Bagian dari kayu manis yang dimanfaatkan adalah bagian kulit dan daunnya. Umumnya kulit yang diperdagangkan berupa kulit kering sehingga perlu penjemuran. Sinar matahari sangat dibutuhkan untuk penjemuran tersebut, bila sinar matahari kurang maka dikhawatirkan kulit yang dihasilkan memiliki kadar air yang cukup tinggi sehingga dapat memacu pertumbuhan jamur keberadaan jamur ini dapat menurunkan mutu kayu manis. Kulit kayu manis dapat digunakan dalam bentuk aslinya, baik berupa potongan maupun bubuk, misalnya untuk bermacam–macam roti, masakan daging, ikan dan minuman. Pengolahan kulit kayu manis dan daun berupa minyak atsiri kayu manis. Minyaknya banyak digunakan sebagai pemberi rasa dan aroma dalam industri makanan, minuman, farmasi, rokok dan kosmetik. Manfaat lain minyak kayu manis dipakai sebagai obat tradisional, yaitu mengeluarkan angin dan membangkitkan selera makan atau menguatkan lambung (Rismunandar dan Paimin, 2001). Baca lebih lajut Produk kayu manis merupakan hasil utama dari kayu manis, produk ini berupa potongan kulit yang dikeringkan. Menghasilkan produk kayu manis sangat sederhana, yaitu cukup dengan penjemuran. Sebelum dijemur, kulit dikikis atau dibersihkan dari kulit luar, lalu dibelah–belah menjadi berukuran lebar 3–4 cm. Selanjutnya kulit yang sudah bersih ini dijemur dibawah terik matahari selama 2– 3 hari, kulit dinyatakan kering kalau bobotnya sudah susut sekitar 50% artinya, kalau bobot sebelum dijemur sekitar 1 kg maka kayu manis kering harus berbobot 0,5 kg. Kulit bermutu rendah karena kadar airnya masih tinggi, kadar air tinggi diakibatkan oleh kurangnya waktu penjemuran selain kadar air masih tinggi, mutu kulit dipengaruhi oleh kebersihan tempat penjemuran. Agar dapat menghasilkan mutu kulit yang baik, penjemuran sebaiknya dilakukan dibawah sinar matahari penuh (Rimunandar dan Paimin, 2001). Baca lebih lajut Minyak atsiri di hasilkan dari bagian jaringan tanaman tertentu seperti akar, batang, kulit, daun, bunga, atau biji. Sifat minyak atsiri yang menonjol antara lain mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan aroma tanaman yang menghasilkannya, dan umumnya larut dalam pelarut organik. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut minyak atsiri. Misalnya dalam bahasa inggris disebut essensial oils, ethereal oils dan volatile oils. Dalam bahasa Indonesia ada yang menyebut minyak kabur. Mengapa minyak atsiri dikatakan sebagai minyak terbang atau minyak kabur? tiada lain karena minyak atsiri mudah menguap apabila dibiarkan begitu saja dalam keadaan terbuka(Lutony dan Rahmayati, 2002). Baca lebih lajut Cengkeh adalah kuncup bunga yang dikeringkan dengan penjemuran dari pohon cengkeh Eugenia caryophhyllata (Caryophyllus aromaticus L.). Bunga cengkeh selain mengandung minyak atsiri juga mengandung senyawa kimia yang disebut eugenol, asam oleanolat, asam galotenat, fenilin, karyofilin, resin, dan gom. Minyak atsiri merupakan zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut minyak menguap, minyak eteris, atau minyak asensial karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara terbuka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kadar minyak atsiri pada cengkeh dengan metode destilasi air, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu parameter uji untuk menentukan mutunya di UPDT BPSMB Medan. Baca lebih lajut Pada metode ini, bahan yang akan disuling kontak langsung dengan air mendidih. Bahan tersebut mengapung di atas air atau terendam secara sempurna tergantung dari bobot jenis dan jumlah bahan yang disuling. Air dipanaskan secara langsung. Sejumlah bahan tanaman ada kalanya harus diproses dengan penyulingan air sewaktu terendam dan bergerak bebas dalam air mendidih. Sedangkan bila bahan tersebut diproses dengan penyulingan uap maka akan menyebabkan terjadinya pengumpulan hingga uap tidak menembusnya. Penyulingan air ini tidak ubahnya bahan tanaman direbus secara langsung (Sastrahamidjojo, 2004). Baca lebih lajut pengumpulan data meliputi: Parameter mutu simplisia (kadar air), Identifikasi minyak atsiri secara umum, dan Parameter mutu minyak atsiri herba serai wangi (rendemen minyak atsiri, uji organoleptik, dan bobot jenis). Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Data disajikan dalam bentuk persentase. Hasil -hasil pengukuran dibandingkan dengan standar yang sudah ada atau standar SNI. Baca lebih lajut Lada hitam adalah salah satu tanaman rempah-rempah yang juga merupakan penghasil minyak atsiri yang banyak digunakan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kadar minyak atsiri berdasarkan variasi waktu yang didapat dari destilasi lada hitam dan menentukan kadar airnya. Sampel lada hitam didapat dari Pajak Sore Padang Bulan Medan. Minyak atsiri dan kadar air dari lada hitam didapat dengan menggunakan metode destilasi di laboratorium Minyak Nabati dan Rempah-Rempah UPTD. Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri yang diperiksa memiliki kadar minyak atsiri yang berbeda, dengan variasi waktu 4 jam memiliki kadar minyak atsiri 2,28%, 6 jam memiliki kadar minyak atsiri 2,57% dan 8 jam memiliki kadar minyak atsiri 2,85%. Sedangkan untuk kadar air lada hitam memiliki kadar 13,2%. Dari data yang diperoleh menunjukkan kadar minyak atsiri lada hitam berdasarkan variasi waktu 4,6,dan 8 jam tidak terlalu signifikan. Sehingga untuk efisiensi waktu dapat gunakan waktu 6 jam sesuai dengan prosedur SNI 01-0005-1995. Dari hasil analisa juga menunjukkan kadar air pada lada hitam masih memenuhi SNI 01-0005-1995. Baca lebih lajut Minyak atsiri merupakan cairan lembut, bersifat aromatik, dan mudah menguap pada suhu kamar. Minyak ini diperoleh dari ekstrak bunga, biji, daun, kulit batang, kayu, dan akar tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan tersebut dapat berupa semak, belukar, atau pohon. Minyak atsiri merupakan formula obat dan kosmetik tertua yang diketahui manusia dan diklaim lebih berharga daripada emas (Agusta, 2000). Baca lebih lajut Dari penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Gabrielle L, (2006). Ekstraksi minyak atsiri dilakukan dengan metode destilasi uap selama delapan jam, menghasilkan rendemen 0,1%. Minyak atsiri hasil ekstraksi dianalisis dengan KLT, spektrofotometer FT-IR, dan GC-MS. Sedangkan pada penelitian Sipahelut (2010) Isolasi dan Identifikasi Minyak Atsiri dari Buah Pala (Myristica fragrans Houtt) dapat dilakukan dengan metode sederhana, yaitu distilasi air-uap, serta menganalisis komponen-komponen kimia minyak atsiri daging buah pala menggunakan Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa. Hasil penelitian didapat senyawa isolat minyak atsiri sebanyak 1,65 g yang berwarna kuning pucat dengan bau khas pala. Pengukuran dengan refraktometer menghasilkan indeks bias sebesar 1,486 (20 0 C). Dari analisis dengan kromatografi gas diperoleh 29 puncak. Baca lebih lajut Minyak atsiri merupakan cairan lembut, bersifat aromatik, dan mudah menguap pada suhu kamar. Minyak ini diperoleh dari ekstrak bunga, biji, daun, kulit batang, kayu, dan akar tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan tersebut dapat berupa semak, belukar, atau pohon. Minyak atsiri merupakan formula obat dan kosmetik tertua yang diketahui manusia dan diklaim lebih berharga daripada emas (Agusta, 2000). Baca lebih lajut Minyak atsiri adalah zat yang berbau yang terkandung dalam tanaman.Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak essensial karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara terbuka.Istilah essensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemaran, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpangan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap). Untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus terlindung dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap. Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkin sehingga tidak memungkinkan berhubungn langsung dengan oksigen udara, ditutup rapat serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk (Gunawan dan Mulyani,2004). Baca lebih lajut Minyak atsiri adalah zat yang berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak esteris atau minyak essential karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara terbuka. Istilah essensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemaran, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada Penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap). Untuk mencegah supaya tidak berubah wrna, minyak atsiri harus terlindungi dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap. Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkin sehingga tidak memungkinkan berhubungan langsung dengan oksigen udara, ditutup rapat serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk Baca lebih lajut Cengkeh adalah kuncup bunga yang dikeringkan dengan penjemuran dari pohon cengkeh Eugenia caryophhyllata (Caryophyllus aromaticus L.). Bunga cengkeh selain mengandung minyak atsiri juga mengandung senyawa kimia yang disebut eugenol, asam oleanolat, asam galotenat, fenilin, karyofilin, resin, dan gom. Minyak atsiri merupakan zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut minyak menguap, minyak eteris, atau minyak asensial karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara terbuka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kadar minyak atsiri pada cengkeh dengan metode destilasi air, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu parameter uji untuk menentukan mutunya di UPDT BPSMB Medan. Baca lebih lajut Prinsip penentuan kadar air cara pengeringan (thermogravimetri) adalah menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini relatif mudah dan murah. Kelemahan cara ini adalah bahan lain disamping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap air misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri dan lain-lain. Selain itu, dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah menguap lain serta bahan yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan (Sudarmadji, dkk., 1989). Baca lebih lajut Cengkeh adalah kuncup bunga yang dikeringkan dengan penjemuran dari pohon cengkeh Eugenia caryophhyllata (Caryophyllus aromaticus L.). Bunga cengkeh selain mengandung minyak atsiri juga mengandung senyawa kimia yang disebut eugenol, asam oleanolat, asam galotenat, fenilin, karyofilin, resin, dan gom. Minyak atsiri merupakan zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut minyak menguap, minyak eteris, atau minyak asensial karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara terbuka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kadar minyak atsiri pada cengkeh dengan metode destilasi air, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu parameter uji untuk menentukan mutunya di UPDT BPSMB Medan. Baca lebih lajut Dalam praktikum ini simplisia yang diuji adalah cabe jawa. Cabe jawa diketahui memiliki kandungan minyak atsiri. Minyak Atsiri adalah senyawa yang mudah menguap pada suhu kamar. Sehingga dalam penetapan kadar air lebih tepat menggunakan metode destilasi azeotrop dimana pada destilasi yang dihasilkan minyak atsiri yang menguap tidak akan bercampur dengan air disebabkan memiliki kepolaran yang berbeda. Sedangkan jika menggunakan metode lain minyak atsiri dan air akan sama-sama menguap sehingga disaat pengukuran kadar air hasilnya akan lebih besar dari kadar air sebenarnya atau kadar air palsu. (Hargono, 1992) Mekanisme kerja pada percobaan ini mula-mula dibilas dengan air tabung penampung dan kondensor dan dikeringkan, ini bertujuan agar tidak adanya air didalam alat tersebut. Kemudian simplisia cabe jawa dihaluskan, hal ini bertujuan agar kadar air yang di hasilkan lebih akurat, semakin kecil ukuran bahan yang akan di destilasi jumlah rendemen air yang dihasilkan semakin banyak. Sebanyak 25 gram simplisia tersebut dimasukan ke dalam labu bundar. Kemudian di tambahkan toluena yang telah dijenuhkan dengan air. Toluen merupakan senyawa anhidrat yang dapat menyerap air, sehingga ketika toluen belum jenuh dengan air, toluen akan menyerap air yang dikandung simplisia. Hal ini yang akan menghasilkan kadar air palsu dalam destilasi azoetrop, dan hasilnya akan lebih kecil dari kadar air sebenarnya. Baca lebih lajut Tabel 5.11 Hasil Penetapan Kadar Abu Larut Dalam Air 5.6 Destilasi Minyak Atsiri Bahan penelitian adalah rimpang laos Alpinia galanga yang diperoleh dari desa pelaosan, Magetanyang pad[r] Baca lebih lajut Jika minyak atsiri memiliki kandungan hidrokarbon tidak beroksigen dalam jumlah besar dan stearoptena dalam porsi keci, maka kegunaannya lebih diutamakan sebagai pemberi bau yang spesifik atau perancah (flavoring), sedangkan jika minyak atsiri mengandung lebih banyak senyawa dari golongan hidrokarbon, alcohol, keton, fenol, ester dari fenol, oksida, dan ester, lebih memungkinkan untuk digunakan sebagai obat, karena secara teori diketahui bahwa semua senyawa itu memiliki gugus aktif yang berfungsi melawan suatu jenis penyakit (Agusta,2000). Baca lebih lajut Lampiran 1 Data Penetapan dan Perhitungan Kadar Minyak Atsiri Cengkeh Tabel 3.. Lampiran 2 Penentuan Indeks Bias Hasil minyak Bunga Cengkeh = 1,551.[r] Baca lebih lajut |