Kerajaan ini mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan

Kesultanan Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Agung. Sultan Agung dikenal sebagai pribadi yang cakap, berani, dan bijaksana. Beliau juga memiliki cita-cita yang tinggi yaitu ingin menyatukan pulau Jawa di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka jawaban yang tepat adalah B

Kerajaan ini mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan

CD Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at cd.dhafi.link. with Accurate Answer. >>


Kerajaan ini mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan

Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. Prabu Kertabumi
  2. Senapati Ingalaga
  3. Sulthan Hadiwijaya
  4. Sultan Agung Haryakrausuma
Klik Untuk Melihat Jawaban

cd.dhafi.link Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

Kerajaan ini mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan

  1. Sultan Agung Hanyakrakusuma
  2. Panembahan Senopati
  3. Prabu hanyokrowat
  4. Pangeran Benowo
  5. Semua jawaban benar

Jawaban yang benar adalah: A. Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Dilansir dari Ensiklopedia, kerajaan mataram islam mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan?

  1. Sultan Agung Hanyakrakusuma
  2. Panembahan Senopati
  3. Prabu hanyokrowat
  4. Pangeran Benowo
  5. Semua jawaban benar

Jawaban yang benar adalah: A. Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Dilansir dari Ensiklopedia, kerajaan mataram islam mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma.

[irp]

Pembahasan dan Penjelasan

Menurut saya jawaban A. Sultan Agung Hanyakrakusuma adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google.

Menurut saya jawaban B. Panembahan Senopati adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali.

[irp]

Menurut saya jawaban C. Prabu hanyokrowat adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain.

Menurut saya jawaban D. Pangeran Benowo adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan.

[irp]

Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah A. Sultan Agung Hanyakrakusuma.

[irp]

Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.

Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan (A) Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Sebab, pada saat dipimpin olehnya, banyak prestasi besar yang dicapai, anatara lain:

Meluasnya daerah kekuasaan meliputi Jawa – Madura (kecuali Banten dan Batavia), Palembang, Jambi hingga Banjarmasin.

Kegiatan ekonomi bercorak agraris maritime, dengan Mataram sebagai pengekspor beras terbesar pada masa itu.

Mampu melakukan mobilisasi militer secara besar-besaran hingga menundukkan daerah-daerah  di sepanjang pantai utara Jawa dan mampu menyerang Belanda di Batavia sampai dua kali.

Artinya puncak kejayaan / kebesaran / keemasan ketika dipimpin oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma, yang hal ini ada pada pilihan jawaban yang A.

Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan ….

a. Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Penjelasan

  • Maksud soal: puncak kebesaran kerajaan Mataram.
  • Kata kunci: kebesaran.
  • Jawabannya adalah A.

Dalam belajar online kali ini, kata kunci soalnya adalah puncak kebesaran / kejayaan kerajaan Islam Mataram.

Berarti ada pada masa Sultan Agung Hanykrakusuma, karena pada masa ini kerjaan Mataram mencapai banyak prestasi seperti kekuasaan wilayah yang luas, kemudian menjadi pengimpor beras terbesar dll.

Maka jawaban tersebut ada pada pilihan yang A. Berikut ini keterangan di dalam buku paket kelas 9 pada halaman 120:

Kerajaan ini mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan

  • Sedangkan B, C dan D salah.

B salah karena Panembahan Senopati adalah pendiri kerajaan Mataram, maka bukan puncak dari kejayaannya.

C salah, karena Prabu Hanyokrowati adalah putra adri penyembahan senopati, pada masa ini bukan puncak dari kebesaran mataram.

D salah, karena pangeran Benowo adalah raja dari kerjaan Pajang, sedangkan yang ditanya kerajaan Mataram.

Kunci Jawaban

Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan

(A) Sultan Agung Hanyakrakusuma, sebab pada masa pemerintahan beliau Mataram mampu memperluas wilayahnya dan menjadikan sebagai pengekspor beras terbesar.

Kerajaan ini mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan

Jawaban diverifikasi BENAR 💯

Kerajaan ini mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan

Gambar 01. Sultan Agung Hanyokrokusumo

Sultan Agung Hanyokrokusumo (1593 - 1645) adalah raja Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645. Nama aslinya adalah Raden Mas Jatmika, atau terkenal pula dengan sebutan Raden Mas Rangsang. Sultan Agung merupakan putra dari pasangan Prabu Hanyokrowati dan Ratu Mas Adi Dyah Banowati. Sultan Agung naik takhta pada tahun 1613 dalam usia 20 tahun.

Sultan Agung dikenal sebagai salah satu raja yang berhasil membawa kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaan pada 1627, tepatnya setelah empat belas tahun Sultan Agung memimpin kerajaan Mataram Islam. Pada masa pemerintahan Sultan Agung daerah pesisir seperi Surabaya dan Madura berhasil ditaklukan. Pada kurun waktu 1613 sampai 1645 wilayah kekuasaan Mataram Islam meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat. Kehadiran Sultan Agung sebagai penguasa tertinggi, membawa Kerajaan Mataram Islam kepada peradaban kebudayaan pada tingkat yeng lebih tinggi. Sultan Agung memiliki berbagai keahlian baik dalam bidang militer, politik, ekonomi, sosial dan budaya,yang menjadikan peradaban kerajaan Mataram pada tingkat yang lebih tinggi.

Kerajaan ini mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan

Gambar 02. Wilayah Kekuasaan Kerajaan Mataram Islam

Sultan Agung  merupakan penguasa lokal pertama yang secara besar-besaran melakukan perlawanan dengan Belanda yang kala itu hadir lewat kongsi dagang VOC (Vereenigde Ooos Indische Compagnie). Perlawanan Sultan Agung terhadap VOC di Batavia dilakukan pada tahun 1628 dan 1629. Perlawanan tersebut disebabkan karena Sulan Agung menyadari bahwa kehadiran VOC di Batavia dapat membahayakan hegemoni kekuasaan Mataram Islam di Pulau Jawa. Kekuasaan Mataram Islam pada waktu itu meliputi hampir seluruh Jawa dari Pasuruan sampai Cirebon. Sementara itu VOC telah menguasai beberapa wilayah seperti di Batavia. Selain itu, kehadiran VOC akan menghambat penyebaran agama Islam di Jawa yang dilakukan Sultan Agung. Sultan Agung memiliki prinsip untuk tidak penah bersedia berkompromi dengan VOC maupun penjajah lainnya. Namun serangan Mataram Islam terhadap VOC yang berkedudukan di Batavia mengalami kegagalan disebabkan tentara VOC membakar lumbung persediaan makanan pasukan kerajaan Mataram Islam pada saat itu.

Di samping dalam bidang politik dan militer, Sulan Agung juga mencurahkan perhatiannya pada bidang ekonomi dan kebudayaan. Upaya yang dilakukan Sultan Agung antara lain memindahkan penduduk Jawa Tengah ke Karawang, Jawa Barat, di mana terdapat sawah dan ladang yang luas dan subur. Sultan Agung juga meneruskan pendahulunya untuk meletakan dasar perkembangan Mataram Islam dengan memberikan pengajaran dan pendidikan kepada rakyat Mataram Islam sehingga pada masa pemerintahannya, menempatkan ulama dengan kedudukan terhormat, yaitu sebagai pejabat anggota Dewan Parampara (Penasihat tinggi kerajaan). Disampning itu dalam struktur pemerintahan kerajaan didirikan Lembaga Mahkamah Agama Islam, dan gela raja-raja di Mataram Islam meliputi raja Pandita, artinya disamping sebagai penguasa, raja juga sebagai kepala pemerintahan dan kepala agama (Islam)

Selain itu Sultan Agung juga berusaha menyesuaikan unsur-unsur kebudayaan Indonesia asli dengan Hindu dan Islam. Misalnya grebeg disesuaikan dengan hari raya Idul Fitri dan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang saat ini dikenal sebagai garebeg Puasa dan Grebeg Maulud. Selain itu Sultan Agung juga mengenalkan penanggalan tahun saka dan kitab filsafat Sastra Gendhing. Adapun keberhasilan Sultan Agung dalam bdang kebudayaan yaitu dapat mengubah perhitungan peredaran Matahari ke perhitungan peredaran bulan, sehingga dianggap telah menuliskan tinta emas pada masa pemerintahannya. Berkat usaha yang dilakukan oleh Sultan Agung dalam memajukan agama dan kebudayaan Islam, ia memperoleh gelar Susuhunan (Sunan) yang selama ini diberikan kepada Wali.

Kerajaan ini mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan

Gambar 02. Grebeg Maulud

Di lingkungan keraton Mataram Islam, Sultan Agung menetapkan pemakaian bahasa Bagongan yang harus dipakai oleh para bangsawan dan pejabat demi untuk menghilangkan kesenjangan satu sama lain. Kebijakan ini diharapkan dapat terciptanya rasa persatuan di antara penghuni istana. Menjelang tahun 1645 Sultan Agung merasa ajalnya sudah dekat. Dia membangun Astana Imogiri sebagai pusat pemakaman keluarga raja-raja Kesultanan Mataram mulai dari dirinya. Sultan juga menuliskan serat Sastra Gending sebagai tuntunan hidup trah Mataram. Sesuai dengan wasiatnya, Sultan Agung yang meninggal dunia tahun 1645 digantikan oleh putranya yang bernama Raden Mas Sayidin sebagai raja Mataram.

Kerajaan ini mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan

Gambar 03. Astana Imogiri

Sumber Referensi:

De Graaf. 1985.  Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Jakarta: Temprint.

De Graaf. 1986. Puncak Kekuasaan Mataram. Jakarta: Pustaka Grafiti Pers.

Kutoyo, Sutrisno. 1986. Sejarah Ekspedisi Pasukan Sultan Agung ke Batavia. Jakarta: Ditjara Mitra Ditjenbud

09.05/09/08/2021