Makalah IPS tentang Indonesia dari Masa kemerdekaan Hingga Masa Reformasi

Ratih Indah Nurmala - Jum'at, 11 Maret 2022

Mahira Fasya Azzahra - Sabtu, 13 Februari 2021

Terimakasih atas materinya

Novita Sari Putri Ema Haryani - Jum'at, 12 Februari 2021

Fitri Rizkika 9B - Kamis, 11 Februari 2021

Panji Mulia Pradipta - Kamis, 11 Februari 2021

Terima kasih atas materinya

Siti Maimunah - Kamis, 11 Februari 2021

AINUN MUTIA/IX F /04 - Kamis, 11 Februari 2021

Terimakasih atas materi yang telah disampaikan

Lidya Berlyana Fitri 9B - Kamis, 11 Februari 2021

Terima kasih atas materi yang diberikan Bu

Ismi imamatu zahro - Kamis, 11 Februari 2021

Terima kasih atas materinya

queentadira anggun apriletta - Kamis, 11 Februari 2021

Indonesia dari Masa Kemerdekaan Hingga Masa Reformasi A. Masa Kemerdekaan (1945 1950) 1. Proklamasi Kemerdekaan a. Persiapan Kemerdekaan Indonesia Menjelang akhir tahun 1944, posisi Jepang dalam Perang Asia Pasifik semakin terdesak. Pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Jenderal Kuniaki Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. 1). Pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Berkaitan dengan janji yang telah dikemukakan oleh pihak Jepang, pada 1 Maret 1945, diumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). i Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat. a). Sidang Pertama BPUPKI Sidang BPUPKI yang pertama membahas tentang rumusan dasar negara Indonesia merdeka. b). Sidang Kedua BPUPKI Sidang kedua membahas rencana Undang-Undang Dasar (UUD). 2). Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Pada 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah menyelesaikan tugasnya, yaitu. Selanjutnya dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ketua PPKI adalah Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Mohammad Hatta. b. Peristiwa Rengasdengklok Peristiwa Rengasdengklok diawali oleh peristiwa menyerahnya Jepang tanpa syarat kepada pasukan Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Perbedaan pendapat yang melatarbelakangi peristiwa Rengasdengklok. c. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Pada malam hari, 16 Agustus 1945, pukul 20.00 WIB, Soekarno-Hatta beserta rombongan berangkat menuju Jakarta, lalu menuju rumah kediaman Laksamana Maeda. Di kediaman Laksaman inilah rumusan teks proklamasi disusun. d. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 Persiapan upacara pembacaan proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. e. Sambutan Rakyat terhadap Proklamasi Kemerdekaan 1). Rapat Raksasa di Lapangan Ikada Peristiwa ini mempertemukan rakyat dengan para pemimpinnya dan sekaligus memberikan kepercayaan rakyat kepada para pemimpinnya. 2). Tanggapan di Berbagai Daerah terhadap Proklamasi Yogyakarta menyatakan bergabung deengan Indonesia. 2. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia a. Pengesahan UUD 1945 b. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden c. Pembagian Wilayah Indonesia Rapat PPKI tanggal 19 agustus 1945 memutuskan pembagian wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi di seluruh bekas jajahan Hindia Belanda. Kedelapan provinsi tersebut adalah Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. d. Pembentukan Kementerian e. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) f. Membentuk Kekuatan Pertahanan dan Keamanan Pada tanggal 23 Agustus, Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi Badan Keamanan Rakyat (BKR) sebagai badan kepolisian yang bertugas menjaga keamanan. Sebagian besar anggota BKR terdiri dari mantan anggota PETA, KNIL, dan Heiho. Pada tanggal 5 Oktober berdirilah TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Supriyadi (tokoh perlawanan tentara PETA terhadap Jepang di Blitar)

terpilih sebagai pimpinan TKR. Atas dasar maklumat itu, Oerip Sumihardjo segera membentuk Markas Besar TKR yang dipusatkan di Yogyakarta. 3. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan a. Perjuangan Fisik 1). Insiden Hotel Yamato Insiden ini diawali oleh tindakan beberapa orang Belanda yang mengibarkan bendera Belanda (merah-putih-biru) di tiang bendera Hotel Yamato. Tindakan tersebut menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya. Mereka mendatangi hotel itu dan berusaha menurunkan bendera tersebut 2). Pertempuran Surabaya Pertempuran Surabaya diawali dengan kedatangan Brigade 49/Divisi India ke-23 tentara Sekutu di bawah komando Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby pada 25 Oktober 1945 di Surabaya. Pada tanggal 10 November 1945, tentara Inggris melakukan serangan besar yang melibatkan 30.000 pasukan, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang. 3). Pertempuran Lima Hari di Semarang Pada tanggal 14 Oktober 1945, tersiarnya kabar bahwa Jepang telah meracuni cadangan air minum di Candi, Semarang. Dokter Karyadi selaku kepala laboratorium pusat Rumah Sakit Rakyat memberanikan diri untukmemeriksa air minum tersebut. Akan tetapi, ketika hendak melakukan pemeriksaan, Jepang menembaknya sehingga ia gugur. Peristiwa ini membuat pada pemuda Semarang marah sehingga mereka serempak menyerbu tentara Jepang. 4). Pertempuran Ambarawa Pertempuran Ambarawa adalah peristiwa perlawanan rakyat Indonesia terhadap tentara Sekutu yang terjadi di Ambarawa, Jawa Tengah. Peristiwa ini diawali dengan kedatangan tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel tiba di Semarang. Pada 20 Oktober 1945 Pada saat tentara Sekutu ingin menduduki dua desa di sekitar Ambarawa, pasukan Indonesia di bawah pimpinan Letkol Isdiman, Komandan Divisa V Banyumas berusaha membebaskan dua desa itu. Letkol Isdiman gugur dalam peristiwa tersebut. Setelah gugurnya Letkol Isdiman, Panglima Divisi Banyumas Kolonel Sudirman terjun langsung memimpin pertempuran. Setelah berlangsung beberapa hari, pada tanggal 15 Desember 1945, pasukan Indonesia berhasil mengalahkan tentara Sekutu dan menguasai kota Ambarawa. Kemenangan Indonesia pada pertempuran ini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan di Ambarawa. 5). Bandung Lautan Api Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1946. Kota Bandung sengaja dibakar oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan rakyat setempat dengan maksud agar tentara Sekutu tidak dapat menggunakan kota Bandung sebagai pos-pos militer. 6). Pertempuran Medan Area Pertempuran Medan Area adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap tentara Sekutu yang terjadi di Medan, Sumatra Utara. Pada tanggal 9 Oktober 1945, Pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly tiba di kota Medan. Kedatangan tentara Sekutu ini ternyata diboncengi oleh tentara NICA yang bertujuan mengambil alih pemerintahan. Hal ini memicu munculnya perlawanan rakyat di kota Medan. 7). Pertempuran Puputan Margarana Pertempuran Puputan Margarana merupakan salah satu pertempuran antara Indonesia dan Belanda yang terjadi pada tanggal 20 November 1945. Dalam pertempuran ini, pasukan Ngurah Rai melakukan puputan atau perang habis-habisan. Mereka bertekad tidak akan mundur sampai titik darah penghabisan. Pertempuran berakhir dengan gugurnya Letkol I Gusti Ngurah Rai bersama 96 orang anggota pasukannya. 8). Serangan Umum 1 Maret 1949 Serangan umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949. Serangan bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Republik Indonesia cukup kuat untuk mempertahankan kemerdekaan, meskipun ibu kotanya telah diduduki oleh Belanda. Dampak seranga umum 1 maret 1949 a. Bagi dalam negeri: 1. Mendukung proses perjuangan diplomasi; 2. Meninggikan semangat dan kepercayaan diri bangsa, baik rakyat maupun TNI yang sedang bergerilya;

b. Bagi luar negeri: 1. Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI masih ada dan mampu mengadakan serangan 2. Mematahkan dan menjatuhkan moral pasukan Belanda b. Perjuangan Diplomasi 1). Perundingan Linggajati 2). Perundingan Renville

3). Perundingan Roem Royen

4). Konferensi Meja Bundar 4. Perkembangan Politik Indonesia pada Masa Kemerdekaan a. Republik Indonesia Serikat Republik Indonesia Serikat (RIS) berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 dengan Undang-Undang Dasar Sementara sebagai konstitusinya. Sesuai dengan isi konstitusi baru itu, negara berbentuk federasi dan meliputi seluruh daerah Indonesia. Yang tergabung dalam federasi ini antara lain adalah sebagai berikut. Negara bagian yang meliputi: Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatra Selatan, Negara Sumatra Timur, dan Republik Indonesia Satuan-satuan kenegaraan yang meliputi: Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tenggara, Banjar, Dayak Besar, Bangka, Belitung, Riau, dan Jawa Tengah. Daerah Swapraja yang meliputi Kota Waringin, Sabang, dan Padang. b. Kembali Menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia Bentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS) ternyata tidak sesuai dengan cita-cita kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, muncul gerakan-gerakan untuk mengubah bentuk negara kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) c. Gangguan Keamanan 1). Pemberontakan PKI Madiun 1948 Pemberontakan ini terjadi pada tanggal 18 September 1948 yang dipimpinoleh Muso pemberontakan PKI Madiun berhasil ditumpas oleh TNI Di bawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto (Panglima Divisi H Jawa Tengah bagian timur) dan Kolonel Sungkono (Panglima Divisi Jawa Timur). 2). Pemberontakan DI/TII (Daarul Islam/Tentara Islam Indonesia) Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) adalah suatu gerakan yang menginginkan berdirinya sebuah negara Islam Indonesia a). Jawa Barat. Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dipimpin oleh S.M. Kartosuwiryo yang memiliki cita-cita mendirikan Negara Islam Indonesia. b). Sulawesi Selatan. Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipmpin oleh Kahar Muzakar

c). Aceh Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Daud Beureuh yang merupakan mantan Gubernur Aceh. d). Kalimantan Selatan Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar yang menamakan gerakannya dengan sebutan Kesatuan Rakyat yang tertindas. 5. Perkembangan Ekonomi Indonesia pada Masa Kemerdekaan a. Permasalahan Inflasi Beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan, bangsa Indonesia mengalami inflasi yang terlalu tinggi (hiperinflasi). Inflasi terjadi karena mata uang Jepang beredar secara tak terkendali. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah mengambil kebijakan berlakunya mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda dan mata uang pendudukan Jepang. b. Blokade Laut Blokade laut yang dilakukan oleh Belanda dimulai pada bulan November 1945. Blokade ini menutup pintu keluar masuk perdagangan Indonesia. Akibatnya, barang-barang dagangan milik Indonesia tidak dapat diekspor, dan Indonesia tidak dapat memperoleh barang-barang impor yang sangat dibutuhkan. Upaya menghadapi blokade laut : 1). Melaksanakan Program Pinjaman Nasional Program pinjaman nasional dilaksanakan oleh Menteri Keuangan Ir. Surachman dengan persetujuan dari Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP). Pada bulan Juli 1946, seluruh penduduk Jawa dan Madura diharuskan menyetorkan sejumlah uang kepada Bank Tabungan Pos dan rumah-rumah pegadaian. 2). Melakukan Diplomasi ke India Pada tahun 1946, Indonesia membantu pemerintah India yang tengah menghadapi bahaya kelaparan dengan mengirimkan beras seberat 500.000 ton. Sebagai imbalannya, pemerintah India menjanjikan akan mengirimkan bahan pakaian yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia. 3). Mengadakan Hubungan Dagang Langsung ke Luar Negeri Usaha mengadakan hubungan dagang ke luar negeri itu dirintis oleh Banking and Tranding Coperation (BTC), suatu badan perdagangan semipemerintah. B. Masa Demokrasi Parlementer (1950-1959) 1. Perkembangan Politik a. Sistem Pemerintahan Pada masa Demokrasi Parlementer undang-undang yang digunakan sebagai landasan hukum negara adalah UUD Sementara 1950. Sistem pemerintahan negara menurut UUD Sementara 1950 adalah sistem parlementer. aken Kabinet. Zaken kabinet adalah suatu kabinet yang para menterinya dipilih atau berasal dari tokoh-tokoh yang ahli di bidangnya, tanpa mempertimbangkan latar belakang partainya.

c. Pemilu 1955 Pemilihan umum 1955 dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada 29 September 1955 dan tahap kedua pada 15 Desember 1955. Pemilu tahap pertama adalah untuk memilih anggota DPR yang berjumlah 250 orang. Pemilu tahap kedua adalah untuk memilih anggota Dewan Konstituante yang akan bertugas untuk membuat Undang-undang Dasar yang tetap, untuk menggantikan UUD Sementara 1950. d. Gangguan Keamanan 1). Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) Gerakan APRA dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling. Tujuan gerakan APRA adalah untuk mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan memiliki tentara tersendiri pada negara bagian RIS. 2). Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) dipimpin oleh Mr. Dr. Christian Robert Steven Soumokil yang menolak terhadap pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia 3). Pemberontakan Andi Azis Peristiwa pemberontakan Andi Aziz terjadi pada 5 April 1950. Peristiwa ini berawal dari tuntutan Kapten Andi Aziz dan pasukannya terhadap pemerintah Indonesia agar hanya mereka yang dijadikan sebagai pasukan kemanan untuk mengamankan situasi di Makassar. 4). Pemberontakan PRRI dan Permesta Pemberontakan PRRI/Permesta terjadi di Sulawesi yang disebabkan oleh adanya hubungan yang kurang harmonis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Hal itu dikarenakan jatah keuangan yang diberikan oleh pemerintah pusat tidak sesual anggaran yang diusulkan. Hal tersebut menimbulkan dampak ketidakpercayaan terhadap pemerintah pusat. Puncak pemberontakan ini terjadi pada tanggal 10 Februari 1958. e. Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Deklarasi Djuanda 1). Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan pada tanggal 18 24 April 1955 di Bandung bermanfaat terhadap dukungan bagi pembebasan Irian Barat yang saat itu masih diduduki Belanda. 2). Deklarasi Djuanda Kabinet Djuanda mendeklarasikan hokum teritorial. Deklarasi tersebut kemudian dikenal sebagai Deklarasi Djuanda. Pengakuan atas Deklarasi Djuanda menyebabkan luas wilayah Republik Indonesia meluas hingga 2,5 kali lipat dari 2.027.087 km² menjadi 5.193.250 km². 2. Perkembangan Ekonomi a. Gunting Syafruddin Dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar dan mengatasi defisit anggaran, pada tanggal 20 Maret 1950, Menteri Keuangan, Syafrudin Prawiranegara, mengambil kebijakan memotong semua uang yang bernilai Rp2,50 ke atas hingga nilainya tinggal setengahnya. b. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng Sistem Ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha pemerintah untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional. Tujuan : 1) Menumbuhkan kelas pengusaha di kalangan bangsa Indonesia. Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional. 2) Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan diberikan bantuan kredit. 3) Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang menjadi maju. Penyebab dapat tercapainya tujuan Gerakan Banteng : 1) Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha nonpribumi dalam kerangka sistem ekonomi liberal. 2) Para pengusaha pribumi memiliki mental yang cenderung konsumtif. 3) Para pengusaha pribumi sangat bergantung pada pemerintah. 4) Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya. 5) Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati cara hidup mewah. 6) Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan secara cepat dari kredit yang mereka peroleh. c. Nasionalisasi Perusahaan Asing

Nasionalisasi perusahaan asing dilakukan dengan pencabutan hak milik Belanda atau asing yang kemudian diambil alih atau ditetapkan statusnya sebagai milik pemerintah Republik Indonesia. d. Finansial Ekonomi (Finek) Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap, Indonesia mengirim delegasi ke Belanda untuk merundingkan masalah Finansial Ekonomi (Finek). Finek yang diajukan Indonesia terhadap pemerintah Belanda adalah sebagai berikut: 1) Pembatalan Persetujuan Finek hasil KMB 2) Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral 3) Hubungan finek didasarkan atas undang-undang Nasional, tidak boleh diikat oleh perjanjian lain. e. Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) Rencana ini tidak berjalan dengan baik disebabkan oleh hal-hal berikut: 1) Depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir tahun 1957 dan awal 1958 mengakibatkan ekspor dan pendapatan negara merosot. 2) Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia menimbulkan gejolak ekonomi. 3) Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang melaksanakan kebijakan ekonominya masing-masing. C. Masa Demokrasi Terpimpin (1959 1965) 1. Perkembangan Politik a. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer belum pernah mencapai kestabilan secara nasional. Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit Presiden 5 Juli 1959 : 1) Menetapkan pembubaran Konstituante. 2) Menetapkan UUD 1945 berlaku bagi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, terhitung mulai tanggal penetapan dekrit dan tidak berlakunya lagi UUD Sementara (UUDS). 3) Pembentukan MPRS, yang terdiri atas anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan dan golongan, serta pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS). b. Penyimpangan terhadap UUD 1945 1) Presiden menunjuk dan mengangkat anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS). Seharusnya anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dipilih melalui pemilu bukan ditunjuk dan diangkat oleh Presiden. 2) Presiden membubarkan Dewan Permusyawaratan Rakyat (DPR) hasil Pemilu 1955 dan menggantinya dengan Dewan Permusyawaratan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR). Seharusnya kedudukan Presiden dan DPR adalah setara. Presiden tidak dapat membubarkan DPR, sebaliknya DPR tidak dapat memberhentikan Presiden. 3) Pengangkatan presiden seumur hidup. Seharusnya Presiden dipilih setiap lima tahun sekali melalui pemilu sebagaimana amanat UUD 1945, bukan diangkat seumur hidup. c. Kekuatan Politik Nasional Pada masa Demokrasi Terpimpin kekuatan politik terpusat antara tiga kekuatan politik, yaitu: Presiden Soekarno, Partai Komunis Indonesia (PKI), dan TNI Angkatan Darat. d. Politik Luar Negeri 1). Oldefo dan Nefo Oldefo (The Old Established Forces) adalah sebutan untuk negara-negara barat yang sudah mapan ekonominya. Khususnya negara-negara kapiltalis. Nefo (The New Emerging Forces) adalah sebutan untuk negara-negara baru, khususnya negara-negara sosialis. Pada masa Demokrasi Terpimpin, Indonesia lebih banyak menjalin kerja sama dengan negara-negara Nefo 2). Politik Mercusuar Untuk mewujudkannya, maka diselenggarakan proyek-proyek besar dan spektakuler, pembangunan kompleks olahraga Senayan, dan pembangunan Monumen Nasional (Monas). 3). Indonesia dalam Gerakan Non-Blok Gerakan Non-Blok (Non-Aligned Movement) didirikan untuk menyikapi persaingan antara Blok Barat yang dipiminan Amerika Serikat dan BlokTimur yang dipimpin Uni Sovyet pada awal tahun 1960-an. Tujuannya : a) Menentang imperialisme dan kolonialisme b) Menyelesaikan sengketa secara damai. c) Mengusahakan pengembangan sosial ekonomi agar tidak dikuasai negaramaju.

d) Membantu perdamaian dunia dan berusaha meredakan ketegangan Amerika Serikat dengan Uni Soviet. 4). Konfrontasi dengan Malaysia Konfrontasi dengan Malaysia berawal dari keinginan Federasi Malayasia untuk menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak ke dalam Federasi Malaysia. Pada tanggal 17 September 1963 hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia putus. Pada tanggal 3 Mei 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora). Isi Dwikora adalah sebagai berikut : a) Perhebat ketahanan revolusi Indonesia b) Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Serawak, Sabah, dan Brunei untuk memerdekakan diri dan menggagalkan negara boneka Malaysia. Pada saat Konfrontasi Indonesia-Malaysia sedang berlangsung, Malaysia dicalonkan menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Pencalonan ini mendapat reaksi keras dari Presiden Soekarno. Pada tanggal 7 Januari 1965 Malaysia dinyatakan diterima sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, dengan spontan Presiden Soekarno menyatakan Indonesia keluar daripbb. 5). Pembebasan Irian Barat Dalam penyelesaian masalah Irian Barat, pemerintah Indonesia melakukan upaya diplomasi bilateral dengan Belanda tapi tidak berhasil. Puncak konfrontasi Indonesia terhadap Belanda terjadi saat Presiden Soekarno mengumandangkan Trikora (Tri Komando Rakyat) pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta. Adapun isi Trikora adalah sebagai berikut. 1) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda kolonial. 2) Kibarkan sang Merah Putih di Irian Barat tanah air Indonesia. 3) Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa. Pada tanggal 15 Agustus 1962 ditandatangani suatu perjanjian antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda di New York, yang terkenal dengan Perjanjian New York. Adapun isi dari Perjanjian New York adalah sebagai berikut. 1) Kekuasaan Belanda atas Irian Barat berakhir pada 1 Oktober 1962. 2). Irian Barat akan berada di bawah perwalian PBB hingga 1 Mei 1963 melalui lembaga UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) yang dibentuk PBB. 3) Pada 1 Mei 1963, Irian Barat akan diserahkan kepada pemerintah Indonesia. 4) Pemerintah Indonesia wajib mengadakan penentuan pendapat rakyat (pepera) Irian Barat untuk menentukan akan berdiri sendiri atau tetap bergabung dengan Indonesia, pada tahun 1969 di bawah pengawasan PBB. e. Peristiwa G 30 S/PKI 1965 Peristiwa Gerakan 30 September/PKI terjadi pada malam tanggal 30 September 1965, Dalam peristiwa tersebut, sekelompok militer di bawah pimpinan Letkol Untung melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap enam perwira tinggi TNI Angkatan Darat serta memasukkan jenazah mereka ke dalam sumur tua di daerah Lubang Buaya, Jakarta 2. Perkembangan Ekonomi a. Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) Tugas dewan ini adalah menyiapkan rancangan undang-undang pembangunan nasional yang berencana serta menilai pelaksanaan pembangunan tersebut. Dewan ini diketuai oleh Mohammad Yamin. b. Devaluasi Mata Uang Rupiah Pada tanggal 24 Agustus 1959, pemerintah mendevaluasi (menurunkan nilai mata uang) Rp 1.000 dan Rp 500 menjadi Rp 100 dan Rp 50. Pemerintah juga melakukan pembekuan terhadap semua simpanan di bank-bank yang melebihi jumlah Rp 25.000. Tujuan kebijakan devaluasi dan pembekuan simpanan ini adalah untuk mengurangi banyaknya uang yang beredar demi kepentingan perbaikan keuangan dan perekonomian negara. c. Deklarasi Ekonomi Pada tanggal 28 Maret 1963, Presiden Soekarno menyampaikan Deklarasi Ekonomi (Dekon) di Jakarta, Tujuan utama Dekon adalah untuk menciptakan ekonomi nasional yang bersifat demokratis dan bebas dari mperialisme untuk mencapai kemajuan ekonomi. Pada bulan September 1963 Presiden Soekarno menunda pelaksanaan Dekon dengan alasan sedang berkonsentrasi pada konfrontasi dengan Malaysia.

Harga barang-barang naik mencapai 200-300% pada tahun 1965 sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan bahwa pecahan mata uang Rp 1000 (uang lama) diganti dengan Rp 1 (uang baru). Penggantian uang lama dengan uang baru diikuti dengan pengumuman kenaikan harga bahan bakar. Hal ini menyebabkan mahasiswa dan masyarakat turun ke jalan menyuarakan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). 3. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin a. Kehidupan Sosial Dinamika politik yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin berupa persaingan antarkekuatan politi yang ada berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat Indonesia waktu itu. Ajaran Nasakom (Nasionalis-Agama-Komunis) yang diciptakan Presiden Soekarno sangat menguntungkan PKI. c. Kebudayaan Dalam bidang seni muncul berbagai lembaga seni yang dibangun oleh partai politik, seperti Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra) milik PKI, Lembaga Kesenian Nasional milik Partai Nasional Indonesia, Lembaga seni-budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) milik Nahdhatul Ulama, dan Himpunan Budayawan Islam milik Masyumi. Lembaga-lembaga tersebut saling bersaing dan memperebutkan dominasi sesuai dengan haluan politik partai yang menaunginya. D. Masa Orde Baru (1966 1998) 1. Perkembangan Politik a. Supersemar Pada tanggal 12 Januari 1966 pelajar, mahasiswa, dan masyarakat mengajukan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) Isi Tritura tersebut, yaitu: 1) Bubarkan PKI. 2) Bersihkan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur Gerakan 30 September. 3) Turunkan harga. Guna memulihkan keamanan negara, pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden Soekarno mengeluarkan surat perintah kepada Letjen Soeharto untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu dalam rangka memulihkan keamanan dan kewibawaan pemerintah. Surat itu dikenal sebagai SuratPerintah 11 Maret, atau SP 11 Maret, atau Supersemar. Isi Supersemar adalah pemberian mandat kepada Letjen. Soeharto selaku Panglima Angkatan Darat dan Pangkopkamtib untuk memulihkan keadaan dan kewibawaan pemerintah. Keluarnya Supersemar dianggap sebagai tonggak lahirnya Orde Baru. b. Penataan Stabilitas Politik Pada tanggal 12 Maret 1967 Sidang Istimewa MPRS menetapkan Letjen Soeharto sebagai pejabat presiden. Kemudian pada tanggal 27 Maret 1968, MPRS mengukuhkannya sebagai presiden penuh. 1). Pemulihan Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif 2). Pemulihan Hubungan dengan Malaysia Tanggal 11 Agustus 1966 ditandatangani persetujuan pemulihan hubungan Indonesia Malaysia di Jakarta. Persetujuan ini ditandatangani oleh Adam Malik dari Indonesia dan Tun Abdul Razak dari Malaysia. 3). Kembali Menjadi Anggota PBB Pada tanggal 28 September 1966, Indonesia kembali menjadi anggotaperserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 4). Ikut Memprakarsai Pembentukan ASEAN Berdirinya ASEAN ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 c. Penyederhanaan Partai Politik d. Pemilihan Umum Selama masa Orde Baru, pemerintah berhasil melaksanakan enam kali pemilihan umum, yaitu tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Dalam setiap Pemilu yang diselenggarakan selama masa pemerintahan Orde Baru, Golkar selalu memperoleh mayoritas suara dan memenangkan Pemilu. e. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) Pegawai negeri, baik sipil maupun militer diharuskan mengikuti penataran P4.

f. Dwi Fungsi ABRI Dwi Fungsi ABRI maksudnya adalah bahwa ABRI memiliki dua fungsi, yaitu fungsi sebagai pusat kekuatan militer yang melindungi segenap bangsa Indonesia, dan fungsi sebagai kekuatan sosial yang secara aktif melaksanakan kegiatan-kegiatan pembangunan nasional. 2. Perkembangan Ekonomi a. Program Jangka Pendek Program jangka pendek dalam rangka penyelamatan ekonomi nasional diwujudkan dengan stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. b. Program Jangka Panjang Program jangka panjang yang dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru diwujudkan dengan pelaksanaan rencana pembangunan jangka panjang (25 tahun). 1). Pelita I (1 April 1969-1 Maret 1974) 2). Pelita II (1 April 1974-31 Maret 1979) 3). Pelita III (1 April 1979-31 Maret 1984) 4). Pelita IV (1 April 1984 31 Maret 1989) 5). Pelita V (1 April 1989-31 Maret 1994) 6). Pelita VI 3. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Orde Baru a. Kehidupan Sosial 1). Transmigrasi 2). Keluarga Berencana (KB) 3). Puskesmas dan Posyandu b. Pendidikan Dalam konsepsisekolah pembangunan, para siswa dikenalkan kepada jenis-jenis dan lapangan serta lingkungan kerja c. Kebudayaan Pada masa Orde baru, usaha peningkatan dan pengembangan seni dan budaya diarahkan kepada upaya memperkuat kepribadian, kebanggaan, dan kesatuan nasional. E. Masa Reformasi (1998-Sekarang) Masa reformasi di Indonesia adalah masa setelah berakhirnya pemerintahan Orde Baru. Masa reformasi dimulai pada tanggal 21 Mei 1988 saat Presiden Soeharto mengundurkan diri dan digantikan oleh Wakil Presiden B.J. Habibie. Masa reformasi terus berlanjut hingga saat ini. 1. Lahirnya Gerakan Reformasi Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional 2. Perkembangan Politik a. Sidang Istimewa MPR 1998 Pada tanggal 10-13 November 1998, MPR mengadakan Sidang Istimewa untuk menentapkan langkah pemerintah dalam melaksanakan reformasi di segala bidang. b. Otonomi Daerah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan c. Pencabutan Pembatasan Partai Politik Kebebasan berpolitik pada masa reformasi dilakukan dengan pencabutan pembatasan partai politik d. Penghapusan Dwi Fungsi ABRI Pada masa reformasi Dwi Fungsi ABRI dihapuskan secara bertahap sehingga ABRI berkonsentrasi pada fungsi pertahanan dan keamanan. e. Penyelenggaraan Pemilu Sejak dimulainya masa reformasi hingga tahun 2015, pemerintah telah melaksanakan empat kali pemilihan umam, yaitu pemilu tahun 1999, 2004, 2009, dan 2014 Pemilu tahun 2004, adalah pemilu pertama yang memungkinkan rakyat untuk memilih presiden secara langsung

3. Perkembangan Ekonomi a. Pemerintahan Presiden B.J. Habibie Kebijakan dalam pemerintahan : 1). Menjalin kerja sama dengan International Moneter Fund-IMF (Dana Moneter Internasional) untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi. 2). Menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian. 3). Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah. 4). Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika hingga di bawah Rp10.000,00. 5). Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri. b. Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid c. Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri Kebijakan yang ditempuh : 1). Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 miliar. 2). Mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun. 3). Kebijakan privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). d. Pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono Kebijakan yang ditempuh : 1). Mengurangi Subsidi Bahan Bakar Minyak 2). Pemberian Bantuan Langsung Tunai Program BLT diselenggarakan 3). Pengurangan Utang Luar Negeri 4. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Reformasi a. Kehidupan Sosial Pada masa reformasi masyarakat lebih bebas menyuarakan berbagai aspirasinya. Hal ini didukung dengan adanya reformasi di bidang komunikasi b. Pendidikan Pemerintah pada masa Reformasi menjalankan amanat UUD 1945 dengan memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN). 1). Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 3). Kurikulum 2013 c. Kebudayaan Dalam bidang kebudayaan dilakukan upaya pelestarian budaya dengan mendaftarkan warisan budaya Indonesia ke United Nations Educational, Scientific, and Cultural Oganization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa