Manusia purba yang diartikan sebagai manusia cerdas adalah

Manusia purba yang diartikan sebagai manusia cerdas adalah

Purba Pedia 在用 Facebook。想和 Purba Pedia 建立联系,就立即加入 Facebook 吧。

Manusia purba yang diartikan sebagai manusia cerdas adalah

Purba Pedia 在用 Facebook。想和 Purba Pedia 建立联系,就立即加入 Facebook 吧。

Manusia purba yang diartikan sebagai manusia cerdas adalah

Manusia purba yang diartikan sebagai manusia cerdas adalah

Peradaban di bumi saat ini berangkat dari kehidupan manusia purba di zaman dahulu. Jauh sebelum dunia menapaki era digital, bahkan sebelum manusia mengenal tulisan, bumi sudah terlebih dahulu didiami oleh kawanan manusia purba atau prehistoric people.

Manusia purba adalah manusia yang hidup pada zaman prasejarah dan diyakini telah mendiami bumi sekitar 4 juta tahun yang lalu. Manusia yang hidup secara berkelompok dan menggantungkan isi perut dari bahan makanan berupa buah-buahan dan binatang kecil ini memiliki volume otak yang lebih kecil dari manusia modern saat ini.

Kehidupan manusia purba sangatlah sederhana. Untuk menopang kehidupannya, mereka biasanya menggunakan alat-alat yang berasal dari batu dan tulang-belulang yang pembuatannya jauh dari kata mutakhir.

Untuk mendeskripsikan kehidupan zaman lampau tersebut, para ahli melakukan riset terhadap fosil dan artefak peninggalan manusia purba. Berdasarkan peninggalan manusia prasejarah yang berahasil ditemukan, para ahli dapat merangkai dan menyusun perkiraan kehidupan manusia di zaman dahulu.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Apakah bangsa ini juga pernah didiami oleh manusia purba?

Ahli sejarah, arkeolog, dan para peneliti yang berkecimpung di bidang serupa telah berhasil mengetahui kehidupan dan keberadaan manusia purba, tak terkecuali di Indonesia. Berdasarkan penggalian terhadap fosil-fosil manusia purba tersebut dapat direkonstruksi jenis-jenis manusia purba. Meneruskan buku “Sejarah” oleh Eny Sukasih, berikut jenis-jenis manusia purba yang ada di Indonesia.

Advertising

Advertising

Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata Mega (besar), Anthropus (manusia), Palaeo (tertua), dan Javanicus (Jawa). Dari sini, Meganthropus Paleojavanicus dapat diartikan sebagai manusia raksasa dari Pulau Jawa.

Fosil Meganthropus Paleojavanicus berupa rahang bawah dan atas serta gigi atas berhasil ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah oleh Van Koenigswald pada 1941. Berdasarkan cara stratigrafi, diketahui fosil tersebut berada pada lapisan pucangan. Sesuai umur lapisan tanah, fosil manusia purba ini diperkirakan berusia 1-2 juta tahun dan disebut sebagai mahluk tertua yang pernah mendiami Pulau Jawa.

Adapun ciri-ciri Meganthropus Paleojavanicus, di antaranya berbadan tegap, tidak memiliki dagu, bertulang pipi tebal, tonjolan kening yang mencolok dan tonjolan belakang yang tajam, serta memiliki otot kunyah yang kuat.

Jika ditinjau dari arti katanya, pithecoo berarti kera dan anthropus berarti manusia. Fosil manusia kera ini adalah yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Kerangka meraka pernah ditemukan di daerah Trinil (Ngawi), Perning, Sambung Macan (Sragen), Mojokerto, Ngandong, Sangiran, dan Kedung Brubus.

Diketahi, fosil Pithecanthropus berada pada lapisan pucangan dan kabuh. Berdasarkan umur lapisan tanah, diperkirakan fosil ini memiliki usia bervariasi, yaitu antara 30.000 – 2 juta tahun.

Pithecanthropus memiliki ciri-ciri seperti tinggi badan sekitar 165-180 cm, volume otak yang lebih kecil dan ada pula yang lebih besar dari kera, berbadan tegap, bentuk hidung dan tonjolan kening tebal, tidak berdagu, bagian belakang kepala tampak menonjol, dan tulang paha lebih besar dibandingkan tulang lengan.

Terdapat beberapa jenis Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia, yakni Pithecanthropus  Mojokertensis (manusia kera dari Mojokerto), Pithecanthropus Soloensis (manusia kera dari Solo), dan Pithecanthropus Erectus (manusia kera berjalan tegak).

Penemuan fosil Pithecanthropus Erectus yang menyimpulkan bahwa jenis manusia ini merupakan mahluk yang kedudukannya di antara manusia dan kera seakan-akan membuktikan masalah yang belum terpecahkan oleh Charles Darwin dalam teori evolusi. Menurut teori itu, salah satu cabang keturunan kera adalah manusia, namun belum ada bukti berupa mahluk peralihan dari kera ke manusia sehingga terjadi missing link. Pithecanthropus Erectus dianggap sebagai missing link tersebut.

Homo merupakan bahasa latin, yang artinya manusia. Fosil manusia purba jenis ini adalah yang termuda di antara jenis lain. Fosil Homo berada pada lapisan notopuro dan berdasarkan umur lapisan tanah, usia fosil Homo ada beragam, yakni antara 25.000 – 40.000 tahun.

Manusia purba jenis ini juga disebut sebagai Homo Erectus yang berarti manusia berjalan tegak atau Homo Sapiens (manusia cerdas/manusia bijaksana). Homo Sapiens adalah jenis manusia purba dengan tubuh seperti manusia modern saat ini.

Van Koenigswald menjabarkan beberapa ciri-ciri Homo, di antaranya memiliki tinggi badan 130-210 cm, volume otak antara 1.000-1.2000 cc, otot tengkuk maupun alat kunyah mengalami penyusutan, muka tidak menonjol ke depan, berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna, serta otaknya lebih berkembang dibanding Meganthropus dan Pithecanthropus.

Homo memiliki jenis yang bermacam-macam, di antaranya Homo Soloensis, Homo Wajakensis, dan Homo Sapiens. Fosil Homo Sapiens sudah mengalami proses pengecilan pada bagian kepala dan tubuh yang lain sehingga jika dilihat dari bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan manusia saat ini.

Homo Sapiens terdiri atas beberapa ras. Jenis Homo Sapiens yang sampai sekarang masih hidup dikenal ada tiga ras pokok, yaitu ras Mongoloid, ras Kaukasoid, ras Negroid, ras Austromelanesoid, dan ras Khausanoid.

Manusia purba yang diartikan sebagai manusia cerdas adalah

Manekin dari Homo erectus dalam pameran berjudul "Prehistoric Heritage" yang digelar di Museum Nasional, 24 Oktober 2017. (Liputan6.com/Afra Augesti)

Bola.com, Jakarta - Manusia purba merupakan manusia yang hidup sebelum tulisan ditemukan. Konon, manusia purba hidup pada jutaan tahun yang lalu. Wajar ada yang mengatakan manusia purba sebagai nenek moyang dari manusia yang hidup saat ini.

Manusia purba hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain atau sering disebut nomaden. Kehidupan dari manusia purba juga masih sangat sederhana dan masih sangat tergantung pada alam.

Kondisi tersebut yang menjadikan manusia purba tersebar di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Beberapa fosil manusia purba ditemukan di beberapa daerah di Indonesia, seperti Mojokerto, Ngandong, Solo, Pacitan, dan Sangiran.

Masing-masing dari manusia purba ini memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri manusia purba. Apa saja manusia purba yang pernah ditemukan di Indonesia?

Berikut ini rangkuman tentang jenis-jenis manusia purba Indonesia beserta ciri-cirinya, seperti disadur dari Liputan6, Kamis (25/2/2021). 

Meganthropus Palaeojavanicus diketahui sebagai jenis manusia purba yang paling tua. 'Megan' berarti besar, 'anthropus' berarti manuisa, 'paleo' diartikan tua, dan 'javanicus' berarti jawa. Adapun arti dari Meganthropus Palaeojavanicus adalah manusia raksasa dari Jawa.

Jenis manusia purba ini ditemukan sekitar tahun 1936 di kawasan Sangiran, yang merupakan lembah dari sungai Bengawan Solo dari lapisan Pleistosen. Fosil dari manusia Meganthropus ini ditemukan oleh arkeolog asal Belanda, bernama Van Koenigswald.

Ciri-ciri dari manusia purba Meganthropus Palaeojavanicus:

- Memiliki tulang pipi yang tebal

- Otot rahang kuat

- Bentuk tubuh tegap

- Tulang kening yang menonjol

- Tak memiliki dagu

- Bentuk kepala dengan tonjolan di belakang yang tajam

- Volume otak 900 cc

- Hidup berkelompok dan berpindah tempat.

Pithecanthropus Erectus diperkirakan hidup di Indonesia sekitar satu hingga dua juta tahun yang lalu. Fosil pertamanya berupa bagian geraham ditemukan di daerah Lembah Bengawan Solo, daerah Trinil, Ngawi.

Fosil Pithecanthropus Erectus tersebut ditemukan oleh Eugene Dubois tahun 1890. Nama Pithecanthropus Erectus berasal dari akar bahasa Yunani dan latin dan memiliki arti manusia-kera yang dapat berdiri.

Ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Erectus:

- Tengkuk dan geraham (gigi) yang kuat

- Tubuh belum tegap sempurna

- Hidung tebal

- Dahi lebih menonjol dan lebar

- Rata-rata tingginya 165 cm sampai 180 cm

- Memiliki volume otak sekitar 750 cc hingga 1350 cc.

Fosil Pithecanthropus Soloensis ditemukan di daerah Ngandong, Blora. Alasan diberi nama Pithecanthropus Soloensis karena ditemukan di sekitaran Bengawan Solo.

Pithecanthropus Soloeinsis memiliki tinggi sekitar 165 hingga 180 cm. Jenis manusia purba tersebut merupakan pemakan tumbuhan dan kerap berburu hewan untuk dijadikan santapan. Fosil Pithecanthropus Soloeinsis ditemukan sekitar tahun 1931 hingga 1933 oleh Openorth dan Van Koenigswald.

Ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Soloensis:

- Memiliki tulang belakang menonjol

- Rahang bawah besar dan kuat

- Hidung lebar

- Tulang pipi kuat serta menonjol

- Pemakan segala

- Tidak memiliki dagu

- Volume otak 750 cc-1350 cc

- Tonjolan kening tebal

- Tinggi sekitar 165-180 cm dengan perawakan tegap.

Di daerah Mojokerto juga ditemukan fosil manusia purba jenis Pithecanthropus. Adalah Von Koenigswald, yang menemukan fosil manusia purba ini pada 1939.

Penemuan pertamanya berupa fosil tengkorak manusia purba anak–anak yang diperkirakan berusia enam tahun.

Ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Mojokertensis:

- Memiliki tulang tengkorak lonjong dan tebal

- Tingginya sekitar 165 sampai 180 cm

- Tak memiliki dagu

- Memiliki badan tegap

- Volume otak diperkirakan 750 cc-1300 cc

- Kening menonjol

Menggunakan sebutan 'homo' karena manusia purba ini telah memiliki kebiasaan yang hampir mirip dengan manusia modern saat ini. Mereka telah mengerti berbagai kegiatan dan disebut juga sebagai mahkluk ekonomi.

Homo Floresiensis ditemukan di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, dan diperkirakan hidup 12 ribu tahun yang lalu. Jenis manusia purba ini telah mampu hidup berdampingan dengan jenis-jenis manusia purba lainnya.

Ciri-ciri manusia purba Homo Floresiensis:

- Hanya memiliki tinggi badan satu meter

- Bentuk dahinya sempit dan tak menonjol

- Tulang rahangnya menonjol

- Volume otak 380 cc

- Tengkorak kepalanya yang kecil.

Homo Wajakensis hidup di zaman yang lebih modern dari sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan penemuan peralatan yang bersamaan dengan fosil ini.

Eugene Dubois menemukan fosil Homo Wajakensis di daerah Campur Darat, Tulungagung, Jawa Timur.

Ciri-ciri manusia purba Homo Wajakensis:

- Memiliki bentuk wajah dan hidung datar dan lebar

- Tulang pipinya menonjol ke samping

- Letak hidung dan mulut sedikit jauh

- Tinggi 130 sampai 210 cm

- Mampu berjalan tegap.

Weidenrich dan Koenigswald menemukan Homo Soloensis pada 1931. Mereka diperkirakan hidup sekitar 300 ribu sampai 900 ribu tahun yang lalu.

Ciri-Ciri Manusia Purba Homo Soloensis:

- Memiliki volume otak 1000 cc hingaa 1300 cc

- Tinggi badannya mencapai 130 hingga 210 cm

- Tubuhnya tegap

- Memiliki struktur tulang wajah yang tidak mirip dengan manusia kera.

Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang usianya paling muda ditemukan dan mendekati seperti manusia modern saat ini. Homo Sapiens telah mengenal kehidupan sosial dan berpikir cerdas. Bentuknya juga mirip dengan manusia.

Ciri-ciri manusia purba Homo Sapiens:

- Bentuk tengkuk yang sudah kecil

- Tulang wajah tidak menonjol

- Memiliki dagu dan tulang rahang yang tidak terlalu kuat

- Volume otak antara 1000 sampai 1200 cc

- Rahang dan gigi lebih kecil

- Dapat berjalan tegak

- Memiliki kemampuan berpikir yang paling baik.

Disadur dari: Liputan6.com (Reporter: Anugerah Ayu Sendari, Editor: Nanang Fahrudin. Published: 20/3/2019).