Show
Minggu, 24 Januari 2021
Halo sahabat pendidik. Samakah kesibukan kita di awal hingga pertengahan tahun 2021 ini? Kalau sahabat sedang berfokus pada persiapan Asesmen Kompetensi Minimum artinya kita sama. Penulis yakin semua pendidik, mulai dari tingkat dasar, tingkat menengah pertama, hingga tingkat menengah atas saat ini sedang berupaya merpersiapkan siswanya untuk menghadapi Asesmen Kompetensi Minimum ini. Nah, karenanya artikel kali ini berisikan bahasan lengkap mengenai AKM. AKM merupakan bagian dari Asesmen Nasional atau AN. Asesmen Nasional ini telah digaungkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui serangkaian sosialisasi sejak pertengahan tahun lalu. Meski demikian tidak menutup kemungkinan beberapa pendidik belum memahami hakikat dari Asesmen Nasional ini. Bahkan, ada yang beranggapan bahwa Asesmen Nasional ini bakal menjadi pengganti ujian-ujian penentu kelulusan peserta didik. Padahal sejatinya tidak demikian. Keterbatasan media penyampai informasi bisa saja menjadi salah satu penyebabnya. Berangkat dari pentingya pemahaman mengenai AKM maupu AN dan sudah mepetnya waktu pelaksaan dari asesmen tersebut, penulis berupaya mengupasnya secara lebih dalam dalam artikel ini. Sabahat pendidik dapat memilih menu pada daftar isi di bawah ini untuk menuju pada bahasan yang diperlukan. Semua tautan dalam daftar isi akan menuju pada subjudul tertentu yang ada pada artikel ini, jadi sahabat tidak perlu merasa cemas akan tertimpanya artikel ini. Asesmen Nasional atau ANBahasan yang lebih spesifik mengenai asesmen nasional dapat diakses pada artikel yang berjudul “Asesmen Nasional (AN) Itu Apa Sih?”. Asesmen berkaitan dengan pengukuran. Asesmen Nasional (AN) merupakan adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang dasar dan menengah yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Asesmen Nasional merupakan sebuah program penilaian yang ditujukan terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu setiap satuan pendidikan dalam proses asesmen dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar yang meliputi kompetensi literasi, kompetensi numerasi, dan karakter serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.Mengapa Asesmen Nasional diperlukan untuk semua jenjang pendidikan? Asesmen Nasional perlu ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pelaksanaan asesmen ini ditujukan untuk menghasilkan informasi yang akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid atau peserta didik. Informasi yang didapatkan dari Asesmen Nasional atan AN digunakan untuk memantau:
Tujuan dari dilakukannya Asesmen Nasional adalah untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama sekolah. Tujuan yang dimaksud adalah untuk mengembangkan kompetensi dan karakter murid. Dengan adanya Asesmen Nasional, akan diperoleh gambaran mengenai karakteristik esensial sebuah sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Dengan demikian, diharapkan dapat mendorong sekolah dan Dinas Pendidikan untuk memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan tersebut. Pertanyaan yang biasanya muncul terkait dengan Asesmen Nasional (AN) ini adalah “Apakah Asesmen Nasional digunakan sebagai ujian untuk menentukan kelulusan peserta didik layaknya Ujian Sekolah ataupun Ujian Nasional?”. Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah “tidak”. Asesmen Nasional tidak ditujukan untuk menentukan kelulusan. Asesmen Nasional tidak ditujukan untuk peserta didik pada akhir jenjang satuan pendidikan. Asesmen Nasional juga tidak digunakan untuk menilai peserta didik yang menjadi peserta asesmen. Hasil Asesmen Nasional bukan ditujukan untuk memberikan skor atau nilai peserta didik secara individual. Asesmen Nasional tidak terkait dengan kelulusan peserta didik pada satuan pendidikan di tempat mereka belajar. Penentuan kelulusan peserta didik sepenuhnya menjadi kewenangan pendidik dan satuan pendidikan, bukan dari hasil Asesmen Nasional. Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah di Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM. Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V SD/ MI, kelas VIII SMP/ MTs, dan kelas XI SMA/ MA serta SMK yang dipilih secara acak oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir program belajarnya. Selain akan diikuti oleh peserta didik, Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh guru dan kepala sekolah dari setiap jenjang pendidikan. Informasi yang diperoleh dari peserta didik, guru, dan kepala sekolah diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang kualitas proses dan hasil belajar di setiap satuan pendidikan. Instrumen Asesmen nasional terdiri dari 3 macam, yaitu sebagai berikut.
Alasan Asesmen Nasional mengukur kompetensi literasi dan numerasi (melalui AKM) adalah sebagai berikut.
Alasan Asesmen Nasional mengukur karakter peserta didik adalah sebagai berikut.
Digunakan untuk apakah hasil Asesmen Nasional? Hasil Asesmen Nasional digunakan untuk pemetaan mutu sistem pendidikan dan untuk penyetaraan hasil belajar. Penjelasan dari keduanya adalah sebagai berikut.
Asesmen Nasional dilaksanakan berdasarkan koordinasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Dinas Pendidikan dan Kantor Wilayah dan Kantor Kemenag. Asesmen Nasional dilaksanakan berbasis komputer dalam jaringan (daring). Murid mengerjakan pada sesi dengan jadwal yang ditentukan dan dengan diawasi. Guru dan kepala satuan pendidikan mengerjakan survei secara mandiri dengan periode waktu yang cukup panjang. Untuk melaksanakannya, diperlukan koordinasi dalam hal pemetaan dan penyiapan komputer dan sarana pendukung, pemetaaan sekolah secara spasial untuk sharing resources, penyiapan teknisi TIK terutama untuk jenjang SD. Asesmen Kompetensi Minimum atau AKMBahasan yang lebih spesifik mengenai Asesmen Kompetensi Minimum dapat diakses pada artikel yang berjudul “Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Itu Apa Sih?”. Sebagaimana yang telah terurai di atas, Asesmen Kompetensi Minimum atau AKM merupakan salah satu instrumen dari Asesmen Nasional atau AN. Asesmen Komeptensi Minimum (AKM) merupakan serangkaian kegiatan penilaian terhadap kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua peserta didik untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat.AKM mengukur dua kompetensi dari peserta didik, yaitu kompetensi literasi dan kompetensi numerasi. Kedua kompetensi ini meliputi keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM memberikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh peserta didik dengan menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten. AKM mengandung kata “minimum” apa maksudnya? Kata minimum mengacu pada lingkup kompetensi yang hendak diuji. AKM hanya mengukur konten pada literasi membaca dan numerasi yang bersifat esensial serta berkelanjutan lintas kelas ataupun jenjang. Tidak semua konten pada kurikulum yang tengah berlaku pada setiap satuan pendidikan diujikan pada AKM. Bagaimana dengan tujuan AKM? Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) disusun untuk memberikan informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pelaporan hasil AKM dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta didik. Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat capaian belajar pesereta didik. Pada akhirnya, pendidik dapat menerapkan konsep “teaching at the right level”. Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian peserta didik akan memudahkan murid menguasai konten atau kompetensi yang diharapkan pada suatu mata pelajaran. AKM memiliki bentuk soal yang bervariasi. Ada lima bentuk soal yang digunakan dalam ujian, yaitu pilihan ganda (PG), pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian, dan esai atau uraian. Pembahasannya adalah sebagai berikut.
AKM terdiri dari dua macam, yaitu AKM survei nasional dan AKM kelas. AKM survei nasional dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk kepentingan Asesmen Nasional sebagaimana yang telah terpapar di atas. AKM Kelas dilaksanakan oleh guru kelas. Perbedaan secara spesifik dari AKM survei nasional dan AKM kelas adalah sebagai berikut.
AKM survei nasional dilaksanakan dengan sistem dalam jaringan menggunakan aplikasi Exam Browser Ujian Berbasis Komputer Daring (UBKD) yang hanya dapat diakses menggunakan laptop atau komputer. AKM survei nasional ini akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan. Untuk jenjang SD/ MI akan diikuti maksimal 30 peserta didik. Untuk jenjang SMP/ MTs, SMA/ MA, serta SMK akan diikuti maksimal 45 peserta didik. Jika jumlah peserta didik yang ada dalam satuan pendidikan kurang dari yang disebutkan, maka semua peserta didik akan menjadi peserta AKM-nya. AKM survei nasional akan dilaksanakan dalam dua hari. Hari pertama adalah tes untuk literasi bacaan dengan alokasi waktu 75 menit untuk tingkat SD/ MI dan 90 menit untuk tingkat SMP/ MTs, SMA/ MA serta SMK. Hari kedua adalah tes untuk numerasi dengan alokasi waktu 75 menit untuk tingkat SD/ MI dan 90 menit untuk tingkat SMP/ MTs, SMA/ MA serta SMK. Bagaimana jika satuan pendidikan tidak memiliki sarana pendukung untuk melaksanakan AKM survei nasional? Ada dua alternatif yang dapat digunakan, yaitu:
Komponen instrumen AKM terdiri dari Literasi Membaca dan Numerasi. Soal-soal AKM dideskripsikan berdasarkan aspek konten, konteks, dan proses kognitifnya. Aspek konten berkenaan dengan materi dari soal yang hendak diujikan. Aspek konteks berkenaan dengan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Aspek proses kognitif berkenaan dengan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Penjelasan lebih lanjutnya adalah sebagai berikut. AKM Literasi MembacaDari aspek konten, AKM literasi membaca terdiri dari literasi membaca teks fiksi dan literasi membaca teks fiksi. Teks fiksi merupakan teks yang ditujukan untuk memberikan pengalaman mendapatkan hiburan, menikmati cerita, dan melakukan perenungan kepada para pembacanya. Teks informasi merupakan teks yang ditujukan untuk memberikan fakta, data, dan informasi dalam rangka pengembangan wawasan serta ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah. Dari aspek konteks, AKM literasi membaca terdiri dari literasi konteks personal, literasi konteks sosial budaya, dan literasi konteks saintifik. Literasi konteks persolan berkenaan dengan kepentingan diri secara pribadi. Literasi konteks sosial budaya berkenaan dengan kepentingan antarindividu, budaya, dan isu kemasyarakatan. Literasi konteks saintifik berkenaan dengan isu, aktivitas, serta fakta ilmiah baik yang telah dilakukan maupun futuristic.Dari aspek proses kognitif, AKM literasi membaca terdiri dari literasi dalam menemukan informasi, literasi dalam interpretasi dan integrasi, dan literasi dalam evaluasi dan refleksi. Literasi dalam menemukan informasi meliputi keterampilan dalam mencari, mengakses serta menemukan informasi tersurat dari wacana. Literasi dalam interpretasi dan integrasi meliputi keterampilan dalam memahami informasi tersurat maupun tersirat, memadukan interpretasi antar bagian teks untuk menghasilkan inferensi. Literasi dalam evaluasi dan freleksi meliputi keterampilan dalam menilai kredibilitas, kesesuaian maupun keterpercayaan teks serta mampu mengaitkan isi teks dengan hal lain di luar teks. Kompetensi dan subkompetensi dari AKM literasi membaca tertuang dalam learning progression sebagai berikut.
Bahasan lebih lanjut mengenai learning progression AKM literasi membaca dapat diakases pada artikel “Learning Progression AKM Literasi Membaca”. Di sana lebih dibahas secara lengkap dan spesifik. AKM NumerasiDari aspek konten, AKM numerasi terdiri dari domain bilangan, pengukuran dan geometri, data dan ketidakpastian, dan aljabar. Numerasi bilangan meliputi meliputi representasi, sifat urutan, dan operasi beragam jenis bilangan (cacah, bulat, pecahan, desimal). Numerasi pengukuran dan geometri meliputi mengenal bangun datar hingga menggunakan volume dan luas permukaan dalam kehidupan sehari-hari. Juga menilai pemahaman peserta didik tentang pengukuran panjang, berat, waktu, volume dan debit, serta satuan luas menggunakan satuan baku. Numerasi data dan ketidakpastian meliputi pemahaman, interpretasi serta penyajian data maupun peluang. Numerasi aljabar meliputi persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan fungsi (termasuk pola bilangan), serta rasio dan proporsi. Dari aspek konteks, AKM numerasi terdiri dari numerasi personal, numerasi sosial budaya, dan numerasi siantifik. Numerasi personal berkenaan dengan dengan kepentingan diri secara pribadi. Numerasi sosial budaya berkenaan dengan kepentingan antarindividu, budaya dan isu kemasyarakatan. Numerasi saintifik berkenaan dengan isu, aktivitas, serta fakta ilmiah baik yang telah dilakukan maupun futuristic.Dari aspek proses kognitif, AKM numerasi terdiri dari pemahaman, penerapan, dan penalaran. Pemahaman dalam numerasi meliputi keterampilan dalam memahami fakta, prosedur serta alat matematika. Penerapan dalam numerasi meliputi keterampilan dalam menerapkan konsep matematika dalam situasi nyata yang bersifat rutin. Penalaran dalam numerasi meliputi ketermpilan dalam bernalar dengan konsep matematika untuk menyelesaikan masalah bersifat non rutin. Kompetensi dan subkompetensi AKM numerasi yang tertuang dalam learning progession dikelompokkan dalam domain dan subdomain berikut.
Bahasan lebih lanjut mengenai learning progression AKM numerasi dapat diakases pada artikel “Learning Progression AKM Numerasi”. Di sana lebih dibahas secara lengkap dan spesifik. Bentuk Soal AKM Level 1 (Kelas 1 SD/ MI dan Kelas 2 SD/ MI)Bahasan yang lebih spesifik dan lengkap mengenai bentuk soal AKM level 1 dapat diakses pada artikel-artikel berikut. Bentuk dan contoh soal AKM literasi membaca level 1 adalah sebagai berikut. Apakah kamu tahu komodo? Komodo salah satu hewan yang sangat besar. Ia tinggal di Pulau Komodo. Pulau Komodo ada di Indonesia. Komodo mempunyai gigi yang panjang. Panjang gigi komodo lebih kurang 2,5 sentimeter. Jumlah gigi komodo ada sekitar 60 buah. Lidah komodo juga panjang dan bercabang. Fungsi lidah komodo untuk mencium bau mangsa. Komodo dikenal sebagai kadal yang paling besar di Bumi. Itu karena berat badan komodo bisa sampai 200 kilogram. Bentuk dan contoh soal AKM numerasi level 1 adalah sebagai berikut.
Bahasan yang lebih spesifik dan lengkap mengenai bentuk soal AKM level 2 dapat diakses pada artikel-artikel berikut. Bentuk dan contoh soal AKM literasi membaca level 2 adalah sebagai berikut.
Bentuk dan contoh soal AKM numerasi level 2 adalah sebagai berikut.
Bahasan yang lebih spesifik dan lengkap mengenai bentuk soal AKM level 3 dapat diakses pada artikel-artikel berikut. Bentuk dan contoh soal AKM literasi membaca level 3 adalah sebagai berikut.
Bentuk dan contoh soal AKM numerasi level 3 adalah sebagai berikut.
Bahasan yang lebih spesifik dan lengkap mengenai bentuk soal AKM level 4 dapat diakses pada artikel-artikel berikut. Bentuk dan contoh soal AKM literasi membaca level 4 adalah sebagai berikut.
Bentuk dan contoh soal AKM numerasi level 4 adalah sebagai berikut.
Bahasan yang lebih spesifik dan lengkap mengenai bentuk soal AKM level 5 dapat diakses pada artikel-artikel berikut. Bentuk dan contoh soal AKM literasi membaca level 5 adalah sebagai berikut.
Bentuk dan contoh soal AKM numerasi level 5 adalah sebagai berikut.
Bahasan yang lebih spesifik dan lengkap mengenai bentuk soal AKM level 6 dapat diakses pada artikel-artikel berikut. Bentuk dan contoh soal AKM literasi membaca level 6 adalah sebagai berikut.
Salam literasi guru ndeso. |