Kitab Tarjuman al- mustafid adalah salah satu karya Syekh abdurrauf Singkel yang membahas

Buatlah 3 pertanyaan yang berkaitan dengan budaya !​

buatlah sejarah nama gugus masing masing minimal 2 paragraftolong dijawab sekarang besok dikumpulkan di sekolah.tq​

Tuliskan kisah nabi muhammad yang mencerminkan sifat tabligh ​

Menurut mu apa definisi dari komunisme dan juga sosialisme??​

*QUIZ*NO NGASALKapan jerman melakukan operasi barbarossa?kapan ibu kota berlin ditaklukkan?​

6. Bagian wajah dari ondel-ondel berupa .... b. a. topeng menyenangkan topeng menyedihkan c. wajah asli dirias seram d. wajah asli dirias cantikbantu … jawab yh​

2. Lagu Ondel-Ondel awalnya ber- tujuan untuk.... a. menjaga keamanan menampilkan hiburan b. c. anaknya menjaga leluhur d. leluhur menjaga anaknyadi b … antu yahh soalny hari senin di kumpulin​

Kondisi politih di hindia belanda pada saat perang dunia 2

Dari tinjauan histories kelahiran orde baru merupakan upaya pemerintah menegakkan pemerintahan yang bersifat

Jelaskan olehmu maksud dari perlindungan hukum, profesi dan keselamatan

6. Bagian wajah dari ondel-ondel berupa .... b. a. topeng menyenangkan topeng menyedihkan c. wajah asli dirias seram d. wajah asli dirias cantikbantu … jawab yh​

2. Lagu Ondel-Ondel awalnya ber- tujuan untuk.... a. menjaga keamanan menampilkan hiburan b. c. anaknya menjaga leluhur d. leluhur menjaga anaknyadi b … antu yahh soalny hari senin di kumpulin​

Kondisi politih di hindia belanda pada saat perang dunia 2

Dari tinjauan histories kelahiran orde baru merupakan upaya pemerintah menegakkan pemerintahan yang bersifat

Jelaskan olehmu maksud dari perlindungan hukum, profesi dan keselamatan

Kualifikasi akademik apa saja yang menjadi syarat untuk menjadi calon peserta ppg, baik bagi mereka yang berasal dari kependidikan maupun non kependid … ikan

Sejumlah isu keorganisasian yang harus dicari solusinya dengan segera pada masa otonomi daerah (skor maks. 30/cpmk 1 dan 6).

Sesuai pasal 41 uu no.14/2005 tentang guru dan dosen, dinyatakan bahwa guru wajib menjadi anggota organisasi profesi yang berfungsi untuk memajukan pr … ofesi, meningkatkan kompetensi, karir, wawasan pendidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan dan pengabdian masyarakat. jelaskan olehmu apa saja kewenangan yang dimiliki organisasi profesi guru untuk melaksanakan fungsi tersebut

sebutkan ulul azmi dan nama² kitab yg 4 itu, dan sebutkan nama² tuhan setiap agama ,serta nama² agama yg ada di indonesia.plis jawab ya ,>•<​

kandungan nilai toleransi di alat tradisional siter​


A.    PENDAHULUAN

Kitab Tafsir al-Qur’an dimanapun adanya selalu memberi kontribusi lebih terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban, termasuk di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan al-Qur’an merupakan ruh kehidupan masyarakat muslim-disamping ia sebagai sumber ajaran. Al-Qur’an tak dapat lepas dari kehidupan. Maka kodifikasi Tafsir al-Qur’an menjadi amatlah penting. Abdul Rauf Singkily, ulama asal Aceh ini telah menulis Kitab Tafsir al-Qur’an bernama Tarjumân al-Mustafîd pada pertengahan kedua abad ke-17 M yang merupakan naskah pertama Tafsir al-Qur’an yang lengkap berbahasa Melayu. Ia diplot sebagai perintis penyusunan kitab tafsir dalam bahasa melayu.

Sebagai putra bangsa sangatlah penting untuk mempelajari, mengkaji, mendalami serta menggali lebih lagi literatur tafsir indonesia, yang dalam kesempatan kali ini penulis mengetengahkan kitab Tarjumân al-Mustafîd karya Abdul Rauf Singkily. Mengingat, siapa lagi yang akan melestarikan kekayaan ilmiah nusantara kalau bukan kita sendiri. Sebab, bila tidak terus dikaji dan digali, bisa saja ia tenggelam dalam kehidupan dan terkubur dalam peti mati sejarah yang panjang.

Sepanjang penelusuran penulis, cukup banyak orang yang telah membahas kitab ini. Diantara yang pernah membahasnya adalah Peter Riddell dalam bukunya yang berjudul “Tafsir Klasik di Indonesia (Studi tentang Tarjuman al-Mustafid karya Abdurrauf Singkily)” dalam Mimbar Agama dan Budaya, Dr. Mafri Amir, MA dalam bukunya yang berjudul “Literatur Tafsir Indonesia”, Ahmad Zaini dalam skripsinya yang berjudul “Mengenal Tafsir Tarjuman Al-Mustafid Karya Abd Al-Rauf Singkel : Analisis terhadap Sumber, Metode dan Corak Tafsir Tarjuman al-Mustafid”, dll.

Paparan yang ada dalam makalah ini adalah kajian beberapa aspek kitab Tarjumân al-Mustafîd yang dimulai dari profil mufasir, data-data filologis, jenis penafsiran (nau’ al-tafsîr), corak penafsiran (laun al-tafsîr), metode penafsiran (thorîqat al-tafsîr), teknik penyajiannya (manhaj al-tafsîr), sampai ciri khas (ikhtishâsh al-tafsîr) dari kitab ini.

B.     PROFIL ABD AL-RAUF SINGKEL

Nama lengkap Abd al-Rauf Singkel adalah Abd al-Rauf bin Ali al- Jawi al-Fansuri al-Sinkili. Sebutan gelarnya yang juga terkenal ialah Teungku Syiah Kuala (bahasa Aceh, artinya Syekh Ulama di Kuala). Ia adalah salah satu diantara empat ulama Aceh yang terkenal, tiga diantaranya adalah Hamzah Fansury, Syamsudin al-Sumatrani dan Nur al-Din al-Maniri . Tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti, akan tetapi menurut Hipotesis Rinkes, Abd al-Rauf al-Singkeldilahirkansekitartahun 1615 M.

Menurut Hasjmi, ayah abd al-Rauf Singkel adalah kakak laki-laki dari Hamzah Fansuri. Namun mengenai hal ini Azra tidak meyakini abd al-Rauf al-Singkel keponakan Hamzah al-Fansuri, karena tidak ada indikasi yang mendukung hal ini. Menurutnya, ada kemungkinan ayah Abd al-Rauf Singkel bukan orang Melayu. Berbeda dengan Daly, ia mengatakan bahwa ayah Abd al-Rauf al-singkel adalah seorang Arab yang telah menikahi seorang wanita Fansur yang bertempat tinggal di Sengkel.

Mengenai latar belakang pendidikannya, tampaknya Abd al-Rauf Singkel telah belajar agama di tanah kelahirannya, terutama pada ayahnya hingga kurang lebih sekitar 1642 M. Lalu ia mengembara ketanah  Arab. Adapun mengenai pengelaman menuntut ilmu, Abd al-Rauf sama dengan mufasir lainnya, dalam menuntut ilmu dia berpindah dari satu tempat ketempat yang lainnya, dari seorang guru ke guru yang lainnya. Abd al-Rauf Singkel pernah belajar diberbagai tempat sepanjang jalur perjalan haji dari Dhuha (Doha) di wilayah teluk Persia, Yaman, Jedda fan akhirnya di Mekkah dan Madinah.Ia memulai studinya di Dhiha, Qatar disini dia belajar dengan Abd al-Qodir al-Mawir.Setelah itu ia lanjutkan ke yaman,Jeddah, Mekah dan terakhir perjalanan Abd al-Raul dalam menuntut ilmu adalah dikota Madina, dikota inilah ia merasa puas karena ia akhirnya menyelesaikan pelajarannya.Dengan bekal ilmu pengetahuan yang cukup, ia terjun kemasyarakat sebagai guru dan mubalig, ia mendirikan lembaga pendidikan (Surau, pesantren) dimuara sungai Aceh agar mudah berhubungan dengan masyarakat mendalam dan berhubungan dengan daerah-daerah serta jaringan luar negri melalui laut.

Karena keluasan ilmunya, ia mudah dikenal. Masyarakatpun cepat terpengaruh karena kesalehannya, hal tersebut berpengaruh positif. Sebagai ulama besar di negaranya ia dapat simpati di hati rakyat, sebagai guru ia adalah tempat bertanya dalam masalah-masalah keagamaan, sabagi mubalig dan sufi, segala petunjuk dan fatwanya dapat diterima, sebagai seorang hakim keputusannya selalu didengar karena adil dan benar, sebagai seorang sufi ia laksana literal. Pembimbing keimanan dan keyakinan rakyat kepada jalan yang benar menurut sunnah. Kududukan yang demikian itu membuat Abd al-Rauf lebih dekat dengan rakyat dan pemerintah.Abd al-Rauf sering yang berjasa besar dalam membina dan mengembangkan ilmu pemgetahuan di Aceh. Pada tahun 1693 M, Abd al-Rauf Singkel pulang kerahmatullah, setelah berjuang dengan segala tenagah dan pikiran untuk memajukan Islam, bangsa dan Negara selama kurang lebih 22 tahun, ia dimakamkan dekat muara sungai Aceh, sesudah beliau meninggal, masyarakat memanggil namanya dengan “Syaikh Kula”.

Guru-guru Abd al-Rauf Singkel, diantaranya:

Amin bin al-Shadiq Mijazi, Muhammad al-Qusyasyi dan Abd Allah bin Muhammad al-Adani, Ibrahim al-Kurani, dll.

Karya-karya Abd al-Rauf Singkel

Abd al-Rauf Singkel adalah seorang penulis yang prolitik, ia telah menghasilkan berbagai karya yang menyangkut berbagai bidang ilmu keagamaan, antara lain fqih, tafsir, kalam, dan tasawuf yang ditulis dalam bahasa Arab maupun bahasa Malayu.

Abd al-Rauf tulisan dalam kitabnya lebih menggunakan bahasa Arab karena ia menyadari bahwa bahasa Melayunya kurang bagus. Karena itu, dia dibantu dua guru bahasa Malayu untuk menulis karya-karyanya dalam bahasa Melayu Sumatra, atau seperti dikatakan dalam Lisan al-Jawiyyah al-Sumatra’iyyah. Abd al- Rauf Singkel seperti gurunnya, al-kurani, menunjukan bahwa tujuan utamanya adalah rekonsiliasi antara syariat dan tasawuf atau dalam istilah sendiri, antara ilm Zahir dan ilm Batin, karena itu ajaran-ajaran yang diusahakan untuk disebarkan diwilayah Melayu-Indonesia adalah ajaran –ajaran yang termasuk dalam neo-sufisme.

Bidang fisiska dan ilmu lainnya

·         Bayan al-arkan (Penjelasan rukun-rukun, Bahasa Malayu)

·         Bidayah al-Baligah (permulaan yang sempurna, Bahasa Malayu)

·         Majmul al-Masa’il (kumpulan masalah, Bahasa Malayu). Kitab ini berisis Tasawuf, seabagian isinya membicarakan aneka ragam pelajaran dan keagamaan yang menyangkut kehidupan beragama. Dll

Di bidang Tasawuf

·         Bayan Agmad al-Masa’il wa al-sifat a- Wajibah li rabb al-Ard wa al- Samawat ( penjelasan tentang masalah –masalah tersembunyi dan sifat-sifat wajiab bagi Tuhan, penguasa langit dan bumi, Bahasa Malayu).

·         Bayan Tajalli (penjelasan tajali, Bahasa Malayu). Penjelasan Abd al-Rauf Singkel engenai dzikir utama yang dibaca di kala skarat al-maut sebagai jawabat atas pertanyaan yang dikatakan orang-orang terhormat.

Di bidang Tafsir

·         Tajuman al-Mustafid bi al-Jawiyy, tafsi ini merupakan tafsir pertama di dunai Islam dalam bahasa Malayu, dll.

Di bidang Hadis

·         Syarah Latif’ Ala Arbai Hadisan li al-Imam al-Nabawiyy (penjelasan terperinci atas kita empat puluh hadis karangan imam Nawabi, Bahasa Malayu). Kitab ini berisikan hadis-hadis yang menyangkut kewajiaban-kewajiban dasar praktis kaum muslim,dll.

                 Sekali lagi, pemilihan Abd al-Rauf Singkel  atas karya ini mencerminkan perhatian yang sungguh besar terhadap kaum muslim yang masih awam, dengan kata lain ia hanya ingin engajak mereka menuju kepada pemahaman yang lebih baik atas ajaran-ajaran Islam.

C.    TELAAH METODOLOGIS

Sebelum membahas telaah metodologis dari kitab Tarjumân al-Mustafîd, ada baiknya kita membahas sejarah dan latar belakang penulisan kitab tersebut.

Sejarah dan Latar Belakang Penulisan Kitab Tarjumân al-Mustafîd

Tafsir ini, menurut Hasjmi, disusun pada masa pemerintahan Safiatuddin. Penyusunan tafsir ini lebih berkaitan dengan inisiatif dan usaha Abd al-Rauf sendiri dan bukan atas permintaan Sultanah Safiatuddin. Karena (sebagai seorang pendidik) Abd al-Rauf ingin mengajarkan ajaran-ajaran al-Qur’an (: Islam) kepada masyarakat.

1.      Sumber Tafsir Tarjuman al-Mustafid karya Abd al-Rauf Singkel

Ketika menganalisa penafsiran al-Qur’an yang digunakan Abd al-Rauf Singkel dalam tafsirnya Tarjuman al-Mustafid. Mengenai sumber penafsiran dapat dinyatakan bahwa tafsir Tarjuman al-Mustafid dapat digilongkan pada tafsir bi al-Ra’yi, ada dua pendekatan yang digunakan dalam m,enafsirkan Tarjuman al-Mustafid. Yang pertama sumber penafsiran yang digunakan adalah ijtihad, hal ini terlihat ketika ia menafsirkan sural  al- Tahrim ayat 11 “Abd Rauf mengatakan bahwa orang yang percaya denga nabi Musa as. Akan disiksa dengan dilubangi kedua tangannya dan kakinya dan ditindih dengan batuh yang besar serta dibuang kedalam panas matahari. Maka oaring yang menyiksa tersebut akan dibalas oleh malaikat.”Yang kedua adalah melalui melalui kutipan dari para ulama. Hal ini sangat mudah ditemui dalam Tarjuman al-Mustafid, biasanya ia menggunakan kata “Fadilah, kata mufassir, kisah dan faedah”. Kata-kata tersebut biasanya menggunakan kurung kerawal (   ), terutama pada “kata mufasir, kisah dan faedah”.

Dengan demikian, penafsiran yang disertai dengan merujukan kepada al-Qur’an dan hadis serta di dukung dengan mengkutip pendapat para ulama yang dapat dipertanggung jawabkan keabsahaannya, maka tafsir Tarjuman al-Mustafid dapat dikelompokkan kedalam tafsir bi al-Ra’yi.

Adapun ulama yang sering dikutip oleh Abd al-Rauf Singkel sebagai sumber penafsiran tafsir Tarjuman al- Mustafid adalah al-Khazim, al-Baidhawi, al-Baghawi dan kitab Manafi al-Qur’an.

2.      Data-data Filologis

Kondisi fisik Tarjumân al-Mustafîd di perpustakaan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:

1.      Cover: warna hijau

2.      Jumlah kitab: 1

3.      Jumlah jilid: 1

4.      Kondisi kitab: baik

5.      Bentuk: al-Qur’an ditengah dengan halamannya dan dijadikan 2 juz

6.      Penerbit: Dâr al-Fikr, Beirut

7.      Tahun terbit: 1410 H/1990 M

8.      Tulisan cover:

القران الكريم و بهامشه ترجمان المستفيد و هو الترجمة الجاوية للتفسير المسمى انوار التنزيل و اسرار التأويل للامام القاضى ناصر الدين ابي سعيد عبد الله بن عمر بن محمد الشيرازي البيضاوي بقلم عبد الرؤوف الجاوي

9.      Muhaqqiq dan musahhih: Ahmad Fathoni, Idris Kelantany, dan Daud Fathany

10.  Halaman belakang: terdapat doa Khotm al-Qur’ân

11.  Daftar isi: akhir juz pertama dan akhir juz kedua

3.      Metode tafsir Tarjuman al-Mustafid

Mengenai metode penafsiran, Abd al-Rauf Singkel menggunakan metode ijmali, yaitu dengan menjelaskan makna ayat-ayat al-Qur’an secara global.Hal tersebut kita dapat melihat ketika beliau menafsirkan surah al-Falaq dan surah an-Nas.

Dalam penafsiran surah al-Falaq, Abd al-Rauf Singkel  sebelumnya menjelaskan letak turunya al-Falaq di Mekah dan Madinah, menjelaskan jumlah bilangan ayat, fadilah membaca suraj al-Falaq ia juga menampilkan asbab al-Nuzul, dan didlam penafsiran surah al-Falaq terlihat ia menafsirkan secara ijtimali (global).

Contoh penafsiran QS al-Nas

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ مَلِكِ ٱلنَّاسِ إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ مِن شَرِّ ٱلْوَسْوَاسِ ٱلْخَنَّاسِ ٱلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ

“Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. dari (golongan) jin dan manusia.

Dalam penafsiran surah al-Nas Abd al-Rauf Singkel sebelumnya mengungkapkan letak turun surah al-Nas di Mekah dan Madinah, menjelaskan jumlah bilangan ayat, fadialah membacanya.Dikutip dari tafsir al-Baidawi.Di samping itu ketika menafsirkan surah al-Nas terlihat bahwa Abd al-Rauf Singkel tidak lebih hanya menerjemahkan saja kedalam Bahasa Malayu.Dengan dasar pertimbangan tersebut maka tidak salah lagi bahwa metode yang digunakan oleh Abd al-Rauf Singket adalah menggunakan metode ijmali.Ia menggunakan metode ini karena ingin menyajikan secara lengkap dengan mengungkapkan secara singkat, padat dan bahasa yang mudah diahami. Disisi lain, ia hnay menerjemahkan ayat-ayat al-Qur’an saja, hal tersebut dilakuakn dengan tujuan agar tafsir ini dapat dikonsumsi oleh masyarakat awam. Selain itu, Tarjuman al-Mustafid berupaya secara cepat untuk memperkokoh landasan syari’at dikalangan masyarakat awam sebelum mereka diberi pengetahuan tentang pemahaman yang lebih jauh.

4.      Corak tafsir Tarjuman al-Mustafid

Corak yang digunakan Abd al-Rauf Singkel dalam kitabnya Tarjuman al-Mustafid adalah corak ijtima’ atau kemasyarakatan. Diantara contoh yang dapat dikemukakan adalah mengenai pengharaman memakan bagkai, darah, daging babi dan hewan yang disembeli tanpa menyebut nama Allah. Disamping itu ia menyatakan bahwa orang yang memakan barabg tersebut dalam keadaan darurat, maka ia masih dalam keadaan Islam dan tidak ada dosa baginya. Adb al-Rauf Singket menulis pendapatnya tersebut dalam tafsir sebagai berikut

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembeli) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya maka ia tidak keluar sari Islam) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula)melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang.

Hanya yang telah mengharamkan atas kamu memakan bangkai dan darah dan daging babi dan barang yang disembeli atas yang lain dari pada nama Allah SWT. Maka barang siapa membawa ia darurat kepada memakan sesuatu dari pada segalah tersebut itu, maka dimakannya ia pada halnya tiada keluar atas segalag Islam dan tiada ia memalui had mereka itu.  Maka tiada dosa atas pemakan. Bahwasannya Allah ta’ala yang amat mengampuni bagi segala awliyahnnya lagi mengasihani ia akan segala orang yang berbuat taat.

Uraian diatas merupakan solusi yang ditawarkan Abd al-Rauf Singkel terhadap masyarakat yang ketika itu dalam keadaan terpaksa memakan barang-barang tersebut, maka tidaklah mereka keluar dari Islam dan berdosa, asal jangan melampaui batas (had) yang telah ditentukan.

Dalam mengangkat masalah ini dalam tafsirnya, tampah bahwa Abd al-Rauf Singkel ingin memberikan sumbangan pemikirannya walaupun pendapat yang dikemukakannya itu sangat ringkas sekali.Mungkin inilah salah sayu kelebihan dari tafsir ini yang hanya menyajikan penafsiran yang ringkas, padat dan dengan bahasa yang mudah dipahami. Lebih jauh ia ingin berupaya secara cepat memperkokohkan landasan syari’ah dikalangan masyarakat awam sebelum mereka diberi pengetahuan yang lebih jauh.

5.      Kelebihan dan Kekurangan Tafsir Tarjuman al-Mustafid

Kelebihannya diantaranya:

1.      Penjelaskan tueunnya surah

2.      Menyajikan jumlah bilangan ayat

3.      Menyampaikan tentang fadilah pembaca surah dalam al-Qur’an

4.      Menampilkan kisah atau Asbab al-Nuzul dari hadis Nabi saw sebagai pendukung ketika ia menafsirkan

5.      Ikhtilaf Qori dalam bacaan disajikan dengan mengutip para ulama dari ahli Qira’at.

6.      Tafsirnya yang singkat, padat dan bahasa yang mudah dipahami, sehingga mendapat perhatian khusus para ulama

Kekurangan  diantaranya:

1.      Tidak menampilkan sanad dan matan hadis pada fadilah pembaca tersebut yang dikutip oleh tafsir al-Baidawi dan Manafi al-Qur’an sebagai pendukung Tarjuman al-Mustafid

2.      Tidak menampilkan sanad dan matan hadis pada kidah atau asbab al-anuzul

3.      Tafsir yang singkat tidak memberikan wawasan yang luas terhadap pemikiran lebih jauh tentang kandunga al-Qur’an

4.      Tafsir Tarjuman al-Mustafid tanpa penambahan yang dilakukan oleh muridnya (Daud Rumi) hanya terjemahan dari tafsir Jalalain. Hal tersebut, merupakan kebekuan pemikiran dan hilangnya kreativitas keintelektualan Abd al-Rauf Singkel

D.    PENUTUP

KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa;

1.      Tafsir Tarjuman al-Mustafid merupakan tafsir tertua di Indonesia.

2.      Al-Sikily lebih cenderung menerjemahkan perkata dalam tafsirnya. Namun tidak terlepas dari persoalan kehidupan yang terjadi di masyarakat.

DAFTAR ISI



Page 2