan/pembukaan jaringan  jalan ke sentra-sentra produksi pertanian;
  5. Pembangunan dan pengembangan sistim transportasi lokal;
  6. Pembangunan pusat kawasan agropolitan Merek untuk mendukung peningkatan usaha pertanian kabupaten karo;
  7. Pembangunan bangunan-bangunan penunjang pengembangan/penangkar  bibit tanaman dan pelatihan pertanian;
  8. Pembangunan silo-silo penampungan dan pengeringan hasil produksi jagung; dan
  9. Pembangunan sarana dan prasarana penunjang peternakan di kabupaten karo.

Langkah Strategis Untuk Bertahan (Status Quo)

Langkah strategis  yang perlu dilakukan dalam hal ini ialah bagaimana caranya bertahan agar keadaan tidak menjadi lebih buruk atau kelemahan apa yang perlu diperbaiki agar dapat bertahan dari ancaman dari luar. Ancaman-ancaman dari luar sangat banyak termasuk infiltrasi budaya dan idiologi yang dapat merusak tatanan kekerabatan masyarakat karo dimasa mendatang. Sementara itu dari sisi lain motivasi dan etos kerja masyarakat menurun sehingga terbuka kemungkinan jumlah penduduk miskin bertambah dan rawan sebagai media tumbuhnya pengaruh luar yang tidak menguntungkan.  Untuk itu maka langkah strategis yang perlu dilakukan ialah:

“Peningkatan Kerukunan dan Kesejahteraan Masyarakat “    (Agenda Kelima)

Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk mendukung agenda kelima diatas ialah:

  1. Meningkatkan ketertiban dan ketenteraman masyarakat;
  2. Melestarikan nilai-nilai budaya Karo tanpa menutup diri terhadap budaya luar yang bersifat positif;
  3. Meningkatkan peran serta tokoh agama dan rohaniawan dalam pembangunan  kemasyarakatan;
  4. Meningkatkan kesadaran politik masyarakat berdasarkan nilai-nilai demokasi; dan
  5. Penegakan supremasi hukum.

4. Faktor-Faktor Kunci Beberhasilan (Critical Success Factor)

Faktor-faktor kunci/penentu atau Critical success factors keberhasilan meliputi beberapa hal yang harus dijalankan dengan baik oleh Pemerinah Kabupaten Karo. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor strategis dari seluruh organisasi pemerintah dilingkungan Pemerinah Kabupaten Karo antara lain sebagai berikut :

  1. Tersedianya sarana, prasarana, fasilitas dan tenaga ahli untuk meningkatkan kemampuan SDM karo;
  2. Tersedianya teknology yang tepat guna  sehingga mampu meningkatkan daya saing produk pertanian, pariwisata, dan perindustrian kabupaten karo;
  3. Pengelolaan SDA secara baik dan optimal sehingga SDA tetap lestari dan dapat memberikan manfaat yang optimal kepada masyarakat;;
  4. Terbukanya kesempatan usaha bagi semua lapisan masyarakat karo;
  5. Terciptanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan dengan semangat  RAS KITA PESIKAP KUTANTA;
  6. Nilai-nilai luhur budaya karo dapat dilestarikan sebagai filter terhadap budaya asing yang negatif;
  7. Adanya goodwill  dari Pemerintah Daerah, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Rohaniawan serta masyarakat untuk membangun Kabupate Karo.