Kalimat berisi ajakan pada pantun tersebut terdapat pada larik bernomor

Kalimat berisi ajakan pada pantun tersebut terdapat pada larik bernomor

Materi ini dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar 3.10 Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar.

Bagian ini membahas materi tentang aspek kebahasaan teks pantun. Untuk itu, peserta didik akan diarahkan untuk memahami aspek kebahasaan dalam rangka untuk memudahkan saat mengonstruksi/menyajikan gagasan, perasaan, dan pendapat dalam bentuk teks pantun.

Bahan Bacaan

Sebagai bekal untuk menelaah puisi rakyat ditinjau dari aspek kebahasaan ada baiknya kita cermati dulu paparan berikut!

Aspek kebahasaan yang biasa digunakan dalam puisi rakyat di antaranya adalah berikut ini.

Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberi perintah atau suruhan.

Contoh:

  • Buanglah sampah pada tempatnya!

Kalimat saran

Kalimat saran adalah kalimat yang berisi tentang saran kepada orang lain untuk kebaikan orang lain (sebaiknya, seyogyanya).

Contoh:

  • Sebaiknya kau pikir dahulu!
  • Demi keputusan yang tepat!

Kalimat ajakan

Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk melakukan suatu perbuatan (ayo dan mari).

Contoh:

  • Marilah kita jaga agar lestari!

Kalimat seru

Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang, dan sedih (alangkah, betapa, dan bukan main).

Contoh:

  • Alangkah indahnya alam Indonesia ini!
  • Wahai, pemuda Indonesia teruslah berjuang melestarikan budaya kita!

Kalimat larangan

Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan kegiatan (jangan, hindari, tidak boleh, dilarang).

Contoh:

  • Janganlah berprasangka buruk kepada sesama!

Kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat

Kata penghubung tujuan

Merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu acara atau tindakan (supaya, untuk, agar, dan guna).

Kata penghubung sebab (kausal)

Menjelaskan bahwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab tertentu (sebab, sebab itu, karena, dan oleh karena itu).

Kata penghubung akibat

Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab peristiwa lain. Konjungsi yang dipakai adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.

Kata penghubung syarat

Konjungsi syarat yang menjelaskan suau hal bisa terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi, atau dijalankan. Contoh kata yang digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.

Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk

Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu subjek dan satu predikat.

Contoh :

Kalimat majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek atau predikat. Kalimat majemuk terjadi dari penggabungan dua kalimat dasar atau lebih.

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat.

Kalimat majemuk hubungan syarat

Ditandai dengan: jika, seandainya, asalkan, apabila, andaikan

Contoh :

  • Jika hidup bermalas-malasan, masa depan tak tentu arah.

Kalimat majemuk hubungan tujuan

Ditandai dengan : agar, supaya, biar.

Contoh :

  • Agar hidup tercapai tujuan, hendaklah pemuda rajin belajar.

Kalimat majemuk konsensip

Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh pun

Contoh:

  • Walaupun belajar banyak godaan, tetaplah teguh mencapai harapan.

Kalimat majemuk hubungan penyebaban

Ditandai dengan : sebab, karena, oleh karena

Contoh:

  • Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan sahabat.
  • Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan orang terkasih.

Kalimat majemuk hubungan perbandingan

Ditandai dengan: ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik.

Contoh:

  • Belajar di waktu kecil seperti melukis di atas batu.

Kalimat majemuk hubungan akibat

Ditandai dengan : sehingga, sampai-sampai, maka

Contoh:

  • Dian belajar begitu keras sehingga dapat memenangi olimpiade itu.

Kalimat majemuk hubungan cara

Contoh:

  • Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk hidup.
  • Dengan berpikir cermat generasi muda menggapai asa.

Contoh menelaah pantun dari aspek bahasa

Ambillah kapas menjadi benang

Ambillah benang menjadi kain

Kalau kamu ingin dikenang

Berbuat baiklah dengan orang lain

Penelaahan

Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan kalimat perintah. Larik satu dan larik dua merupakan kalimat berdiri sendiri. Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat (kalau), pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk.

Pada aktivitas ini terdapat juga lembar kegiatan peserta didik (LKPD) yang dapat membantu memberikan pengalaman pembelajaran tentang aspek kebahasaan pantun. Bandingkan jawaban itu dengan kunci jawaban berikut!

LIHAT : LKPD Menelaah Kebahasaan pada Pantun

Kunci Jawaban

  1.  Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan aspek kebahasaan!

Membeli buku di daerah pecinan [1]

Membeli buku lebih dari satu [2]

Janganlah menunda pekerjaan [3]

Hindari menyia-nyiakan waktu [4]

Kalimat berita pada pantun tersebut ditandai dengan nomor [1] dan [2].

Kalimat yang ditandai dengan nomor [3] adalah kalimat larangan.

Kalimat yang ditandai dengan nomor [4] adalah kalimat perintah.

Jawab : A

2.  Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan aspek kebahasaan!

Beli nasi ke tempat Mbak Lulu

Beli pensil ke toko Cak Mamat

Sebaiknya kau pikir dahulu

Demi keputusan yang tepat

Kalimat saran pada pantun tersebut ditandai dengan nomor [3].

Kalimat yang ditandai dengan nomor [1] dan [2] adalah kalimat berita.

Kalimat yang ditandai dengan nomor [4] adalah kalimat berita dengan kata penghubung tujuan (demi).

Jawab : C

3.  Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan aspek kebahasaan!

Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia [1]

Bunga unik tanpa duri [2]

Alangkah indahnya alam Indonesia [3]

Marilah kita jaga agar lestari [4]

Kalimat ajakan pada pantun tersebut ditandai dengan nomor [4].

Kalimat yang ditandai dengan nomor [1] dan [2] adalah kalimat berita.

Kalimat yang ditandai dengan nomor [3] adalah kalimat seru.

Jawab : D

4.  Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan aspek kebahasaan!

Ambillah kapas menjadi benang [1]

Ambillah benang menjadi kain [2]

Kalau kamu ingin dikenang [3]

Berbuat baiklah dengan orang lain [4]

Kalimat perintah pada pantun tersebut ditandai dengan nomor [1], [2],  dan [4].

Kalimat yang ditandai dengan nomor [3] adalah kalimat berita dengan kata penghubung syarat (kalau)

Jawab : B

5.  Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan aspek kebahasaan!

Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia [1]

Bunga unik tanpa duri [2]

Alangkah indahnya alam Indonesia [3]

Marilah kita jaga agar lestari [4]

Kalimat seru pada pantun tersebut ditandai dengan nomor [3].

Kalimat yang ditandai dengan nomor [1] dan [2] adalah kalimat berita.

Kalimat yang ditandai dengan nomor [4] adalah kalimat ajakan.

Jawab : C

6.  Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan aspek kebahasaan!

Ibu pergi membeli baju [1]

Baju dibungkus lalu dibayar [2]

Janganlah engkau kepala batu [3]

Nasihat ibu harus didengar [4]

Kalimat larangan pada pantun tersebut ditandai dengan nomor [3].

Kalimat yang ditandai dengan nomor [1] dan [2] adalah kalimat berita.

Kalimat yang ditandai dengan nomor [4] adalah kalimat saran.

Jawab : C

7.  Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan aspek kebahasaan!

Fatamorgana ternyata semu [1]

Namun indahnya tiada terkira [2]

Patuhilah selalu nasihat ibumu [3]

Agar hidupmu tidak sengsara [4]

Kata penghubung tujuan pada pantun tersebut ditandai dengan nomor [4].

Jawab : D

8.  Perhatikanlah kalimat-kalimat berikut!

Pagi-pagi saya sarapan. [1]

Kalau kamu memiliki cita-cita, hendaklah mau sedikit sengsara [2]

Meski hidup banyak kendala, haruslah kita selalu semangat [3]

Berusaha terus mengajar cita, sambil berdoa dan kerja keras [4]

Kalimat tunggal pada contoh kalimat di atas ditandai dengan nomor [1].

Jawab : A

9.  Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan aspek kebahasaan!

Ikan nila dimakan berang-berang

Katak hijau melompat ke kiri

Jika berada di rantau orang

Baik-baik membawa diri

Kalimat majemuk pada isi pantun tersebut memiliki hubungan syarat (jika).

Jawab : A

10. Perhatikanlah kalimat-kalimat berikut!

Merah warna buah tomat

Membuat sayur jadi nikmat

Mari kita mencari sahabat

Supaya hidup punya manfaat

Larik 3 dan 4 pantun tersebut merupakan kalimat ajakan dengan pola hubungan tujuan (supaya).

Jawab : D

Uraian

  1. Telaahlah pantun berikut untuk membuat pembahasan tentang aspek kebahasaan pada pantun!

Alangkah terang sinar mentari

Tatkala aku tengah di teras

Alangkah senang di hati ini

Tatkala jadi juara kelas

Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan kalimat seru. Larik satu dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri. Larik 3 dan 4 merupakan kalimat seru dengan pola hubungan waktu, pada larik 3 dan larik 4 merupakan keadaan/situasi. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk.

2.  Telaahlah pantun berikut untuk membuat pembahasan tentang aspek kebahasaan pada pantun!

Buanglah sampah pada tempatnya

Jangan membuang di tengah jalan

Kalau kita tidak mau bertanya

Tidak bisa mencapai semua harapan

Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 menggunakan kalimat perintah dan larik 2 menggunakan kalimat larangan. Larik satu dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri. Larik 3 dan 4 merupakan kalimat berita dengan pola hubungan akibat, pada larik 3 dan larik 4 merupakan akibat (Kalau kita tidak mau bertanya akibatnya tidak bisa mencapai semua harapan). Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk.

Demikian, semoga ada manfaatnya.

LIHAT MATERI : Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP Semester Genap

Sumber:

Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 (Edisi Revisi)

Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 (Edisi Revisi)

Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2019.