Mengapa kita harus menolong orang lain tanpa membeda-bedakan

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pancasila sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia", mengandung nilai-nilai persatuan yang perlu ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Salah satu bentuk dari pengalaman nilai persatuan yaitu tolong-menolong terhadap sesama. Kata "Sesama" yang dimaksud dalam kalimat tersebut adalah sesama manusia, bukan hanya keluarga, teman atau orang-orang yang dikenal. Namun, sering kali kita merasa enggan menolong orang yang tidak memiliki hubungan dengan kita dan cenderung hanya peduli kepada kelompok atau golongan sendiri.

Mengapa kita harus tolong-menolong terhadap sesama manusia tanpa membeda-bedakan?

Pertama, kita adalah makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sehebat dan semandiri apa pun manusia tersebut. Presiden membutuhkan jajaran kabinet untuk melaksanakan tugas-tugasnya, para pekerja membutuhkan bos yang mau mempekerjakannya, kita membutuhkan keluarga dan teman sebagai pemberi dukungan dan teman bercerita, hingga apa yang kita gunakan sekarang ini seperti smartphone, pakaian dan tempat tidur, kita membutuhkan keahlian orang lain untuk membuatnya.

Kedua, kita tidak tahu kapan dan dimana saja kita akan mengalami kesusahan dan membutuhkan bantuan orang lain. Pada hakikatnya, kebaikan yang kita lakukan akan kembali kepada kita sendiri. Oleh karena itu, kita juga harus membantu orang lain kapan pun, dimana pun dan siapa pun dia dengan semampu kita.

Ketiga, untuk menciptakan persatuan dan kesatuan Indonesia. Kita hidup di negeri yang dibangun di atas rasa persatuan di tengah jutaan perbedaan yang ada. Dengan kita menolong orang lain, maka orang tersebut akan memperoleh imbas kesadaran untuk menolong orang lain juga, kemudian terus meluas kepada orang banyak hingga terciptalah ketentraman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kesadaran untuk tolong-menolong terhadap siapa pun sesuai dengan nilai dalam butir ke-6 sila ketiga yaitu "Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika". Saat kita tergerak untuk membantu saudara kita yang terkena bencana alam, entah itu longsor di Sumedang, Banjir di Kalimantan Selatan, gempa bumi di Majene, banjir dan longsor di Semarang seperti yang terjadi beberapa bulan yang lalu, maka kita telah mendapatkan poin bagus bahwa memang seharusnya rasa peduli tidak perlu didasarkan pada alasan saling mengenal atau satu kelompok, melainkan cukup menyadari bahwa kita semua adalah sama-sama manusia.

Butir ke-6 sila ketiga "Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika" juga relevan dengan ajaran agama dalam QS. Ar-Rum ayat 31-32 yang artinya :

"Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka."

Pada dasarnya, agama Islam, begitu pula agama-agama lain adalah agama yang mendambakan persatuan dan kesatuan umat manusia.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tolong-menolong kepada sesama manusia tanpa membeda-bedakan merupakan hal yang sangat diperlukan dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Adapun cara untuk menumbuhkan kepedulian terhadap sesama adalah dengan menyadari bahwa kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan, dan karena kita hidup di negeri yang sangat kaya akan keanekaragaman ini, maka kita perlu menanamkan nilai-nilai kebhinnekaan dalam kehidupan sehari-hari.


Page 2

Pancasila sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia", mengandung nilai-nilai persatuan yang perlu ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Salah satu bentuk dari pengalaman nilai persatuan yaitu tolong-menolong terhadap sesama. Kata "Sesama" yang dimaksud dalam kalimat tersebut adalah sesama manusia, bukan hanya keluarga, teman atau orang-orang yang dikenal. Namun, sering kali kita merasa enggan menolong orang yang tidak memiliki hubungan dengan kita dan cenderung hanya peduli kepada kelompok atau golongan sendiri.

Mengapa kita harus tolong-menolong terhadap sesama manusia tanpa membeda-bedakan?

Pertama, kita adalah makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sehebat dan semandiri apa pun manusia tersebut. Presiden membutuhkan jajaran kabinet untuk melaksanakan tugas-tugasnya, para pekerja membutuhkan bos yang mau mempekerjakannya, kita membutuhkan keluarga dan teman sebagai pemberi dukungan dan teman bercerita, hingga apa yang kita gunakan sekarang ini seperti smartphone, pakaian dan tempat tidur, kita membutuhkan keahlian orang lain untuk membuatnya.

Kedua, kita tidak tahu kapan dan dimana saja kita akan mengalami kesusahan dan membutuhkan bantuan orang lain. Pada hakikatnya, kebaikan yang kita lakukan akan kembali kepada kita sendiri. Oleh karena itu, kita juga harus membantu orang lain kapan pun, dimana pun dan siapa pun dia dengan semampu kita.

Ketiga, untuk menciptakan persatuan dan kesatuan Indonesia. Kita hidup di negeri yang dibangun di atas rasa persatuan di tengah jutaan perbedaan yang ada. Dengan kita menolong orang lain, maka orang tersebut akan memperoleh imbas kesadaran untuk menolong orang lain juga, kemudian terus meluas kepada orang banyak hingga terciptalah ketentraman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kesadaran untuk tolong-menolong terhadap siapa pun sesuai dengan nilai dalam butir ke-6 sila ketiga yaitu "Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika". Saat kita tergerak untuk membantu saudara kita yang terkena bencana alam, entah itu longsor di Sumedang, Banjir di Kalimantan Selatan, gempa bumi di Majene, banjir dan longsor di Semarang seperti yang terjadi beberapa bulan yang lalu, maka kita telah mendapatkan poin bagus bahwa memang seharusnya rasa peduli tidak perlu didasarkan pada alasan saling mengenal atau satu kelompok, melainkan cukup menyadari bahwa kita semua adalah sama-sama manusia.

Butir ke-6 sila ketiga "Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika" juga relevan dengan ajaran agama dalam QS. Ar-Rum ayat 31-32 yang artinya :

"Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka."

Pada dasarnya, agama Islam, begitu pula agama-agama lain adalah agama yang mendambakan persatuan dan kesatuan umat manusia.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tolong-menolong kepada sesama manusia tanpa membeda-bedakan merupakan hal yang sangat diperlukan dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Adapun cara untuk menumbuhkan kepedulian terhadap sesama adalah dengan menyadari bahwa kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan, dan karena kita hidup di negeri yang sangat kaya akan keanekaragaman ini, maka kita perlu menanamkan nilai-nilai kebhinnekaan dalam kehidupan sehari-hari.


Mengapa kita harus menolong orang lain tanpa membeda-bedakan

Lihat Ilmu Sosbud & Agama Selengkapnya


Page 3

Pancasila sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia", mengandung nilai-nilai persatuan yang perlu ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Salah satu bentuk dari pengalaman nilai persatuan yaitu tolong-menolong terhadap sesama. Kata "Sesama" yang dimaksud dalam kalimat tersebut adalah sesama manusia, bukan hanya keluarga, teman atau orang-orang yang dikenal. Namun, sering kali kita merasa enggan menolong orang yang tidak memiliki hubungan dengan kita dan cenderung hanya peduli kepada kelompok atau golongan sendiri.

Mengapa kita harus tolong-menolong terhadap sesama manusia tanpa membeda-bedakan?

Pertama, kita adalah makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sehebat dan semandiri apa pun manusia tersebut. Presiden membutuhkan jajaran kabinet untuk melaksanakan tugas-tugasnya, para pekerja membutuhkan bos yang mau mempekerjakannya, kita membutuhkan keluarga dan teman sebagai pemberi dukungan dan teman bercerita, hingga apa yang kita gunakan sekarang ini seperti smartphone, pakaian dan tempat tidur, kita membutuhkan keahlian orang lain untuk membuatnya.

Kedua, kita tidak tahu kapan dan dimana saja kita akan mengalami kesusahan dan membutuhkan bantuan orang lain. Pada hakikatnya, kebaikan yang kita lakukan akan kembali kepada kita sendiri. Oleh karena itu, kita juga harus membantu orang lain kapan pun, dimana pun dan siapa pun dia dengan semampu kita.

Ketiga, untuk menciptakan persatuan dan kesatuan Indonesia. Kita hidup di negeri yang dibangun di atas rasa persatuan di tengah jutaan perbedaan yang ada. Dengan kita menolong orang lain, maka orang tersebut akan memperoleh imbas kesadaran untuk menolong orang lain juga, kemudian terus meluas kepada orang banyak hingga terciptalah ketentraman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kesadaran untuk tolong-menolong terhadap siapa pun sesuai dengan nilai dalam butir ke-6 sila ketiga yaitu "Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika". Saat kita tergerak untuk membantu saudara kita yang terkena bencana alam, entah itu longsor di Sumedang, Banjir di Kalimantan Selatan, gempa bumi di Majene, banjir dan longsor di Semarang seperti yang terjadi beberapa bulan yang lalu, maka kita telah mendapatkan poin bagus bahwa memang seharusnya rasa peduli tidak perlu didasarkan pada alasan saling mengenal atau satu kelompok, melainkan cukup menyadari bahwa kita semua adalah sama-sama manusia.

Butir ke-6 sila ketiga "Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika" juga relevan dengan ajaran agama dalam QS. Ar-Rum ayat 31-32 yang artinya :

"Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka."

Pada dasarnya, agama Islam, begitu pula agama-agama lain adalah agama yang mendambakan persatuan dan kesatuan umat manusia.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tolong-menolong kepada sesama manusia tanpa membeda-bedakan merupakan hal yang sangat diperlukan dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Adapun cara untuk menumbuhkan kepedulian terhadap sesama adalah dengan menyadari bahwa kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan, dan karena kita hidup di negeri yang sangat kaya akan keanekaragaman ini, maka kita perlu menanamkan nilai-nilai kebhinnekaan dalam kehidupan sehari-hari.


Mengapa kita harus menolong orang lain tanpa membeda-bedakan

Lihat Ilmu Sosbud & Agama Selengkapnya


Page 4

Pancasila sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia", mengandung nilai-nilai persatuan yang perlu ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Salah satu bentuk dari pengalaman nilai persatuan yaitu tolong-menolong terhadap sesama. Kata "Sesama" yang dimaksud dalam kalimat tersebut adalah sesama manusia, bukan hanya keluarga, teman atau orang-orang yang dikenal. Namun, sering kali kita merasa enggan menolong orang yang tidak memiliki hubungan dengan kita dan cenderung hanya peduli kepada kelompok atau golongan sendiri.

Mengapa kita harus tolong-menolong terhadap sesama manusia tanpa membeda-bedakan?

Pertama, kita adalah makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sehebat dan semandiri apa pun manusia tersebut. Presiden membutuhkan jajaran kabinet untuk melaksanakan tugas-tugasnya, para pekerja membutuhkan bos yang mau mempekerjakannya, kita membutuhkan keluarga dan teman sebagai pemberi dukungan dan teman bercerita, hingga apa yang kita gunakan sekarang ini seperti smartphone, pakaian dan tempat tidur, kita membutuhkan keahlian orang lain untuk membuatnya.

Kedua, kita tidak tahu kapan dan dimana saja kita akan mengalami kesusahan dan membutuhkan bantuan orang lain. Pada hakikatnya, kebaikan yang kita lakukan akan kembali kepada kita sendiri. Oleh karena itu, kita juga harus membantu orang lain kapan pun, dimana pun dan siapa pun dia dengan semampu kita.

Ketiga, untuk menciptakan persatuan dan kesatuan Indonesia. Kita hidup di negeri yang dibangun di atas rasa persatuan di tengah jutaan perbedaan yang ada. Dengan kita menolong orang lain, maka orang tersebut akan memperoleh imbas kesadaran untuk menolong orang lain juga, kemudian terus meluas kepada orang banyak hingga terciptalah ketentraman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kesadaran untuk tolong-menolong terhadap siapa pun sesuai dengan nilai dalam butir ke-6 sila ketiga yaitu "Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika". Saat kita tergerak untuk membantu saudara kita yang terkena bencana alam, entah itu longsor di Sumedang, Banjir di Kalimantan Selatan, gempa bumi di Majene, banjir dan longsor di Semarang seperti yang terjadi beberapa bulan yang lalu, maka kita telah mendapatkan poin bagus bahwa memang seharusnya rasa peduli tidak perlu didasarkan pada alasan saling mengenal atau satu kelompok, melainkan cukup menyadari bahwa kita semua adalah sama-sama manusia.

Butir ke-6 sila ketiga "Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika" juga relevan dengan ajaran agama dalam QS. Ar-Rum ayat 31-32 yang artinya :

"Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka."

Pada dasarnya, agama Islam, begitu pula agama-agama lain adalah agama yang mendambakan persatuan dan kesatuan umat manusia.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tolong-menolong kepada sesama manusia tanpa membeda-bedakan merupakan hal yang sangat diperlukan dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Adapun cara untuk menumbuhkan kepedulian terhadap sesama adalah dengan menyadari bahwa kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan, dan karena kita hidup di negeri yang sangat kaya akan keanekaragaman ini, maka kita perlu menanamkan nilai-nilai kebhinnekaan dalam kehidupan sehari-hari.


Mengapa kita harus menolong orang lain tanpa membeda-bedakan

Lihat Ilmu Sosbud & Agama Selengkapnya