Kehidupan nenek moyang kita pada zaman prasejarah dapat kita ketahui melalui

Secara sederhana, zaman praaksara diklasifikasikan ke dalam sebuah era di mana manusia belum mengenal tulisan. Bukti-bukti sejarah telah mencatat dan merekonstruksi kehidupan manusia purba dengan cukup kompleks, bahkan di zaman mereka belum mengenal tulisan.

Uniknya, kehidupan zaman purba bisa berjalan apa adanya sampai membentuk sejarahnya masing-masing. Bagaimana cara mereka berkomunikasi? Kapan tulisan diciptakan manusia? Apa bedanya praaksara dan prasejarah? Yuk, kita cari tahu jawabannya.

1. Praaksara dan prasejarah itu serupa tapi tak sama

Kehidupan nenek moyang kita pada zaman prasejarah dapat kita ketahui melalui
ilustrasi hominid purba yang menjadi nenek moyang sapiens (newscientist.com)

Dilansir History, zaman prasejarah bisa diartikan sebagai era yang sangat luas di mana manusia belum memiliki catatan sejarah untuk menggambarkan kehidupan sosialnya, baik itu secara tulisan maupun dokumentasi. Namun, pengertian akan zaman ini mengundang sedikit perdebatan di kalangan ilmuwan dan sejarawan.

Faktanya, manusia purba pun bisa menciptakan sejarah mereka sendiri melalui fosil-fosil mereka yang diteliti di zaman modern. Dengan kata lain, meskipun manusia belum mengenal tulisan, mereka sudah menjadi bagian dari sejarah. Jadi, sebetulnya, konsep "prasejarah" memang masih ambigu dan mengundang perdebatan banyak pihak.

Nah, zaman praaksara atau nirleka dikhususkan pada era di mana manusia belum mengenal tulisan. Secara umum, makna praaksara atau nirleka lebih mudah dipahami karena menandakan kehidupan atau sejarah manusia mulai dari mereka mengenal tulisan sampai ke era purba di saat nenek moyang Homo sapiens masih ada.

2. Tulisan tertua yang dibuat manusia

Kehidupan nenek moyang kita pada zaman prasejarah dapat kita ketahui melalui
salah satu hieroglif tertua (britannica.com)

Kapan pertama kali manusia mengenal tulisan? Sayangnya, tidak ada kepastian mutlak dalam hal ini. Akan tetapi, ilmuwan dan sejarawan telah menemukan banyak bukti berupa hieroglif, tulisan sederhana, dan gambar-gambar yang merepresentasikan maksud atau kode. Usianya juga bervariasi, mulai dari 5 ribu hingga 7 ribu tahun.

Seperti hieroglif yang ditemukan di Mesir, misalnya, usianya diperkirakan mencapai 5.500 tahun karena dibuat pada era Dinasti Naqada (3200 SM). World of History mencatat bahwa hieroglif tua tersebut mungkin ditulis oleh pemburu di batu-batuan besar yang ada di sekitar Sungai Nil. Namun, ilmuwan justru yakin bahwa tulisan atau huruf sudah ada jauh sebelum era Dinasti Naqada di Mesir.

Tulisan-tulisan kuno Ibrani juga ditemukan di beberapa wilayah di Mesir. Dilansir Science News, alfabet atau huruf abjad tertua diciptakan oleh orang-orang Yahudi yang kala itu masih dalam masa perbudakan Firaun Mesir (2000 SM). Penemuan-penemuan tulisan, huruf, dan hieroglif lainnya juga mengindikasikan bahwa manusia mengenal tulisan dalam rentang 5 ribu hingga 7 ribu tahun lalu.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik seputar Sejarah Sriwijaya, Kerajaan Maritim Terkuat!

3. Di zaman praaksara, lukisan sering digunakan sebagai cara untuk berkomunikasi

Kehidupan nenek moyang kita pada zaman prasejarah dapat kita ketahui melalui
salah satu gambar yang diprediksi sebagai lukisan tertua di dunia (news.sky.com)

Seperti yang diulas dalam laman Smithsonian Magazine, manusia purba sudah mengenal lukisan di gua pada 40 ribu tahun lalu. Salah satu gua dengan lukisan tertua di dunia berada di Indonesia, tepatnya di Sulawesi Selatan. Menurut kalkulasi yang dilakukan oleh ilmuwan, lukisan tersebut berusia sekitar 40 ribu hingga 45 ribu tahun.

Di belahan dunia lain, juga ditemukan karya lukisan yang sama dan diyakini berusia lebih dari 30 ribu tahun. Hal ini membuktikan bahwa sebelum tulisan ada, manusia purba sudah menggunakan lukisan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Perkembangan kecerdasan Homo sapiens memang menjadi yang terbaik dalam evolusi.

Meskipun sangat sederhana, lukisan-lukisan tersebut membuktikan bahwa manusia purba hidup secara berkelompok dan bertahan dengan cara berburu. Selain untuk berkomunikasi secara visual, lukisan purba dibuat sebagai makna simbolis bagi beberapa kelompok manusia di zaman praaksara.

4. Manusia sudah mengenal teknologi sederhana di zaman praaksara

Kehidupan nenek moyang kita pada zaman prasejarah dapat kita ketahui melalui
lukisan tentang kehidupan manusia purba di Asia (thinglink.com)

Manusia purba sudah mengenal teknologi sederhana di zaman praaksara. Bahkan orang-orang kuno di Dataran China memiliki banyak suku purba dan bisa berburu cukup efisien. Dilansir China Highlights, berdasarkan studi dan riset, masa kehadiran manusia mula-mula di China diperkirakan sudah ada sejak 1,7 juta tahun lalu.

Sama seperti pembagian pada umumnya, praaksara di Tiongkok dibagi menjadi tiga bagian utama, yakni Zaman Paleolitik, Zaman Neolitik, dan Zaman Perunggu. Nah, sekitar 1,7 juta tahun lalu, penyebaran homo sapiens diperkirakan cukup masif dan juga terjadi di Asia. Manusia purba yang pertama ada di Dataran China dinamakan Yuanmou.

Mereka menghasilkan teknologi sederhana seperti senjata dari batu, pakaian dari kulit hewan, dan bahkan tempat tinggal nomaden yang cukup kompleks. Namun, tulisan di era Tiongkok Kuno baru ada pada zaman Dinasti Shang sekitar 1750 SM. Kala itu, tulisan atau huruf yang ada masih sangat sederhana dan berbeda dibandingkan huruf China modern.

5. Akhir dari masa praaksara

Kehidupan nenek moyang kita pada zaman prasejarah dapat kita ketahui melalui
salah satu tulisan tertua di papirus (sciencemag.org)

Secara umum, zaman praaksara berakhir di saat banyak manusia sudah mengenal tulisan. Mereka sudah mulai menyebarkan banyak informasi melalui tulisan-tulisan sederhana yang saat itu masih ditulis di papirus. Papirus sendiri merupakan kertas kuno yang terbuat dari tanaman (biasanya tanaman air).

Meskipun tidak ada batasan yang jelas mengenai akhir zaman praaksara, kalangan akademisi meyakini bahwa 4 ribu hingga 5 ribu tahun yang lalu merupakan gerbang perbatasan antara zaman praaksara dengan zaman aksara. Saat itu, tulisan dan simbol berupa huruf sudah mulai banyak digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan.

Menarik ketika mempelajari mengenai kehidupan manusia purba di zaman praaksara, era di mana nenek moyang kita belum mengenal tulisan. Sangat kontras dengan saat ini, tulisan bahkan sudah bisa dikembangkan menjadi bahasa dari program komputer.

Baca Juga: 5 Hal yang Tampak Sepele, tapi Mengubah Sejarah Dunia!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Kehidupan nenek moyang kita pada zaman prasejarah dapat kita ketahui melalui

RG Squad, kalian tahu nggak sih kalau manusia yang hidup di zaman prasejarah atau praaksara itu, juga memiliki suatu sistem kepercayaan, lho. Perkembangan ini muncul ketika manusia menemukan peradaban di antara sesuatu yang hidup dan sesuatu yang mati. Dapat dikatakan hidup jika sesuatu tersebut dapat bergerak dan sebaliknya, sesuatu yang dikatakan mati yaitu yang tidak dapat bergerak. Nah, dari perbedaan itulah manusia zaman praaksara ini mulai menyadari bahwa ada suatu kekuatan yang dapat menggerakkan sesuatu yang lainnya, hal itu disebut jiwa. Dari situlah mereka mencoba untuk mendekatkan diri dengan kekuatan-kekuatan tersebut.

Lalu bagaimana ya cara mereka mendekatkan diri? Jadi, dahulu sebelum agama masuk ke dalam kehidupan dan peradaban manusia, masyarakat pra-aksara ini mempercayai kalau pohon-pohon yang besar, mata air, batu dan lainnya itu ada yang menghuninya. Kemudian cara mereka mendekatkan diri dengan mengadakan berbagai macam upacara. Ada yang melakukannya dengan ritual pemujaan, pemberian sesaji, juga upacara-upacara ritual lainnya, banyak deh.

Manusia-manusia pada zaman praaksara ini percaya bahwa para penghuni itu seringkali berdiam di tempat-tempat yang tinggi, dan mereka percaya kalau para roh itu akan turun, maka dari itu mereka kemudian menyediakan tempat untuk berkumpulnya para roh tersebut. Kemudian didirikanlah bangunan-bangunan megalitik, seperti salah satunya menhir.

Kehidupan nenek moyang kita pada zaman prasejarah dapat kita ketahui melalui

Menhir. Sumber: hidupsimpel.com

Baiklah, di bawah ini ada beberapa tahap-tahap sistem kepercayaan manusia purba atau zaman pra-aksara yang perlu kalian ketahui, di antaranya:

1. Roh Nenek Moyang

Kepercayaan terhadap nenek moyang ini diduga muncul pada saat masyarakat zaman pra-aksara masih mengandalkan kehidupan berburu, mengumpulkan, serta meramu makanan. Kepercayaan ini muncul ketika fenomena mimpi saat manusia tidur. Pada saat itu, manusia melihat dirinya berada di tempat yang berbeda dari tubuh jasmaninya. Mereka percaya bahwa tubuh yang berada di tempat lain itu adalah jiwa. Kemudian kepercayaan ini berkembang bahwa jiwa benar-benar telah terlepas dari jasmaninya. Nah, jiwa yang terlepas itu dianggap dapat berbuat sesuai kehendaknya. Berdasarkan hal tersebut, setiap ada pemimpin yang mati, roh atau jiwanya akan sangat dihormati dan dipuja-puja.

2. Animisme

Animisme adalah tahap kelanjutan dari kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Mereka mulai memahami sebab-sebab gejala alam yang terjadi. Setelah mengetahui fenomena sebab gejala alam yang terjadi, mereka kemudian mencari pemecahan masalah atas fenomena tersebut. Nah, atas dasar perkembangan berfikirnya itu, manusia purba menganggap penyebab terjadinya fenomena-fenomena tersebut adalah roh, sebagai penentu dan pengatur alam semesta. Agar manusia purba itu dapat beraktifitas dengan tenang dan aman, mereka melakukan ritual pembacaan doa, pemberian sesaji, bahkan korban.

3. Dinamisme

Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup. Mereka percaya terhadap kekuatan gaib dan kekuatan itu dapat menolong mereka. Kekuatan gaib itu terdapat di dalam benda-benda seperti keris, patung, gunung, pohon besar, dll. Untuk mendapatkan pertolongan kekuatan gaib tersebut, mereka melakukan upacara pemberian sesaji, atau ritual lainnya.

4. Totemisme

Totemisme adalah kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan dipuja karena memiliki kekuatan supranatural. Hewan yang dianggap suci antara lain sapi, ular, dan harimau.

Baca Juga: Pembabakan Zaman Praaksara Berdasarkan Arkeologi

5. Monoisme

Monoisme atau monoteisme adalah tingkat akhir dalam evolusi kepercayaan manusia. Monoisme merupakan sebuah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada tingkat ini, manusia mulai berpikir atas apa yang selama ini dialaminya. Mulai dari pertanyaan siapa yang menghidupkan dan mematikan manusia, siapa yang menghidupkan tumbuhan, siapa yang menciptakan binatang, juga bulan dan matahari. Berdasarkan pertanyaan itu, manusia membuat kesimpulan bahwa ada kekuatan yang maha besar dan tidak tertandingi oleh kekuatan manusia. 

Kehidupan nenek moyang kita pada zaman prasejarah dapat kita ketahui melalui

Wah menarik ya RG Squad, dengan melihat tahapan-tahapan sistem kepercayaan manusia tadi, kita akhirnya tahu bahwa manusia adalah makhluk dengan proses berpikir yang terus berkembang. Tentu saja, semua itu muncul atas dasar rasionalitas manusia dalam merespon fenomena yang terjadi, Squad.

Kalau kamu ingin memelajari materi lain dengan lebih seru, yuk segera tonton video pembelajaran animasi di ruangbelajar!

Kehidupan nenek moyang kita pada zaman prasejarah dapat kita ketahui melalui

Referensi:

Gunawan, Restu, Amurwani Dwi Lestariningsih, dan Sardiman. (2017) Sejarah Indonesia Kelas X Untuk SMA/MA/SMK/MAK. Kurikulum 13 Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sumber Foto:

Williamsaitama, (2020). Menhir [online]. Available at: https://hidupsimpel.com/peninggalan-zaman-praaksara/ (Accessed: 12 November 2020)

Artikel ini diperbarui pada 12 November 2020