Mengapa kita harus meneladani sifat al alim dalam menjalani kehidupan

قُلِ ٱدْعُوا۟ ٱللَّهَ أَوِ ٱدْعُوا۟ ٱلرَّحْمَٰنَ ۖ أَيًّا مَّا تَدْعُوا۟ فَلَهُ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ ۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَٱبْتَغِ بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا

Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al-asmaaul husna (nama-nama yang terbaik). Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan jangan pula merendahkannya, dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”. (QS. Al-Isra’/17: 110)

            Salah satu sifat Allah SWT yang mulia dan memiliki makna yang luar biasa ialah Ar-Rohmân, tentunya tanpa menyampingkan sifat Allah yang lain. Bahkan di dalam al-Quran, sifat ini diabadikan menjadi salah satu nama surat, yakni surat ke-55 (QS. Ar-Rohmân), selain itu juga tersebut dalam banyak ayat, misalnya sebagaimana dalam lafadz basmalah yang seringkali diucapkan. Dalam ayat tersebut kata Ar-Rohmân diiringi dengan sifat Allah yang lain, yakni Ar-Rohîm.

            Secara bahasa, kata Ar-Rohmân dan Ar-Rohîm berasal dari asal kata atau akar kata yang sama, yakni: رَحِمَ – يَرْحَمُ. Ketika melihat terjemahan dalam bahasa Indonesia yang standar, biasanya diterjemahkan dengan Maha Pengasih-Maha Penyayang. Dua kata yang seakan akan hampir sama maknanya dalam bahasa Indonesia.

            Akan tetapi, jika menelisik lebih jauh kata tersebut, misalnya dengan melihat kitab-kitab tafsir yang dikarang oleh para ulama, maka akan didapatkan makna yang luar biasa mengenai makna dua kata tersebut. Sebagai contoh, dalam kitab tafsir Ibnu Kasir, menyebutkan bahwa kata Ar-Rohmân memiliki makna yaitu: kepengasihan Allah atau rasa kasih dan sayang Allah yang diberikan kepada seluruh makhuk-Nya. Bukan hanya kepada hamba-Nya semata, namun juga kepada makhluk Allah yang lain, yang ada di dunia ini baik yang beriman maupun yang tidak, baik itu manusia maupun selainnya.

            Sedangkan, kata Ar-Rohîm, diartikan dengan sifat pengasih Allah dan sifat penyayang -Nya yang akan diberikan kelak di akhirat, dan khusus diberikan untuk orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Demikianlah letak perbedaan di antara keduanya. Sifat Ar-Rohmân yang dimiliki Allah menunjukkan bahwa kasih sayang-Nya diberikan kepada siapapun tanpa ada pengecualian. Lantas pertanyaanya ialah, setelah mengetahui makna Ar-Rohmân tersebut, apa yang perlu dilakukan sebagai hamba Allah?

            Dalam diskursus ilmu kalam modern, orang yang dikatakan bertauhid tidak cukup mengesakan Allah saja. Akan tetapi, juga mampu mengaplikasikan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari. Maka setelah mengetahui makna Ar-Rohmân, kewajiban seorang yang mengaku muslim ialah berupaya mengaplikasikan sifat kasih sayang tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

            Dalam lintasan sejarah umat Islam, pernah tercatat dan menjadi contoh yang dapat dijadikan teladan dalam mengaplikasikan sifat Allah ini. Rasulullah SAW adalah sosok panutan yang banyak mengplikasikan sifat ini, salah satu kisahnya yang masyhur ialah ketika ada seorang Yahudi yang rajin melemparkan kotoran kepada Rasulullah dari atas rumahnya setiap kali Rasulullah melewati jalan tersebut. Sampai suatu ketika Rasulullah tidak menjumpai orang yang selalu melemparkan kotoran kepada dirinya.

            Setelah mencari tahu kabar tentang orang tersebut, diketahuilah bahwa ia sedang sakit. Maka bergegaslah Rasulullah menjenguknya tanpa sedikitpun membawa rasa dendam, bahkan diceritakan pula Rasulullah datang membawakan buah tangan. Orang Yahudi yang selalu mendzolimi Rasulullah tadi terkaget dan mengira bahwa Rasulullah datang akan membalas dendam, namun justru Rasul datang untuk menjenguknya dan memberikan buah tangan bahkan membantu memenuhi kebutuhannya. Kemudian orang tersebut meminta maaf dan akhirnya bersedia memeluk agama Islam.

            Kisah di atas merupakan wujud pengamalan dari satu sifat Allah, tentunya masih banyak sifat Allah yang lain. Maka tidak heran Rasul pernah bersabda:

…صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَأَعْطِ مَنْ حَرَمَكَ وَاعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَكَ

“sambunglah orang yang memutuskan tali silaturahmi denganmu, berilah orang yang tidak mau memberi kepadamu, dan maafkanlah orang yang medzhalimimu.” Ramadhan mengajarkan agar setiap muslim mampu mengasah kepekaan diri, agar dapat mngaplikasikan sifat-sifat ketuhanan Allah dalam kehidupan sehari-hari.

secara umum alasan kita harus meneladani Rasul-Rasul ALLAH adalah karena dalam diri para Rasul terdapat suri tauladan yang baik baik akhlak maupun perbuatannya, contoh terbaik dalam menjalani kehidupan, dan setiap kisah hidup para Rasul mengandung pelajaran yang berharga mengenai keimanan kepada ALLAH dan cinta akhirat.

PEMBAHASAN

Adik-adik, kakak pernah membahas perkara ini sebelumnya, mari kita bahas lagi ya. Nabi dan Rasul adalah utusan ALLAH di bumi yang bertugas menyampaikan ketauhidan ALLAH, dan memberi penerangan bagi umat manusia menuju jalan cahaya. Perbedaan anatara Nabi dan rasul adalah Nabi tidak wajib menyampaikan risalah kenabiannya, namun seorang rasul wajib menyampaikan apa yang telah ia terima kepada Kaumnya. Diriwayatkan dari sayiddina Abu Dzar bahwa jumlah nabi adalah 124.000 orang, dan jumlah sahabat 313 orang. Dan perlu adik-adik ketahui bahwa tidak satupun kaum di muka bumi ini yang tidak diturunkan Nabi kepada mereka untuk menyampaikan tauhid.

ada 25 nabi dan Rasul yang terdapat dalam AL quran dan wajib kita ketahui yaitu  Nabi Adam, Idris, Nuh, Hud, Sholeh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Ayyub, Syuaib, Harun, Musa, Ilyasa’, Dzulkifli, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa dan Rasulullah Muhammad SAW.

secara umum alasan kita harus meneladani Rasul-Rasul ALLAH adalah karena dalam diri para Rasul terdapat suri tauladan yang baik baik akhlak maupun perbuatannya, contoh terbaik dalam menjalani kehidupan, dan setiap kisah hidup para Rasul mengandung pelajaran yang berharga mengenai keimanan kepada ALLAH dan cinta akhirat.

Baca juga:  What do you think of indonesia movies today.?

Cara  meneladani  sifat para Rasul adalah :

1. menjadikan kisah para rasul sebagai ibrah atau pelajaran bagi kita

2. menguatkan iman kita

3. menjadikan teladan sifat-sifat yang dimiliki para Rasul

4. sebagai penguat dalam menegakkan agama dan mendakwahkan agama kepada manusia

5. memunculkan kecintaan kepada para Rasul atas pengorbanan mereka untuk agama

6. mendorong untuk selalu berbuat kebajikan

7. memunculkan kesadaran bahwa pertolongan ALLAH ada didalam amal

8. menyadarkan diri bahwa kita ini hanya manusia biasa, makhluk ciptaan ALLAH

9. meyakini kekuasaan ALLAH benar adanya lewat mukjizat para rasul

10. menumbuhkan rasa takut dari apa yang dialami orang yang tidak mau mengikuti Rasul ALLAH

PELAJARI LEBIH LANJUT

Demikian jawaban kakak, semoga dapat membantu, nah adik-adik untuk soal-soaL perkara agama lain, adik-adik bisa cek link dibawah ini yaa. Insha ALLAh jawaban-jawabannya khair karena sudah terverifikasi oleh team brainly . cekidot !

Apa pengaruh iman kepada sifat Al-alim dalam kehidupan sehari-hari? brainly.co.id/tugas/17275469

Buatlah tanya jawab tentang mad thabi’i brainly.co.id/tugas/17275677

Point apa hubungan antara iman , islam dan ikhsan brainly.co.id/tugas/17275770

…………………………………………………………………………………………………………………………..

DETAIL JAWABAN

Kelas : V

Pelajaran : Agama

Kategori : Bab 1 – Rasul – rasul ALLAH

Kata Kunci : cara meneladani sifat para rasul

Kode : 5.14.7

#AyoBelajar #AyoMembaca #AyoPintar #DuniaPendidikan #TanyaJawab


Semoga artikel diatas sanggup menjadi manfaat untuk teman-teman. Terima kasih telah berkunjung.

Apabila anda mencari informasi lain yang dibutuhkan tentang dunia Pendidikan, silakan dapatkan informasi terbarunya melalui Google News kami.

Mengapa kita harus meneladani sifat alim dalam menjalani kehidupan?

2. Sebab dengan meneladani sifat al-'Alim dalam kehidupan sehari-hari akan tumbuh sifat takwa kepada Allah Swt. yaitu takut untuk berbuat dosa, merasa selalu diketahui oleh Allah Swt, dan sifat rendah hati.

Mengapa kita harus meneladani sifat al khabir dalam menjalani kehidupan kehidupan?

Jawaban: karna ketika kita meneladani sifat al khabir kita akan lebih teliti dalam melakukan kegiatan,baik di sekolah maupun di tempat lainnya. terhadap semua ciptaan-Nya. Allah Swt.

Apa yang harus kita lakukan untuk meneladani Asmaul Husna al Alim?

cara meneladani sifat al Alim dalam kehidupan sehari-hari adalah :.
Tidak bermalas-malasan dalam menuntut ilmu..
Bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu agama maupun ilmu dunia..
Sampaikan hak ilmu, yaitu diamalkan dan disampaikan..
Berlomba-lomba dalam kebaikan..
Tidak bersikap sombong, sok tau dan tinggi hati..