Mengapa hati disebut sebagai alat ekskresi sekaligus alat sekresi

Kebaya Goes To UNESCO, Segera Menyusul Batik?

Oleh Husnul Abdi pada 28 Jan 2021, 18:35 WIB

Diperbarui 28 Jan 2021, 18:35 WIB

Mengapa hati disebut sebagai alat ekskresi sekaligus alat sekresi

Perbesar

Fungsi Hati sebagai Alat Ekskresi adalah. Sumber : Freepik

Liputan6.com, Jakarta Fungsi hati sebagai alat ekskresi adalah merombak sel-sel darah merah hingga dalam tubuh manusia. Sebagai salah satu organ terbesar yang ada di dalam tubuh manusia, hati juga memiliki berbagai manfaat kesehatan lainnya bagi tubuh.

Hati berada di dalam rongga perut manusia di sebelah kanan dan berada di bawah diafragma. Jika dilihat dari luar, tampak perbedaan dari lobus kanan yang lebih besar dan lobus kiri yang lebih kecil. Kedua lobus ini dipisahkan oleh pita jaringan ikat yang melekatkan hati pada rongga perut.

Fungsi hati sebagai alat ekskresi sangat penting untuk tubuh. Fungsi hati memiliki kedudukan yang sangat vital. Tanpa hati makhluk hidup khususnya manusia tidak akan dapat untuk hidup maupun bertahan hidup karena hati ini juga dapat mengatur sirkulasi tubuh.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (28/1/2021) tentang fungsi hati sebagai alat ekskresi adalah.

Mengapa hati disebut sebagai alat ekskresi sekaligus alat sekresi

Perbesar

(sumber: pixabay)

Proses pembuangan zat-zat sisa dalam tubuh dikenal sebagai sistem ekskresi yang melibatkan organ-organ tubuh seperti ginjal, paru-paru, hati, dan kulit. Pembuangan sampah dari dalam tubuh ditunjukkan pada berbagai proses, seperti pengeluaran keringat, urin, gas CO2 dan H2O, serta pengeluaran urea dan cairan empedu.

Proses tersebut berfungsi untuk mengeluarkan zat-zat sisa dalam tubuh agar tidak meracuni organ lainnya, dan menyebabkan kematian. Fungsi hati sebagai alat ekskresi adalah menjadi penawar racun dalam tubuh, menghasilkan cairan empedu, membantu ginjal memproduksi urine, membetuk sel darah merah, dan lain-lain.

Menghasilkan Cairan Empedu

Fungsi hati sebagai alat ekskresi adalah membantu empedu dalam menghasilkan cairan empedu. Cairan empedu ini dihasilkan dari sel darah merah pada tubuh manusia dan sudah diolah di dalam hati. Cairan empedu pada tubuh manusia juga memiliki fungsi tersendiri yaitu untuk menggemulsikan lemak yang berada di makanan.

Penawar Racun Dalam Tubuh

Fungsi hati sebagai alat ekskresi adalah salah satunya sebagai penawar dari racun dalam tubuh seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Makanan dan minuman yang setiap hari kamu konsumsi memiliki potensi adanya racun yang nantinya akan membahayakan kesehatan tubuh.

Fungsi hati sebagai alat ekskresi adalah menawar racun dari makanan dan minuman yang kamu makan tersebut. Dalam hal ini, hati tidak menghilangkan racun di dalam tubuh secara menyeluruh, namun dapat meminimalisir racun yang masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu, walaupunFungsi Hati sebagai Alat Ekskresi adalah fungsi hati adalah menawar racun salah satunya, kamu tetap harus menjaga asupan makanan.

Mengapa hati disebut sebagai alat ekskresi sekaligus alat sekresi

Perbesar

Ilustrasi liver | Freepik

Membantu Ginjal Memproduksi Urin

Berikutnya, fungsi hati sebagai alat ekskresi adalah salah satunya untuk membantu ginjal memproduksi urin. Hal ini karena sel-sel hati mengubah asam amino dalam makanan sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan energi, atau membentuk karbohidrat atau lemak. Proses ini menghasilkan ammonia.

Selanjutnya sel-sel hati mengubah ammonia menjadi zat yang jauh tidak berbahaya yang disebut urea, yang dilepaskan ke dalam darah. Urea kemudian diangkut ke ginjal dan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urin. Fungsi hati adalah suatu hal yang sangat penting bagi tubuh manusia.

Pembentukan Sel Darah Merah

Fungsi hati sebagai alat ekskresi adalah untuk memproduksi sel darah merah. Sel darah merah ini dalam hitungan bulan akan hancur sehingga dibutuhkan hati untuk membentuk sel darah merah yang baru. Selain itu, hati juga memiliki fungsi untuk embersihkan darah dari senyawa berbahaya, seperti racun, obat-obatan, dan alkohol.

Menghasilkan Energi

Fungsi hati manusia adalah memainkan peran utama dalam semua proses pencernaan dan penyerapan zat gizi dalam tubuh. Jadi selain membuang racun dan membantu peran ginjal, salah satu fungsi hati adalah untuk menghasilkan energi dengan memecah lemak.

Jika tubuh kekurangan kadar gula, maka lemak akan diambil untuk dijadikan energi. Jadi hati memiliki peran utama dalam mempersiapkan lemak untuk menjadi bahan energi pengganti gula.

Dalam proses pencernaan lemak, sel-sel hati memecah lemak dan menghasilkan energi. Sel-sel ini juga melepaskan sekitar 800 sampai 1.000 mililiter empedu per harinya.

Cairan berwarna kuning, kecoklatan atau hijau zaitun ini dikumpulkan dalam kapiler-kapiler kecil dan kemudian diteruskan ke saluran empedu utama, yang mengangkut empedu ke bagian usus kecil yang disebut duodenum. Empedu sangatlah diperlukan untuk pemecahan dan penyerapan lemak.

Sistem Antibodi

Selain menahan racun, fungsi hati adalah sebagai pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit yang mungkin akan menyerang tubuh. Untuk itu dibutuhkan mekanisme pertahanan yang biasa disebut dengan sel kupffer atau system makrofag.

Mekanisme ini digunakan untuk melawan bakteri atau virus yang dapat bersarang di dalam tubuh manusia secara efektif. Selain sebagai antibodi, fungsi hati juga sebagai sistem imun yang sangat efektif untuk manusia.

Lanjutkan Membaca ↓

Mengapa hati disebut sebagai alat ekskresi sekaligus alat sekresi

Struktur hati

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh kita. Hati terdiri atas lobus kiri dan kanan. Hati terletak di dalam rongga perut dan merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh kita. Hati dilindungi oleh selaput tipis pada bagian luar yang disebut kapsula hepatis. Di dalam hati terdapat kelenjar empedu dan pembuluh darah yang dipersatukan oleh selaput tipis yang disebut Kapsula Gilson. Jaringan hati ini tersusun oleh sel-sel hati yang disebut hepatosit. Sel-sel hati bersatu membentuk lobula terdapat kurang lebih 100 ribu lobula. Masing-masing lobula ini mempunyai panjang diameter antara 0,8 - 2 mm.

Mengapa hati disebut sebagai alat ekskresi sekaligus alat sekresi


Antara lobula satu dengan yang lain dipisahkan oleh ruangan-ruangan yang disebut lakuna. Sedang antara hepatosit satu dengan yang lain dipisahkan oleh kanalikuli yang merupakan tempat dihasilkannya empedu. Kanalikuli-kanalikuli ini kemudian bergabung membentuk pembuluh empedu yang berfungsi mengangkut cairan empedu menuju kantong empedu. Kantong empedu sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum empedu dialirkan ke duodenum.

Hati disuplai oleh dua pembuluh darah, yaitu vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, mengandung darah yang miskin oksigen, tetapi kaya nutrien (asam amino, monosakarida, asam lemak,vitamin yang larut dalam air dan mineral). Arteri hepatica, yaitu cabang dari arteri coeliaca yang kaya oksigen. Pembuluh arteri hepatikus dan vena portal hepatikus mengalami percabangan yang disebut sinusoid. Sinusoid pada vena portal hepatikus akan membentuk vena.

Pada sinusoid terjadi spesialisasi sel yang membentuk sel kupffer. Sel kupffer ini mempunyai sifat fagositosis. Apabila dalam proses pencernaan di usus halus terdapat organisme asing atau zat-zat berbahaya maka sel-sel ini akan menghancurkan organisme asing atau zat berbahaya tersebut dengan cara fagositosis. Dari proses penghancuran ini akan menghasilkan pigmen bilirubin. Bilirubin kemudian dialirkan ke kanalikuli dan diekskresikan sebagai empedu. Hal inilah yang membuat hati berfungsi sebagai alat ekskresi. Empedu berupa cairan berwarna kehijauan dan berasa pahit. Empedu mempunyai pH sekitar 7–7,6 dan mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen bilirubin dan biliverdin. Apabila saluran empedu tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Oleh karena itu, orang yang mengalaminya diindikasikan menderita penyakit kuning.

Fungsi Hati

 Hati dapat berfungsi sebagai kelenjar sekresi karena mampu menghasilkan zat-zat yang berguna dan sekaligus dapat berfungsi sebagai kelenjar ekskresi karena dapat menetralkan zat-zat racun yang selanjutnya harus dibuang. Sebagai kelenjar sekresi, hati menghasilkan garam empedu yang dapat mengemulsikan lemak sehingga lebih mudah dicerna, sedangkan sebagai kelenjar ekskresi, hati melakukan dua fungsi penting, yaitu menetralisasi sisa metabolisme protein menjadi urea yang kemudian diekskresikan melalui urine, dan merombak sel-sel darah merah yang telah tua menjadi bilirubin yang kemudian diekskresikan melalui feses.

Proses netralisasi sisa metabolisme protein

Protein dalam tubuh setelah mengalami metabolisme akan menghasilkan zat-zat sisa yang mengandung nitrogen. Metabolisme protein akan menghasilkan asam amino yang selanjutnya diuraikan menjadi NH4OH dan senyawa NH3. Senyawa terakhir tersebut bersifat racun bagi sel sehingga harus segera dibuang. NH3 dalam sel segera diikat oleh karbon dioksida (CO2) dan asam amino ornitin membentuk asam amino sitrulin. Asam-asam amino ini tidak bersifat racun, relatif kecil sehingga masih dapat berdifusi meninggalkan sel masuk aliran darah dan akhirnya ke hati.

Sitrulin yang masuk ke hati selanjutnya diubah oleh enzim sitrulin transaminase menjadi arginin, dan arginin akan diubah oleh enzim arginase menjadi ornitin kembali dan urea. Urea keluar dari hati bersama aliran darah dan kemudian akan disaring melalui glomerulus dalam ginjal, dan keluar bersama urine. Ornitin yang dihasilkan kemudian digunakan kembali untuk menetralisasi NH3. Proses perubahan dari ornitin ke ornitin kembali merupakan suatu siklus dan disebut siklus Krebs Ornitin atau siklus Krebs Urea.

Proses perombakan sel darah merah

Ada kurang lebih 10 juta sel eritrosit (sel darah merah) yang dilepaskan tiap detik dari tempat pembuatannya, dan sebanyak itu pula yang rata-rata harus dirombak lagi. Eritrosit yang telah tua akan menjadi rusak dan harus segera dibinasakan di hati. Ada sel-sel khusus yang bertugas “menangkap” atau merombak eritrosit tua tersebut yang disebut histiosit.


Hemoglobin yang terkandung dalam eritrosit yang telah tua akan dipecah menjadi heme dan globin. Heme terdiri atas zat besi (Fe) dan cincin porfirin. Zat besi tersebut kemudian diambil dan disimpan di hati selanjutnya disimpan dalam sumsum tulang untuk pembentukan sel darah merah baru. Cincin porfirin diubah menjadi biliverdin dan direduksi lagi menjadi bilirubin. Bilirubin dilepaskan ke dalam darah. Di dalam usus, bilirubin diubah menjadi urobilinogen yang kemudian diekskresikan oleh ginjal dalam bentuk urine. Urobilinogen memberikan warna kuning pada urine, sedangkan urobilinogen dan bilirubin memberi warna kuning pada tinja/feses.