Mengapa sistem rotasi tanaman dapat mempertahankan tingkat kesuburan tanah

(0362) 25090 Rotasi tanam Admin distan | 09 November 2018 | 12184 kali


Mengapa sistem rotasi tanaman dapat mempertahankan tingkat kesuburan tanah

Rotasi tanam atau gilir tanam adalah salah satu sistem budidaya tanaman dengan cara menggilir atau menanam lebih dari satu jenis tanaman yang berbeda dalam waktu yang tidak bersamaan. Rotasi tanam tersebut sudah lama dikenal di dunia pertanian, bahkan hingga sekarang pun sering dijadikan rekomendasi untuk beberapa jenis budidaya tanaman.

Rotasi tanaman memiliki banyak keunggulan. Pada beberapa sistem budidaya tanaman organik, rotasi tanaman sangat direkomendasikan. Beberapa keunggulan rotasi tanaman adalah mampu mengurangi intensitas serangan hama atau penyakit, meningkatkan kesuburan tanah, serta mampu membentuk ekosistem mikro yang stabil. Selain itu, di dalam dunia agribisnis pada beberapa jenis komoditas terutama jenis sayuran mampu memenuhi permintaan pasar yang diinginkan.

Fungsi pertama dari rotasi tanaman adalah mampu mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit. Tentu saja, melalui metode ini beberapa jenis hama dan penyakit mampu ditangkal apabila melakukan rotasi tanaman dengan jenis ataupun famili yang berbeda. Setiap famili tanaman umumnya memiliki jenis hama dan penyakit yang hampir sama, misalkan tanaman tomat memiliki jenis hama dan penyakit yang hampir sama dengan cabe dan terung. Melalui rotasi tanaman dengan famili lain, maka siklus hama dan penyakit yang menyerang pada periode sebelumnya akan terputus, misalkan penyakit antraknosa pada cabe tidak akan menyerang tanaman jagung.

Fungsi kedua adalah untuk meningkatkan kesuburan tanah. Beberapa tanaman ada yang memiliki sifat rakus hara dan beberapa tanaman justru mampu memberikan ketersediaan hara tanah. Salah satu jenis tanaman yang rakus hara adalah umbi-umbian, sedangkan jenis tanaman yang memberikan unsur hara adalah polong-polongan. Pada suatu kasus budidaya jenis tanaman sayur, hal ini sangat dianjurkan karena mampu memberikan kestabilan hara pada tanah.

Salah satu contoh rotasi tanaman yang dilakukan pada kelompok tanaman sayuran adalah musim pertama dilakukan tanam umbi, kemudian tanaman polong-polongan, setelah itu menanam tanaman sayuran buah dan sayuran daun. Saat menaman umbi, maka kandungan hara pada tanah akan berkurang banyak, sehingga pada musim tanam selanjutnya harus menanam jenis sayuran polong-polongan untuk mampu meningkatkan kandungan hara terutama unsur N  pada tanah.  Setelah unsur hara terutama kandungan N di dalam tanah sudah terstabilkan oleh sayuran polong-polongan, maka dilakukan penanaman sayuran buah dan sayuran daun. Siklus serapan dan input hara tersebut mewakili juga fungsi ketiga rotasi tanaman yaitu sebagai penstabil ekosistem mikro. Kestabilan hara pada tanah melalui siklus rotasi tanaman tersebut terjadi secara alami.

Fungsi keempat, sebagai pemenuh kebutuhan dan permintaan pasar. Sudah tentu, dengan rotasi tanaman kita dapat memproduksi berbagai varian komoditas dalam 1 petak kawasan tanam. Dalam teknisnya, kita hanya perlu mengetahui permintaan pasar dan menyesuaikannya dengan pola tanam di lahan serta kemudian menjualnya ke pasar secara kontinyu.

Marta Supriawan/BPP Buleleng

Sumber : https://pertaniansehat.com/read/2015/11/13/rotasi-tanaman.html

Mengapa sistem rotasi tanaman dapat mempertahankan tingkat kesuburan tanah

Pola rotasi tanam atau menggilir tanaman dalam satu kali periode tanam memiliki banyak manfaat bagi para petani maupun kesuburan lahan. Meski cara ini sepintas sederhana dan sudah diterapkan sejak dahulu, namun masih efektif hingga saat ini. Bahkan menjadi rekomendasi dalam menghadapi masa paceklik dan mampu mengurangi risiko gagal panen.

Untuk budidaya tanaman organik pola sistem rotasi tanam, sangat dianjurkan. Apa saja keuntungan sistem rotasi tanaman bagi para petani maupun area pertanian tersebut? Berikut beberapa di antaranya yang perlu Anda ketahui.

Dapat mengurangi serangan hama dan penyakit

Manfaat dan keuntungan rotasi tanaman paling besar adalah mampu mengurangi hama dan penyakit secara drastis. Berkembangnya hama dan penyakit dikarenakan adanya pola pertanian yang bersifat monokultur atau menanam satu jenis tanaman dari famili yang sama sepanjang tahunnya. Misalnya saja di sebuah area pertanian hanya ditanami jagung atau padi saja.

Famili tanaman pertanian memiliki unsur hama dan penyakit yang relatif sama. Pada kasus ini dapat dicontohkan ketika Anda menanam tomat, maka hama ketika menanam cabai setelah tomat relatif sama dengan hama tomat tersebut. Dengan adanya pola rotasi tanam dapat memutus mata rantai siklus hama yang menyerang sebelumnya. Jika Anda menanam kacang-kacangan sebelumnya, untuk jenis tanaman berikutnya yang bisa ditanami ialah komoditas dari sayur-sayuran atau komoditas daun-daunan seperti kangkung dan sebagainya.

Meningkatkan kesuburan tanah

Keuntungan rotasi tanaman berikutnya ialah untuk menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah di area pertanian. Komoditas tanaman tertentu memiliki sifat yang rakus terhadap unsur hara, sementara itu ada pula tanaman yang justru dapat memberikan kesuburan unsur hara dalam tanah. Misalnya saja untuk tanaman yang rakus unsur hama ini adalah umbi-umbian sedangkan yang mampu meningkatkan kesuburan adalah kacang-kacangan.

Dengan demikian jika pada siklus tanam pertama Anda menanam umbi-umbian, maka dianjurkan untuk siklus tanam berikutnya menanam kacang-kacangan. Hal ini untuk memulihkan kembali unsur tanah yang habis oleh umbi-umbian. Setelah stabil, maka setelah kacang-kacangan bisa ditanami dengan sayur-sayuran atau buah-buahan. Apabila Anda menerapkan pola siklus tanam seperti ini, manfaat lainnya adalah kestabilan hara dan ekosistem mikro di dalam tanah dapat terjaga dengan baik dan mampu merotasi kesuburan secara alami.

Permintaan pasar dapat stabil

Keuntungan rotasi tanaman selain mampu menjaga kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman pertanian, di sisi lain juga mampu membuat permintaan menjadi stabil. Pola rotasi tanam dapat memproduksi beragam varian komoditas tanaman dalam satu area lahan pertanian. Mengenai teknisnya, Anda dapat melihat apa yang sedang dibutuhkan pasar dan menyesuaikan dengan pola tanam yang ada.

Dengan adanya pola tanam seperti ini membuat kebutuhan pangan di pasar tetap stabil. Semisalnya, jika dalam satu area lahan pertanian hanya fokus untuk menanam komoditas pangan tertentu seperti jagung dan padi, sementara di sisi lain komoditas sayur dan buah juga dibutuhkan. Tentu hal ini akan membuat pemenuhan kebutuhan konsumen menjadi terganggu dan tidak terpenuhi. Berbeda jika Anda menerapkan sistem pola rotasi tanam seperti yang disebutkan di atas.

Itulah beberapa keuntungan rotasi tanaman yang perlu Anda ketahui. Ingat, dalam sistem pola rotasi tanaman juga terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kesuksesannya. Beberapa di antaranya adalah pemilihan bibit unggul, pemupukan dan memperhatikan faktor iklim serta cuaca pada saat melakukan penanaman. Semoga bermanfaat!

Mengapa rotasi tanaman dapat digunakan untuk mempertahankan kesuburan?

Rotasi tanaman diketahui memberikan manfaat bagi tanah. Elemen utama dari rotasi tanaman adalah pengembalian nutrisi nitrogen melalui tanaman legum setelah penanaman tumbuhan serealia dan sejenisnya. Rotasi tanaman mencegah terakumulasinya patogen dan hama yang sering menyerang satu spesies saja.

Mengapa rotasi tanaman penting?

Rotasi tanaman memiliki banyak keunggulan. Pada beberapa sistem budidaya tanaman organik, rotasi tanaman sangat direkomendasikan. Beberapa keunggulan rotasi tanaman adalah mampu mengurangi intensitas serangan hama atau penyakit, meningkatkan kesuburan tanah, serta mampu membentuk ekosistem mikro yang stabil.

Mengapa petani menerapkan sistem rotasi tanaman sebagai metode bercocok tanam?

Tujuan dari rotasi tanaman adalah agar memelihara kandungan unsur hara dalam tanah sehingga membuat tanah tetap terjaga kesuburannya. Rotasi tanaman merupakan suatu metode bercocok tanam dengan cara menanami lahan dengan berbagai jenis tanaman secara bergiliran.

Mengapa pergiliran tanaman dengan tanaman kacang kacangan dapat menyuburkan tanah?

Tidak semua tanaman dapat ditanam guna meningkatkan kesuburan tanah. Hanya tanaman yang berasal dari golongan Leguminose atau berjenis kacangkacangan saja. Hal ini disebabkan karena tanaman legum dapat menangkap nitrogen yang berada di atmosfer lalu mengubahnya menjadi nitrogen di dalam tanah.