Mengapa diperlukan kreativitas dan ketekunan dalam menjalankan usaha tersebut jelaskan secara sinkat

Mengapa Diperlukan Kreativitas dan Ketekunan dalam Menjalankan Usaha tersebut? Jelaskan

TRIBUNPADANG.COM - Mengapa diperlukan kreativitas dan ketekunan dalam menjalankan usaha tersebut? Jelaskan secara singkat!

Pernyataan tersebut merupakan soal halaman 132 - 133 Tema 5 Kelas 6 SD/MI, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi terbaru revisi 2018.

Soal tersebut terdapat pada tema 5: wirausaha pada bagian Subtema 3: Ayo, Belajar Berwirausaha di pembelajaran 2

Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 6 Halaman 132 - 133

2. Mengapa diperlukan kreativitas dan ketekunan dalam menjalankan usaha tersebut? Jelaskan secara singkat!

Jawaban: Ketekunan diperlukan agar usaha tersebut bisa terus berjalan dan berkembang. Apalagi tidak mudah memanfaatkan barang sisa jika tidak memiliki kreativitas. 

Klik link di bawah untuk kunci jawaban lengkap Tema 5 Kelas 6 subtema 3 Pembelajaran 2

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 6 Halaman 132 133 135 139 140 141, Subtema 3 Pembelajaran 2

Ayo Membaca

Gelang Benang, Kreatif Mengisi Waktu Luang

Man, seorang anak laki-laki Suku Sasak dari Desa Sade, Lombok. Usianya hampir 12 tahun. Ia baru saja menyelesaikan ujian akhir tingkat SD di sekolahnya. Usai sekolah, Man dan beberapa teman seusianya secara kreatif mengisi waktu luang dengan berjualan aneka warna gelang benang buatan sendiri. Sejak dini, anak-anak Suku Sasak terbiasa menyaksikan kaum ibu memintal benang dan menenun kain. Sisa benang aneka warna mereka jalin dengan beragam kreasi untuk dijadikan gelang.

Desa Sade terletak di Lombok Tengah, tidak jauh dari Pantai Kuta. Melihat ramainya wisatawan pengunjung pantai, Man dan teman-teman melihat peluang usaha untuk mengisi waktu luang mereka. Menjelang sore hari, mereka menawarkan berbagai aneka gelang benang buatan mereka ke wisatawan pengunjung pantai. Dengan kreatif mereka membuat berbagai ragam jalinan untuk ditawarkan. Kadangkala, mereka sisipkan manik-manik kayu untuk mempercantik gelang. Menyadari bahwa harga gelang yang dijual tidak dapat terlalu tinggi, mereka mengganti benang hasil pintalan kapas dengan benang jahit yang mereka beli di pasar. Seuntai gelang mereka jual dengan harga Rp5.000,00 hingga Rp15.000,00. “Dalam sehari, biasanya aku bisa menjual lima sampai enam gelang. Rata-rata dalam sehari kami bisa membawa pulang uang Rp30.000,00,” ujar Man. Ketika ditanyakan untuk apa uang hasil jualan tersebut, “Untuk menambah uang jajan, dan membeli perlengkapan sekolah,” jawabnya sambil tersenyum lebar.

Walau tidak pernah diminta oleh kedua orang tuanya untuk membantu keuangan keluarga, Man selalu memberikan uang hasil jualannya kepada ibunya. Ketika sewaktu-waktu ingin membeli barang keperluan sekolah, ibunya akan memperbolehkan Man menggunakan uang tersebut.

Man tidak kehilangan waktu bermainnya karena berjualan. Ia berjualan sambil bermain air dan bercengkerama di pinggir pantai dengan teman-temannya. Menjelang matahari terbenam, Man dan teman-temannya pulang untuk mengerjakan tugas sekolah dan beristirahat. Ketika tugas sekolah sudah selesai, Man membuat beberapa gelang untuk mengisi kembali persediaan untuk berjualan esok hari.

Man bangga ketika gelang hasil buatannya dipuji oleh wisatawan. Sederhana, namun unik dan kreatif, begitu komentar para wisatawan terhadap gelang benang buatan Man dan teman-temannya. Kreativitas Man dalam memanfaatkan waktu luang memberinya pembelajaran hidup yang tak ternilai.

Setelah membaca seluruh naskah di atas terdapat sejumlah soal yang harus dikerjakan sesuai teks yang ada.

[TribunPadang.com]

Sumber: Tribun Padang

Baik Anda merupakan pengusaha kecil, menengah hingga karyawan kantor biasa, inovasi adalah salah satu kemampuan yang harus Anda miliki. Bagaimana tidak, persaingan semakin ketat, baik antar perusahaan dengan audiens yang sejenis maupun pasar tenaga kerja.

Sebuah perusahaan yang memiliki tenaga kerja kreatif dan mampu berinovasi akan lebih mudah untuk masuk ke dalam pasar, menemukan kesempatan yang lebih besar dan mengembangkan produk yang lebih baik dari kompetitor. 

Inovasi bukanlah hal yang mudah. Perlu dilakukan berbagai trial and erroruntuk melihat solusi terbaik yang memang sesuai dengan masalah yang ada.  

Mengenai Kreativitas

Beberapa tokoh memiliki definisinya sendiri mengenai kreativitas. Contohnya, Maria Popova, penulis dan sastrawan asal Amerika mendefinisikan kreativitas sebagai kombinasi dari kemampuan untuk menjangkau lebih dalam sumber daya yang tersedia, mulai dari pengetahuan, informasi, inspirasi dan hal-hal lainnya, lalu mengombinasikannya menjadi hal baru yang luar biasa.

Sementara itu, Rollo May dalam bukunya “The Courage to Create” mengungkapkan bahwa kreativitas merupakan sebuah proses untuk mewujudkan sesuatu yang baru, yang mana dibutuhkan komitmen dan semangat tinggi untuk mewujudkannya. 

Secara umum, kreativitas bisa diartikan sebagai suatu langkah untuk mengubah ide, imajinasi maupun mimpi menjadi suatu kenyataan. Sebagai seorang kreatif, seseorang harusnya mampu menghubungkan fakta-fakta yang awalnya tidak terlihat berkaitan, lalu menemukan ide baru dari data-data tersebut.

Kreativitas, Bakat atau Pembelajaran?

Ketika berbicara tentang kreativitas, banyak orang berpikir bahwa hal tersebut adalah bakat. Mengejutkannya, sebuat penelitian yang dilakukan oleh George Land menungkapkan bahwa 98 persen dari 1600 anak berusia lima tahun dinyatakan sebagai seorang jenius kreatif. 

Ketika tes tersebut dilakukan lagi ketika mereka berusia 15 tahun, hanya 30 persen anak adalah jenius kreatif. Angka ini terus menurun seiring dengan umur seseorang yang semakin meningkat. 

Apa yang dimaksud dengan jenius kreatif? Berdasarkan penelitian tersebut, jenius kreatif disetarakan dengan tokoh-tokoh terkenal seperti Picasso, Einstein hingga Mozart. Lalu, kenapa anak-anak yang luar biasa ini justru kehilangan potensinya ketika mereka semakin tua?

Jika dipikirkan lagi, sebenarnya hal ini tidak terlalu mengejutkan, bukan? Ketika masih kecil, guru dan orang tua Anda akan mendorong Anda untuk memiliki mimpi setinggi bintang-bintang dan terus mengejarnya, bahkan meskipun terlihat mustahil untuk mencapainya. Seiring umur Anda semakin tua, mereka mulai meminta Anda untuk bersikap lebih realistis. 

“Ayolah tidak mungkin Anda bisa menjadi penyanyi, hanya beberapa orang saja yang bisa terkenal.”

Dalam contoh lainnya, mimpi Anda sebagai dokter mulai pupus seiring dengan fakta bahwa dibutuhkan biaya yang sangat tinggi untuk menempuh sekolah kedokteran. 

Di umur 20-an, Anda mulai berpikir semakin realistis. Hidup tidak lagi hanya tentang mimpi, namun tentang bagaimana memperoleh uang yang cukup untuk membayar kebutuhan sehari-hari Anda dan biaya lainnya. 

Namun, sekarang tiba-tiba Anda dituntut untuk menjadi kreatif setelah diminta untuk bersikap realistis seumur hidup Anda. Konyol memang, namun pertanyaan utamanya adalah bagaimana membangun sifat kreatif yang telah lama hilang tersebut, bukan?

Pertama, mindset. Bayangkan ketika Anda masih kecil, bagaimana tiap hal adalah sesuatu yang keren dan membuat penasaran. 

“Mengapa pesawat bisa terbang? Apakah semut bisa berbicara? Bagaimana aku lahir ke dunia?”

Pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti itulah yang bisa menjadi pintu menuju kreativitas. 

Don’t be ignorance, because creativity was borned from curiosity. 

Kedua, temukan lingkungan terbaik bagi Anda. Beberapa orang mendapat inspirasi ketika sedang mandi. Sebut saja Agatha Christie yang biasanya menemukan plot unik ketika sedang berendam di bathup sambil mengunyah sebuah apel. Selain itu, beberapa orang lain mungkin mendapat ide ketika sedang berjalan-jalan sendirian atau sebelum tidur. 

Penelitian mengungkapkan bahwa kreativitas biasanya lahir ketika Anda sedang sendirian, tidak terganggu oleh bisingnya pembicaraan orang, sehingga Anda bisa menjangkau berbagai ingatan dalam diri Anda dan menciptakan ide luar biasa dari hal-hal tersebut.

Nah mengejutkannya, sikap tidak kreatif justru malah dipelajari oleh seseorang ketika mereka semakin dewasa. Mereka bertemu banyak orang yang lebih dewasa, komunitas dan masyarakat yang telah memiliki budaya dan pemikiran serupa. Hal tersebut justru mengubah cara pandang mereka yang awalnya unik menjadi general. 

Mengapa Kreativitas Penting dalam Inovasi?

Kreativitas dan inovasi adalah dua hal yang berbeda. Namun, inovasi tidak akan lahir tanpa adanya kreativitas. Sebuah inovasi perlu dibuat ketika metode atau cara kerja awal yang digunakan tidak menyelesaikan masalah atau mencapai target yang diberikan. 

Lalu, bagaimana inovasi bisa lahir?

Tentu saja, dari adanya sebuah kreativitas. Ketika seseorang mulai berpikir “out of the box”, mencetuskan ide tidak biasa yang lahir dari informasi-informasi yang memang telah ada sebelumya, meskipun informasi tersebut tidak saling berhubungan satu sama lain, maka lahirlah inovasi. 

Sebuah inovasi yang lahir dari kreativitas akan otentik, unik, dan memberikan sudut pandang yang berbeda dari ide-ide yang telah ada sebelumnya. 

Sementara itu, proses inovasi juga bisa digambarkan sebagai gabungan dari pemikiran-pemikiran kreativitas. Proses inovasi diawali dengan lahirnya ide, melihat sebuah kesempatan, serta evaluasi, pengembangan hingga komersialisasi dari ide tersebut. Seluruh tahap yang kompleks tersebut membutuhkan kreativitas. 

Bagaimana, sekarang Anda sudah paham bukan mengapa kreativitas sangat penting dalam inovasi dan mengapa inovasi sangat penting dalam kehidupan karir Anda? 

Jika Anda ingin bisa berinovasi, maka Anda perlu mengembangkan jiwa kreatif Anda. Tenang saja, kreativitas bisa dipelajari dengan waktu dan dedikasi yang cukup!

Video yang berhubungan