Show Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak, fungsinya untuk mengendalikan pertumbuhan, proses reproduksi, dan metabolisme tubuh melalui pelepasan hormon. Kelenjar hipofisis disebut juga 'the master gland' karena fungsinya tersebut. Walaupun penemuan informasi mengenai kelenjar hipofisis dan tiroid mensekresi hormon telah didapat cukup lama, tetapi fungsi sebenarnya dari hormon-hormon tersebut baru diketahui pada awal abad ke-20. Adalah Harvey Williams Chusing (1869-1939), seorang dokter ahli bedah Amerika Serikat, yang mulai memfokuskan dirinya untuk mempelajari kelenjar hipofisis. Harvey Williams Chusing melakukan banyak penelitian untuk membuktikan hipotesisnya, salah satunya dengan menggunakan anjing sebagai objek penelitiannya. Setelah dirasa cukup memperoleh banyak data, Chusing mulai melakukan penelitian kepada 50 pasien yang kelenjar hipofisisnya mengekskresi terlalu banyak, atau terlalu sedikit growth hormone. Chusing mempelajari kadar hormon pada setiap pasiennya, lalu ia mulai mengevaluasi jumlah hormon dan efeknya terhadap pasien. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa setiap hormon saling berhubungan dan bekerja sama di dalam tubuh untuk mengatur fungsi tubuh yang berkaitan dengan hormon. Chusing lalu menulis sebuah buku berjudul The Piutitary Body and Its Disorders yang diterbitkan pada 1912. Buku ini menjadi penanda dimulainya penelitian sistematis mengenai hormon yang menjadi dasar ilmu endokrinologi, yaitu ilmu yang mempelajari hormon endokrin dan kelenjar yang menghasilkannya. Di dalam bukunya, Chusing juga menjelaskan kelainan-kelainan yang terjadi pada hormon. Salah satu kelainan yang dijelaskannya, sekarang dikenal dengan nama 'Sindrom Chusing'. Gejala klinis sindrom tersebut adalah penggumpalan lemak pada wajah, leher, dan perut, kelemahan otot, serta maskulinisasi pada wanita. Sindrom itu disebabkan oleh aktivitas kelenjar adrenal yang berlebihan di dalam tubuh. Setelah beberapa dekade penemuan Chusing, ahli biokimia Polandia-Amerika, Andrew V. Schally, mencoba mengembangkan informasi mengenai kelenjar hipofisis. Hasilnya menunjukkan bahwa hipotalamus (bagian dari otak di atas hipofisis) mengendalikan hipofisis melalui hormon. Pada 1969, Schally dan ahli fisiologi Prancis-Amerika, Roger Guillemin, menemukan hormon hipotalamaus, yang dikenal dengan 'thyrotropin releasing hormone' (THR). Schally menemukan dan melakukan sintesis hormon hipotalamus lain, dan menunjukkan cara kerja hormon-hormon tersebut mengendalikan fungsi hipofisis. Sumber: DeJauregui, Ruth. 2008. 100 Kejadian Penting Medis yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tangerang: Karisma
Pengertian Hormon – Sistem Hormon ataupun Sistem Endpokrin atau biasas disebut Kelenjar Buntu, adalah sistem untuk mengirim pesan keseluruh tubuh manusia, namun pesan tidak dapat dihantarkan melewati saraf. Sistem hormon akan tersusun dari jaringan kelenjar-kelenjar di seluruh tubuh. Hormon merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar tersebut tak akan mempunyai saluran sendiri untuk dapat mengirimkan hormon yang diproduksinya, oleh karena itu kelenjar hormon sering disebut pula kelenjar buntu. Hormon sangat diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit dan dapat bergerak langsung dari kelenjar ke seluruh aliran darah. Jaringan khusus yang dapat dipengaruhi oleh hormon ialah jaringan target. Jaringan sasaran suatu hormon biasanya terletak jauh dari kelenjar yang menghasilkannya. Hipofisis (Pituitary)Pengertian Hormon – Kelenjar hipofisis atau pituitari memiliki bobot sekitar 0,5 gram dan berukuran sekitar 10 X 13 X 6 mm. Walaupun amat kecil dan sangat ringan, hipofisis berperan sangat penting dalam mengatur kerja hormon-hormon yang lain nya. Karena itu mengatur kerja hormon-hormon lain inilah, maka hipofisis disebut sebagai master gland atau disebut kelenjar induk. Terdapat beberapa macam hormon yang dapat dihasilkan oleh kelenjar hipofisis, antara lain :
Kelenjar gondok (kelenjar tiroid)Hormon yang dihasilkan adalah tiroksin dan dapat berfungsi mengatur pertumbuhan dan metabolisme serta letak kelenjar di sekitar jakun. Bila hormon tersebut yang dihasilkannya terlalu banyak, maka manusia akan mengalami peningkatan metabolisme yang sering ditandai dengan badan kurus, mata melotot dan juga disertai gemetar pada tangan yang disebut tremor. Bila pada masa anak-anak, kelenjar tersebut tidak cukup menghasilkan hormon yang diproduksi didalam tubuh, maka akan terjadi kekerdilan. Kekurangan hormon tiroid dapat disebabkan oleh air minum yang kurang mengandung yodium. Kelenjar anak gondok (kelenjar paratiroid)Kelenjar yang satu ini terletak di dekat kelenjar gondok. Hormon yang dihasilkan adalah parathormon dengan fungsi yang dapat mempertahankan kadar kalsium dan fosfor dalam darah. Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal)Kelenjar anak ginjal terletak menempel pada bagian atas ginjal. Bagian kulit dapat menghasilkan kortison yang dapat berfungsi mengatur metabolisme dan mengatur keseimbangan air dan garam. Sedang bagian sumsum (medulla)dapat menghasilan adrenalin (epinefrin) yang dapat berfungsi mempengaruhi denyut jantung, mengatur otot-otot kandung kencing dan juga mengatur kadar gula darah dengan cara mengubah glikogen menjadi glukosa. Kelenjar PankreasPengertian Hormon – Kelenjar pankreas terletak dibagian pulau-pulau Langerhans yang dapat menghasilkan hormon insulin. Fungsi hormon ini dapat mengatur kadar gula darah dengan cara mengubah glukosa menjadi glikogen. Kelenjar pankreas dapat menghasilkan hormon insulin dan juga glukagon. Kerja ke dua macam hormon tersebut sangat berlawanan. Insulin dapat bertugas mengatur kadar gula darah dan dengan cara menyimpannya sebagai glikogen yang disimpan di otot, sedangkan glukagon dapat bertugas mengatur pengubahan glikogen menjadi glukosa. Kekurangan hormon insulin bisa menyebabkan penyakit kencing manis atau pun diabetes mellitus. Kelenjar kelamin
Kelainan HormonAda beberapa kelainan yang sering terjadi di hormon, yaitu :
Demikianlah artikel diatas dari ruangbimbel.co.id. semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Terima Kasih |