Materi ini dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar 3.10 Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar. Bagian ini membahas materi tentang aspek kebahasaan teks pantun. Untuk itu, peserta didik akan diarahkan untuk memahami aspek kebahasaan dalam rangka untuk memudahkan saat mengonstruksi/menyajikan gagasan, perasaan, dan pendapat dalam bentuk teks pantun. Bahan Bacaan Sebagai bekal untuk menelaah puisi rakyat ditinjau dari aspek kebahasaan ada baiknya kita cermati dulu paparan berikut! Aspek kebahasaan yang biasa digunakan dalam puisi rakyat di antaranya adalah berikut ini. Kalimat Perintah Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberi perintah atau suruhan. Contoh:
Kalimat saran Kalimat saran adalah kalimat yang berisi tentang saran kepada orang lain untuk kebaikan orang lain (sebaiknya, seyogyanya). Contoh:
Kalimat ajakan Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk melakukan suatu perbuatan (ayo dan mari). Contoh:
Kalimat seru Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang, dan sedih (alangkah, betapa, dan bukan main). Contoh:
Kalimat larangan Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan kegiatan (jangan, hindari, tidak boleh, dilarang). Contoh:
Kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat Kata penghubung tujuan Merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu acara atau tindakan (supaya, untuk, agar, dan guna). Kata penghubung sebab (kausal) Menjelaskan bahwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab tertentu (sebab, sebab itu, karena, dan oleh karena itu). Kata penghubung akibat Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab peristiwa lain. Konjungsi yang dipakai adalah sehingga, sampai, dan akibatnya. Kata penghubung syarat Konjungsi syarat yang menjelaskan suau hal bisa terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi, atau dijalankan. Contoh kata yang digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana. Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu subjek dan satu predikat. Contoh : Kalimat majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek atau predikat. Kalimat majemuk terjadi dari penggabungan dua kalimat dasar atau lebih. Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat. Kalimat majemuk hubungan syarat Ditandai dengan: jika, seandainya, asalkan, apabila, andaikan Contoh :
Kalimat majemuk hubungan tujuan Ditandai dengan : agar, supaya, biar. Contoh :
Kalimat majemuk konsensip Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh pun Contoh:
Kalimat majemuk hubungan penyebaban Ditandai dengan : sebab, karena, oleh karena Contoh:
Kalimat majemuk hubungan perbandingan Ditandai dengan: ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik. Contoh:
Kalimat majemuk hubungan akibat Ditandai dengan : sehingga, sampai-sampai, maka Contoh:
Kalimat majemuk hubungan cara Contoh:
Contoh menelaah pantun dari aspek bahasa
Pada aktivitas ini terdapat juga lembar kegiatan peserta didik (LKPD) yang dapat membantu memberikan pengalaman pembelajaran tentang aspek kebahasaan pantun. Bandingkan jawaban itu dengan kunci jawaban berikut! LIHAT : LKPD Menelaah Kebahasaan pada PantunKunci Jawaban
Kalimat berita pada pantun tersebut ditandai dengan nomor [1] dan [2]. Kalimat yang ditandai dengan nomor [3] adalah kalimat larangan. Kalimat yang ditandai dengan nomor [4] adalah kalimat perintah. Jawab : A 2. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan aspek kebahasaan!
Kalimat saran pada pantun tersebut ditandai dengan nomor [3]. Kalimat yang ditandai dengan nomor [1] dan [2] adalah kalimat berita. Kalimat yang ditandai dengan nomor [4] adalah kalimat berita dengan kata penghubung tujuan (demi). Jawab : C 3. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan aspek kebahasaan!
Kalimat ajakan pada pantun tersebut ditandai dengan nomor [4]. Kalimat yang ditandai dengan nomor [1] dan [2] adalah kalimat berita. Kalimat yang ditandai dengan nomor [3] adalah kalimat seru. Jawab : D 4. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan aspek kebahasaan!
Kalimat perintah pada pantun tersebut ditandai dengan nomor [1], [2], dan [4]. Kalimat yang ditandai dengan nomor [3] adalah kalimat berita dengan kata penghubung syarat (kalau) Jawab : B 5. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan aspek kebahasaan!
Kalimat seru pada pantun tersebut ditandai dengan nomor [3]. Kalimat yang ditandai dengan nomor [1] dan [2] adalah kalimat berita. Kalimat yang ditandai dengan nomor [4] adalah kalimat ajakan. Jawab : C 6. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan aspek kebahasaan!
Kalimat larangan pada pantun tersebut ditandai dengan nomor [3]. Kalimat yang ditandai dengan nomor [1] dan [2] adalah kalimat berita. Kalimat yang ditandai dengan nomor [4] adalah kalimat saran. Jawab : C 7. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan aspek kebahasaan!
Kata penghubung tujuan pada pantun tersebut ditandai dengan nomor [4]. Jawab : D 8. Perhatikanlah kalimat-kalimat berikut!
Kalimat tunggal pada contoh kalimat di atas ditandai dengan nomor [1]. Jawab : A 9. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan aspek kebahasaan!
Kalimat majemuk pada isi pantun tersebut memiliki hubungan syarat (jika). Jawab : A 10. Perhatikanlah kalimat-kalimat berikut!
Larik 3 dan 4 pantun tersebut merupakan kalimat ajakan dengan pola hubungan tujuan (supaya). Jawab : D Uraian
Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan kalimat seru. Larik satu dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri. Larik 3 dan 4 merupakan kalimat seru dengan pola hubungan waktu, pada larik 3 dan larik 4 merupakan keadaan/situasi. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk. 2. Telaahlah pantun berikut untuk membuat pembahasan tentang aspek kebahasaan pada pantun!
Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 menggunakan kalimat perintah dan larik 2 menggunakan kalimat larangan. Larik satu dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri. Larik 3 dan 4 merupakan kalimat berita dengan pola hubungan akibat, pada larik 3 dan larik 4 merupakan akibat (Kalau kita tidak mau bertanya akibatnya tidak bisa mencapai semua harapan). Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk. Demikian, semoga ada manfaatnya. LIHAT MATERI : Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP Semester GenapSumber: Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 (Edisi Revisi) Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 (Edisi Revisi) Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2019. |