Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan

Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan percikan api yang kuat dan tepat untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar. Secara umum komponen sistem pengapian terdiri dari baterai, kunci kontak, koil, distributor, kabel tegangan tinggi dan busi. Di dalam distributor terdapat beberapa komponen pendukung lainnya yaitu kontak pemutus (atau pulse generator pada sistem pengapian elektronik), kondensor, cam, vakum dan sentrifugal advancer.

Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan

Komponen sistem pengapian

Fungsi dari masing-masing komponen system pengapian adalah 1) baterai sebagai sumber arus, 2) kunci kontak untuk menghidupkan dan mematikan system pengapian, 3) koil untuk menaikan teggangan baterai menjadi tegangan tinggi di atas 10000 volt. Tegangan tinggi pada kumparan sekunder terjadi karena jumlah kumparan sekunder jauh lebih banyak dari kumparan primer, 5) distributor berfungsi untuk mendistribukan tegangan tinggi dari koil ke tiap busi sesuai dengan urutan penyalaannya, 6) kabel tegangan tinggi berfungsi untuk menghantarkan tegangan tinggi dari koil sampai ke busi, 7) busi berfungsi untuk meloncatkan bunga api.

Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan

Detail komponen system pengapian

Kontak pemutus (platina) berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus ke kumparan primer koil. Lamanya arus mengalir ke kumparan primer terjadi selama kontak pemutus tertutup. Sudut yang terbentuk pada cam di mana kontak pemutus dalam keadaan tertutup disebut sudut dwell. Kondensor berfungsi untuk mengurangi percikan bungan api pada kontak pemutus akibat adanya induksi diri kumparan pada primer. Cam berfungsi untuk mendorong tumit kontak pemutus sehingga bisa terbuka dan tertutup kembali oleh pegas. Vakum dan sentrifugal advancer berfungsi untuk memajukan atau memundurkan saat pengapian sesuai dengan putaran dan beban mesin. Saat pengapian (ignition timing) pada suatu motor bensin adalah saat di mana busi memercikan bungan api dengan tepat pada akhir langkah kompresi untuk memulai pembakaran di dalam ruang bakar.

Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan

Diagram pembakaran pada motor bensin

Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan

Pemajuan saat pengapian

Pembakaran pada motor bensin diawali dengan pecikan bungan api pada busi (titik 1) sekitar 100 menjelang titik mati atas (TMA = TDC) pada akhir langkah kompresi. Pembakaran dimulai pada titik 2 dengan mulai terjadinya perambatan api dan pembakaran maksimum terjadi di sekitar 100 setelah TMA Proses pembakaran di dalam ruang bakar membutuhkan waktu yang relative konstan baik pada putaran lambat maupun tinggi. Oleh karena itu, pada putaran tinggi saat pengapian harus dimajukan untuk memenuhi waktu pembakaran sehingga tekanan maksimum pembakaran tetap berada sekitar 100 setelah titik mati atas baik pada putaran rendah maupun tinggi.

SISTEM PENGAPIAN

 

A.      Pengertian Sistem Pengapian

Pembakaran campuran bahan bakar udara yang dikompresikan terjadi di dalam silinder.Daya diperoleh dari pemuaian gas pembakaran tersebut. Sistem pengapian merupakan sumber bunga api yang menyebabkan ledakan campuran bahan bakar udara tersebut. Tujuan penggunaan sistem pengapian pada kendaraan adalah menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.

Berfungsi untuk menghasilkan loncatan bunga api listrik di ruang bakar sesuai waktu pembakaran     ( timing ignition ) dan urutan pengapian ( firing order ) untuk proses pembakaran yang dikompresikan didalam selinder.

Agar hasil yang diperoleh dalam sistem pengapian yang sempurna, maka rangkian ini harus memenuhi beberapa kriteria antara lain sebagai berikut:

1.             Dapat merubah tegangan rendah menjadi tegangan tinggi.

2.             Dapat beroperasi dengan dengan sumber tegangan yang berbeda (tegangan battery atau altentor).

3.             Dapat megalirkan tegangan tinggi ke busi-busi sesuai dengan urutan pengapian.

4.             Waktu pembangkit tegangan tinggi harus tepat sesuai dengan putaran mesin.

a. Sistem pengapian :

1)      Berdasarkan sumber tenaga listriknya :

(1)   Pengapian battery ( DC )

(2)   Pengapian magneto ( AC )

2)   Berdasarkan sistem dan  komponennya :

a)    Pengapian konvensional (contact point/platina)

(1) Pengapian transistor

(2) Pengapian Capasitor

(3) Pengapian Full Electronic (Electronic Spark Advance)

Sistem Pengapian  Batery Adalah pengapian yang sumber tenaga listriknya dari battery, yang kemudian tegangan battery yang rendah akan dirubah oleh sistem pengapian menjadi tegangan tinggi ( 15 – 20 kv

a.       Sistem Pengapian Battery

Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


Gambar.5 Sistem Pengapian Battrey

(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012)

a.       Sistem Pengapian  Magneto

dalah pengapian yang sumber tenaga listriknya berupa generator AC (spool pengapian AC) yang bertegangan sekitar 130 V ~ 220 V sebagai sumber tegangan primer pada ignition coilnya

Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan

Gambar.6 sistem Pengapian  magneto

(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012)

A.      Fungsi Sistem Pengapian Konvensional

1.    Berfungsi untuk menghasilkan loncatan bunga api listrik di ruang bakar sesuai waktu pembakaran     ( timing ignition ) dan urutan pengapian ( firing order ) untuk proses pembakaran yang dikompresikan didalam selinder.

2.    Fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan adalah menyediakan percikan bunga api listrik pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine pada akhir langkah kompresi.

a.             Komponen – komponen Sistem Pengapian

Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


Gambar 7. Rangkian Sistem Pengapian Konvensional

Sumber. Google Komponen-Komponen Sistem Pengapian 9-2-2012

1)             Baterai (Battery)

a)        Sebagai sumber arus listrik dengan tegangan rendah (12 Volt).

2)              Kunci Kontak (Ignition Switch)

a)        Untuk memutus atau menghubungkan arus listrik dari baterai ke koil.

3)              Koil (Ignition Coil)

a)        Menaikkan tegangan dari 12 Volt tegangan battery menjadi tegangan tinggi yang besarnya 10.000 – 20.000 Volt.

4)              Kontak pemutus/platina (breaker point)

a)      Untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer dari baterai ke kunci kontak ke koil sampai ke massa.

5)        Kondensor/kondensator (condensor)

a)        Untuk menyimpan induksi sendiri pada kumparan primer koil yang besarnya 300 – 400 Volt, mencegah percikan bunga api pada platina, serta mempercepat penuhnya arus primer pada saat platina menutup.

6)         Distributor

a)        Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang di hasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada koil ke busi pada tiap- tiap silinder sesuai dengan urutan pengapian.

7)        Bagian- bagian ini terdiri dari:

a)        Cam (nok)

(1)     Membuka breaker point (platina) pada sudut cam shaftt yang tepat untuk masing-masing selinder.

b)        Centrifugal governor advancer

(1)     Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin

c)         Vacuum Advancer

(1)     Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake manifold)

d)        Rotor

(1)     Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh igantion coil ketiap- tiap busi.

e)        Distributor Cap

(1)   Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing- masing selinder.

f)           Kabel tegangan tinggi

(1)     Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari koil ke busi

g)       Busi

(1)   Memercikkan bunga api listrik di ruang bakar pada akhir langkah kompresi sehingga terjadi pembakaran campuran bahan bakar dan udara.

a.             Syarat-Syarat Pengapian

Ketiga elemen berikut sangat penting untuk operasi engine yang efektif :

1)      Tekanan kompresi yang tinggi.

2)       Saat pengapian yang tepat dan bunga api yang kuat.

3)       Campuran bahan bakar dengan udara yang baik.

b.             Jenis-Jenis Sistem Pengapian

Jenis pengapian pada motor bensin ada 2 yaitu:

1.      Sistem pengapian battery

Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan

 


 Gambar. 8 Sistem Pengapian Battery

(Sumber. PPPGT/VEDC malang)

2. .Sistem pengapian  magneto

Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


Gambar. 9 Sistem Pengapian magneto.

(Sumber. PPPGT/VEDC malang)

C. Komponen-Komponen Sistem Pengapian Konvensional

    Bagian – Bagian Sistem Pengapian Baterai

a.       Battrey

Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan

 Gambar. 10 battery

(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012)

1)      kegunaan

a)      Sebagai penyedia arus listrik atau sumber arus

b)      Menyimpan tenaga listrik dalam bentuk tenaga kimia dan akan dikeluarkan tenaga listrik tersebut jika diperlukan

c)      Terdiri dari beberapa sel, untuk membangkitkan tenaga listrik

d)     Tiap sel, terdiri dari beberapa pelat (lempeng), pemisah (separator) dan elektrolit

a.       Kunci Kontak


Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


 Gambar. 11 Kunci Kontak

(Sumber. PPPGT/VEDC malang)

kegunaan

a)      Sebagai pemutus dan menghubungkan arus litrik.

a.       Koil Pengapian


Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


Gambar. 12 Koil Pengapian

(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012)

1)      kegunaan

a)      Mengubah arus listrik dari 12 V yang diterima dari baterei menjadi tegangan tinggi (12 kv) atau lebih untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada celah busi

b)      Kumparan  primer  dan sekunder digulungkan pada inti besi, hal ini akan menaikkan tegangan yang sangat tinggi melaui induksi elektromagnet/induksi magnet listrik

c)      Kumparan primer terbuat dari kawat tembaga yang relaif tebal (150-300 lilitan), diameter 0,5-1,0 mm

d)     Kuparan  sekunder, terbuat dari kawat  tembaga tipis (15.000-30.000 lilitan, diameter 0,05-0,1mm

e)      Mentransformasikan tegangan baterai menjadi tegangan tinggi ( 5000 – 25.000 Volt )

a.       Kontak Platina


Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


Gambar.13 Kontak platina

(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012)

1)      kegunaan

a)      Memutuskan arus listrik dan menghubungkannya dari kumparan primer coil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder coil

b)      Induksi terjadi pada saat breaker point diputus atau terbuka

c)      Dipasang condenser untuk menghilangkan/mencegah terjadinya loncatan api/bunga api listrik pada breaker point

a.       Kondensor


Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


 Gambar. 14 kondensor

(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012)

1)      Kegunaan :

a)      Mencegah loncatan bunga api diantara celah kontak pemutus pada saat kontak mulai membuka

b)     Mempercepat pemutusan arus primer sehingga tegangan induksi yang timbul pada sirkuit sekunder tinggi

a.       Distributor


Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


Gambar. 15 Distributor

(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012)

1)      Kegunaan :

a)      Mendistribusikan arus tegangan tinggi yang dibangkitkan kumparan sekunder pada ignition coil ke busi pada tiap-tiap silinder sesuai dengan urutan pengapian

b)      Terdiri dari bagian tutup distributor dan rotor .

a.       Gorvernor Advancer


Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


Gambara.16 Gorvernor Advancer

(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012)

1)      Kegunaan :

a)        Memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin

b)        Bagian ini terdiri dari governor weight dan governor spring (pegas governor)


Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


Gamabar. 17 Cara kerja Gorvernor Advancer

(Materi Training Daihatsu Center)


 CARA KERJA :

Pada saat mesin berputar pada putaran tinggi. Maka fly weight akan mengembang berdasarkan gaya centrifugal akibat dari kecepatan berputarnya as distributor.

Pada saat fly weight mengembang akan mendorong cam plate untuk bergeser beberapa derajat mendahului as distributor. Akibatnya Camlobe akan terbawa bergeser dan menyebabkan timing  pembukaan platina menjadi maju.

a.       Vacum Advancer

Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


Gambar . 18 Vacum Advancer

(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012)

1)      Kegunaan :

a)        Untuk memundurkan dan memajukan saat pengapian pada saat beban mesin bertambah atau berkurang

b)        Terdiri dari breaker plate dan vacum advancer yang akan bekerja atas dasar kevakuman yang terjadi di dalam  intake manifold

c)        Untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya beban mesin


Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


Gambar.19 Cara kerja vacuum advancer

(Materi Training Daihatsu Center Smk N 2 Jogjakarta)

  Cara kerja vacuum advancer :

Pada saat beban  rendah atau  menengah, kecepatan  pembakaran rendah karena campuran udara dan bahan bakar kurus. Akibatnya pembakaran campuran udara dan bahan bakar menjadi lambat.

Agar tekanan pembakaran maksimum didapat pada 10o sesudah TMA maka timing pengapian harus dimajukan

a.       Busi


Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


 Gambar. 20 Busi

(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012)

Busi merupakan salah bagian yang terpenting untuk menyalakan bahan bakar yang telah di kompresikan didalam ruang bakar Tingkat panas pada busi harus disesuaikan dengan keadaan kerjamesin,  agar tidak terjadi endapan karbon pada  elektrode yang dapat mengurangi loncatan  api dan output mesin menjadi rendah, juga  busi harus dapat memijar  sendiri,  menyebabkan terjadinya pembakaran pendahuluan (pra-nyala), campuran akan  terbakar sebelum busi memijar.

1)        Kegunaan :

a)         Menyalakan campuran udara-bahan bakar yang telah dikompresikan dalam silinder dengan jalan memberikan loncatan api diantara elektrodanya, dikarenakan induksi tegangan tinggi di dalam ignition coil

b)        Busi menerima tegangan lebih dari 10.000 V, temperaturnya ± 2000°C dengan tekanan ±40 kg/cm2

c)         Busi harus tahan terhadap panas yang tinggi dan daya tahan listrik yang baik

d)        Kerenggangan (gap) antara 0,6-0,8 mm

a.       Warna Busi Setelah di Pakai

1)      Abu-abu muda : Menandakan mesin dalam keadaan baik, tingkat panaas busi tepat.

2)      Warna putih :Menunjukan mesin cenderung terlalu (overhaet) campuran udara dan bensin terlalu kurus, tingkat panas terlalu rendah.

3)      Hitam basah : Minyak pelumas mesin masuk keruang pembakaran melalui silinder dan torak.

4)      Hitam atau kering : Campuran udara dan bensin terlalu kaya, cenderung udara yang masuk lebih sedikit, pembakaran tidak tepat, tingkat panas busi terlalu tinggi.

A.    Perawatan dan Perbaikan Sistem Pengapian

1.      Pemeriksaan Visual Baterai


Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


Gambar 21.   Pemeriksaan  Bagian  Baterai Secara Visual

(Sumber. Google perawatan Bateri 8-2-2012

Bagian-bagian dari baterai yang perlu mendapatkan pemeriksaan

a.              Pemeriksaan secara visual meliputi :

1)      Kotak baterai

Kotak batery sering mengalami kerusakan yang dapat diidentifikasi secara visual, jenis kerusakan kontak bateri antara lain: kotak retak akibat benturan, mengembang akibat overcharging, bocor akibat keretakan atau mengembang.

2)    Sel- sel baterai

Sel batery sering mengalami kerusakan ganguan yaitu: sell yang  mengembang akibat over charging maupun mengkristal dansel yang rontok karena getaran, kualiras yang kurang baik maupun usia baterei

3)   Terminal baterai dan konektor kabel

Terminal baterai dan konektor merupakan bagian baterai yangsering mengalami kerusakan, bentuk kerusakan paling banyak adalah korosi yang disebabkan oleh uap elektrolik bateri maupun panas akibak konektor kendor atau kotor.

4)   Jumlah elektrolit

Jumlah elektrolik perlu diperiksa secara periodik. Bila pengisian berlebihan ( over charging) maka elektronit cepat berkurang karena penguapan berlebihan pemeriksaan jumblah elektronik dapat dilakukan dengan cepat karena kontak dibuat dari plastk tansparan.jumbah elektrolit hatus berada diantara garis Upper Lavel dan Lower Leel.

5)      Kabel Baterai

Kabel  baterai dialiri  arus  yang  sangat  besar, saat  mesin distarter besar arus dapat mencapai 250-500 A, tergantung dari daya motor starter, dengan arus sebesar itu kabel akan panas, panas kabel menyebabkan sifat elastis kabel menurun, isolator mudah pecah dan terkupas, hal ini terjadi terutama pada isolator dekat dengan  terminal bateri

6)       Pemegang Baterai

Pemegang baterai harus dapat mengikat baterai dengan kuat agar goncangan baterai  dapat dihindari, sehinga usia bateri dapat lebih lama. Gangguan pada pemegang beteri antara lain. Kendor akibat mur pengikat karat untuk itu lindungi mur dengan mengoleskan vaselin/grease.

7)      Perawatan Pada Koil Pengapian

Seperti kita ketahui bahwa koil merupakan suatu alat yang menaikan tegangan batery menjadi tegangan tinggi, maka koil sekiranya harus dirawat dan perbaiki apabila koil ingin tetap bekerja secara baik. Maka untuk merawat koil antara lain sebagai berikut:

a.       Pastikan sambungan atau isolator yan berkaitan pada koil itu benar-benar kencang dan rapat, agar terhindar dari konslekting yang timbul secara tiba-tiba.

b.      Jangan biarkan koil terlalu panas, karna akan mengakibatkan koil cepat rusak.

c.       Gunakanlah koil sesuai dengan kondisi kapasitas listrik yang dibutuhkan, agar koil awet.

d.      Periksa tegangan pada masing-masing terminal pada koil, sesuaikan dengan spek dari masing-masing terminal.

1)      Periksa Menggunakan Ohm meter, ukur tahanan antara terminal (+) dan terminal (-)

a)      Tahanan pada koil primer :

(1)      Dingin : 1,35 – 2,09 Ω

(2)      Panas : 1,17 – 2,46 Ω

2)      Menggunakan Ohm meter, ukur tahanan antara terminal B dan terminal tegangan tinggi

a)      Tahanan pada koil sekunder

(1)   Dingin : 8,5 – 1,3 kΩ

(2)   Panas : 1,05 – 1,52 kΩ

1.      Perawatan Pada Platina

Platina ialah suatu  komponen yang memberikan percikan bunga api sehinga awalnya terbentuknya sistem pengapian yang diteruskan ke busi sesuai dengan urutan pengapiannya masing-masing. Maka perawatan yag harus dilakukan dalam paltina ini antara lain sebagai berikut:

Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


 Gambar.22 Penyetelan Platina

(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012)

a.       Bersihkanlah secelah atau permukaan platina setelah melakukan perjalan jauh.

b.      Hindarkan platina dari debu atau kotoran-kotoran .

c.       Ganti platina apabila dirasa kontak platinanya udah aus.

1.      Kabel Tegangan Tinggi

Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


Gambar. 23 Kabel tegangan tinggi

(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012)

Kabel tegangan tinggi merukan suatu alat penerus untuk meneruskan suatu arus dari distributor cap kebusi-busi sesuai dengan urutan pengapiannya. Maka perawatan yang harus dilakukan pada kabel tegangan tinggi ini antara lain sebagai berikut antara lain sebgai berikut:

a)      Jangan biarkan kabel tergores atau terkelupas, apabila terkelupas atau tergores maka gantilah kabel tersebut.

b)      Ukurlah sekali-sekali tegangan pada kabel agar arus bisa mengalir dengan baik. Tegangan maximum kabel 25 ohm perkabel.

1.      Perawatan pada Busi

Busi merupkan suatu alat yang pertama kali yang memmercikan bunga api pada ruang bakar selinder. Maka perawatan pada busi antara lain sebagai berikut:

a.       Bersihkan busi dengan Menggunakan alat pembersih busi atau sikat kawat dan pembersih busi (spark plug cleaner) bersihkan busi.

b.      Periksa busi dari keausan elektrodanya, kerusakan ulir dan sekitarnya.Jika busi tidak normal, lakukan penggantian.

c.       Ukur celah busi sesuai dengan standar pabrik, biasanya antara 0,70-0,80 mm

B.     Cara Kerja Sistem Pengapian

1.      Saat kunci kontak ON Platina menutup


Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


 Gambar. 24 Cara Kerja Sistem Pengapian

(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012)

a.              Cara Kerja

Apabila kunci kontak diONkan, maka arus dari + baterai – K.K – Kumparan primer coil – Platina – Masa. Pada saat ini terjadi pembentukan medan magnet pada inti coil.

1.      Saat kunci kontak ON Platina Membuka


Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


Gambar. 25 Cara Kerja Sistem Pengapian

(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012)

a.         Cara Kerja

Pada saat ini terjadi pemutusan arus listrik secara tiba-tiba oleh terbukanya platina, Akibatnya :

1)        Pada kumparan sekunder timbul arus induksi dengan tenaga+10.000 – 20.000 V dan ditruskan ke busi sesuai dengan FO.

2)         Pada kumparan primer timbul induksi sendiri dengan tenaga 300 – 400 V. arus ini lalu mengalir dan disimpan sementara dalam kondensor. Apabila platina menutup maka muatan listrik dalam kondensor akan mengalir kerangkaian arus primer secara penuh. Demikian platina dibuka kembali, maka arus induksi yang terjadi pada kumparan sekunder cukup besar.

1.      Cara Kerja Koil Dengan Menggunakan Resistor


Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


Gambar. 26 Cara Kerja Koil Dengan Menggunakan Resistor

(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012)

a.       Cara Kerja

Pada saat di starter, arus dari baterai lebih banyak mengalir ke motor starter, sehingga tegangan baterai akan drop dan mengurangi arus yang mengalir ke kumparan primer. Akibatnya tegangan tingi secondary coil rendah, bunga api pada busi lemah dan menjadikan mesin sulit hidup.

Guna mencegah kejadian seperti itu, pada saat posisi start arus yang mengalir ke kumparan primer di by pass tanpa melewati resistan, sehingga arus yang mengalir ke kumparan primer mencukupi 

1.      Resistor atau Tahanan


Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian timing sesuai dengan


Gambar. 27 Resistor atau Tahanan

(Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012)

a.       Fungsi resistor :

Koil tanpa rersistor, nilai tahanan gulungan primer besar, sehingga membutuhkan waktu lama agar arus yang masuk ke gulungan primer mencukupi untuk pembentukan medan magnet.

Koil yang dilengkapi dengan resistor, nilai tahanan pada gulungan primer menjadi lebih kecil akibatnya arus yang masuk ke gulungan primer dapat segera mencukupi untuk pembentukan medan magnet.

A.    Trouble Shooting Sistem Pengapian

1.      Jenis-Jenis Ganguguan Pada Sistem Pengapian Konvensional

Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan prose pembakaran diddalam selinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin yang optimal dan pemakian bahan bakar yang hemat. Gangguan sistem pengapian konvensional pada motor bensin paling sering terjadi dibandingkan sistem lainnya.

Berikut akan diuraikan mengenai gejala dari gangguan pada sistem pengapian konvensional beserta dengan kemungkinan penyebab dan cara mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem pengapian konvensional.

Tabel 1. Gangguan-Gangguan pada Sistem Pengapian Konvensional

NO

GEJALA

KEMUNGKINAN PENYEBAB

CARA MENGATASI

1.

Mesin tidak dapat hidup (tidak ada percikan api di busi)

Busi mati atau deposit berlebihan.

Ganti busi atau bersihkan.

Kabel tegangan tinggi bocor berlebihan.

Ganti kabel tegangan tinggi.

Rotor tidak terpasang.

Pasang rotor.

Urutan pengapian tidak benar.

Perbaiki urutan pengapian.

Bersihkan kotorannya.

Platina menutup terus atau membuka terus.

Ganti koil

Ganti kondensator

Konektor kabel lepas

Pasang konektor kabel yang lepas

Kabel putus

Ganti atau perbaiki kabel yang putus

Kontak rusak

Ganti kontak

Mesin sulit hidup (percikan api dibusi kecil)

Deposit (penumpukan kerak) dibusi berlebihan.

Bersihkan atau ganti busi.

Kabel tegangan tinggi bocor.

Ganti kabel tegangan tinggi.

Tutup distributor kotor.

Bersihkan terminal ditutup distributor.

Karbon ditutup distributor hilang.

Pasang karbon atau ganti tutup distributor.

Tutup distributor retak.

Ganti tutup distributor.

Urutan pengapian tidak benar.

Perbaiki urutan pengapian.

Kontak platina kotor.

Bersihkan kontak atau ganti.

Setelan celah platina tidak tepat.

Setel celah platina atau sudut dwell.

Saat pengapian tidak tepat.

Saat setel pengapian

Koil rusak.

Ganti koil.

Terjadi ledakan di knalpot

Busi kotor.

Bersihkan busi atau ganti busi

Platina kotor.

Bersihkan platina atau ganti.

Saat pengapian terlalu mundur.

Stel saat pengapian.

4.

Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas dilepas

Kerja vacum advancer kurang sempurna.

Perbaiki mekanisme vacum advancer.


Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas ditekan

Kerja centrifugal advancer kurang sempurna.

Perbaiki mekanisme centrifugal advancer.

6.

Busi cepat kotor

Pemakaian busi yang tidak tepat

Ganti busi dengan tingkat panas yang tepat.

Platina kotor.

Bersihkan atau ganti platina.

Saat pengapian tidak tepat.

Stel saat pengapian.

7.

Elektroda busi meleleh

Pemakaian tingkat busi yang terlalu panas.

Ganti busi dengan tingkat panas busi yang lebih dingin.


DAFTAR PUSTAKA


  • Sumber. Bahan Ajar/Power Poin Smk N 2 Jogjakarta 2012
  • Sumber. Google perawatan Bateri 8-2-2012
  • Sumber. Google Komponen-Komponen Sistem Pengapian 9-2-2012
  • Sumber. PPPGT/VEDC malang
  • Anonim. 1995. New Step 1 Training Manual. Jakarta : Traning Center,Toyota astra Motor


Page 2