Mengapa kehadiran Roh Kudus digambarkan seperti lidah api

Mengapa kehadiran Roh Kudus digambarkan seperti lidah api

Bacaan Alkitab: Kisah 2:1-13

Bagi bangsa Israel, Pentakosta (Yun. Pentakoste [ Hemera]: Hari Pentakosta) yang dalam bahasa Ibrani dikenal dengan istilah Shavuot sudah dirayakan jauh sebelum peristiwa pencurahan Roh Kudus. Hari Shavuot merupakah hari raya terbesar kedua dalam tarikh Yahudi, yang merupakan perayaan penuaian setelah panen gandum ketika hulu hasil dipersembahkan kepada Allah. Pesta ini dirayakan tujuh minggu setelah Paskah yakni hari yang ke lima puluh yang dalam bahasa Yunani disebut "Pentakosta" yang berati: kelimapuluh. 

Pada hari raya Shavuot/Pentakosta adalah kewajiban bagi setiap laki-laki Yahudi di segala tempat untuk berkumpul pada hari itu di Yerusalem untuk beribadah di bait Allah. Dan momen inilah yang dipakai Allah untuk mencurahkan Roh Kudus bagi orang percaya seperti yang dijanjikan Yesus dalam Yohanes 16:7. Mengapa Allah memakai momen Pentakosta Yahudi ini yang memang juga berbarengan dengan 50 hari setelah kebangkitan Kristus? Tidak lain untuk memberitakan keselamatan-Nya ke seluruh dunia. Itulah sebabnya bagi Gereja, Pentakosta memiliki makna baru yakni Pencurahan Roh Kudus bagi setiap orang percaya yang merupakan awal penuaian jiwa-jiwa. 

Untuk apa Roh Kudus dicurahkan?

Untuk Memenuhi Janji Allah kepada semua Orang Percaya 

Dalam Yohanes 16:5-7 Yesus berkata: “Jika Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” Dan janji ini digenapi disaat Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka. Dan Roh Kudus yang dijanjikan itu diberikan kepada semua orang percaya. “Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.” (ay. 1) Dan orang-orang inilah tanpa terkecuali yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Perhatikan kata "semua orang percaya" Ini menunjuk kepada semua kelompok orang percaya, mulai dari kesebelas murid (kelompok yang dibimbing langsung oleh Tuhan Yesus) minus Yudas Iskariot, sampai kepada kelompok orang banyak yang tidak dibimbing langsung oleh Tuhan Yesus, semuanya hadir di tempat itu. Dan tidak satupun dari mereka yang hadir itu tidak mendapatkan Roh Kudus: “Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;lidah-lidah api itu hinggap pada mereka masing-masing” (ay. 2-3). 

Saat Yesus menjanjikan Roh Kudus, Dia tidak membubuhkan syarat-syarat tertentu. Dia tidak mengatakan bahwa Roh Kudus atau Penghibur itu akan dikirimkan kepada sebagian orang percaya saja. Dia juga tidak mengatakan bahwa Roh Kudus akan dicurahkan kepada gereja tertentu saja. Dan Roh Kudus yang dijanjikan itu tidak dicurahkan dengan melihat derajat kerohanian seseorang. Jadi, Roh Kudus diberikan kepada semua orang percaya untuk memenuhi janji-Nya kepada mereka. 

Kalau setiap orang percaya diberikan Roh Kudus, maka setiap orang percaya seharusnya selalu dipenuhi oleh Roh Kudus. Dipenuhi Roh Kudus berarti: sepenuhnya berada dalam kendali Roh Kudus. Ia takluk dan tunduk pada kehendak Roh Kudus, bukan pada kehendaknya sendiri. Dengan demikian hidup seseorang akan dipenuhi oleh Roh Kudus apabila orang itu dengan kesadaran penuh memberikan otoritas kepada Roh Kudus untuk menuntun hidupnya. Hal itu akann nyata tidak saja yang ada kaitannya dengan ibadah di gereja, tetapi dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. 

Kecenderungan orang pada akhir-akhir ini berpikir bahwa orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus adalah orang yang bisa ‘berkata-kata dalam bahasa roh’. Kelompok ini meyakini bahwa tanda itu harus dimiliki setiap orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus. Pendapat itu mengacu kepada Kisah 2:4 yang berkata, “Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” Ketika murid-murid itu dipenuhi oleh Roh Kudus, mereka diberikan kemampuan untuk berkata-kata dengan bahasa yang sebenarnya mereka tidak mengerti tetapi orang-orang yang berkumpul di dekat mereka memahaminya. Mengapa “berkata-kata dalam bahasa roh” disini dipakai sebagai tanda bahwa mereka penuh Roh Kudus, bukan yang lain? Bukankah ada banyak karunia Roh Kudus sebagai tanda bahwa seseorang telah dipenuhi oleh Roh Kudus? Hal itu terjadi karena memang itulah yang dibutuhkan pada saat itu. Ingat, ada banyak orang dari berbagai bahasa berkumpul di Yerusalem dan lewat mendegar orang-orang yang berbahasa roh itu – tentu yang mereka mengerti – berita tentang keselamatan yang dari Allah diperdengarkan. 

Karena setiap karunia dianugerahkan kepada orang percaya dengan satu tujuan, yakni untuk memberitakan firman Allah. Hal itulah yang terjadi dalam peristiwa Pentakosta ini. Para murid sanggup berkata-kata dengan bahasa lain karena maksud Allah yang jelas: untuk memberitakan rencana-Nya bagi semua orang yang berkumpul pada waktu itu yaitu orang-orang yang berasal dari berbagai suku bangsa agar mereka diselamatkan. Itulah sebabnya tidak kebetulan hari Pentakosta dipilih Allah untuk memenuhi janji-Nya memberikan Roh Kudus kepada murid-murid-Nya agar para murid itu dipakai untuk menjangkau dunia bagi Kristus. 

Untuk Memperlengkapi semua orang percaya untuk melayani 

Roh Kudus yang dinanti-nantikan itu telah dicurahkan! Tujuannya tiada lain untuk memperlengkapi setiap orang percaya untuk masuk kedalam misi Allah bagi dunia ini. Mereka diperlengkapi dengan kuasa untuk menjadi saksi-Nya. Dalam Kisah 1:8 berkata: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.". Itulah sebabnya Yesus menyuruh para pengikut-Nya untuk tidak beranjak kemana-mana dahulu tetapi diam untuk menunggu sampai Roh Kudus itu datang. Karena tanpa Roh Kudus pemberitaan mereka tidak akan punya kuasa. Dan ternyata saat Roh Kudus itu datang, para murid yang telah diperlengkapi dengan “kuasa dari tempat tinggi” itu segera bersaksi tentang Kristus kepada orang-orang yang hadir yang berasal dari berbagai suku bangsa (ayat 4-5). 

Dalam bahasa Alkitab kata Roh dapat berarti angin. Hal itu terlihat dalam Kisah 2:3 yang berkata, “Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;” Sebagaimana angin, Roh Kudus pun tidak terlihat namun Ia ada dan kehadiran-Nya dapat dirasakan. Keberadaan-Nya misterius, bebas melalukan apa saja, kapan pun Ia mau dan terhadap siapa saja yang dikehendaki-Nya. Ia-lah penuntun hidup kita. Dan seperti angin pula, Roh Kudus memiliki kekuatan yang amat besar. Kekuatan-Nya yang dahsyat itulah yang diberikan kepada setiap orang percaya dalam melakukan kehendak Allah. 

Roh Kudus juga digambarkan seperti nyala api. Hal itu terlihat dalam Kisah 2:3 yang berkata, “... dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.” Api yang membakar, menghanguskan serta membersihkan hidup kita dari hal-hal yang tidak diperkenan Allah. Ia yang mengatur hidup kita dan memperlengkapi kita supaya lebih indah dalam berbuat sesuatu bagi kemuliaan nama Allah. Jadi, Roh Kudus diberikan kepada setiap orang percaya agar memampukan mereka untuk memberitakan Kabar Baik yaitu kabar keselamatan dengan kuasa yang datang daripada-Nya. 

Untuk menolong setiap orang percaya agar memberitakan perbuatan-perbuatan besar Allah 

Roh Kudus dicurahkan bukan untuk digunakan sebagai ‘asesoris’ atau pemanis orang percaya belaka di dalam ibadah di gereja. Allah mempunyai tujuan dalam keinginan-Nya agar kita dipenuhi dengan Roh, yakni untuk memproklamirkan firman Allah - memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar. Dalam Kisah 2:11 berkata, “... baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." Suatu pertanyaan penting yang dihadapkan kepada semua orang percaya adalah, ‘apakah alasan dalam menginginkan karunia Roh Kudus?’ Apakah untuk pemuasan emosi, kepuasan diri, kemuliaan diri, atau supaya Kristus dipermuliakan? Kita memerlukan pemenuhan Roh Kudus supaya kita dapat memuliakan Kristus melalui suatu kehidupan yang kudus – yang mengerti tujuan dan rencana Allah dalam hidupnya - serta melakukan pekerjaan untuk melayani Dia. Kita adalah ‘ujung tombak’ dari tim kerja Allah, yang harus menjalankan fungsi dan peran kita sebagai saksi-saksi Kristus dalam memberitakan perbuatan-perbuatan besar Allah dalam hidup kita di manapun kita berada dan apapun panggilan hidup kita. 

Roh Kudus dikaruniakan untuk melenggkapi setiap orang percaya dalam menjangkau dunia bagi Kristus. Peristiwa ini merupakan suatu jalan yang ditempuh Allah untuk mewujudkan kehadiran-Nya dalam menyertai dan memampukan para murid dalam memberitakan keselamatan ke seluruh penjuru dunia. Hari Pentakosata menjadi hari pencurahan Roh Kudus yang akan menjadikan gereja alat penjangkaun dunia bagi Kristus. Jadi, setiap orang percaya yang telah menerima Roh Kudus harus sadar bahwa tujuan dari pencurahan Roh Kudus itu adalah supaya memberitakan perbuatan-perbuatan besar Allah bagi mereka yang berlum mengalaminya agar mereka juga termasuk orang-orang yang diselamatkan. 

Oleh karena itu, setiap orang percaya telah dicurahkan Roh Kudus dalam kehidupannya sebagai pemenuhan janji Allah. Namun setiap orang percaya tidak hanya sekedar menerima janji itu, tetapi juga harus dipenuhi dengan Roh Kudus yaitu memberi kendali hidup kepada Roh Kudus. Dan hidup yang dipimpinan oleh Roh Kudus adalah hidup yang diperlengkapi untuk memberitakan Kabar Baik apapun manifestasinya. Semuanya itu bukan untuk tujuan bagi diri sendiri tetapi bagi pemberitaan Injil kepada semua orang agar perbuatan-perbuatan besar Allah diketahui oleh semua orang yang pada akhirnya mereka percaya kepada Yesus Kristus Juruselamat dunia.