Mengapa kita harus rajin menyikat gigi?

  • Disambut Sorak Gembira Anak SD, Menkes Budi Ajak Mereka Rajin Sikat Gigi

    Dipublikasikan Pada : Kamis, 18 Agustus 2022 00:00:00, Dibaca : 611 Kali

    Mengapa kita harus rajin menyikat gigi?

    Kabupaten Bogor, 18 Agustus 2022

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meninjau pemeriksaan gigi dan mulut anak SDN Gunung Geulis 01, Kabupaten Bogor. Kedatangan Menkes Budi disambut gembira oleh anak-anak SD.

    Menkes Budi didampingi istri ibu Ida Gunadi Sadikin tiba di lokasi pukul 09.10 WIB. Sorak-sorai gembira nampak terlihat dari anak-anak SD yang berbaris di halaman sekolah. Sebagian anak meneriakan nama Menkes sebagian lagi hanya teriak sambil mengibas-ngibaskan bendera merah putih berukuran kecil.

    Menkes Budi pun membalasnya dengan sapaan dan lambaian tangan kepada anak-anak SD. Dalam sambutannya Menkes Budi mengingatkan kepada para guru dan orang tua agar anak-anak mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang manis, rajin menyikat gigi, dan rutin memeriksakan gigi setiap 6 bulan.

    ''Kesehatan gigi itu tidak boleh terlalu banyak makan dan minum yang manis-manis, sikat giginya mesti rajin, dan minimal periksa gigi setahun dua kali,'' ujar Menkes Budi.

    Kondisinya saat ini sekitar 88% anak-anak Indonesia memiliki masalah kesehatan gigi. Menkes Budi menjelaskan program pemerintah untuk mengatasi masalah gigi anak-anak tersebut dilakukan dengan mengaktifkan kembali Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

    ''Kita akan mengaktifkan kembali Usaha Kesehatan Sekolah. Nanti Puskesmas-puskesmas dan Posyandu akan kita seringkan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah melalui unit kesehatan sekolah agar bisa melakukan pemeriksaan gigi ke anak-anak,'' ucap Menkes Budi.

    Menkes Budi menilai pemeriksaan gigi dan mulut di sekolah penting dilakukan. Hal ini menjadi salah satu siasat agar anak-anak mau memeriksakan gigi nya.

    Pasalnya, sejumlah masyarakat enggan memeriksakan gigi anaknya karena ada stigma yang berkembang.

    Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) drg. Usman Sumantri, MSc mengatakan beberapa alasan masyarakat tidak mau memeriksakan gigi ke dokter gigi adalah karena biaya mahal, takut suara bor gigi, dan karena kebiasaan keluarga yang tidak pernah membawa anaknya memeriksakan gigi ke dokter gigi.

    Terkait biaya, lanjut drg. Usman, pemerintah sudah menanggungnya dengan BPJS Kesehatan.

    ''Padahal sudah ditanggung BPJS Kesehatan. Adanya pemeriksaan gigi dan mulut di sekolah menjadi salah satu solusi anak mau diperiksa giginya, dan orang tua harus mampu membiasakan pola hidup sehat pada anaknya,'' ungkap drg. Usman.

    Pemeriksaan gigi dan mulut anak sekolah merupakan kegiatan bakti sosial yang diinisiasi oleh PDGI bekerja sama dengan Devya Dental Clinic.

    Bakti sosial ini dilakukan dalam rangka HUT RI ke-77 dengan tema 'Bangkitkan Senyum Anak Negeri'. Kegiatan dilakukan dalam bentuk penyuluhan, pemeriksaan, dan tindakan pengobatan yang dilakukan secara gratis bagi anak-anak sekolah dasar yang kurang mampu.

    Bakti sosial ini bertujuan untuk memberikan edukasi serta membangkitkan kepedulian masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut khususnya untuk anak-anak.

    Tak hanya di Kabupaten Bogor, PDGI bersama Devya Dental Clinic juga melakukan pemeriksaan gigi dan mulut di wilayah lain dengan total sekitar 3.538 anak sekolah dengan melibatkan 334 dokter gigi setempat, antara lain Semarang, Makassar, Kalimantan Tengah, Sinjai, Padang Kota, Payakumbuh, Palu, Medan, dan Manado. Untuk daerah lain masih dalam proses.

    Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id (D2).

  • Puncak HKGN 2022, Indonesia Pecahkan Rekor Gerakan Sikat Gigi Bersama

    Dipublikasikan Pada : Senin, 12 September 2022 00:00:00, Dibaca : 533 Kali

    Mengapa kita harus rajin menyikat gigi?

    Jakarta, 12 September 2022

    Lebih dari 700 ribu anak Indonesia berkumpul di berbagai daerah untuk melakukan gerakan sikat gigi bersama dalam rangka Hari Kesehatan Gigi Nasional (HKGN) tahun 2022 (12/9). Momentum ini sekaligus dimanfaatkan untuk menggugah kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan ini juga menjadi pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sikat gigi anak Indonesia serentak terbanyak.

    Menkes Budi G Sadikin mengatakan kesehatan gigi harus dijaga sejak masa kanak kanak, sehingga di masa tua, kondisinya tetap terjaga dengan baik. Untuk itu selain rajin menyikat gigi secara teratur, Menkes juga meminta masyarakat untuk rutin memeriksakan kondisi giginya ke dokter gigi.

    ''Saya mengamati banyak anak yang takut/malas ke dokter gigi, karena mendengar bunyi dan melihat alat-alatnya terkesan menakutkan. Akibatnya banyak masyarakat kita yang kurang terawat gigi dan mulutnya,'' ujar Menkes Budi dalam sambutannya pada Acara puncak Peringatan Hari Kesehatan Gigi Nasional secara virtual, Senin (12/9).

    Kesehatan gigi dan mulut tidak bisa diabaikan, terutama pada masa tumbuh kembang anak, karena menjadi faktor pendukung utama dalam pemenuhan asupan gizi anak. Gigi dan mulut merupakan tempat masuknya makanan ke dalam tubuh sehingga menentukan jumlah asupan gizi. Gigi yang tidak sehat akan berpengaruh kepada asupan gizi yang masuk dalam tubuh sehingga menyebabkan kondisi kesehatan yang tidak baik.

    Sebagai bagian dari transformasi layanan kesehatan primer, Menkes menilai penguatan sumber daya khususnya dokter gigi sangat diperlukan merata di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Untuk itu pihaknya meminta Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) untuk membantu menyebarkan dokter gigi di seluruh puskesmas yang ada di Indonesia. Sementara mekanisme persebaran, fasilitas alat serta insentif untuk meningkatkan layanan dokter gigi di Indonesia akan diatur oleh Kementerian Kesehatan.

    ''Ternyata masih sedikit sekali dokter gigi bekerja di puskesmas, lebih banyak yang terfokus di kota besar. Akibatnya masih banyak anak anak kita yang belum mendapatkan akses layanan dokter gigi,'' ujar Menkes.

    Di peringatan tahun ke 12, HKGN mengangkat tema Pulih Bersama dengan Senyum Sehat Indonesia. Tema ini selaras dengan semangat Indonesia untuk pulih dan bangkit kembali setelah pandemi. Di Tahun ini PB PDGI bekerja sama dengan Unilever Indonesia mengkampanyekan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan melakukan sikat gigi dua kali sehari serta konsultasi ke dokter gigi enam bulan sekali. Unilever sendiri, hingga Akhir tahun 2022 menyediakan layanan perawatan gigi gratis di 28 Fakultas Kedokteran Gigi dan RSGM yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

    Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id (AP/NI)

Mengapa kita harus rajin menggosok gigi?

Menyikat gigi dua kali sehari dapat membantu mengangkat sisa makanan dan minuman yang menempel di gigi sehingga mencegah pembentukan plak gigi. Plak gigi merupakan lapisan lengket dan bening pada permukaan gigi yang jika tidak dibersihkan dapat mengeras dan menjadi karang gigi.

Mengapa kita harus rajin menggosok gigi brainly?

agar gigi kita tidak berlubang dan tidak terdapat karang gigi yang membuat kita tidak nyaman.

Mengapa kita harus rajin menggosok gigi sebelum tidur?

Terhindar dari Bau Mulut Saat malam hari Anda akan tidur, jika tidak menggosok gigi sebelum tidur, kuman akan berkembang dan menyebabkan mulut mengeluarkan bau tak sedap. Tidak hanya itu, sisa makanan yang ada di mulut bisa membuat menyebabkan gigi berlubang. Maka itu, dianjurkan untuk menyikat gigi sebelum tidur.

Sebutkan apa alasan pentingnya menjaga kesehatan gigi anak?

Pentingnya menjaga kesehata gigi anak sejak dini harus dibiasakan untuk membersihkan rongga mulut, lidah, dan giginya maka kecil kemungkinan si kecil akan mengalami gigi berlubang. Kondisi gigi berlubang disebut juga sebagai karies gigi. Bukan orang dewasa, anak kecil justru lebih rentan mengalami gigi berlubang.