Kista di luar rahim apa bisa hamil

Kata dia, banyak tidaknya anak tergantung dari jumlah dan kualitas sel telur yang dimiliki seorang perempuan dan mampu pecah setiap bulannya, sehingga akan dibuahi sel sperma yang memiliki kualitas bagus.

"Yang dibutuhkan adalah sperma dengan kualitas premium," ujarnya dalam diskusi virtual, kemarin, Kamis, 22 April 2021.

Yusuf menyebut ada juga sperma dengan kualitas premium namun ketika ejakulasi, bukannya mengejar sel telur, mereka hanya diam.

"Jadi apakah seseorang dengan kista mungkin punya anak banyak? Mungkin saja karena kemungkinan cadangan sel telurnya juga tetap banyak," pungkas Yusuf.

Adapun menurut catatan medis ada dua kelompok besar kista. Pertama adalah kista ovarium fungsional yang tidak perlu dikhawatirkan karena bagian dari siklus menstruasi. Kedua yakni kista ovarium yang abnormal dan bisa memicu sel kanker.

Kista umumnya tak mengganggu masa awal kehamilan. Bayi di dalam kandungan penderita kista tetap dapat tumbuh dengan baik. Hal ini karena kehamilan terjadi di rahim, sementara kista munculnya di sini indung telur. "Artinya kehamilan akan tetap aman karena tidak dipengaruhi," ujarnya dalam diskusi virtual, kemarin.

Baca juga: Mengenal Kista Ovarium yang Sempat Diidap Aurel Hermansyah, Kini Sudah Hilang

Kendati demikian, Yusuf mengingatkan bahwa kista bisa berpengaruh akibat dari kehamilan yang semakin membesar. Ketika rahim semakin besar, kista akan mengikuti gravitasi sehingga lama kelamaan akan terpuntir atau istilah medisnya torsio. Kondisi ini akan menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa pada ibu hamil.

Torsio merupakan salah satu kondisi gawat darurat yang harus ditangani cepat karena berpotensi mengakibatkan terputusnya aliran darah ke ovarium dan merusak jaringannya. Oleh karena itu, sejak pemeriksaan awal kehamilan, dokter akan menyampaikan risiko torsio bisa terjadi pada usia kehamilan 16 minggu ke atas.

"Kita akan sarankan untuk diangkat pada usia 18-22 minggu," jelasnya.

Oleh karena itu, Yusuf menyarankan bagi yang memiliki kista terutama yang berdiameter 6-8, segera melakukan operasi pengangkatan untuk menghindari terjadinya torsio bahkan pecahnya kista.

Dia juga membantah anggapan bahwa kista ovarium bisa keluar seiring dengan persalinan normal. Dia menuturkan bahwa ketika persalinan normal, serviks agak maju ke depan vagina, namun tidak sampai mengeluarkan rahim. "Hal yang sangat tidak mungkin kista keluar dari vagina," tegasnya.

Menurut dr. Devia Irine Putri, tidak semua kista bisa memengaruhi kesuburan. Dampak pada kemungkinan hamil akan bergantung pada jenis kista yang dialami.

“Kalau kista ovarium fungsional, kistadenoma, dan kista dermoid, umumnya tidak mengganggu kesuburan. Lain halnya dengan kista ovarium, seperti PCOS yg bisa memengaruhi kesuburan,” kata dr. Devia.

Artikel Lainnya: Wajib Tahu, Ini Perbedaan Kanker Ovarium dan Kista Ovarium

Seperti dilansir dari Mayo Clinic, berikut ini adalah dua jenis kista ovarium yang membuat wanita mengalami gangguan kesuburan:

Kista ini terjadi karena adanya endometriosis atau kondisi saat jaringan yang melapisi rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim, seperti ovarium atau saluran tuba. 

Disebutkan di Penn Medicine, endometriosis bisa menyebabkan penurunan kesuburan. Setidaknya, 30 hingga 40 persen wanita dengan endometriosis memiliki masalah kesuburan. 

Sementara itu, melansir Verywell Health, adanya perlekatan dan jaringan parut saat terjadinya endometriosis akan mengganggu proses pembuahan.

Berikut adalah hal-hal yang diketahui maupun dicurigai bisa memengaruhi kesuburan saat wanita memiliki endometriosis:

  • Adanya jaringan berlebih di sekitar ovarium bisa membuat telur sulit masuk ke saluran tuba.
  • Pertumbuhan endometrium pada ovarium membuat ovulasi sulit terjadi.
  • Jika endometrium terbentuk di dalam saluran tuba, sel telur dan sperma tidak bisa bertemu.
  • Kadar hormon human chorionic gonadotropin (hCG) pada penderita endometriosis sangat rendah. Padahal, hormon ini penting untuk mempertahankan kehamilan.
  • Kista endometrium akan menghasilkan bahan kimia dan zat yang memengaruhi kepadatan folikel ovarium dan mengganggu pelepasan telur yang matang.
  • Kista Ovarium Karena Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

PCOS merupakan ketidakseimbangan hormon yang dialami oleh wanita. Kondisi ini bisa membuat wanita memiliki penumpukan kista atau folikel di permukaan ovarium. Selain itu, PCOS merupakan penyebab utama wanita mengalami kemandulan.

Melansir Medical News Today, setiap bulannya, wanita dalam usia subur akan memiliki kista kecil atau folikel yang tumbuh di permukaan ovarium. Melalui bantuan estrogen, folikel bisa menghasilkan sel telur yang matang. Kemudian sel telur yang matang akan dilepaskan oleh ovarium.

Jika wanita mengalami PCOS, ketidakseimbangan hormon tersebut bisa mengganggu perkembangan dan pelepasan telur yang matang. Saat sel telur tidak matang, maka ovulasi dan kehamilan tidak terjadi. 

Selain itu, menurut dr. Devia, penderita PCOS memiliki hormon androgen yang tinggi sehingga dapat mempengaruhi ovulasi.

Apakah orang yang mengidap penyakit kista bisa hamil?

Orang yang punya kista masih bisa hamil. Memang benar ada kista yang memengaruhi kesuburan sehingga lebih sulit untuk merencanakan kehamilan. Namun, ada pula kista yang tidak berdampak pada kesuburan. Sebagian besar jenis kista umumnya tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya.

Kenapa kista bisa menghambat kehamilan?

Pada kondisi ini, kista-kista kecil terbentuk di dalam ovarium akibat tidak adanya ovulasi (pelepasan sel telur). Akibatnya, sel telur tidak bisa dibuahi. Inilah yang menjadi dasar mengapa PCOS adalah penyebab tersering sulit hamil pada wanita.

Apakah kista di rahim bisa hilang?

Tumbuhnya kista terutama di rahim kadang tidak menunjukkan gejala apapun, bahkan bisa hilang dengan sendirinya. Selama kista tidak terlalu besar dan menimbulkan rasa nyeri tak tertahankan, cara menghilangkan kista bisa dilakukan sendiri di rumah. Tak perlu khawatir karena kista pada rahim tidaklah berbahaya.